5. Diagnosis
Diagnosis dilakukan berdasarkan pada riwayat pemaparan atau tampaknya gejala dan tanda keracunan. Asidosis laktat parah biasanya terjadi
dengan pemaparan yang signifikan. Tingkat saturasi oksigen vena dapat memperlihatkan penghambatan konsumsi oksigen selular. Cara klasik dengan
mengenali bau kacang almond boleh digunakan ataupun tidak, karena vairiasi genetik dalam kemampuan untuk mengenali baunya Olson, 2007.
F. Antidotum Sianida
Menurut Meredith, 1993 Antidotum sianida diklasifikasikan menjadi 3 kelompok utama sesuai dengan meaknisme aksi utamanya, yaitu : pembentukan
methemoglobin, detoksifikasi dengan sulfur untuk membentuk ion tiosianat yang lebih tidak toksik dan kombinasi langsung.
1. Pembentukan methemoglobin
Methemo globin sengaja diproduksi untuk bersaing dengan sianida di tempat ikatan pada sistem sitokrom oksidase. Sianida mempunyai ikatan khusus
dengan ion besi pada sistem sitrokrom oksidase, sianida dalam jumlah yang cukup besar akan berikatan dengan ion besi pada senyawa lain, seperti methemoglobin.
Jika produksi methemoglobin cukup maka gejala keracunan sianida dapat teratasi. Methemoglobinemia dapat diproduksi dengan pemberian amil nitrit secara
inhalasi dan kemudian pemberian natrium nitrit secara intravena. Kira-kira 30 methemoglobinemia dianggap optimum dan jumlahnya dijaga agar tetap di bawah
40 senyawa lain seperti 4-DMAP dapat memproduksi methemoglobin secara lebih cepat Meredith, 1993.
Apabila methemoglobin tidak dapat mengangkut cukup oksigen maka molekul hemoglobin menjadi tidak berfungsi. Produksi methemoglobinemia lebih
dari 50 dapat berpotensi fatal. Methemoglobinemia yang berlebih dapat dibalikkan dengan metilen biru, terapi yang digunakan pada methemoglobinemia,
dapat menyebabkan terlepasnya kembali ion sianida mengakibatkan keracunan sianida. Sianida bergabung dengan methemoglobin membentuk
sianmethemoglobin. Sianmethemoglobin berwarna merah cerah, berlawanan dengan methemoglobin yang berwarna coklat Meredith, 1993.
Gambar 1. Penggantian sianida dari sitrokrom a3 oksidase oleh methemoglobin
a. Peralatan antidotum sianida. Sekarang ini, Amerika Serikat mendukung penggunaan kombinasi nitrit dan tiosulfat untuk pengobatan pada
keracunan sianida. Natrium nitrit 10ml pada larutan 3 digunakan secara intravena dan dilanjutkan dengan pemberian natrium tiosulfat 50ml pada larutan
25 secara intravena. Natrium nitrit seharusnya diberikan 2,5-5 ml permenit hingga 2-3 menit. Natrium tiosulfat harus diberikan secara cepat setelah natrium
nitrit denga n dosis 12,5mg pada larutan 25 hingga 10 menit Meredith, 1993.
b. Amil nitrit. Hanya dapat memproduksi kira-kira 5 methemoglobin dan tidak cukup untuk digunakan sebagai terapi tunggal. Dosis amil nitrit yang
dapat meningkatkan produksi methemoglobin sering berhubungan dengan terjadinya hipotensi. Sebenarnya, amil nitrit telah dihapus di Amerika Serikat
karena pembentukan methemoglobin yang tidak dapat diprediksi dan berhubungan dengan vasodilatasi yang dapat menyebabkan hipotensi. amil nitrat
juga dapat menyebabkan vasodilatasi yang dapat membalikkan efek awal sianida yang dapat menyebabkan vasokonstriksi Meredith, 1993.
c. Natrium nitrit. Merupakan obat yang paling sering digunakan untuk keracunan sianida. Dosis awal standart adalah 3 larutan natrium nitrit 10ml,
memerlukan waktu kira-kira 12menit untuk membentuk kira-kira 40 methemoglobin. Dosis awal untuk natrium tiosulfat adalah 50ml. Penggunaan
natrium nitrat tidak tanpa risiko karena bila berlebihan dapat mengakibatkan methemoglobinemia yang dapat menyebabkan hipoksia atau hipotensi. Untuk itu
maka jumlah methemoglobin harus dikontrol. Penggunaan natrium nitrit tidak direkomendasikan untuk pasien yang memiliki kekurangan glukosa-6-fosfat
dehidrogenase G6DP dalam sel darah merahnya karena dapat menyebabkan reaksi hemolisis yang serius Meredith, 1993.
d. 4-DMAP. Merupakan senyawa pembentuk methemoglobin dengan efek yang cepat saat melawan sianida. 4-DMAP merupakan antidot yang lebih
cepat dari pada nitrat dan toksisitasnya lebih rendah. Pada manusia, injeksi intravena dengan dosis 3 mgkg dapat memproduksi 15 methemoglobin dalam
waktu 1 menit Meredith, 1993.
Gambar 2. 4-DMAP 4-dimethylaminophenol
4-DMAP harus digunakan dengan tiosulfat untuk mengubah ikatan sianida dengan methemoglobin menjadi tiosianat. 4-DMAP dapat menyebabkan
nekrosis pada area yang diinjeksi setelah pemberian secara IM dan dapat menyebabkan nyeri, demam, dan meningkatkan enzim-enzim otot. Terapi
menggunakan 4-DMAP dapat menyebabkan hemolisis meskipun pada dosis terapi, tetapi lebih sering terjadi pada pengobatan yang overdosis. Pengobatan
dengan 4-DMAP dikontraindikasikan pada pasien yang kekurangan G6DP Meredith, 1993.
Senyawa lain yang juga merupakan pembentuk methemoglobin adalah p- aminoheptanoilfenon PAHP, p-aminopropiofenon PAPP, dan p-
aminooktanoilfenon PAOP. PAHP merupakan fenon yang paling aman. Senyawa-senyawa tersebut mengurangi jumlah sianida dalam sel darah merah.
Efek PAPP secara khusus dapat meningkat dengan adanya tiosulfat Meredith, 1993.
2. Detoksifikasi sulfur