Ketentuan umum Tata Cara Perancangan

9

2.3.1 Ketentuan umum

a. Gempa Rencana dan Kategori Gedung - Gempa rencana ditetapkan mempunyai periode ulang 500 tahun sehingga probabilitas terjadinya terbatas pada 10 selama umur gedung 50 tahun. - Pengaruh gempa rencana itu harus dikalikan oleh suatu faktor keutamaan. Faktor keutamaan ini untuk menyesuaikan periode ulang gempa berkaitan dengan penyesuaian probabilitas terjadinya gempa itu selama umur gedung dan untuk menyesuaikan periode ulang gempa berkaitan dengan penyesuaian umur gedung. Faktor keutamaan ini bergantung pada berbagai kategori gedung dan bangunan seperti tabel 1 SNI 03-1726-2002. Tabel 2.1 Faktor Keutamaan untuk beberapa kategori gedung Faktor keutamaan Kategori gedung I 1 I 2 I Gedung umum seperti untuk penghunian, perniagaan dan perkantoran 1,0 1,0 1,0 Monument dan bangunan monumental 1,0 1,6 1,6 Gedung penting pasca gempa seperti rumah sakit, instalasi air bersih, pembangkit tenaga listrik, pusat penyelamatan dalam keadaan darurat, fasilitas radio dan televisi 1,4 1,0 1,4 Gedung untuk menyimpan bahan berbahaya seperti gas, produk minyak bumi, asam, bahan beracun 1,6 1,0 1,6 Cerobong, tangki di atas menara 1,5 1,0 1,5 b. Struktur Gedung Beraturan dan Tidak Beraturan - Struktur gedung beraturan harus memenuhi ketentuan pada SNI 03-1726- 2002 pasal 4.2.1. Pengaruh gempa rencana struktur gedung ini dapat ditinjau sebagai pengaruh beban gempa statik ekuivalen. Sehingga perhitungannya dapat menggunakan analisa statik ekuivalen. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 10 - Struktur gedung tidak beraturan adalah gedung yang tidak memenuhi ketentuan struktur gedung beraturan. Pengaruh gempa struktur ini harus diatur dengan menggunakan pembebanan gempa dinamik. Sehingga menggunakan analisa respon dinamik. c. Daktilitas Struktur Bangunan dan Pembebanan Nominal - Daktalitas adalah kemampuan struktur untuk mengalami simpangan pasca elastik yang besar secara berulang kali dan bolak-balik akibat beban gempa diatas beban gempa yang menyebabkan terjadinya pelelehan pertama, sambil mempertahankan kekuatan dan kekakuan yang cukup. Sehingga struktur tersebut masih tetap berdiri walaupun sudah berada dalam kondisi diambang keruntuhan SNI 03-1726-2002. - Faktor daktilitas struktur gedung adalah rasio antara simpangan maksimum pada ambang keruntuhan dengan simpangan pertama yang terjadi pada pelelehan pertama. - Penjelasan daktilitas berada di SNI 03-1726-2002 pasal 4.3. d. Eksentirsitas Rencana e d Antara pusat massa dan pusat rotasi harus ditinjau eksentrisitas rencana e d . e. Perencanaan Kapasitas Faktor daktalitas suatu struktur gedung merupakan dasar bagi penentuan beban gempa yang bekerja pada struktur tersebut. Untuk menjamin tercapainya tingkat daktalitas yang diharapkan, harus diterapkan persyaratan “Strong Column Weak Beam”, artinya ketika menerima pengaruh gempa hanya boleh terjadi sendi plastis di ujung-ujung balok, dan kaki kolom. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 11 Gambar 2.1 Mekanisme keruntuhan ideal struktur gedung yang diinginkan, dengan sendi plastis terbentuk pada balok dan ujung kolom. f. Jenis Tanah dan Perambatan Gelombang Gempa - Jenis atau tipe profil tanah berpengaruh pada kecepatan perambatan gelombang. Didalam SNI 03-1726-2002 jenis tanah dibedakan menjadi 4 ,yaitu: tanah keras, tanah sedang, tanah lunak, dan tanah khusus. Pengaruhnya terhadap gaya gempa ditabelkan pada Tabel 4 SNI 03-1726-2002. g. Wilayah Gempa dan spectrum respons - Indonesia terbagi dalam 6 wilayah gempa dimana wilayah gempa 1 adalah wilayah dengan tingkat kegempaan paling rendah dan wilayah gempa 6 gengan kegempaan paling tinggi. - Untuk menetukan pengaruh gempa rencana pada struktur gedung untuk masing-masing wilayah gempa ditetapkan spectrum gempa rencana C-T. berikut respons spectrum gempa rencana untuk wilayah gempa menengah wilayah gempa 3 dan 4. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 12 Gambar 2.2 Respons Spektrum Wilayah Gempa 4

2.4 Konsep Desain

Dokumen yang terkait

Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) Dan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM)

10 133 101

PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG PERKULIAHAN 4 LANTAI DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) DI Perancangan Struktur Gedung Perkuliahan 4 Lantai Dengan Metode Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) di Wilayah Sukoharjo.

0 5 19

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran 4 Lantai Dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) Di Wilayah Sukoharjo.

0 3 23

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERKANTORAN 4 LANTAI DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) Perencanaan Struktur Gedung Perkantoran 4 Lantai Dengan Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) Di Wilayah Sukoharjo.

3 10 18

Studi Perbandingan Berat Profil Pada Struktur Gedung Baja Yang Didesain Sebagai Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus dan Sistem Rangka Pemikul Momen Terbatas.

1 3 18

PERBANDINGAN ELEMEN STRUKTUR HUBUNGAN BALOK KOLOM SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM) DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK) GEDUNG “G” UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

0 1 17

STUDI PERBANDINGAN BERAT PROFIL PADA STRUKTUR GEDUNG BAJA YANG DIDESAIN SEBAGAI SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS DAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN TERBATAS

0 0 10

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG 6 LANTAI DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

0 0 557

GEDUNG PERKULIAHAN DI SURABAYA DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

0 2 483

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG APARTEMEN “B” SURABAYA DENGAN METODE SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH (SRPMM)

0 0 433