Tujuan Pendidikan Multikultural PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

339 kakan bahwa masyarakat multikultural mempunyai beberapa karakteristik yang khas, antara lain sebagai berikut. 1. Masyarakat terbagi dalam segmentasi bentuk kelompok- kelompok latar budaya, subbudaya yang berbeda. 2. Memiliki struktur sosial yang terbagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat nonkomplementer. 3. Kurang adanya kemauan untuk mengembangkan konsensus antar anggota masyarakatnya tentang nilai-nilai sosial yang fundamental. 4. Kurangnya kesadaran mengembangkan konsensus relatif sering menumbuhkan konflik antar kelompok sub-budaya tersebut. 5. Konflik dapat dihindari dan integrasi sosial dapat terjadi, dengan jalan secara relatif menggunakan paksaan ditambah adanya ketergantungan satu sama lain dalam bidang ekonomi. 6. Adanya dominasi politik kelompok satu atas kelompok yang lain Keadaan yang sangat rentan dalam masyarakat multikultural tersebut, perlu dicarikan penyelesaian agar tidak selalu terjadi konflik yang mengarah pada terjadinya disintegrasi.

1. Tujuan Pendidikan Multikultural

Pendidikan multikultural berusaha menolong siswa mengembangkan rasa hormat kepada orang yang berbeda budaya, memberi kesempatan untuk bekerja bersama dengan orang atau kelompok orang yang berbeda etnis atau rasnya secara langsung, menolong siswa untuk mengakui ketepatan dari pandangan-pandangan budaya yang beragam, menolong siswa mengembangkan kebanggaan terhadap warisan budaya mereka, menyadarkan siswa bahwa konflik nilai sering menjadi penyebab konflik antar kelompok masyarakat Savage Armstrong, 1996. Farris Cooper 1994 mengemukakan bahwa tujuan pendidikan multikultural adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk meman- dang kehidupan dari berbagai perspektif budaya yang berbeda dengan budaya yang mereka miliki, dan bersikap positif terhadap perbedaan budaya, ras, dan etnis. Di unduh dari : Bukupaket.com 340 Sementara itu, Banks dalam Skeel, 1995, mengidentifikasi tujuan pendidikan multikultural, adalah: 1 untuk memfungsikan peranan sekolah dalam memandang keberadaan siswa yang beraneka ragam; 2 untuk membantu siswa dalam membangun perlakuan yang positif ter- hadap perbedaan kultural, ras, etnik, kelompok keagamaan; 3 memberi- kan ketahanan siswa dengan cara mengajar mereka dalam mengambil keputusan dan ketrampilan sosialnya; dan 4 untuk membantu peserta didik dalam membangun ketergantungan lintas budaya dan memberi gambaran positif kepada mereka mengenai perbedaan kelompok. Lebih lanjut, pendidikan multikultural dibangun atas dasar konsep yang meluas mengenai pendidikan untuk kebebasan Dickerson, 1993; Banks, 1994; yang bertujuan: 1 membantu siswa mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk berpartisipasi di dalam demokrasi dan kebebasan masyarakat; 2 memajukan kepada kekebas- an, kecakapan, keterampilan terhadap lintas batas-batas etnik dan buda- ya untuk berpartisipasi dalam beberapa kelompok dan budaya orang lain. Melalui pembelajaran multikultural, siswa dapat mencapai kesuksesan dalam mengurangi prasangka dan diskriminasi Banks, 1996. Dengan kata lain, variabel sekolah terbentuk dimana besar kelompok rasial dan etnis yang memiliki pengalaman dan hak yang sama dalam pendidikan. Pelajar mampu mengembangkan keterampilannya dalam memu- tuskan sesuatu secara bijak. Mereka lebih menjadi suatu subyek dari pada menjadi obyek dalam suatu kurikulum. Mereka menjadi individu yang mengatur dirinya sendiri dan merefleksi kehidupan untuk bertindak secara aktif. Mereka membuat keputusan dan melakukan sesuatu yang berhubungan dengan konsep, pokok-pokok masalah, atau masalah- masalah yang mereka pelajari. Mereka mengembangkan visi sosial yang lebih baik dan mem- peroleh ilmu pengetahuan dan keterampilan serta mengkonstruksinya dengan sistematis dan empatis. Seharusnya guru mengetahui bagaimana berperilaku terhadap para pelajar yang bermacam-macam kulturnya di dalam kelas. Mereka mengetahui perbedaan-perbedaan nilai-nilai dan kultur dan bentuk-bentuk perilaku yang beraneka ragam. Di unduh dari : Bukupaket.com 341 Secara konseptual pendidikan multikultural menurut Groski mempunyai tujuan dan prinsip sebagai berikut. 1. Setiap siswa mempunyai kesempatan untuk mengembangkan prestasi mereka. 2. Siswa belajar bagaimana belajar dan berpikir secara kritis. 3. Mendorong siswa untuk mengambil peran aktif dalam pendidikan, dengan menghadirkan pengalaman-pengalaman mereka dalam konteks belajar. 4. Mengakomodasikan semua gaya belajar siswa. 5. Mengapresiasi kontribusi dari kelompok-kelompok yang berbeda. 6. Mengembangkan sikap positif terhadap kelompok-kelompok yang mempunyai latar belakang berbeda. 7. Untuk menjadi warga yang baik di sekolah maupun di masyarakat. 8. Belajar bagaimana menilai pengetahuan dari perspektif yang berbeda. 9. Untuk mengembangkan identitas etnis, nasional, dan global. 10. Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan mengambil keputusan dan analisis secara kritis sehingga siswa dapat membuat pilihan yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan prinsip pendidikan multikultural menurut Groski adalah sebagai berikut. 1. Pemilihan materi pelajaran harus terbuka secara budaya didasarkan pada siswa. Keterbukaan ini harus menyatukan opini- opini yang berlawanan dan interpretasi-interpretasi yang berbeda. 2. Isi materi pelajaran yang dipilih harus mengandung perbedaan dan persamaan dalam lintas kelompok. 3. Materi pelajaran yang dipilih harus sesuai dengan konteks waktu dan tempat. 4. Pengajaran semua pelajaran harus menggambarkan dan dibangun berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dibawa siswa ke kelas. 5. Pendidikan hendaknya memuat model belajar mengajar yang interaktif agar supaya mudah dipahami. Multikulturalisme bukan hanya sebuah wacana tetapi sebuah ideologi yang harus diperjuangkan, karena dibutuhkan sebagai landasan bagi tegaknya demokrasi, HAM, dan kesejahteraan hidup masyarakat- nya. Multikulturalisme bukan sebuah ideologi yang berdiri sendiri terpisah dari ideologi-ideologi lainnya, dan multikulturalisme membutuhkan se- perangkat konsep-konsep yang merupakan bangunan knsep-konsep Di unduh dari : Bukupaket.com 342 untuk dijadikan acuan bagi yang memahaminya dan mengembang- luaskannya dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Dimensi-dimensi Pendidikan Multikultural

Dokumen yang terkait

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121

Analisis keterampilan proses sains siswa kelas XI pada pembelajaran titrasi asam basa menggunakan metode problem solving

21 184 159

Upaya guru PAI dalam mengembangkan kreativitas siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam Kelas VIII SMP Nusantara Plus Ciputat

48 349 84

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Sistem Informasi Penjualan Buku Secara Online Pada Toko Buku Bungsu Bandung

4 96 1

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

PENGARUH HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP TINGKAT APLIKASI NILAI KARAKTER SISWA KELAS XI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2012/2013

23 233 82

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DAN MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 WAY

18 108 89