Metodologi Penelitian Komunikasi efektif antar pribadi untuk membangun semangat persaudaraan dalam hidup berkomunitas para Suster Tarekat Misi Abdi Roh Kudus di Komunitas Roh Suci Yogyakarta.

61 komunikasi efektif, faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam berkomunikasi. Observasi partsipatif, dalam observasi ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang-orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian Sugiyono, 2009: 227

5. Teknik Analisis Data

Selama pengumpulan data dilakukan reduksi data atau pengelompokan data yaitu menemukan arti dari data dengan menarik hubungan-hubungan sesuai dengan permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini Selanjutnya ditarik kesimpulan dan verifikasi Sugiyono, 2009: 245. Analisis data merupakan upaya untuk mencari dan menata secara sistematis catatan hasil wawancara, untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti.

C. Laporan Hasil Penelitian dan Pembahasan

Laporan hasil penelitian ini dipaparkan oleh peneliti berdasakan hasil observasi partisipatif di komunitas Roh Suci SSpS. Proses observasi dilakukan peneliti dengan mengikuti seluruh kegiatan komunitas. Artinya, peneliti ikut terlibat secara langsung dalam seluruh acara komunitas dan didokumentasikan dalam bentuk foto, agar dapat mendukung penelitian ini. Selain itu, peneliti melakukan wawancara kepada para suster SSpS Roh Suci mengenai tema yang hendak dikaji oleh peneliti, yaitu komunikasi antar pribadi dalam hidup berkomunitas. Hasil penelitian dapat dideskripsikan oleh peneliti di bawah ini. 62

1. Pemahaman Para Suster tentang Komunikasi Efektif

Berdasarkan hasil wawancara ditemukan pemahaman para suster mengenai komunikasi efektif yang dibangun dalam kehidupan berkomunitas, yaitu komunikasi yang dilakukan oleh penutur atau pembicara, baik secara verbal maupun non verbal, dapat ditangkap dan dipahami oleh mitra tutur atau pendengar. Hal ini dinyatakan oleh para responden sebagai berikut: Komunikasi efektif adalah komunikasi yang bisa dimengerti dan dipahami oleh orang lain sebagai audiensnya. Dengan komunikasi yang efektif seorang komunikator mampu menyampaikan pesan kepada komunikan dengan cara verbal dan non verbal R III [Lampiran 3: 3]. Komunikasi efektif adalah: komunikasi yang bisa dipahami, mudah dimengerti oleh yang menerima pesan. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan kata-kata sehingga dapat dipahami. Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan symbol atau tanda-tanda R VIII [Lampiran 3: 4]. Penyampaian yang dilakukan oleh penutur atau pembicara mengenai suatu hal harus secara baik dan jelas. Hal ini dimaksudkan agar tujuan yang hendak disampaikan oleh penutur mendapat tanggapan dari mitra tutur secara positif Artinya, pendengarnya dapat mendengarkan apa yang dibicarakan. Dengan demikian, komunikasi efektif pun tetap terpelihara. Hal ini ditegaskan para responden sebagai berikut: Komunikasi efektif terjadi ketika maksud dari pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Komunikasi verbal adalah komunikasi secara langsung dengan menggunakan kata-kata Komunikasi non verbal adalah komunikasi secara tidak langsung dengan menggunakan tanda- tanda atau symbol-symbol RVII [Lampiran 3: 4]. Pemahaman saya tentang komunikasi efektif, yaitu komunikasi yang pesannya tersampaikan dengan baik serta mendapat tanggapan dari penerima pesan dengan baik pula karena jelas dan tersampaikan sesuai dengan tujuan pengirim pesan, artinya bahwa maksud pesan ditangkap oleh penerima pesan RXI [Lampiran 3: 4]. 63 Selain itu, komunikasi efektif menuntut kesadaran dari pembicara atau penutur terhadap situasi dan kondisi dimana ia hendak membangun komunikasi dengan orang lain. Artinya, kedua pihak, yaitu penutur dan mitra tutur atau pembicara dan pendengar harus memperhatikan waktu, tempat, dan cara menyampaikan sesuatu hal. Dengan demikian, komunikasi akan menjadi efektif dan tujuan komunikasi itu akan tercapai. Hal ini, seperti ditegaskan oleh responden sebagai berikut: Komunikasi efektif adalah komunikasi yang dibangun antara dua pribadi atau lebih dengan memperhatikan cara, waktu dan tempat agar pesan atau ide atau pengalaman dapat tersalur dengan baik, sehingga tujuan dari komunikasi itupun dapat tercapai RVI [Lampiran 3: 4]. Sementara itu, pemahaman para suster mengenai komunikasi dimengerti secara verbal dan non verbal. Komunikasi yang dibangun menggunakan kata- kata disebut komunikasi verbal; sedangkan komunikasi non verbal adalah komunikasi yang dibangun dengan menggunakan bahasa tubuh, tanda, atau simbol-simbol tertentu. Dengan kata lain, komunikasi verbal merupakan komunikasi langsung, dimana maksud dan tujuan yang ingin disampaikan oleh penutur, langsung dipahami. Dengan demikian, komunikasi efektif adalah komunikasi yang dibangun oleh penutur dengan mitra tutur, baik secara verbal maupun non verbal Komunikasi efektif akan tetap terpelihara jika penutur menyampaikan maksud dan tujuannya dengan baik, benar, dan sopan agar mitra tuturnya dapat menangkap dan memahami apa yang hendak disampaikan oleh penutur. Selain itu, penutur perlu memperhatikan situasi dan kondisi, yaitu waktu dan tempat serta cara menyampaikan maksud dan tujuannya. Semuanya ini akan berdampak pada hubungan yang baik dan harmonis, penuh persaudaraan.