Komunikasi Efektif antar Pribadi 1. Pengertian Komunikasi Efektif

23 orang mengungkapkan perasaan atau pengalamannya kemudian lawan bicara langsung menanggapi tanpa sebelumnya memahami apa yang dimaksudkan dan diungkapkan oleh lawan bicara. Mendengarkan merupakan faktor penting dalam berkomunikasi. Mendengarkan secara aktif berarti memahami perasaan, kebutuhan dan keinginan pembicara, sehingga kita dapat menghargai maksud atau sudut pandang lawan bicara kita dan mengadakan interpretasi terhadap suatu pesan yang diterima. Lunandi 1989: 35 mengatakan bahwa untuk mendengarkan secara aktif harus memperhatikan beberapa hal yaitu:1 mendengarkan maksud atau arti yang hendak disampaikan si pembicara dan bukan hanya kata-kata yang diucapkan, 2 tunda penilaian sampai pihak lain selesai berbicara secara tuntas 3 usahakan tidak memotong pembicaraan dengan jawaban atau cerita yang lain, 4 pandai-pandai memetik inti sari atau pesan terpenting dari apa yang dikatakan orang, 5 tunjukkan perhatian dengan anggukan atau senyum. Dalam berkomunikasi, pendengar harus berusaha dengan sungguh-sungguh memahami maksud atau sudut pandang dari pembicara, tanpa memberi komentar atau penilaian sebelum pembicara selesai mengungkapkan apa yang hendak disampaikan. Mendengarkan dengan baik dan sungguh-sungguh tidak mudah sebab mendengarkan tidak hanya menyangkut konsentrasi dan indra tetapi juga kemampuan intelektual yang cukup berpengaruh yaitu menyangkut kemampuan untuk menangkap arti atau maksud pembicaraan. Dengan demikian kita dapat menanggapi dengan tepat saat kita berkomunikasi dengan lawan bicara. b. Jujur terhadap Diri Sendiri Dalam hidup bersama kejujuran sangatlah penting karena mendukung orang 24 dalam berkomunikasi. Dalam komunikasi yang baik dibutuhkan kejujuran antara kedua belah pihak yang mengadakan komunikasi. Tanpa adanya kejujuran dalam hidup bersama kemungkinan akan terjadi konflik antar pribadi ataupun kelompok Dalam menjalin relasi persaudaraan dengan orang lain dibutuhkan kejujuran dari masing-masing pribadi. Orang yang jujur pasti akan mengakui kekurangan atau kelemahan dan kelebihan dalam dirinya dengan rendah hati dan menerima kekurangan dan kelebihan dari orang lain. Kalau tidak ada kejujuran dalam pribadi seseorang dapat menghambat terjadinya komunikasi. Maka kejujuran tidak dituntut dari pribadi orang lain tetapi kejujuran itu harus dimiliki oleh setiap pribadi. Dalam berkomunikasi dengan orang lain perlu dibangun sikap jujur terhadap diri sendiri dan jujur terhadap orang lain. Lunandi 1989: 39 mengatakan bahwa betapa menyenangkan berbicara dengan orang yang mempunyai sikap terbuka untuk menyingkapkan diri dengan jujur. Keterbukaan tidak hanya menyangkut keyakinan dan pendirian mengenai suatu gagasan tetapi juga melibatkan perasaan seperti kecemasan, harapan, kebanggaan dan kekecewaan. Dengan kata lain dalam berkomunikasi dengan orang lain kita perlu mengungkapkan diri seutuhnya dengan jujur. Jujur terhadap diri sendiri harus kita tanamkan dan kita terapkan dalam diri kita sendiri hari demi hari, sehingga dalam menjalin relasi dan berkomunikasi dengan orang lain kita akan semakin menghargai segala kelebihan dan kelemahannya. c. Menerima Diri dan Orang Lain Dalam hidup bersama sikap menerima diri itu menjadi hal yang sangat penting agar hidup menjadi lebih berarti. Dalam berelasi dan membina hubungan yang 25 baik dengan orang lain hal pertama yang harus kita lakukan adalah kita mampu untuk menerima diri sendiri dan orang lain apa adanya. Supratiknya 2003: 84 mengatakan bahwa semakin besar penerimaan diri kita dan semakin besar penerimaan kita terhadap diri orang lain akan semakin mudah kita menjalin dan membangun relasi yang semakin mendalam dengan orang lain. Menerima diri artinya memiliki penghargaan yang tinggi terhadap diri sendiri dan tidak bersikap sinis atau minder terhadap diri sendiri. Dalam berkomunikasi efektif ada tiga hal yang berkaitan dengan penerimaan diri yaitu: pertama, kerelaan kita untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan reaksi kita kepada orang lain. kedua, kesehatan psikologis kita dan yang ketiga, penerimaan kita terhadap orang lain Supratiknya, 2003: 85. Menerima diri apa adanya dengan baik serta menghargainya akan membantu kita untuk membuka diri terhadap orang lain. Semakin besar kita membuka diri semakin besar pula penerimaan orang lain atas diri kita. Semakin besar penerimaan orang lain atas diri kita semakin besar pula penerimaan diri kita.

2. Pengertian Komunikasi antar Pribadi

Komunikasi antar pribadi adalah suatu proses pertukaran makna antara orang -orang yang saling berkomunikasi. Pengertian proses mengacu pada perubahan dan tindakan action yang berlangsung terus-menerus. Komunikasi antar pribadi merupakan suatu pertukaran, yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik. Sedangkan makna, yaitu sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut terdapat kesamaan pemahaman diantara orang-orang yang berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang digunakan dalam proses komunikasi. 26 Kathleen S.Verderber sebagaimana dikutip oleh Muhammad Budyatna dan Leila Mona Ganiem 2011: 14 mengatakan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan proses melalui mana orang menciptakan dan mengelola hubungan mereka, melaksanakan tanggung jawab secara timbal balik dalam menciptakan makna. Komunikasi antar pribadi selalu melibatkan umpan balik secara langsung antara sumber dan penerima. Komunikasi antar pribadi dapat diartikan sebagai komunikasi dari hati ke hati dimana seseorang saling berhubungan dan saling mengungkapkan perasaan masing-masing dengan demikian kita dapat saling mengerti isi hati masing-masing. Komunikasi antar pribadi merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kebahagiaan hidup kita. Sadar atau tidak, ada sejumlah kebutuhan dalam diri manusia yang hanya dapat dipuaskan dengan berkomunikasi dengan sesamanya Dalam berkomunikasi ada kesempatan untuk saling berbagi perasaan dan pengalaman yang dialami dalam hidup sehari-hari dan masing-masing kita dapat menciptakan dan mempertahankan suatu relasi yang baik dengan sesama. Dalam berkomunikasi antar pribadi diperlukan suatu sikap terbuka sehingga seseorang dapat mengerti dan memahami situasi yang dialami oleh sesama. Lunandi 1989: 38, mengemukakan bahwa orang yang mau senantiasa tumbuh sesuai dengan zaman adalah orang yang mampu terbuka menerima masukan dari orang lain, merenungkannya dengan serius dan mengubah diri bila perubahan dianggapnya sebagai pertumbuhan kearah kemajuan. Dalam hal ini diperlukan keterbukaan hati dalam menyatakan atau dalam mengungkapkan dirinya sendiri secara jujur dan terbuka dengan mendengarkan dan menerima orang lain sebagaimana adanya 27

3. Peranan Komunikasi antar Pribadi

Komunikasi antar pribadi mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Dengan berkomunikasi yang baik kita dapat mengetahui maksud dan tujuan dari lawan bicara kita. Menurut Jonhson sebagaimana disitir oleh Supratiknya 2003: 9 dikatakan bahwa ada beberapa peranan komunikasi antar pribadi dalam menciptakan kebahagiaan bersama, yaitu: Komunikasi antar pribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial manusia. Perkembangan seseorang sejak bayi sampai dewasa dibentuk oleh ketergantungannya pada orang lain. Hal ini diawali dengan ketergantungan atau komunikasi yang intensif dengan ibu pada masa bayi. Lingkaran ketergantungan kita dan komunikasi menjadi semakin luas dengan bertambahnya usia kita. Identitas atau jati diri kita terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan orang lain. Berkomunikasi dengan orang lain, secara sadar maupun tidak sadar kita mengamati, memperhatikan, dan mencatat dalam hati semua tanggapan yang diberikan oleh orang lain terhadap diri kita. Oleh karena itu lewat komunikasi dengan orang lain, kita dapat terbantu untuk menemukan dan mengetahui keunikan diri kita sebenarnya. Perbandingan sosial dapat dilakukan lewat komunikasi dengan orang lain. Dalam rangka memahami realitas di sekeliling kita serta menguji kebenaran yang kita miliki tentang dunia di sekitar kita perlu membandingkannya dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain tentang realitas yang sama. Kesehatan mental kita sebagian besar ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan dengan orang lain. 28

C. Faktor-faktor Penghambat dan Pendukung Komunikasi 1.

Faktor Penghambat Komunikasi Dalam berkomunikasi tak jarang terjadi hambatan-hambatan sehingga komunikasi kurang berjalan dengan baik dan lancar bahkan tidak seperti yang diharapkan. Menurut Onong Uchjana Effendy 2004: 11 dikatakan bahwa komunikasi berlangsung dalam konteks situasional, ini berarti bahwa komunikator atau pengirim pesan harus memperhatikan situasi ketika komunikasi sedang dilangsungkan sebab situasi sangat berpengaruh terhadap kelancaran komunikasi. Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap komunikasi yaitu faktor sosiologis, antropologis dan psikologis. Secara sosiologis, komunikasi akan menjadi terhambat apabila komunikator mengkomunikasikan pesan atau informasi kepada orang lain kurang memperhatikan situasi sosial yang ada dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan atau lapisan, tingkat pendidikan usia dan sebagainya yang dapat menimbulkan perbedaan dalam status sosial Secara antropologis, dalam berkomunikasi seorang komunikator tidak akan berhasil apabila ia tidak mengenal siapa komunikan yang dijadikan sasarannya atau yang diajak berbicara. Dengan mengenal diri komunikan akan mengenal pula kebudayaannya, bahasa dan kebiasaannya. Secara psikologis, seringkali terjadi hambatan. Hal ini disebabkan karena dalam berkomunikasi komunikator sebelum melancarkan komunikasinya tidak memperhitungkan kondisi kejiwaan komunikan. Lunandi 1989: 47-49 mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat menjadi penghalang komunikasi antar pribadi, yaitu : faktor kepentingan pribadi, yaitu bilamana seseorang dalam proses 29 komunikasi bersifat mendominasi atau selalu mengungkapkan kepentingannya, sehingga membosankan dan perhatian untuk mendengarkan semakin berkurang. faktor emosi, artinya bahwa sikap dan tindakan emosional dari komunikator tidak terkendalikan oleh pikiran-pikiran sehat. faktor pengalaman masa lampau, artinya komunikan sudah mempunyai prasangka atau pandangan yang kurang baik tentang komunikator. faktor status sosial atau jabatan yang berbeda dan rendah. Untuk mengungkapkan dan menyampaikan pesan atau informasi menjadi kurang lengkap oleh karena adanya perasaan takut salah berkata-kata. faktor lingkungan, artinya komunikator saat berkomunikasi dengan orang lain dalam ruang yang panas dan pengap mempengaruhi kesabaran seseorang dalam menerima dan memahami informasi atau pesan yang disampaikan. Selain beberapa faktor di atas ada juga faktor penghalang muncul dari orang yang terlibat dalam komunikasi misalnya konsep pribadi yang keliru ketertutupan, dan sarana yang terbatas. Keterbatasan ungkapan, ungkapan yang salah dan sarana yang tidak cocok dengan maksud yang akan dikomunikasikan oleh komunikator serta situasi yang kurang mendukung menyebabkan komunikasi tidak berjalan dengan baik. Komunikasi akan berjalan lancar jika suatu pesan yang disampaikan komunikator dapat diterima oleh komunikan atau penerima pesan secara tuntas atau secara keseluruhan. Dalam berkomunikasi, komunikator tidak akan berhasil melancarkan komunikasinya, jika tidak mengenal siapa komunikan yang dijadikan sasarannya. Hal ini disebabkan karena komunikator sebelumnya tidak mengkaji dan mengenal diri komunikan terlebih dahulu. 30

2. Faktor Pendukung dalam Berkomunikasi

Berkomunikasi dengan orang lain berarti memperkenalkan diri kepada orang lain dengan harapan bahwa orang itu memberi respon. Scott M. Cultip sebagaimana disitir oleh Ing Wursanto 2008: 69 mengatakan bahwa keberhasilan dalam berkomunikasi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: Faktor kepercayaan Dalam berkomunikasi antara komunikator atau yang mengirim pesan dan yang menerima pesan atau komunikan harus saling percaya. Dengan demikian pesan yang disampaikan dapat berhasil Faktor perhubungan atau pertalian Keberhasilan dalam berkomunikasi sangat berhubungan erat dengan situasi atau kondisi lingkungan pada waktu komunikasi sedang berlangsung Faktor kepuasan Komunikasi harus dapat menimbulkan rasa kepuasan antara kedua belah pihak Kepuasan ini akan tercapai apabila isi pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dimengerti dan dipahami oleh komunikan dan sebaliknya pihak komunikan memberikan respon atau reaksi kepada komunikator. Faktor kejelasan Kejelasan yang dimaksudkan di sini adalah kejelasan dalam isi pesan kejelasan dalam tujuan yang hendak dicapai juga kejelasan dalam menyampaikan atau memberikan pesan. Faktor kemampuan pihak penerima Dalam berkomunikasi hendaknya pengirim pesan atau komunikator perlu mengetahui kemampuan komunikan, oleh sebab itu pesan yang hendak