2.3. Kerangka Pikir
2.3.1. Kebijakan Leverage terhadap Nilai Perusahaan
Sutrisno 2003: 248-249 rasio leverage menunjukkan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibelanjai dengan hutang. Semakin
besar tingkat leverage perusahaan menunjukkan semakin besar jumlah hutang yang digunakan dan semakin besar pula resiko bisnis yang
dihadapi oleh perusahaan terutama apabila kondisi perekonomian memburuk.
Menurut Jensen 1986 dalam Soliha dan Taswan 2002: 6 menyatakan bahwa adanya hutang dapat digunakan untuk mengendalikan
penggunaan free cash flow secara berlebihan oleh manajemen, dengan demikian dapat menghindari investasi yang sia-sia. Penggunaan hutang
akan meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai tersebut dikaitkan dengan harga saham dan penurunan hutang akan menurunkan harga
saham. Pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan lebih
menyukai pendanaan internal, tetapi jika pendanan eksternal diperlukan maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih
dahulu. Penerbitan sekuritas akan dimulai dari penerbitan obligasi, kemudian obligasi yang dapat dikonversikan menjadi modal sendiri, baru
akhirnya menerbitkan saham baru Arifin, 2005: 94. Sesuai
dengan Pecking Order Theory penggunaan hutang sebagai
keputusan pendanaan manajer akan sangat mempengaruhi perkembangan
perusahaan di masa datang. Hal tersebut digunakan untuk memaksimumkan kemakmuran pemilik perusahaan dan pada akhirnya
akan meningkatkan nilai perusahaan.
2.3.2. Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan
Sutrisno 2003: 303 berpendapat bahwa kebijakan dividen adalah kebijakan yang memutuskan apakah laba yang diperoleh oleh perusahaan
selama satu periode akan dibagi semua atau dibagi sebagian untuk dividen dan sebagian lagi tidak dibagi dalam bentuk laba ditahan.
Perusahaan yang memutuskan untuk membagi laba yang diperoleh sebagai dividen berarti akan mengurangi jumlah laba yang ditahan yang
akhirnya juga mengurangi sumber dana internal yang digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Bila perusahaan tidak membagikan labanya
sebagai dividen maka akan memperbesar sumber dana intern dan akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengembangkan
perusahaan. Teori Signaling menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai
dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi adalah
karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan
prospek yang akan datang daripada pihak luar investor, kreditor. Kurangnya informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan
mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan,
dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar,
salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan
datang Wolk et al., 2000. Teori signaling mengemukakan tentang bagaimana seharusnya
sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah
dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa
perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Dalam hal ini kenaikan dividen merupakan suatu “sinyal” kepada para investor bahwa
manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik dimasa yang akan mendatang. Sebaliknya, suatu penurunan deviden atau
kenaikan dividen yang dibawah kenaikan normal diyakini oleh investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan menghadapi masa sulit diwaktu
mendatang Atmaja, 1999 : 285-288. Soliha dan Taswan 2002: 14 menyatakan bahwa dividen adalah
laba bersih yang diperoleh perusahaan, oleh karena itu dividen akan dibagikan kepada pemegang saham apabila perusahaan memperoleh
keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham
adalah keuntungan setelah bunga dan pajak. Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan untuk
membayarkan dividennya. Semakin besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham akan semakin meningkatkan nilai suatu perusahaan.
2.3.3. Price Earning Ratio terhadap Nilai Perusahaan