Kontrol Waktu Getar Alami Kontrol Gaya Geser Dasar

76

4.3.4.2 Kontrol Waktu Getar Alami

Menurut SNI 03-1726-2002 Pasal 7.2.2 untuk struktur gedung tidak beraturan yang memiliki waktu-waktu getar alami yang berdekatan yaitu apabila selisih nilainya kurang dari 15, harus dilakukan dengan metoda Kombinasi Kuadratik Lengkap CQC. Untuk Struktur gedung yang memiliki waktu getar alami yang berjauhan, penjumlahan respons ragam dapat dilakukan dengan metoda Akar Jumlah Kuadarat SRSS. Tabel 4.10 Selisih Periode antar Mode Mode Periode sec Selisih 1 3.022244 0.29578 29,58 2 2.726469 0.59848 59,85 3 2.127993 1.18127 118,13 4 0.946719 0.09114 9,11 5 0.855584 0.18727 18,73 6 0.668310 0.12422 12,42 7 0.544095 Karena selisih waktu getar alami yang melebihi 15 hanya dua atau lebih dominan yang kurang dari 15, maka asumsi awal perhitungan metoda penjumlahan ragam respons dengan menggunakan metoda CQC sudah benar. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 77

4.3.4.3 Kontrol Gaya Geser Dasar

a. Periode waktu getar alami fundamental Empiris T 1 Waktu getar alami struktur gedung diambil dari periode mode pertama hasil analisa ETABS v 9.07, yaitu T 1x = 3,02 detik untuk arah X, dan T 1y = 2,73 detik untuk arah Y. b. Faktor Respon Gempa C Wilayah gempa 4 tergolong jenis tanah lunak Gambar 1 SNI 03-1726-2002. Berdsarkan gambar 2 SNI 03-1726-2002, maka didapatkan harga : c. Faktor Reduksi Gempa R Struktur gedung direncanakan menggunakan Rangka Terbuka Beton Bertulang, sehingga berdasarkan Tabel 3 SNI 03-1726-2002 didapatkan nilai faktor daktalitas  = 3,3 nilai faktor reduksi gempa R = 5,5 dan nilai faktor tahanan struktur f = 2,8. d. Faktor Keutamaan I Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 78 Gedung direncanakan dengan fungsi sebagai gedung umum, sehingga berdasarkan Tabel 1. SNI 03-1726-2002, didapat nilai I = 1 e. Gaya Geser Dasar Nominal V Tinjau Arah X T 1x = 3,02 detik Karena nilai C dinyatakan dengan percepatan gravitasi, maka harus dikali juga dengan nilai percepatan gravitasi pada lokasi bangunan tersebut 9,81 mdet 2 . Tinjau Arah Y T 1x = 2,73 detik Karena nilai C dinyatakan dengan percepatan gravitasi, maka harus dikali juga dengan nilai percepatan gravitasi pada lokasi bangunan tersebut 9,81 mdet 2 . Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 79 Berdasarkan SNI 03-1726-2002. Ps. 7.1.3 persamaan 30 menyatakan nilai akhir respon dinamik struktur gedung terhadap pembebanan gempa nominal akibat pengaruh Gempa Rencana dalam suatu arah tertentu, tidak boleh lebih dari 80 nilai respon ragam yang pertama. Bila respon dinamik struktur gedung dinyatakan dalam gaya geser dasar nominal V, maka persyaratan tersebut dapat dinyatakan menurut persamaan : V 0,8 V1 dari analisa ETABS didapat harga V x = 6.651.836,53 N dan V y = 6.739.982,62 N Sehingga : Tinjau arah X : 6.651.836,53 N 0,8 x 2.142.504,00 N 6.651.836,53 N 1.714.003,20 N Tinjau arah Y : 6.739.982,62 N 0,8 x 2.372.058,00 N 6.739.982,62 N 1.897.646,40 N Dengan demikian pasal 7.1.3 telah terpenuhi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 80

4.3.4.4 Kinerja Batas Layan

Dokumen yang terkait

Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM)

10 133 101

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG PERKULIAHAN 4 LANTAI DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) DI Perancangan Struktur Gedung Perkuliahan 4 Lantai Dengan Metode Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) di Wilayah Sukoharjo.

0 5 19

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran 4 Lantai Dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) Di Wilayah Sukoharjo.

0 3 23

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran 4 Lantai Dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) Di Wilayah Sukoharjo.

3 10 18

Studi Perbandingan Berat Profil Pada Struktur Gedung Baja Yang Didesain Sebagai Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus dan Sistem Rangka Pemikul Momen Terbatas.

1 3 18

PERBANDINGAN ELEMEN STRUKTUR HUBUNGAN BALOK KOLOM SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) GEDUNG “G” UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

0 1 17

STUDI PERBANDINGAN BERAT PROFIL PADA STRUKTUR GEDUNG BAJA YANG DIDESAIN SEBAGAI SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS DAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN TERBATAS

0 0 10

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG 6 LANTAI DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

0 0 557

GEDUNG PERKULIAHAN DI SURABAYA DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

0 2 483

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN “B” SURABAYA DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

0 0 433