242
amat menentukan sebagai dasar timbulnya sistem lapisan dalam masya- rakat. Pada beberapa masyarakat tradisional di Indonesia, golongan
pembuka tanahlah yang dianggap menduduki lapisan tertinggi. Misalnya di Jawa, kerabat dan keturunan pembuka tanahlah yang dinggap masya-
rakat desa sebagai kelas tertinggi. Kemudian menyusul para pemilik tanah yang dianggap masyarakat desa sebagai kelas tertinggi. Kemudian
menyusul para pemilik tanah, walaupun mereka bukan keturunan pembuka tanah, mereka disebut pribumi, sikep atau kuli kenceng. Lalu
menyusul mereka yang hanya mempunyai pekarangan atau rumah saja golongan ini disebut kuli gundul, lindung, dan akhirnya mereka yang
hanya menumpang saja pada tanah milik orang lain Soepomo, 1966.
4. Unsur-Unsur Lapisan Masyarakat
Unsur yang melandasi sistem lapisan masyarakat adalah kedudukan status dan peranan role. Kedudukan dan peranan
merupakan unsur-unsur baku dalam sistem lapisan, dan mempunyai arti yang penting bagi sistem sosial. Sistem sosial adalah pola-pola yang
mengatur hubungan timbal balik antar individu dalam masyarakat dan antara individu dengan masyarakatnya, dan tingkah laku individu-individu
tersebut Linton, 1996. Dalam hubungan-hubungan timbal balik tersebut, kedudukan dan peranan individu mempunyai arti yang penting. Karena
langgengnya masyarakat tergantung pada keseimbangan kepentingan- kepentingan individu termaksud.
a. Kedudukan Status
Pengertian kedudukan status kadang dibedakan dengan kedu- dukan sosial social status. Kedudukan diartikan sebagai tempat atau
posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan
orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Untuk lebih mudah mendapatkan
pengertian, kedua istilah tersebut di atas akan dipergunakan dalam arti yang sama dan digambarkan dengan istilah kedudukan status.
Secara abstrak, kedudukan berarti tempat seseorang dalam suatu pola tertentu. Dengan demikian, seseorang dikatakan mempunyai bebe-
rapa kedudukan, oleh karena seseorang biasanya ikut serta dalam berbagai pola kehidupan. Pengertian tersebut menunjukkan tempatnya
sehubungan dengan kerangka masyarakat secara menyeluruh. Keduduk- an Tuan A sebagai warga masyarakat, merupakan kombinasi dari sege-
nap kedudukannya sebagai guru, kepala sekolah, ketua rukun tetangga, suami nyonya B, ayah anak-anak dan seterusnya.
Apabila dipisahkan dari individu yang memilikinya, kedudukan hanya merupakan kumpulan hak-hak dan kewajiban. Karena hak dan
kewajiban termaksud hanya dapat terlaksana melalui perantaraan indivi- du, maka agak sukar untuk memisahkannya secara tegas dan kaku.
Di unduh dari : Bukupaket.com
243
Hubungan antar individu dengan kedudukan dapat diibaratkan sebagai hubungan pengemudi mobil dengan tempat atau kedudukan pengemudi
dengan mesin mobil tersebut. Tempat mengemudi dengan segala alat untuk menjalankan mobil adalah alat-alat tetap yang penting untuk
menjalankan serta mengendalikan mobil, pengemudinya dapat diganti dengan orang lain, yang mungkin akan dapat menjalankannya secara
lebih baik, atau bahkan lebih buruk.
Masyarakat pada umumnya mengembangkan dua macam kedu- dukan yaitu ascribed-status dan achieved-status.Ascribed-status adalah
kedudukan seseorang dalam masyarakat tanpa memperhatikan perbeda- an-perbedaan rohaniah dan kemampuan. Kedudukan tersebut diperoleh
karena kelahiran, misalnya kedudukan anak seorang bangsawan adalah bangsawan pula. Seseorang warga kasta Brahmana di India memperoleh
kedudukan demikian karena orang tuanya tergolong dalam kasta yang bersangkutan. Pada umumnya ascribed-status dijumpai pada masyarakat
dengan sistem lapisan tergantung pada perbedaan rasial. Namun de- mikian, ascribed-status tak hanya dijumpai pada masyarakat dengan sis-
tem lapisan yang tertutup. Pada sistem lapisan terbuka mungkin juga ada. Misalnya, kedudukan laki-laki dalam satu keluarga, kedudukannya
berbeda dengan kedudukan istri dan anak-anaknya. Ascribed-status walaupun tidak diperoleh atas dasar kelahiran, tetapi pada umumnya
sang ayah atau suami adalah kepala keluarga batihnya. Untuk menjadi kepala keluarga batih, laki-laki tidak perlu mempunyai darah bangsawan
atau menjadi warga suatu kasta tertentu. Emansipasi wanita akhir-akhir ini banyak menghasilkan persamaan dalam bidang pekerjaan dan politik.
Tetapi kedudukan seorang ibu di dalam masyarakat secara relatif tetap berada di bawah kedudukan seorang ayah sebagai kepala rumah tangga.
Achieved-Status adalah kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas
dasar kelahiran. Akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-
tujuannya. Misalnya, setiap orang dapat menjadi hakim asalkan memenuhi persyaratan tertentu. Terserahlah kepada yang bersangkutan
apakah dia mampun menjalani syarat-syarat tersebut. Apabila tidak, tak mungkin kedudukan sebagai hakim tersebut akan tercapai olehnya.
Demikian pula setiap orang dapat menjadi guru dengan memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu yang kesemuanya terserah pada
usaha-usaha dan kemampuan yang bersangkutan untuk menjalaninya.
Kadang-kadang dibedakan lagi satu macam kedudukan, yaitu assigned-status Polak, 1969 yang merupakan kedudukan yang
diberikan. Assigned-status sering mempunyai hubungan yang erat dengan acheived status. Artinya suatu kelompok atau golongan
memberikan kedudukan yang lebih tinggi kepada seseorang yang ber- jasa, yang telah memperjuangkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan
dan kepentingan masyarakat. Akan tetapi kadang-kadang kedudukan tersebut diberikan, karena seseorang telah lama menduduki suatu
Di unduh dari : Bukupaket.com
244
kepangkatan tertentu, misalnya seorang pegawai negeri seharusnya naik pangkat secara reguler, setelah menduduki kepangkatannya yang lama,
selama jangka waktu yang tertentu. Sebagaimana telah diuraikan di muka, maka seseorang dalam
masyarakat biasanya memiliki beberapa kedudukan sekaligus. Dalam hubungan macam-macam kedudukan itu, biasanya yang selalu menonjol
hanya satu kedudukan yang utama. Masyarakat hanya melihat pada kedudukan utama yang menonjol tersebut. Atas dasar itu, yang
bersngkutan digolongkan ke dalam kelas-kelas yang tertentu dalam masyarakat. Misalnya, Bapak Achmad mempunyai kedudukan sebagai
suami, kepala rumah tangga, ketua rukun tetangga, anggota perkum- pulan olah raga badminton, dan sebagai guru serta kepala SMK. Bagi
masyarakat, kedudukan sebagai kepala SMK itulah yang menonjol. Adakalanya, antara kedudukan-kedudukan yang dimiliki seseorang, tim-
bul pertentangan-pertentangan atau konflik, yang dalam sosiologi dinamakan status conflict. Misalnya Bapak Achmad tersebut di atas,
dalam kedudukannya sebagai kepala SMK harus menghukum putranya sendiri yang menjadi siswa SMK tersebut, karena telah melanggar tata
tertib sekolah. Konflik antara kedudukan-kedudukan tersebut seringkali tidak dapat dihindari karena kepentingan-kepentingan individu tidak sela-
lu sesuai, atau sejalan dengan kepentingan-kepentingan masyarakatnya, sehingga seringkali seseorang mengalami kesulitan untuk mengatasinya.
Kedudukan seseorang atau kedudukan yang melekat padanya dapat terlihat pada kehidupansehari-harinya melalui ciri-ciri tertentu yang
dalam sosiologi dinamakan prestise simbol status symbol. Ciri-ciri tersebut seolah-olah sudah menjadi bagian hidupnya yang telah
institutionalized atau bukan internalized. Ada beberapa ciri-ciri tertentu yang dianggap sebagai status symbol, misalnya cara berpakaian,
pergaulan, cara mengisi waktu senggang, memilih tempat tinggal, cara dan corak menghiasi rumah kediaman dan seterusnya di kota besar
misalnya dapat dilihat betapa mereka yang tergolong warga lapisan tinggi, karena hanya mereka yang sanggup menanggung biaya-biaya
reaksi semacam itu. Seseorang warga lapisan bawah mungkin akan dapat pula mengeluarkan biaya yang besar untuk mengisi waktu
senggangnya di tempat-tempat rekreasi yang mahal itu, tetapi tentu memerlukan waktu yang lama, karena dia harus menyesuaikan dirinya
dulu pada kebiasaan-kebiasaan pergaulan lapisan atasan tersebut.
Gejala lain yang dewasa ini tampak dalam batas-batas waktu ter- tentu untuk masa-masa mendatang adalah gelar kesarjanaan. Gelar
kesarjanaan mendapat tempat tertentu dalam sistem penilaian masyara- kat Indonesia. Karena gelar tersebut membuktikan bahwa yang mem-
perolehnya telah memenuhi beberapa persyaratan tertentu dalam bidang- bidang ilmu pengetahuan yang khusus. Hal ini mendorong terjadinya
beberapa akibat negatif, yang dikejar bukanlah ilmu pengetahuan tetapi gelar kesarjanaannya. Gelar tersebut kemudian menjadi status symbol
tanpa menghiraukan kualitas sesungguhna. Banyak yang merasa malu
Di unduh dari : Bukupaket.com
245
karena tak mempunyai gelar kesarjanaan. Padahal kedudukan mereka di dalam masyarakat telah terpandang, sehingga penambahan gelar
kesarjanaan tidak akan mengakibatkan suatu perbaikan atau kenaikan tingkat dalam kedudukannya lazim juga disebut sebagai civil effect.
b. Peranan Role