Kisaran Dosis Kombinasi Natrium Tiosulfat dan Diazepam sebagai

37

BAB IV . HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kisaran Dosis Kombinasi Natrium Tiosulfat dan Diazepam sebagai

Antidotum Sianida Penelitian ini salah satunya bertujuan untuk mencari kisaran dosis efektif kombinasi natrium tiosulfat dan diazepam yang mempunyai potensi sebagai antidotum sianida. Dosis intraperitoneal natrium tiosulfat yang dipilih sebagai antidotum sianida diberikan sesaat setelah pemberian diazepam secara intraperitoneal 2 mgKgBB berurutan sebesar : 0.468 mgKgBB, 3.279 mgKgBB, 22.960 mgKgBB dan 160.720 mgKgBB kelompok perlakuan. Dan pemberian diazepam sebesar 2 mgkgBB diberikan sesaat setelah pemberian sianida secara oral. Dari hasil pengamatan yang tertera pada tabel I. Untuk jantung berdebar, dilihat dari nilai X ± SE kontrol sianida berbeda tidak bermakna dibandingkan dengan kontrol aquades dan kontrol tiosulfat 22m96 mgkgBB + diazepam 2 mgkgBB. Kontrol aquades digunakan sebagai kontrol negatif yang berfungsi sebagai pembanding bahwa aquades hanya sebagai pelarut sianida dan tidak mempengaruhi efek toksik arau menimbulkan efek toksik. Untuk gejala toksik yang lainnya seperti hilang kesadaran, gagal nafas, kejang, dan mati dari hasil pengamatan menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna sianida dengan kelompok kontrol negatif secara statistik. Tabel I. Hasil pengamatan gejala efek toksik sianida terhadap 7 kelompok perlakuan Ket : a = berbeda tidak bermakna terhadap kontrol negatif pelarutaquades b = berbeda bermakna terhadap kontrol negatif pelarutaquades = diadaptasi dari penelitian Sudarmono 2008 Hal yang diamati dalam detik Jantung berdebar Hilang kesadaran Gagal nafas Kejang Mati Kelompok X ± SE X ± SE X ± SE X ± SE X ± SE angka hidup N=6 angka hidup N=6 Kontrol aquades kelompok I tidak terjadi tidak terjadi tidak terjadi tidak terjadi 86400 ± 0 100 100 Kontrol Tiosulfat 22.960 mgKgBB + diazepam 2 mgKgBB kelompok II tidak terjadi 96.67 ± 75.71 a tidak terjadi tidak terjadi Tidak mati 100 100 Kontrol sianida 26 mgKgBB kelompok III terjadi sangat cepat 77.50 ± 17.61 b 157.50 ± 30.45 b 258.33 ± 74.05 b 321.17 ± 85.09 b Sianida + Tiosulfat 0,468 mgKgBB + diazepam 2 mgKgBB kelompok IV 59.67 ± 17.98 b 117.83 ± 17.45 b 374.33 ± 174.21 a 45.83 ± 29.17 a 15105.83 ± 14259.51 b 16,67 Sianida + Tiosulfat 3.279 mgKgBB + diazepam 2 mgKgBB kelompok V 82.17 ± 36.17 b 89.17 ± 11.12 b 1011.67 ± 256.07 b 139.83 ± 69.40 b 1379.17 ± 271.19 b 33,33 Sianida + Tiosulfat 22.960 mgKgBB + diazepam 2 mgKgBB kelompok VI 31.33 ± 8.17 b 80.00 ± 7.51 b 161.33 ± 125.05 a 56.83 ± 25.94 a 43520.83 ± 19176.41 a 50 33,33 Sianida + Tiosulfat 160.720 mgKgBB + diazepam 2 mgKgBB kelompok VII 26.50 ± 3.03 b 115.83 ± 31.99 b tidak terjadi 20.17 ± 20.17 a Tidak mati 100 100 Pemberian antidot yang dikombinasikan dengan terapi suportif lebih baik dibandingkan pemberian antidot saja pada dosis 22.960 mgkgBB. Hal ini dibuktikan dari data perlakuan yang telah dilakukan oleh Sudarmono 2008 dimana kematian, salah satu hal yang diamati, pada tabel II pada kelompok VI memiliki jumlah kematian yang lebih banyak daripada pemberian antidot yang dikombinasikan dengan terapi suportif yaitu diazepam. Tetapi pada kelompok V data yang dimiliki oleh penelitian sudarmono lebih baik dengan angka hidup lebih besar dari data penulis. Dan pada kelompok IV, angka kehidupan pada penelitian Sudarmono lebih besar dari penulis. Pada dasarnya merupakan tindakan pertolongan pertama, ditujukan untuk memperbaiki kondisi dan menyelamatkan jiwa penderita Donatus,2007. Pada dosis 22.960 mgkgBB memperlihatkan terapi suportif menggunakan diazepam pada keracunan sianida dapat dilakukan karena pada penelitian dengan dosis 22.960 mgkgBB yang dikombinasikan dengan diazepam menyelamatkan jiwa lebih banyak daripada dosis 22.960 mgkgBB yang tidak diberi terapi suportif. Pada kelompok perlakuan kontrol positif yaitu kombinasi natrium tiosulfat dosis 22.960 mgKgBB dan diazepam dosis 2 mgKgBB tidak ditemukan adanya gejala jantung berdebar. Jika dibandingkan dengan kontrol aquades hasilnya menunjukkan perbedaan yang tidak bermakna, dari hasil pengamatan tersebut dapat disimpulankan bahwa untuk kasus jantung berdebar, dosis kontrol aquades dan kontrol kombinasi natrium tiosulfat dosis 22.960 mgKgBB dan diazepam dosis 2 mgKgBB tidak memberikan hasil yang berbeda dengan sianida. Untuk jantung berbedar, semua kelompok perlakuan berbeda bermakna jika dibandingkan dengan kontrol aquades, kontrol sianida dan kontrol kombinasi natrium tiosulfat dosis 22.960 mgKgBB dan diazepam dosis 2 mgKgBB yang tertera pada tabel II. Dari sini dapat disimpulkan bahwa jantung berdebar yang seharusnya muncul pada kontrol sianida tidak teramati. Jantung berdebar pada keracunan sianida disebabkan karena pada keracunan sianida terjadi kegagalan pembentukan ATP. Dengan penurunan ATP tersebut menyebabkan peningkatan konsentrasi Na + didalam sel dimana menghambat pengeluaran Ca 2+ . Dengan adanya peningkatan konsentrasi Ca 2+ didalam sel meningkatkan kontraksi otot jantung. Peningkatan kontraksi otot jantung menyebabkan jantung berdebar. Dari gambar grafik X ± SE untuk gejala efek toksik berupa jantung berdebar menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan adanya peningkatan dosis natrium tiosulfat. Untuk kasus hilang kesadaran, kontrol sianida secara statistik berbeda bermakna jika dibandingkan dengan kontrol aquades dan kontrol kombinasi natrium tiosulfat dosis 22.960 mgKgBB dan diazepam dosis 2 mgKgBB. Dari sini dapat disimpulkan keracunan sianida dapat menimbulkan efek hilang kesadaran. Kontrol kombinasi natrium tiosulfat dosis 22.960 mgKgBB dan diazepam dosis 2 mgKgBB berbeda tidak bermakna dengan kelompok perlakuan hal tersebut disebabkan kombinasi natrium tiosulfat yaitu diazepam yang memiliki efek sedatif sehingga tiap kelompok perlakuan mengalami efek hilang kesadaran dengan waktu yang hampir sama dapat dilihat pada gambar 6 . Tabel II. Hasil perbandingan antar kelompok pada gejala efek toksik jantung berdebar Kelompok Kontrol aquades Kontrol Tiosulfat 22.960 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB Kontrol sianida 26 mgKgBB Sianida + Tiosulfat 0,468 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB Sianida + Tiosulfat 3.279 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB Sianida + Tiosulfat 22.960 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB Sianida + Tiosulfat 160.720 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB Kontrol aquades BTB BTB BB BB BB BB Kontrol Tiosulfat 22.960 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB BTB BTB BB BB BB BB Kontrol sianida 26 mgKgBB BTB BTB BB BB BB BB Sianida + Tiosulfat 0,468 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB BB BB BB BTB BTB BTB Sianida + Tiosulfat 3.279 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB BB BB BB BTB BTB BTB Sianida + Tiosulfat 22.960 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB BB BB BB BTB BTB BTB Sianida + Tiosulfat 160.720 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB BB BB BB BTB BTB BTB Tiosulfat 160.72 mgkg BB + Diazepam 2 mgkg BB Tiosulfat 22.96 mgkg BB + Diazepam 2 mgkg BB Tiosulfat 3.279 mgkg BB + Diazepam 2 mgkg BB Tiosulfat 0.468 mgkg BB + Diazepam 2 mgkg BB kontrol sianida 26mgkg BB kontrol tiosulfat 22.96 mgkgBB+diazep am 2mgkgBB kontrol aqudes perlakuan 150.00 100.00 50.00 0.00 Mean waktu_timbulnya_jantung_berdebar_dalam_detik Error bars: +- 2.00 SE Gambar 6. Grafik mean ± SE untuk gejala efek toksik berupa jantung berdebar akibat keracunan sianida Dilihat pada tabel III kontrol kombinasi natrium tiosulfat dosis 22.960 mgKgBB dan diazepam dosis 2 mgKgBB berbeda bermakna jika dibandingkan dengan kontrol sianida, sehingga dapat disimpulkan bahwa hilang kesadaran yang disebabkan diazepam berbeda dengan yang disebabkan oleh sianida dan juga perbedaan ini dapat dilihat jika hilang kesadaran pada kontrol kombinasi natrium tiosulfat dosis 22.960 mgKgBB dan diazepam dosis 2 mgKgBB bersifat terbalikan karena kembali kekondisi semula sedangkan kontrol sianida bersifat tidak terbalikan karena tidak kembali kekondisi semula. Pada keracunan sianida terjadinya hilang kesadaran diawali dengan munculnya hipoksia yang kemudian Tabel III. Hasil perbandingan antar kelompok pada gejala efek toksik hilang kesadaran Kelompok Kontrol aquades Kontrol Tiosulfat 22.960 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB Kontrol sianida 26 mgKgBB Sianida + Tiosulfat 0,468 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB Sianida + Tiosulfat 3.279 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB Sianida + Tiosulfat 22.960 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB Sianida + Tiosulfat 160.720 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB Kontrol aquades BTB BB BB BB BB BB Kontrol Tiosulfat 22.960 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB BTB BB BTB BTB BTB BB Kontrol sianida 26 mgKgBB BB BB BTB BTB BTB BTB Sianida + Tiosulfat 0,468 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB BB BTB BTB BTB BTB BTB Sianida + Tiosulfat 3.279 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB BB BTB BTB BTB BTB BTB Sianida + Tiosulfat 22.960 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB BB BTB BTB BTB BTB BTB Sianida + Tiosulfat 160.720 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB BB BB BTB BTB BTB BTB Tiosulfat 160.72 mgkg BB + Diazepam 2 mgkg BB Tiosulfat 22.96 mgkg BB + Diazepam 2 mgkg BB Tiosulfat 3.279 mgkg BB + Diazepam 2 mgkg BB Tiosulfat 0.468 mgkg BB + Diazepam 2 mgkg BB kontrol sianida 26mgkg BB kontrol tiosulfat 22.96 mgkgBB+diazep am 2mgkgBB kontrol aqudes perlakuan 200.00 100.00 0.00 -100.00 Mean waktu_timbulnya_hilang_kesadaran_dalam_detik Error bars: +- 2.00 SE Gambar 7. Grafik mean ± SE untuk gejala efek toksik berupa hilang kesadaran akibat keracunan sianida menyebabkan hiperlaktemia. Hiperlaktemia ini terjadi karena kegagalan metabolisme energi secara aerob. Hiperlaktemia berarti terjadi peningkatan perubahan asam piruvat menjadi asam laktat, dimana peningkatan asam laktat mengakibatkan timbulnya manifestasi lemas dan jika keadaan ini terjadi secara terus menerus maka dapat menyebabkan hilangnya kesadaran. Untuk gejala gagal nafas akibat keracunan sianida. Dilihat dari statistik pada tabel IV, kontrol sianida berbeda bermakna dengan kelompok kontrol aquades dan kontrol kombinasi natrium tiosulfat dosis 22.960 mgKgBB dan diazepam dosis 2 mgKgBB hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sianida dapat menimbulkan gejala gagal nafas. Terjadinya gagal nafas ini diakibatkan karena terjadi hipoksia pada tingkat sel. Hipoksia ini terjadi karena terhambatnya rantai transport elektron dari sitokrom oksidase ke molekul oksigen pada bagian sitokrom a 3 pada mitokondria.Untuk gejala gagal nafas kelompok IV, VI, dan VII berbeda tidak bermakna dengan kontrol aquades dan kontrol kombinasi natrium tiosulfat dosis 22.960 mgKgBB dan diazepam dosis 2 mgKgBB. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kombinasi antidot natrium tioslufat dan diazepam dapat mengurangi gejala gagal nafas yang disebabkan oleh sianida. Tetapi untuk dosis yang dapat untuk mengurangi gejala gagal nafas sulit diprediksi karena kelompok IV berbeda tidak bermakna dengan kontrol sianida, kelompok V berbeda bermakna dengan kontrol sianida, kontrol aquades, dan kontrol kombinasi natrium tiosulfat dosis 22.960 mgKgBB dan diazepam dosis 2 mgKgBB. Pada gambar 3 tampak jelas sulitnya untuk memprediksi dosis yang dapat mengurangi gejala gagal nafas. Namun pada kelompok VII dapat dinyatakan dapat mengurangi gejala gagal nafas karena secara statistik, kelompok VII berbeda tidak bermakna pada kontrol aquades dan kontrol kombinasi natrium tiosulfa t dosis 22.960 mgKgBB dan diazepam dosis 2 mgKgBB dan berbeda bermakna dengan kontrol sianida. Sulit diprediksinya dosis yang dapat mengurangi gejala gagal nafas dapat disebabkan karena efek samping atau kontraindikasi diazepam terhadap depresi pernafasan yang dapat memperlambat pada kecepatan dalam pernafasan Tabel IV. Hasil perbandingan antar kelompok pada gejala efek toksik gagal nafas Kelompok Kontrol aquades Kontrol Tiosulfat 22.960 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB Kontrol sianida 26 mgKgBB Sianida + Tiosulfat 0,468 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB Sianida + Tiosulfat 3.279 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB Sianida + Tiosulfat 22.960 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB Sianida + Tiosulfat 160.720 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB Kontrol aquades BTB BB BTB BB BTB BTB Kontrol Tiosulfat 22.960 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB BTB BB BTB BB BTB BTB Kontrol sianida 26 mgKgBB BTB BB BTB BB BTB BB Sianida + Tiosulfat 0,468 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB BTB BTB BTB BB BTB BTB Sianida + Tiosulfat 3.279 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB BB BB BB BB BB BB Sianida + Tiosulfat 22.960 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB BTB BTB BTB BTB BB BTB Sianida + Tiosulfat 160.720 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB BTB BTB BB BTB BB BTB Tiosulfat 160.72 mgkg BB + Diazepam 2 mgkg BB Tiosulfat 22.96 mgkg BB + Diazepam 2 mgkg BB Tiosulfat 3.279 mgkg BB + Diazepam 2 mgkg BB Tiosulfat 0.468 mgkg BB + Diazepam 2 mgkg BB kontrol sianida 26mgkg BB kontrol tiosulfat 22.96 mgkgBB+diazepa m 2mgkgBB kontrol aqudes perlakuan 1600.00 1400.00 1200.00 1000.00 800.00 600.00 400.00 200.00 0.00 -200.00 Mean waktu_timbulnya_gagal_nafas_dalam_detik Error bars: +- 2.00 SE Gambar 8. Grafik mean ± SE untuk gejala efek toksik berupa gagal nafas akibat keracunan sianida. Gejala efek toksik keracunan sianida yang berikutnya adalah kejang. Dari tabel V secara statistik kontrol sianida berbeda bermakna dengan kontrol aquades dan kontrol kombinasi natrium tiosulfat dosis 22.960 mgKgBB dan diazepam dosis 2 mgKgBB. Hal ini menunjukan bahwa keracunan sianida dapat menimbulkan kejang. Kejang ini terjadi karena sianida menghambat transfer elektron pada rantai transfer elektron didalam mitokondria sehingga menyebabkan kegagalan sintesis ATP. ATP digunakan untuk menggerakan transporter ion seperti Na + , K + -ATPase dalam membran plasma, Ca 2+ -ATPase didalam plasma dan membran retikulum endoplasma, dan H + -ATPase dalam membran lisosom. Karena ATP tidak terbentuk maka terjadi penumpukan Na + di dalam sel sehingga menyebabkan depolarisasi terus menerus. Pada kasus gejala efek toksik kejang tercantum pada gambar 4, hasil waktu munculnya gejala efek toksik berupa kejang ditemukan hampir semua kelompok kecuali pada kelompok kontrol aquades dan kontrol kombinasi natrium tiosulfat dosis 22.960 mgKgBB dan diazepam dosis 2 mgKgBB. Tetapi secara statistik bahwa hanya kelompok kontrol sianida dan kelompok IV yang berbeda bermakna dengan kelompok kontrol aquades dan kelompok kontrol kombinasi natrium tiosulfat dosis 22.960 mgKgBB dan diazepam dosis 2 mgKgBB. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa antidot kombinasi natrium tiosulfat dan diazepam dapat menurunkan gejala efek toksik kejang. Diazepam pada kombinasi antidot tersebut membantu mengurangi kejang yang disebabkan keracunan sianida karena efek terapi dari diazepam salah satunya adalah memiliki efek antikonvulsan. Pada penelitian ini masih mengalami gejala kejang meskipun sudah diberi diazepam, hal tersebut dapat terjadi karena sianida diberi sebelum diazepam dengan demikian tubuh mengabsorpsi sianida terlebih dahulu sebelum efek diazepam bekerja. Untuk gejala terakhir yang muncul dari keracunan sianida adalah mati. Dari tabel VI, terlihat bahwa kontrol sianida berbeda bermakna dengan kelompok I dan kelompok II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sianida berpotensi menimbulkan kematian. Pada kelompok IV dan kelompok V menunjukkan perbedaan yang bermakna terhadap kelompok kontrol aquades dan kelompok kontrol kombinasi natrium tiosulfat dosis 22.960 mgKgBB dan diazepam dosis 2 mgKgBB, hal ini menunjukkan bahwa dosis antidot kelompok IV dan kelompok V tidak berpotensi mengurangi kematian akibat keracunan sianida. Tabel V. Hasil perbandingan antar kelompok pada gejala e fek toksik kejang Kelompok Kontrol aquades Kontrol Tiosulfat 22.960 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB Kontrol sianida 26 mgKgBB Sianida + Tiosulfat 0,468 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB Sianida + Tiosulfat 3.279 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB Sianida + Tiosulfat 22.960 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB Sianida + Tiosulfat 160.720 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB Kontrol aquades BTB BB BTB BB BTB BTB Kontrol Tiosulfat 22.960 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB BTB BB BTB BB BTB BTB Kontrol sianida 26 mgKgBB BTB BB BB BTB BB BB Sianida + Tiosulfat 0,468 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB BB BTB BB BTB BTB BTB Sianida + Tiosulfat 3.279 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB BB BB BTB BTB BTB BTB Sianida + Tiosulfat 22.960 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB BTB BTB BB BTB BTB BTB Sianida + Tiosulfat 160.720 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB BTB BTB BB BTB BTB BTB Tiosulfat 160.72 mgkg BB + Diazepam 2 mgkg BB Tiosulfat 22.96 mgkg BB + Diazepam 2 mgkg BB Tiosulfat 3.279 mgkg BB + Diazepam 2 mgkg BB Tiosulfat 0.468 mgkg BB + Diazepam 2 mgkg BB kontrol sianida 26mgkg BB kontrol tiosulfat 22.96 mgkgBB+diazepa m 2mgkgBB kontrol aqudes perlakuan 600.00 400.00 200.00 0.00 -200.00 Mean waktu_timbulnya_kejang_dalam_detik Error bars: +- 2.00 SE Gambar 9. Grafik mean ± SE untuk gejala efek toksik berupa kejang akibat keracunan sianida Dosis Antidot pada kelompok VI dan VII berpotensi untuk mengurangi kematian akibat keracunan sianida karena hal tersebut tertera pada tabel VI dimana kelompok VI dan VII berbeda tidak bermakna dengan kelompok kontrol aquades dan kelompok kontrol kombinasi natrium tiosulfat dosis 22.960 mgKgBB dan diazepam dosis 2 mgKgBB. Tetapi kelompok VI potensi mencegah kematian tidak sebaik kelompok VII karena terdapat 3 hewan uji yang mati dari 6 hewan uji yang diamati, hal ini diperjelas dengan gambar 5. Tabel VI. Hasil perbandingan antar kelompok pada gejala efe k toksik mati Kelompok Kontrol aquades Kontrol Tiosulfat 22.960 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB Kontrol sianida 26 mgKgBB Sianida + Tiosulfat 0,468 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB Sianida + Tiosulfat 3.279 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB Sianida + Tiosulfat 22.960 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB Sianida + Tiosulfat 160.720 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB Kontrol aquades BTB BB BB BB BTB BTB Kontrol Tiosulfat 22.960 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB BTB BB BB BB BB BB Kontrol sianida 26 mgKgBB BB BB BB BB BTB BTB Sianida + Tiosulfat 0,468 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB BB BB BB BTB BTB BB Sianida + Tiosulfat 3.279 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB BB BB BB BTB BTB BB Sianida + Tiosulfat 22.960 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB BTB BB BTB BTB BTB BTB Sianida + Tiosulfat 160.720 mgKgBB + Diazepam 2 mgKgBB BTB BB BTB BB BB BTB Tiosulfat 160.72 mgkg BB + Diazepam 2 mgkg BB Tiosulfat 22.96 mgkg BB + Diazepam 2 mgkg BB Tiosulfat 3.279 mgkg BB + Diazepam 2 mgkg BB Tiosulfat 0.468 mgkg BB + Diazepam 2 mgkg BB kontrol sianida 26mgkg BB kontrol tiosulfat 22.96 mgkgBB+diazep am 2mgkgBB kontrol aqudes perlakuan 100000.00 80000.00 60000.00 40000.00 20000.00 0.00 -20000.00 Mean waktu_timbulnya_mati_dalam_detik Error bars: +- 2.00 SE Gambar 10. Grafik mean ± SE untuk gejala efek toksik berupa kematian akibat keracunan sianida. Dari penelitian ini dapat dinyatakan bahwa kombinasi natrium tiosulfat dan diazepam dapat digunakan untuk antidotum pada keracunan sianida dosis 26 mgkg BB. Pada antidot natrium tiosulfat dosis 22.960 mgKg BB yang dikombinasikan dengan diazepam dosis 2 mgKg BB berpotensi mengurangi gejala yang paling parah pada keracunan sianida yaitu kematian walaupun tidak seoptimal pada antidot natrium tiosulfat dosis 160.72mgKg BB yang dikombinasikan dengan diazepam 2 mgKg BB sehingga untuk dosis efektif untuk keracunan sianida pada penelitian ini adalah natrium tiosulfat dosis 160.72mgKg BB yang dikombinasikan dengan diazepam 2 mgKg BB.

B. Hubungan Dosis Kombinasi antara Natrium Tiosulfat dan Diazepam dengan Efek Penawaran Racun