279
4. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan, juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada warga desa karena
sistem pembagian kerja yang tegas daripada faktor pribadi. 5. Jalan pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat
perkotaan, menyebabkan interaksi-interaksi yang terjadi lebih di dasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
6. Jalan kehidupan yang cepat di kota, mengakibatkan pentingnya faktor waktu, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat
penting, untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, karena kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh luar. Hal
ini sering menimbulkan pertentangan antara golongan tua dengan golongan muda, oleh karena golongan muda yang belum se-
penuhnya terwujud kepribadiannya, lebih senang mengikuti pola- pola daru dalam kehidupan.
Tugas 5.5
F. PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila sebuah kebudayaan melakukan kontak dengan kebudayaan asing. Gambar 5.3. adalah ilustrasi
interaksi yang terjadi antara manusia penghuni suatu pulau dengan manusia pendatang, yang nampaknya terjadi pada masa purba. Hal ini dibuktikan dengan
gambar manusia yang tidak berbusana. 1. Orang-orang yang berani melakukan mobilitas sosial maka
dia akan berhasil dalam hidupnya? Mengapa? Bagaimana pendapatkmu tentang pernyataan tersebut?
Di unduh dari : Bukupaket.com
280
Gambar 5 3
Ilustrasi interaksi manusia purba dengan pendatang
Sumber: Akses internet
Ilustrasi di atas menggambarkan salah satu bentuk awal terjadi perubahan sosial dalam masyarakat. Kedatangan manusia berperahu tersebut
telah membawa perubahan sosial pada masyarakat penghuni, walaupun mungkin manusia perahu tersebut tidak jadi mendarat.
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan
sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat
dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman dalam Horton, 1993 mengatakan bahwa kebosanan
manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi perubahan sosial: 1 tekanan kerja dalam masyarakat; 2 keefektifan komunikasi; dan 3
perubahan lingkungan alam. Perubahan sosial-budaya juga dapat timbul akibat timbulnya
perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya
zaman es berujung pada
ditemukannya sistem pertanian
, dan kemudian memancing inovasi- inovasi baru lainnya dalam kebudayaan.
Penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebuda- yaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan
dua cara penetrasi damai penetration pasifique dan penetrasi kekeras- an penetration violante.
Di unduh dari : Bukupaket.com
281
Masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai, contohnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan
kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebu-
dayaan ini tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan akulturasi, asimilasi, atau sintesis.
Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga
membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan
antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi
adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru.
Sedangkan s intesis
adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan
kebudayaan asli. Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak,
contohnya, masuknya kebudayaan Barat
ke Indonesia pada zaman penjajahan yang disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan
yang merusak keseimbangan dalam masyarakat. Tugas 5.6
G. RINGKASAN