Uji Kualitas Data 1. Uji Normalitas Uji Asumsi Klasik

menunjukkan kemakmuran pemegang saham atau pemilik perusahaan juga tinggi. Rendahnya nilai perusahaan disebabkan karena adanya penurunan nilai harga saham. Jika harga saham ini menurun maka akan memperburuk nilai perusahaan di mata investor sehingga akan menurunkan nilai perusahaan itu sendiri. 4.3. Uji Kualitas Data 4.3.1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan program SPSS Sumarsono, 2004: 40. Tabel 4.5. adalah hasil dari pengujian normalitas setiap variabel. Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas – Putaran Pertama Kebijakan Leverage X1 Kebijakan Diveden X2 Price Earning Ratio X3 Nilai Perusahaan N 36 36 36 36 Asymp. Sig. 2-tailed 0.731 0.035 0.000 0.001 Sumber : Lampiran 5 Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa distribusi data pada variabel Kebijakan Dividen X 2 dan Price Earning Ratio X 3 dan Nilai Perusahaan Y tidak mengikuti distribusi normal, karena tingkat signifikan yang dihasilkan ketiga variabel tersebut lebih kecil dari 0,05 sedangkan distribusi data pada variabel Kebijakan Leverage X 1 mengikuti distribusi normal, karena tingkat signifikan yang dihasilkan lebih besar dari 0,05. Untuk mengatasi ketidaknormalan data, salah satu cara yang digunakan adalah menghilangkan nilai ekstrim dari data yang mempunyai nilai tinggi, yaitu nilai price earning ratio pada PT. Medco Energi International Tbk dan PT. International Nickel Indonesia pada tahun 2007. Sehingga banyaknya data yang digunakan untuk uji selanjutnya sebanyak 36 – 2 = 34 data. Tabel 4.6 adalah hasil uji normalitas setelah menghilangkan nilai ekstrim. Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas – Putaran Kedua Kebijakan Leverage X1 Kebijakan Diveden X2 Price Earning Ratio X3 Nilai Perusahaan N 34 34 34 34 Asymp. Sig. 2- tailed 0.647 0.057 0.284 0.053 Sumber : Lampiran 5 Setelah dilakukan perbaikan data dengan menghilangkan nilai ekstrim, seluruh variabel X dan variabel Y memiliki nilai signifikan lebih besar dari 0,05, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data penelitian memiliki distribusi data yang normal.

4.4. Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi harus bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator, artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka persamaan regresi harus memenuhi ketiga asumsi klasik. Hasil dari asumsi klasik itu adalah sebagai berikut: 1. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara korelasi pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Untuk menguji apakah terjadi autokorelasi atau tidak, digunakan uji Durbin- Watson Dw-Test. Suatu data observasi dikatakan tidak terjadi autokorelasi jika nilai Durbin Watson berada antara -2 hingga +2 Santoso, 2001 :219. Tabel 4.7. adalah nilai Durbin-Watson yang dihasilkan dari model regresi. Tabel 4.7. Hasil Uji Autokorelasi Model R R Square Adjusted R Squarae Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 0.576 a 0.331 0.265 3.46189 1.647 Sumber: Lampiran 6A Berdasarkan tabel 4.7. nilai DW sebesar 1,647 terletak diantara -2 sampai +2, berarti bahwa dalam persamaan regresi tidak ada Autokorelasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asumsi tidak terjadi autokorelasi dapat dipenuhi. 2. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas Ghozali, 2001 : 57. Tabel 4.8. Hasil Uji Multikolinieritas Collinearity Statistics Model Tolerance VIF Kebijakan Leverage X 1 0,960 1,042 Kebijakan Dividen X 2 0,860 1,162 Price Earning Ratio X 3 0,887 1,128 Sumber : Lampiran 6A Berdasarkan tabel 4.8. menunjukkan nilai VIF kurang dari 10, sehingga tidak terjadi multikolinieritas yang tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asumsi tidak terjadi multikolinieritas pada variabel bebas penelitian dapat dipenuhi. 3. Uji Heteroskedastisitas Menurut Widarjono 2005: 145 heteroskedastisitas terjadi ketika residual mempunyai varian yang tidak konstan. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, dapat menggunakan metode Rank Spearman. Tabel 4.9. Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: Lampiran 6B Variabel Nilai Signifikan Korelasi Rank Spearman Kebijakan Leverage x 1 0,269 Kebijakan Dividen X 2 0,071 Price Earning Ratio X 3 0,068 Berdasarkan tabel 4.9. diketahui bahwa hasil uji heteroskedastisitas pada nilai residual variabel bebas penelitian menunjukkan nilai signifikansi 0,05. Dengan demikian asumsi tidak terjadi heteroskedastisitas dapat dipenuhi.

4.5. Analisis dan Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kebijakan Leverage, Kebijakan Dividen dan Earnings Per Share terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 33 92

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (PERUSAHAAN PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN LEVERAGE DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PADA TAHUN 20

0 2 14

PENGARUH PRICE EARNING RATIO, LEVERAGE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Price Earning Ratio, Leverage, dan Profitabilitas terhadap nilai perusahaan Food & Beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015.

0 2 16

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, LEVERAGE, PRICE EARNINGS RATIO, DAN KEBIJAKAN Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kebijakan Dividen, Leverage, Price Earnings Ratio, dan Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan (St

0 12 18

PENGARUH PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN, LEVERAGE, PRICE EARNINGS RATIO, DAN KEBIJAKAN Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kebijakan Dividen, Leverage, Price Earnings Ratio, dan Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan (St

0 3 15

PENDAHULUAN Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Kebijakan Dividen, Leverage, Price Earnings Ratio, dan Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 – 2014

0 3 7

Pengaruh Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

0 0 26

PENGARUH PRICE EARNING RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN DIVIDEN PAYOUT RATIO TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 29

PENGARUH KEBIJAKAN LEVERAGE, KEBIJAKAN DIVIDEN DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN LQ45 YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

0 0 27

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 25