Metode Pengumpulan Data Pembahasan

3.7 Jenis Data

Peneliti menggunakan dua jenis data dalam melakukan penelitian ini yaitu: 1. Data Primer Data primer primary data yaitu “data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangansuatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interviu, observasi”.Situmorang dan Lufti, 2014:3 2. Data Sekunder Data sekunder secondary data yaitu “data yang diperolehdikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain”. Situmorang dan Lufti, 2014:3

3.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik, yaitu: 1. Studi Dokumentasi Penulis memperoleh data dengan cara meninjau, membaca, atau mempelajari dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. 2. Wawancara Penulis melakukan wawancara langsung dengan karyawan untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan bidang yang diteliti. Universitas Sumatera Utara 3. Kuesioner Kuesioner merupakan daftar pertanyaan mengenai variabel yang diteliti dalam penelitian ini yang akan di isi oleh responden.

3.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1. Uji Validitas

“Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu alat pengukur dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Situmorang dan Lufti, 2014:86. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut: Jika r hitung r tabel maka pertanyaan tersebut valid. Jika r hitung r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid. Reliabilitas adalah “indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan”. Situmorang dan Lufti, 2014:89 Uji validitas dan reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini dilakukan pada karyawan pelaksana bagian IT sebanyak 19 orang dan keuangan sebanyak 11 orang pada PT. Perkebunan Nusantara III Kantor Pusat Medan diluar dari sampel dengan menggunakan program SPSS 19.0 for Windows, dengan ketentuan df= n-2 dimana n adalah jumlah responden dan tingkat signifikansi sebesar 5. Berdasarkan hal tersebut maka diperoleh besar df= 30 – 2 = 28 dan signifikan sebesar 5 sehingga diperoleh r tabel sebesar 0.361. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.3 Uji Validitas Variabel Lingkungan Kerja X NO PERNYATAAN r hitung r tabel KETERANGAN 1 VAR00001 .387 0.361 Valid 2 VAR00002 .408 0.361 Valid 3 VAR00003 .518 0.361 Valid 4 VAR00004 .385 0.361 Valid 5 VAR00005 .563 0.361 Valid 6 VAR00006 .598 0.361 Valid 7 VAR00007 .761 0.361 Valid 8 VAR00008 .686 0.361 Valid 9 VAR00009 .730 0.361 Valid 10 VAR00010 .780 0.361 Valid 11 VAR00011 .729 0.361 Valid 12 VAR00012 .693 0.361 Valid 13 VAR00013 .762 0.361 Valid 14 VAR00014 .762 0.361 Valid 15 VAR00015 .858 0.361 Valid 16 VAR00016 .673 0.361 Valid 17 VAR00017 .380 0.361 Valid Sumber: Hasil pengolahan SPSS 19.0 2015 Tabel 3.3 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan variabel Lingkungan Kerja X telah valid karena r hitung r tabel. Dengan demikian butir pernyataan dinyatakan valid. Tabel 3.4 Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan Y NO PERNYATAAN r hitung r table KETERANGAN 1 VAR00018 .744 0.361 Valid 2 VAR00019 .708 0.361 Valid 3 VAR00020 .788 0.361 Valid 4 VAR00021 .486 0.361 Valid 5 VAR00022 .648 0.361 Valid 6 VAR00023 .615 0.361 Valid 7 VAR00024 .661 0.361 Valid 8 VAR00025 .617 0.361 Valid Sumber: Hasil pengolahan SPSS 19.0 2015 Universitas Sumatera Utara Tabel 3.4 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan variabel Kinerja Karyawan Y telah valid karena r hitung r tabel. Dengan demikian, pernyataan dinyatakan validdan dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.

2. Uji Relibilitas

Menurut Ghozali dan Kuncoro dalam Situmorang, 2014:80 butir pernyataan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut : 1. Menurut Ghozali jika nilai Cronbach’s Alpha 0.60 maka pernyataan reliabel. 2. Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach’s Alpha 0.80 maka pernyataan reliabel. Tabel 3.5 Uji Reliabilitas Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items ,909 28 Sumber: Hasil pengolahan SPSS 19.0 2015 Pada Tabel 3.5 dengan tingkat signifikansi 5 di ketahui bahwa koefisien alpha Cronbach’s Alpha adalah sebesar 0,909. Ini berarti 0.909 0.60 dan 0.909 0.80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah relibel. Instrumen yang valid dan variabel merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Uji validitas dan reabilitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian atau tidak. Universitas Sumatera Utara

3.10 Teknik Analisis

3.10.1 Analisis Deskriptif

Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai-nilai variabel, baik satu variabel ataupun lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain dan untuk mengetahui nilai dari fenomena yang terjadi pada suatu organisasiperusahaan. Penganalisaan data dilakukan dengan cara menyusun data, mengelompokkannya, kemudian menginterprestasikannya sehingga diperoleh gambaran yang sebenarnya mengenai kondisi perusahaan.

3.10.2 Analisis Regresi Logistik

Regresi logistik digunakan apabila variabel bebas merupakan campuran antara variabel kontinyu metrik dan kategorial non-metrik. Penggunaan regresi logistik tidak mensyaratkan adanya multivariat normal distribution karena tidak perlu asumsi normalitas data pada variable bebasnya Ghozali, 2012:333.

3.10.2.1 Menguji Parameter Secara Silmutan Uji F

Langkah pertama melakukan pendugaan parameter menggunakan Maximum Likelihood Estimation MLE. Hasil pendugaan parameter diuji secara simultan. Prosedur estimasi maksimum likehood dapat digunakan untuk menaksir parameter dan hal ini dilakukan dengan prosedur iterasi untuk mendapatkan nilai parameter Ghozali 2012:336. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL Ghozali 2012:340 Universitas Sumatera Utara

3.10.2.2 Menguji Parameter Secara Parsial Uji t

Kemudian parameter juga diuji secara parsial. Hosmer dan Lemeshowmenyatakan pengujian koefisien � 1 secara parsial didasarkan pada pembakuan pada penduga koefisien regresi yang mengikuti sebaran normal baku Z.

3.10.2.3 Melakukan pengujian kesesuaian model Goodness 0f Fit

Hosmer dan Lemeshow dalam Ghozali 2012:341 goodness of fit menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model tidak ada perbedaan antara model dengan data sehinggamodel dapat dikatakan fit. Jika nilai Hosmer dan Lemeshow signifikan sama dengan atau 0.05 maka Ho ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik.. Sebaliknya jika nilai Hosmer dan Lemeshow Goodness of fit 0.05, maka Ho diterima dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.

3.10.2.4 Cox dan Snell’s R Square

� � Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran � 2 padamultiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 satu sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke’s R square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariaso dari 0 nol sampai 1 satu. Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell’s � 2 dengan Universitas Sumatera Utara nilai maksimumnya. Nilai nagelkerke’s � 2 dapat diinterpretasikan seperti nilai � 2 pada multiple regression. Ghozali 2012:341 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan

PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan berlokasi di jalan Sei Batang Hari No.2 Medan. Sejarah pembentukan perseroan diawali dengan proses pengambil alihan perusahaan-perusahaan perkebunan milik Belanda pada tahun 1958 oleh pemerintah RI yang dikenal sebagai proses nasionalisasi perusahaan perkebunan asing menjadi Perseroan Perkebunan Nusantara PPN. Awal mula yang membentuk perseroan ini berasal dari VN Cultuur Mij’deOekust CMO yang merupakan perusahaan perkebunan belanda yang beroperasi di Indonesia sejak zaman kolonial pada masa pemerintah Hindia Belanda. Langkah awal perseroan ini di wilayah Sumatera Utara di mulai pada tahun 1958 dengan nama Perusahaan Perkebunan Negara Baru Cabang Sumatera Utara PPN Baru setelah mengalami beberapa kali perubahan bentuk usaha dan status badan hukum sejalan dengan Undang-Undang UU dan Peraturan Pemerintah PP yang ada. Pada tahun 1968, PPN tersebut direorganisasikan menjadi beberapa kesatuan Perusahaan Negara Perkebunan PNP yang selanjutnya pada tahun 1974 bentuk hukumnya diubah menjadi PT. Perkebunan Persero. Guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas terhadap kegiatan usaha perusahaan BUMN. Pemerintah telah mencanangkan restrukturisasi BUMN sub Universitas Sumatera Utara sektor perkebunan melalui penggabungan usaha berdasarkan eksploitasi dan perampingan struktur organisasi. Dari program restrukturisasi tersebut telah dilakukan penggabungan 27 BUMN Perkebunan yaitu PT. Perkebunan I samapai dengan XXXII dan I BUMN Peternakan yaitu PT. Bina Mulya Ternak menjadi 14 BUMN Perkebunan Baru yakni PT. Perkebunan Nusantara I sampai PT. Perkebunan Nusantara XIV. Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun 1994, 3 BUMN Perkebunan yang terdiri dari PT. Perkebunan III Persero, PT. Perkebunan IVPersero dan PT. Perkebunan V Persero disatukan manajemen PT. Perkebunan Nusantara III Persero. Selanjutnya melalui Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 1996 tanggal 14 Februari 1996, ketiga perseroan tersebut yang wilayah kerjanya berada di provinsi Sumatera Utara digabungkan menjadi satu perseroan dengan nama PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan yang disingkat dengan PTPN III Persero yang berkedudukan di Medan, Sumatera Utara PT. Perkebunan Nusantara III Persero yang didirikan dengan Akte Notaris Harun Kamil, S.H. No. 36 tanggal 11 Maret 1966 dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C2- 8331.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996 yang dimuat di dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 Tahun 1996, Tambahan Berita Negara NO. 86741996. PT. Perkebunan Nusantara III Persero adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara BUMN Perkebunan yang bergerak dalam bidang usaha Universitas Sumatera Utara perkebunan, pengolahan, dan pemasaran hasil perkebunan. Kegiatan usaha perseroan mencakup usaha budidaya dan pengolahan tanman sawit dan karet. Produk utama perseroan adalah minyak sawit CPO dan Inti Sawit Kernel dan produk hilir karet. Pada saat ini PT. Perkebunan Nusantara III Persero memiliki lahan perkebunan yang didukung dengan pabrik pengolahan untuk masing-masing komoditi. Selain itu, PT. Perkebunan Nusantara III Persero juga memiliki fasilitas pengolahan industri hilir karet. Lahan PT. Perkebunan Nusantara III Persero tersebar di 5 lima daerahTingkat II di provinsi Sumatera Utarayaitu Kabupaten Deli Serdang, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu dan Tapanuli Selatan. Kebun sendiri terdiri dari 102.263,57 Ha tanaman kelapa sawit, 42.318,19 Ha tanaman karet sedangkan kebun PIR Plasma terdiri dari 10.413,14 Ha tanaman kelapa sawit dan 9.150,80 Ha tanaman karet. PT. Perkebunan Nusantara III Persero juga melakukan kegiatan pemasaran komiditi kelapa sawit dan karet didalam dan diluar negeri. Untuk mendukung pemasaran komoditi dan produk yang dihasilkan, seluruh BUMN Perkebunan di Indonesia telah membentuka Kantor Peamsaran Bersama PKB yang berkedudkan di Jakarta, Indonesia dan Indoham-Hamburg di Jerman. Pemasaran komoditi kelapa sawit dilakukakn langsung oleh PT. Perkebunan Nusantara III Persero. Sebagian ekspor karet dilakukan melalui Indoham- Hamburg. Komoditi primer yang dihasilkan PT. Perkebunan Nusantara III Persero seperti minyak sawit,inti sawit dan karet merupakan bahan baku untuk kebutuhan industri lanjutan. Universitas Sumatera Utara

4.1.2 Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan

a Visi PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan Menjadi perusahaan agribisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik b Misi PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan 1. Mengembangkan industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan 2. Memberlakukan karyawan sebagai aset strategis dan mengembangkan secara optimal 3. Menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan imbal hasil terbaik bagi para investor 4. Memotivasi karyawan untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan komunitas 5. Melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berawawasan lingkungan 6. Menjadikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis

4.1.3 Tata Nilai PT. Perkebunan Nusantara III Persero

a. Proaktif Selalu bersikap proaktif, penuh inisiatif, dan sadar akan resiko yang mungkin terjadi b. Kesempurnaan Universitas Sumatera Utara Selalu memperhatikan keunggulan bisnis dan bekerja keras dalam mencapai hasil maksimal sesuai kompetensi perusahaan c. Kerjasama tim Selalu mengutamakan kerjasama tim, agar mampu menghasilkan sinergi optimal dari perusahaan d. Inovasi Selalu menghargai kreativitas dan menghasilkan inovasi dalam metode maupun produk baru e. Bertanggung Jawab Selalu bertanggung jawab untuk setiap keputusan yang diambil maupun tindakan yang dilakukan.

4.1.4 Maksud dan Tujuan Perusahaan

Perusahaan melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya disektor pertanian sub sektor perkebunan dalam arti seluas-luasnya dengan tujuan memupuk keuntungan berdasarkan prinsip perusahaan dan sehat berdasarkan pada azas : 1. Mempertahankan dan meningkatkan kontribusi pendapatan nasional dari sektor perkebunan melalui peningkatan produksi dan pemasaran dari berbagai jenis komoditi perkebunan untuk kepentingan konsumsi dalam negeri sekaligus dalam rangka meningkatkan ekspor non migas. Universitas Sumatera Utara 2. Memperluas lapangan kerja dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat pada umumnya serta meningkatkan taraf hidup karyawan. 3. Memelihara kelestarian sumber daya alam dan lingkunga air, dan kesuburan tanah. Tujuan perusahaan ditentukan berdasarkan Visi, Misi dan Tata Nilai serta faktor strategi perusahaan dalam jangka panjang. Untuk mencapai maksud dan tujuan perusahaan tersebut, maka PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan mau tidak mau, suka tidak suka harus melakukan program perusahaanuntuk menghadapi perdagangan bebas dengan tingkat kompetisi di pengaruhi oleh kemampuan dalam mengelola dan meningkatkan perusahaan. Sebuah perusahaan sadar bahwa untuk bersaing dipasar global ini, harus menunjukan kompetisinya berdasarkan persyaratan pasar, kalau tidak akan mengalami apa yang disebut dengan “konsekuensi seleksi alam” , agar PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan melaksanakan Program Transformasi Bisnis PTB sadar akan tantangan di masa mendatang ini PT. Perkebunan Nusantara III Persero mengambil inisiatif untuk melakukan pembaharuan Program Transformasi Bisnis PTB yang merupakan metode komprehensif yang mampu menuntun dalam melakukan perubahan dan pembaharuan. Perubahan menyeluruh terdiri atas : 1. Transformasi Manajemen Perubahan cara atau pola berpikir para pemimpin perusahaan, sehingga mampu memahami dan mencermati tuntutan perubahan yang ada. Pelaksanaan transformasi manajemen di PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan Universitas Sumatera Utara diawali oleh perumusan baru tentang paradigma bisnis yang selanjutnya disosialisasikan atau diinternalisasikan dalam kehidupan operasional serta menjadi landasan manajemen dalam pengambilan keputusanbisnis sehari-hari. 2. Transformasi Strategi Menetapkan arah dan tujuan dari program pembaharuan dan cara pencapaiannya. Transformasi ini dilaksankan dengan perumusan kembali strategi yang merupakan salah satu komponen dari The Winning Formula atau Strategi Usaha atau Kebijakan Usaha. Untuk mempermudah peaksanaanya, perubahan menerjemahkan The Winning Formulake dalam Business Success Model yang lebih actionable dan berisi ukuran-ukuran keberhasilan Performance Indicators beserta upaya yang strategi Strategi Initiatives untuk mencapainya. 3. Transformasi Struktural Penyesuaian atau perbaikan prasarana infrstruktur organisasi untuk menunjang tercapainya cita-cita perusahaan seperti dirumuskan The Winning Formula dan diterjemahkan ke dalam Business Success Model. Transformasi Struktural terdiri atas : a Penyempurnaan struktur organisasi b Penyerdehanaan Proses c Penyempurnaan Sistem d Pemanfaatan Teknologi Informasi 4. Transformasi Kultural Universitas Sumatera Utara Yaitu di wujudkan dalam bentuk perubahan kebiasaan kerja sistem dan budaya kerja baru. Tujuan dari transformasi kultural adalah membentuk menumbuhkembangkan : 1. Budaya profesional 2. Budaya kewirausahaan 3. Budaya Global 4. Budaya Inovasi

4.1.5 Paradigma Bisnis Baru PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan

a Perubahan, perbaikan, peningkatan metode, dan kinerja adalah suatu keharusan. b Kepuasaan pelanggan menjadi prioritas utama untuk memenangkan persaingan. c Setiap kegiatan bisnis harus menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan. d Perkembangan hubungan industrial yang egaliter berdasarkan keterbukaan, kesetaraan, dan kebhinekaan. e Pengembangan SDM yang terintegrasi untuk membangun kapital insani dan intelektual yang dibutuhkan perusahaan. f Kepemimpinan yang efektif membangun pengaruh melalui kemampuan mengajar, membagi ilmu,membina hubungan baik, dan menjadi panutan. g Penghargaan diberikan kepada karyawan berdasarkan kompetensi dan kinerjanya. Universitas Sumatera Utara h Efektivitas operasional harus didukung oleh struktur organisasi yang sederhana dan dinamis. i Pemanfaatan teknologi sebagai perangkat untuk peningkatan produktivitas kerja dan keunggulan kompetitif. j Keputusan bisnis di ambil berdasarkan fakta dan data yang akurat. k Setiap tugas dan oprasional perusahaan dilaksanakn dengan cepat tanggap, cepat tindak anjut, tuntas, berkualitas, dan penuh tanggung jawab. l Seuruh aktivitas perusahaan harus berorientasi pada peningkatan mutu dan lingkungan.

4.1.6 Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan

Struktur organisasi sangat diperlukan untuk menjelaskan tanggung jawab dengan tegas dari setiap posisi pekerjaan dan hubungan antara posisi dan bagian didalam organisasi. Setiap karyawan akan mengetahui batasan tanggung jawabnya dan juga batasan tanggung jawab pekerjaan dari bagian lain. Dengan struktur organisasi maka karyawan juga akan mengetahui kepada siapa ia harus memberikan laporan dan pertanggung jawaban atas pekerjaannya. Struktur organisasi suatu perusahaan biasanya digambarkan dengan bagan organisasi. Berdasarkan Surat keputusaan Direksi PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan No. 03.7KTPSSR31984, dalam pelaksanaan pencapaian tujuan ditetapkan suatu organisasi yang menyangkut fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari masing-masing pengelola. Struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan adalah struktur organisasi garis dan staff sesuai dengan laju perkembangannya, Universitas Sumatera Utara perusahaan ini mengadakan penambahan kebun dan mengadakan struktur organisasi yang semakin luas. Adapun struktur organisasi PT. Perkebunan Nusantara III Persero Medan. Sumber : PT.Perkebunan Nusantara III, 2014 Gambar 3.1. : Struktur Organisasi 2014 4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Analisis deskriptif pada penelitian ini diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada 37 orang responden karyawan divisi Sumber Daya Universitas Sumatera Utara Manusia PT. Pekebunan Nusantara III Medan. Kuesioner berisikan deskripsi responden dan jawaban atas pertanyaan yang diberikan. Variabel-variabel yang diteliti terbatas sesuai dengan judul skripsi ini yaitu “Pengaruh Karakteristik Individu dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Divisi Sumber Daya Manusia Pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan”. Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah berdasarkan jenis kelamin, umur, pendidikan, masa kerja, dan status perkawinan.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Orang Presentase Pria 33 89,2 Wanita 4 10,8 Total 37 100 Sumber: Hasil pengolahan data primer kuesioner, 2015 Pada Tabel 4.1 terlihat bahwa karateristik responden berdasarkan jenis kelamin adalah 33 orang responden 89,2 berjenis kelamin laki-laki dan 4 orang responden 10,8 berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah karyawan laki-laki lebih dominan dibandingkan dengan karyawan perempuan. Karyawan laki-laki cenderung lebih berkompeten dan mampu menghadapi beban kerja yang lebih besar dibandingkan dengan karyawan perempuan sedangkan karyawan perempuan cenderung lebih rapi, sabar dan teliti dalam menyelesaikan pekerjaan dibandingkan dengan karyawan laki-laki.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia Tahun Jumlah Orang Persentase 21 sd 30 3 8,1 31 sd 40 9 24,3 41 sd 50 20 54,1 Universitas Sumatera Utara 50 5 13,5 Total 37 100 Sumber: Hasil pengolahan data primer kuesioner, 2015 Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa karateristik responden berdasarkaan usia adalah 3 orang responden berusia diantara 21–30 tahun, 9 orang responden berusia diantara 31– 40 tahun, 20 responden berusia diantara 41-50 tahun dan 5 responden berusia 50 tahun.Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa usia karyawan menandakan kematangan serta kesiapan karyawan dalam menilai kinerjanya. Semakin tinggi usia seseorang diharapkan semakin matang pula cara pikir dan bertindaknya. Responden yang terbanyak adalah berusia 41-50 tahun yaitu sebanyak 20 orang atau 54,1 ini menunjukkan bahwa mayoritas usia responden 41-50 tahun yang berarti bahwa karyawan yang dimiliki divisi Sumber Daya Manusia pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan adalah karyawan yang sudah berpengalaman.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah Orang Persentase S1 11 29,7 D3 1 2,7 SMASederajat 17 45,9 SMP 5 13,5 SD 3 8,2 Total 37 100 Sumber: Hasil pengolahan data primer kuesioner, 2015 Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa mayoritas tingkat pendidikan responden yang diteliti dalam penelitian ini adalah SLTASederajat, sebanyak 17 orang atau sebesar 45,9. Kemudian tingkat pendidikan responden Sarjana sebanyak 11 orang atau sebesar 29,7, responden SMP sebanyak 5 orang atau sebesar 13,5, responden SD sebanyak 3 orang atau sebesar 8,2, dan Universitas Sumatera Utara responden terkecil yang berpendidikan D3 sebanyak 1 orang atau hanya sebesar 2,7.Hasil pada tabel terlihat bahwa pada divisi Sumber Daya Manusia PT. Perkebunan Nusantara III Medan lebih banyak memiliki karyawan dengan tingkat pendidikan SLTASederajat dan Sarjana. Dari data diatas disimpulkan bahwa karyawan divisi Sumber Daya Manusia PT. Perkebunan Nusantara III Medan banyak memiliki karyawan yang berpendidikan SMA tetapi memilliki pengalaman terhadap pekerjaan sehingga memiliki masa kerja yang lama di perusahaan.

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja Jumlah Orang Presentase 10 5 13,5 11-20 17 45,9 21-30 12 32,4 30 3 8,2 Total 37 100 Sumber: Hasil pengolahan data primer kuesioner, 2015 Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa karateristik responden berdasarkaan masa kerja adalah 5 orang responden selama 10 tahun, 17 orang responden selama diantara 11–20 tahun, 12 responden selama diantara 21-30 tahun dan 3 responden selama30 tahun. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa mayoritas masa kerja responden 11-20 tahun yang berarti bahwa karyawan yang dimiliki divisi SDM pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan adalah karyawan yang sudah lama bekerja di perusahaan dan berpengalaman.

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan Status Perkawinan Jumlah Orang Presentase Kawin 35 94,6 BelumKawin 2 5.4 Universitas Sumatera Utara Total 37 100 Sumber: Hasil pengolahan data primer kuesioner, 2015 Pada Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa karateristik responden berdasarkaan status perkawinan adalah 35 orang responden sudah menikah dan 2 orang responden belum menikah. Status perkawinan mempengaruhi kinerja karyawan, jika karyawan sudah menikah maka tanggungannya akan lebih besar dibandingkan dengan yang belum menikah.

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert untuk menanyakan lingkungan kerja terhadap kinerjakaryawan divisi Sumber Daya Manusia pada PT. Perkebunan Nusantara III Medan. Variabel Lingkungan Kerja � 2 terdiri dari 17 butir pernyataan 11 fisik dan 6 non fisik dan Variabel Kinerja Y terdiri dari 8 butir pernyataan. Untuk dapat menginterpretasikan nilai rata-rata, maka dipetakan ke rentang skala yang mempertimbangkan informasi interval.

1. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Lingkungan Kerja

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Lingkungan Kerja X 2 Dimensi Penelitian Pernyataan STS TS R S SS Total F F F F F F Fisik 2 5.6 35 94,4 37 100 Non Fisik 35 94,4 2 5.6 37 100 Sumber: Hasil pengolahan data primer SPSS 19.0 for Windows, 2015 Penilaian pernyataan berdasarkan Tabel 4.6 adalah sebagai berikut: Pada pernyataan pertama dimensi fisik lingkungan kerja35 responden 94,4 menyatakan setuju dan 2 responden 5,6 menyatakan ragu-ragu, dan tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat setuju. Hal ini Universitas Sumatera Utara menunjukkan bahwa hampir seluruh karyawan setuju bahwa lingkungan fisiknya telah memenuhi standar namun masih ada yang ragu – ragu dengan hal tersebut Pada pernyataan kedua dimensi non-fisik lingkungan kerja sebanyak 2 responden 5,6 menyatakan sangat setuju dan 35 responden 94,6 menyatakan setuju, hal ini menunjukkan bahwa seluruh karyawan setuju bahwa lingkungan non-fisik perusahaan telah tertata dengan rapi sehingga membuat karyawan nyaman sehingga membuat kinerja semakin membaik. 2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kinerja Karyawan Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Kinerja Karyawan Y Indikator Penelitian Pernyataan TS S Total F F F 1 19 51,4 18 48,5 37 100 Sumber: Hasil pengolahan data primer SPSS 19.0 for Windows, 2015 Pada pernyataan indikator kinerja 18 responden menyatakan setuju bahwa kinerja karyawan sudah baik namun masih ada 19 responden yang menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti bahwa masih banyak karyawan yang tidak setuju bahwa kinerja karyawan divisi Sumber Daya Manusia sudah baik. Universitas Sumatera Utara 4.2.3 Hasil Analisis Regresi Logistik 4.2.3.1Uji Parameter Secara silmutan Uji F Tabel 4.8 Likelihood L Iteration History

a,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients Constant Step 0 1 51,266 ,054 2 51,266 ,054 a. Constant is included in the model. b. Initial -2 Log Likelihood: 51,266 c. Estimation terminated at iteration number 2 because parameter estimates changed by less than ,001. Sumber: Hasil pengolahan data primer SPSS 19.0 for Windows, 2015 Output SPSS memberikan nilai -2logL yaitu dua untuk model yang memasukan konstanta yaitu sebesar 51,266 dan memiliki distribusi � 2 dengan df 36 37-1, walaupun tidak tampak dalam output SPSS nilai -2logL 51,266 ini signifikan pada alpha 10 dan hipotesis nol ditolak yang berarti model hanya konstanta saja tidak fit dengan data. � : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data � 1 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data Universitas Sumatera Utara

4.2.3.2 Uji Parameter Secara Parsial Uji t

Berdasarkan hasil analisis data menggunakan SPSS diperoleh sebagai berikut : Tabel 4.8 Nilai Variabel Variables in the Equation Variabel B S t e p a Jenis_Kelamin -,269 Umur -2,155 Pendidikan -,783 Masa Kerja 2,010 Status_Perkawinan -22,229 Lingkungan Fisik ,274 Lingkungan Nonfisik 2,085 Constant 17,028 a. Variables entered on step 1: jenis_kelamin, umur, pendidikan, masa_kerja, status_perkawinan, lingkungan_fisik, lingkungan_nonfisik. Sumber: Hasil pengolahan data primer SPSS 19.0 for Windows, 2015 Dari hasil analisis diperoleh nilia-nilai koefisien untuk persamaan regresi logistik pada penelitian ini. Persamaan logistik penelitian ini memiliki nilai konstanta sebesar 17,028. Selain itu, dari tabel juga dapat dilihat besar masing-masing koefisien variabel bebas persamaan logistik tersebut, yaitu : a. Variabel Jenis kelamin β1= -.269 Dari nilai ini dapat disimpulkan bahwa jika variabel umur, variabel pendidikan, variabel masa kerja, variabel status perkawinan, variabel lingkungan fisik dan lingkungan non fisik dianggap konstan maka akan menurunkan kinerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara III Medan divisi Sumber Daya Manusia sebesar 0,269. Universitas Sumatera Utara b. Variabel Umur β 2 = -2,155 Dari nilai ini dapat disimpulkan bahwa jika variabel jenis kelamin, variabel pendidikan, variabel masa kerja, variabel status perkawinan, variabel lingkungan fisik dan variabel lingkungan non fisik dianggap konstan maka akan menurunkan kinerja karyawan divisi Sumber Daya Manusia PT. Perkebunan Nusantara III Medan sebesar 2,155. c. Variabel Pendidikan β 3 = -.783 Dari nilai ini dapat disimpulkan bahwa jika variabel jenis kelamin, variabel umur, variabel masa kerja, variabel status perkawinan, variabel lingkungan fisik dan variabel lingkungan non fisik dianggap konstan maka akan menurunkan kinerja karyawan divisi Sumber Daya Manusia PT. Perkebunan Nusantara III Medan sebesar 0,783. d. Variabel Masa Kerja β 4 = 2,010 Dari nilai ini dapat disimpulkan bahwa jika variabel jenis kelamin, variabel umur, variabel pendididkan, variabel status perkawinan, variabel lingkungan fisik dan variabel lingkungan non fisik dianggap konstan maka akan meningkatkan kinerja karyawan divisi Sumber Daya Manusia PT. Perkebunan Nusantara III Medan sebesar 2,010. e. Variabel Status Perkawinan β 5 = -22,229 Dari nilai ini dapat disimpulkan bahwa jika variabel jenis kelamin, variabel umur, variabel pendididkan, variabel masa kerja, variabel lingkungan fisik dan variabel lingkungan non fisik dianggap konstan maka akan menurunkan Universitas Sumatera Utara kinerja karyawan divisi Sumber Daya Manusia PT. Perkebunan Nusantara III Medan sebesar 22,229. f. Variabel Lingkungan Fisik β 6 = .274 Dari nilai ini dapat disimpulkan bahwa jika variabel jenis kelamin, variabel umur, variabel Pendidikan, variabel masa kerja, variabel status perkawinan, dan variabel lingkungan non fisik dianggap konstan maka akan meningkatkan kinerja karyawan divisi Sumber Daya Manusia PT. Perkebunan Nusantara III Medan sebesar 0,274. g. Lingkungan Non fisik β 6 = 2,085 Dari nilai ini dapat disimpulkan bahwa jika variabel jenis kelamin, variabel umur, variabel Pendididkan, variabel masa kerja, variabel status perkawinan, dan variabel lingkungan non fisik dianggap konstan maka akan meningkatkan kinerja karyawan divisi Sumber Daya Manusia PT. Perkebunan Nusantara III Medan sebesar 2,085. Berdasarkan nilai-nilai koefisien hasil analisis tersebut dengan maka didapatkan model persamaan logistik penelitian ini, yaitu : px= 1 1+ � −17,028−0,269 �1−2,155 �2−0,783 �3+2,010 �4−22,229 �5+0,274 �6+2,085 �7 Dengan : px = peluang meningkatkan kinerja X 1 = variabel Jenis Kelamin X 2 = variabel Umur X 3 = variabel Pendidikan Universitas Sumatera Utara X 4 = variabel Masa Kerja X 5 = variabel Status Perkawinan X 6 = variabel Fisik � 7 = variabel Non Fisik Selain itu hasil analisis data juga mengahasilkan nilai odds rasio untuk masing-masing variabel bebas persamaan dan pada tingkat signifikan 10. Berikut ini adalah tabel odds rasio hasil analisis data penelitian : Tabel 4.11 Tabel Odds Rasio Variabel B Sig. ExpB Step 1 a JenisKelamin -,269 ,874 ,764 Umur -2,155 ,053 ,116 Pendidikan -,783 ,061 ,457 Masa Kerja 2,010 ,078 7,463 StatusPerkawinan -22,229 ,999 ,000 LingkunganFisik ,274 ,768 1,315 Lingkungan Non Fisik 2,085 ,052 8,042 Constant 17,028 ,999 24829399,949 Sumber: Hasil pengolahan data primer SPSS 19.0 for Windows, 2015 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan sebagai berikut : a Variabel Jenis Kelamin Exp B = 0,764 Dari nilai ini dapat disimpulkan bahwa jika variabel umur X 2 , variabel pendidikan X 3 , variabel masa kerja X 4 , variabel status perkawinan X 5 , variabel lingkungan fisik X 6 , dan variabel lingkungan non fisik � 7 dianggap konstan maka diketahui bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja. b Variabel Umur Exp B = 0,116 Dari nilai ini dapat disimpulkan bahwa jika variabel jenis kelamin X 1 , Universitas Sumatera Utara variabel pendidikan X 3 , variabel masa kerja X 4 , variabel status perkawinan X 5 , variabel lingkungan fisik X 6 , dan variabel lingkungan non fisik � 7 dianggap konstan maka pengaruh umur terhadap kinerja hanya ssebesar 11,6 dengan tingkat signifikansi 0,053 dari hal ini dapat disimpulkan bahwa apabila semakin tua umur karyawan, maka kinerjanya juga akan menurun. c Variabel Pendidikan Exp B = 0,457 Dari nilai ini dapat disimpulkan bahwa jika variabel jenis kelamin X 1 , variabel umur X 2 , variabel masa kerja X 4 , variabel status perkawinan X 5 , variabel lingkungan fisik X 6 , dan variabel lingkungan non fisik � 7 dianggap konstan maka pengaruh pendidikan terhadap kinerja sebesar 45,7 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,061 dari hal tersebut dapat disimpulkan bahawa semakin tinggi jenjang pendidikan yang dimiliki oleh karyawan maka semakin tinggi pula kinerja karyawan. d Variabel Masa Kerja Exp B = 7,463 Dari nilai ini dapat disimpulkan bahwa jika variabel jenis kelamin X 1 , variabel umur X 2 , variabel pendidikan X 3 , variabel status perkawinan X 5 , variabel lingkungan fisik X 6 , dan variabel lingkungan non fisik � 7 dianggap konstan maka pengaruh masa kerja terhadap kinerja sebesar 74,63 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,078 dari hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin lama seseorang karyawan bekerja maka akan semakin tinggi juga kinerja yang dimiliki oleh karyawan. Universitas Sumatera Utara e Variabel Status Perkawinan Exp B = 0,000 Dari nilai ini dapat disimpulkan bahwa jika variabel jenis kelamin X 1 , variabel umur X 2 , variabel pendidikan X 3 , variabel masa kerja X 4 , variabel lingkungan fisik X 6 , dan variabel lingkungan non fisik � 7 dianggap konstan maka status perkawinan sama sekali tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. f Variabel Lingkungan Fisik Exp B = 1,315 Dari nilai ini dapat disimpulkan bahwa jika variabel jenis kelamin X 1 , variabel umur X 2 , variabel pendidikan X 3 , variabel masa kerja X 4 , variabel status perkawinan X 5 , dan variabel lingkungan non fisik � 7 dianggap konstan maka pengaruh lingkungan fisik terhadap kinerja hanya sekitar 13,15 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,768 berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa lingkungan fisik yang nyaman mempengaruhi tingkat kinerja karyawan namun karena lingkungan fisik karyawan telah terpenuhi dengan baik maka lingkungan fisik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. g Variabel Lingkungan Non Fisik Exp B = 8,042 Dari nilai ini dapat disimpulkan bahwa jika variabel jenis kelamin X 1 , variabel umur X 2 , variabel pendidikan X 3 , variabel lama bekerja X 4 , variabel status perkawinan X 5 , dan variabel lingkungan fisik � 6 dianggap konstan maka pengaruh lingkungan non fisik terhadap kinerja sekitar 80,42 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,052.Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa lingkungan non fisik sangat berpengaruh terhadap kinerja karyawan dimana Universitas Sumatera Utara hubungan yang baik dengan sesama karyawan akan meningkatkan kinerja karyawan.

4.2.3.3 Uji Kesesuaian Model Goodness Of Fit

Uji ini sering disebut juga sebagai uji ketepatan model. Uji ini digunakan untuk mengatahui apakah model regresi logistk sudah sesuai dengan data observasi yang diperoleh. Untuk menilai ketepatan model regresi logistik dalam penelitian ini diukur dengan nilai chi square dengan uji Hosmer dan Lemeshow. Pengujian ini akan melihat nilai goodness of fit test yang diukur dengan nilai chi square pada tingkat signifikansi 10. Adapun model pengujiannya adalah sebagai berikut : � : px = 1 1+ � −17,028−0,269 �1−2,155 �2−0,783 �3+2,010 �4−22,229 �5+0,274 �6+2,085 �7 � 1 : px ≠ 1 1+ � −17,028−0,269 �1−2,155 �2−0,783 �3+2,010 �4−22,229 �5+0,274 �6+2,085 �7 Agar dapat membandingkannya dengan nilai chi square pada uji Hosmer dan Lemeshow, berikut akan diberikan tabel Hosmer dan Lemeshow hasil analisis data penelitian ini : Tabel 4.9 Tabel Hosmer dan Lemeshow Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig. 1 7.635 8 .470 Sumber: Hasil pengolahan data primer SPSS 19.0 for Windows, 2015 Berdasarkan tabel diatas diperoleh bahwa nilai chi square adalah 0,470. Angka tersebut lebih besar dari 0,05, sehingga H diterima. Hal ini berarti model regresi logistik tersebut sesuai dengan data. Universitas Sumatera Utara

4.2.3.4 Cox dan Snell’s R Square

� � Nilai Negelkerke R 2 ini akan menunjukkan seberapa besar variabel- variabel bebas penelitian ini menjelaskan variabel terikatnya. Untuk dapat membandingkannya berikut diberikan tabel nilai Negelkerke � 2 hasil analisa data penelitian : Tabel 4.10 Tabel Negelkerke R 2 Model Summary Cox Snell R Nagelkerke R Step -2 Log likelihood Square Square 1 32.650 a .395 .572 Sumber: Hasil pengolahan data primer SPSS 19.0 for Windows, 2015 Dari tabel diatas diperoleh nilai Negelkerke R 2 adalah 0,572. Ini menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin X 1 , variabel umur X 2 , variabel pendidikan X 3 ,variabel masa kerja X 4 , variabel status perkawinan X 5 , variabel fisik X 6 , variabel nonfisik � 7 mampu menjelaskan variabel kinerja karyawan divisi SDM PT. Perkebunan Nusantara III Medan sebesar 57,2. Bisa dikatakan bahwa variabel-variabel bebas tersebut sudah menjelaskan 60 terhadap variabel terikatnya dan sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model. Universitas Sumatera Utara

4.3 Pembahasan

H 1 . Karakteristik Individu berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja karyawan divisi Sumber Daya Manusia PT. Perkebunan Nusantara III Medan. Karakteristik individu yang terdiri dari jenis kelamin, umur, pendidikan, masa kerja, dan status perkawinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.hal ini sesuai dengan diungkapkan oleh Badeni 2013:9 bahwa karakteristik individu yang bersifat biografis seperti jenis kelamin umur, pendidikan masa kerja, dan status perkawinan dapat menimbulkan perbedaan prilaku terhadap pekerjaan dalam suatu organisasi baik kinerja, loyalitas dan kepuasan kerja. Jenis kelamin berpengaruh sebesar 0,629 dengan signifikansi sebesar 0.874, hal ini berarti jenis kelamin berpengaruh positif terhadap kinerja namun tidak signifikan hal ini disebabkan oleh kemampuan karyawan wanita maupun laki-laki tidak jauh berbeda dalam menyelesaikan beban tugas yang dimiliki. Umur berpengaruh sebesar 2,155 dengan signifikansi sebesar 0,53. Dari hal ini dpat dilihat bahwa semakin tua umur seorang karyawan maka kinerja karyawan tersebut pun akan semakin menurun. Pendidikan juga berpengaruh positif dan signifikan erhadap kinerja dengan pengaruh sebesar 0,783 dna dengan signifikansi sebesar 0,061, dari hal ini ditarik kesimpulan bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan yang dimiliki maka akan semakin tinggi pula kinerja yang dimiliki oleh karyawan. Masa kerja berpengaruh sebesar 2,010 dengan signifikansi sebesar 0,078. Maka disimpulkan Universitas Sumatera Utara bahwa semakin lama masa kerja seseorang maka akan semakin tinggi pula kinerja yang dimiliki, hal ini disebabkan oleh karena semakin lama karyawan bekerja maka karyawan semakin memahami apa yang menjadi tugasnya dalam perusahaan. status perkawinan sama sekali tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. H 2 . Lingkungan Kerja bepengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja karyawan divisi SDM PT. Perkebunan Nusantara III Medan.Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan lingkungan kerja baik fisik maupun non fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, hal ini sesuai dengan diungkapkan oleh Sedarmayanti 2001:1 yang menyatakan bahwa tingginya kualitas lingkungan kerja disuatu perusahaan akan meningkatkan kinerja karyawan. Lingkungan kerja merupakan halyang penting dalam mencipakan kinerja karena tiap karyawan yang bekerja tidak terlepas dari lingkungan. Lingkungan fisik berpengaruh sebesar 0,274 dengan signifikansi sebesar 0,768, hal ini berarti lingkungan fisik mampu mempengaruhi kinerja namun tidak signifikan. Hal ini disebabkan oleh fasilitas lingkungan fisik yang dimiliki telah lengkap dan nyaman. Lingkungan non fisik berpengaruh sebesar 2,085 dengan signifikansi sebesar 0,052. Hal ini berarti lingkungan fisik sangat berdampak signifikan terhadap kinerja karyawan karena komunikasi antar karyawan sangat penting ketika bekerja. Universitas Sumatera Utara H 3 . Karakteristik Individu dan Lingkungan Kerja berpengaruh Positif dan signifikan terhadap Kinerja Karyawan divisi SDM PT. Perkebunan Nusantara III Medan. Hal ini dpat terlihat dari pengaruh variabel karakteristik individu dan lingkungan kerja yang ditunjukan oleh Nagelkerke R Square yang berjumlah sebesar 0,527 atau dengan kata lain kedua variabel bebas berpengaruh sebesar 52,7. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan