Bagian 3 : Dasar-dasar Sistem Komunikasi
56
3.1.2.2. Telegraf Drum
Pada daerah hutan, tentu akan sangat terbatas pandangan
kita, maka diciptakan telegraf drum seperti kaleng besar tetapi dari
kayu sebagai bentuk alat ”telekomunikasi”. Hal seperti ini
banyak ditemui di banyak peda- laman Afrika. Dan daerah tropis
lainnya, termasuk Indonesia. Di banyak perkampungan daerah
Indonesia, selalu digunakan ken- tongan sebagai alat telekomu-
nikasi. Pesan dikirim melalui kentongan dengan nada-nada dan
jumlah pukulan yang sudah tertentu.
Gambar 3.3. Kentongan sebagai alat komunikasi
Di negara China, masya- rakatnya menggunakan “tamtam”
sebagai alat teleko-munikasi, dengan bentuk besar tergantung
bebas terbuat dari logam dan bulat melingkar. Suara yang dikeluarkan
dapat didengar dan menjangkau jarak yang cukup jauh.
Gambar 3.4. Penyampaian pesan dengan drum
3.1.2.3. Sinyal Api
Penggunaan sinyal api seba- gai bentuk telekomunikasi, telah
dilakukan pada masa kerajaan Yunani dan Romawi dulu. Alat
komunikasi ini begitu sistematis- nya dikelola sebagai bentuk pe-
nyampaian pesan telegraf. Sinyal api ditempatkan pada satu
perbukitan terhadap perbukitan yang lain atau dari satu menera ke
menara yang lain. Komunikasi dengan sinyal api ini merupakan
bentuk transmisi langsung sejauh pandang line of light transmission
pertama di dunia.
Gambar 3.5. Sinyal api sebagai bentuk komunikasi
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bagian 3 : Dasar-dasar Sistem Komunikasi
57
Dengan sistem ini kejatuhan benteng Troja dapat dilaporkan
segera kepada raja. Tanda-tanda itu dapat dibaca dari sinyal api
yang dikirimkan.
Stasiun pemancar dan pene- rima dibangun pada dinding-
dinding yang ada di atas bukit pada jarak yang jauh. Untuk
mengetahui pesan yang dikrimkan, maka penerima paesan mener-
jemahkan dari jumlah api yang dinyalakan. Penyampaian pesan
ini tidak lebih dari setengah jam.
3.1.2.4. Sinyal Asap
Pengunaan asap sebagai bentuk pertukaran informasi dalam
telekomunikasi sudah lama digu- nakan oleh masyarakat Indian dan
Romawi pada jaman itu. Isyarat asap dapat dibaca sebagai pesan
yang disampaikan. Dengan asap ini jangkauan bisa mencapai
kurang lebih beberapa kilometer. Asap dihembuskan pada suatu
menara yang dapat dilihat dengan jarak pandang yang masih
memungkinkan satu sama lain.
Gambar 3.6. Komunikasi dengan isyarat asap
3.1.2.5. Bentuk-bentuk lain
Bentuk-bentuk komunikasi lain dengan alat-alat yang dicipta-
kan secara sederhana yang dipakai pada waktu itu adalah
penggunaan cahaya obor. Pengiriman pesan dengan cara ini
merupakan pesan tulisan yang diterjemahkan. Karena itu sistem
ini disebut telegraf mekanik-optik. Bentuk dari komunikas ini berupa
kolom-kolom dengan cahaya lampu yang dapat digerakkan.
Dengan susunan aneka lampu yang diatur sedemikian, maka itu
akan munjukkan suatu tanda gambar atau sinyal tertentu. Inilah
yang dijadikan sebagai simbol pesan. Secara estafet melalui
beberapa menara, tentu jarak ratusan kilometer dapat dicapai
dengan komunikasi ini dalam waktu yang relatif cepat.
Gambar 3.7. Simbol dengan lampu sebagai pesan untuk komunikasi
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bagian 3 : Dasar-dasar Sistem Komunikasi
58
Dari uraian yang telah dijelaskan di depan menunjukka
bahwa sebenarnya dalam komunikasi selalu ada tiga prinsip
dasar. Pertama, adanya pesan yang akan disampaikan melalui
peralatan pemancar. Kedua, adanya media untuk menyam-
paikan pesan tersebut dan ketiga adalah tersedianya peralatan
penerima untuk menerjemahkan pesan yang dikirim sebagai mana
bentuk aslinya. Tentu saja pesan yang akan dikirim dan yang akan
diterima mempunyai simbol-simbol yang sama.
Dengan
memperhatikan bentuk-bentuk komunikasi model
awal itu, sekarang coba tentukan mana yang dikatakan sebagai
pesan, pemancar dan penerima
3.1.3. Komunikasi dengan