6. Manusia memiliki rasa indah dan karenanya mampu menciptakan
benda-benda seni yang dapat menambah kenikmatan hidup rohaninya. 7.
Manusia memiliki alat untuk berkomunikasi dengan sesamannya yang disebut bahasa, yang memungkinkan mereka dapat saling bertukar
informasi demi kesempurnaan hidup bersama. 8.
Manusia memiliki sarana pengatur kehidupan bersama yang disebut sopan santun atau tata susila, yang memungkinkan terciptanya suasana
kehidupan bersama yang tertib dan saling menghargai. 9.
Manusia memiliki ilmu pengetahuan yang karenanya kehidupan mereka makin berkembang dan makin sempurna.
10. Manusia memiliki pegangan hidup antar sesama demi kesejahteraan
hidupnya di dunia selain itu juga mengatur pergaulannya dengan Sang Pencipta deni kebahagiaan hidupnya di akhirat kelak.
Sebaliknya sesuai dengan sifatnya sebagai benda ciptaan atau yang biasa yang disebut makhluk, manusia pasti memiliki kekurangan atau kelemahan.
Sesungguhnya hanya Sang Pencipta yang maha sempurna. Hal ini perlu kia sadari sepenuhnya bukan supaya kita rendah diri melainkan agar tahu diri.Widagdho,
2008:32.
2.1.2.1 Manusia Sebagai Makhluk Ciptaan Tuhan
Manusia sebagai makhluk Tuhan, diciptakan Tuhan dan dapat berkembang karena Tuhan. Untuk itu manusia dilengkapi kemampuan jasmani
dan rohani, juga fasilitas alam sekitarnya, seperti tanah, air, tumbuh-tumbuhan
dan sebagainya. Sebagai makhluk Tuhan, manusia pun harus mendengarkan suara Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan
mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur perbuatan baik- buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan
berbentuk hukum Tuhan atau hukum agama.Widagdho, 2008:129. Tujuan penciptaan manusia adalah untuk penyembahan kepada Sang
Penciptanya, pengertian penghambaan kepada Tuhan tidak boleh diartikan secara sempit dengan hanya membayangkan aspek ritual yang tercemin dalam
sembahyang saja. Penyembahan, berarti kedudukan manusia kepada hukum- hukum Tuhan dalam menjalankan kehidupan di muka bumi ini, baik yang
menyangkut hubungan vertikal manusia dengan Tuhan maupun horizontal manusia dengan manusia dan alam semesta. Furqan, 2002:26.
Kepercayaan kepada Tuhan Yang Mahakuasa itu amat penting karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan.
Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu amat penting, karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa
manusia dengan Tuhannya. Oleh karena itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan daripadanya, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah
yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang Mahatinggi yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan
konsekuensinya tiap-tiap umat beragamakepercayaan dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.Widagdho, 2008:197.
Hubungan dengan Tuhan menjadi dasar bagi hubungan sesama manusia. Orang yang bertakwa akan dapat dilihat dari peranannya di tengah-tengah
masyarakat. Sikap takwa tercermin dalam bentuk kesediaan untuk menolong orang lain, melindungi yang lemah dan keberpihakkan pada kebenaran dan
keadilan, karena itu orang takwa akan menjadi motor penggerak gotong royong dan kerja sama dalam segala bentuk kebaikan dan kebajikan. Furqan, 2002:177.
2.1.2.2 Manusia sebagai makhluk sosial