Credit Union LANDASAN TEORI

3 Tidak diskriminatif CU tidak diskriminatif terhadap semua latar belakang anggota, termasuk suku, orientasi, kebangsaan, seks, agama, dan politik. b. Pelayanan kepada Anggota 1 Distribusi kepada anggota Untuk mendorong pola hidup hemat dengan cara menabung dan kemudian menyediakan pelayanan pinjaman dan pelayanan lainnya, balas jasa simpanan yang menarik harus tersedia sesuai dengan kemampuan CU. Surplus pendapatan bersih yang diperoleh dari kegiatan usaha CU setelah menutupi biaya modal, biaya operasional, provisi pinjaman lalai, dan untuk memenuhi ketentuan dan persyaratan dana cadangan, menjadi milik anggota dan bermanfaat bagi anggota sehingga tak seorang pun anggota atau kelompok merasa dirugikan. Surplus ini dapat didistribusikan kepada sesama anggota sebanding dengan jumlah transaksi mereka di CU, sebagai dividen atas saham mereka atau diarahkan kepada peningkatan pelayanan yang dibutuhkan oleh anggota. 2 Membangun stabilitas keuangan Perhatian utama CU adalah untuk membangun kekuatan keuangan yang meliputi tersedianya dana cadangan yang memadai, dan pengendalian internal yang akan memastikan pelayanan kepada anggota berkelanjutan. 3 Pelayanan kepada anggota Pelayanan CU diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi semua anggota. c. Tujuan Sosial 1 Pendidikan yang terus-menerus CU secara aktif melaksanakan pendidikan kepada para anggota, pengurus, pengawas, komite, dan staf, serta kepada masyarakat umum, berdasarkan prinsip-prinsip menolong diri sendiri dalam kebersamaan mutual self-help, demokrasi, sosial, dan ekonomi. Promosi hidup hemat thrift dan menggunakan pinjaman secara bijaksana, juga pendidikan tentang hak dan tanggungjawab para anggota adalah esensial dalam karakter sosial ekonomi CU untuk melayani kebutuhan para anggotanya. 2 Kerja sama antarkoperasi CU Sesuai dengan filosofi dan praktik-praktik pengaturan koperasi, CU dalam kapasitasnya secara aktif bekerja sama dengan CU lain, koperasi, dan berbagai lembaga pada tingkat lokal, nasional, dan internasional agar mampu memberikan pelayanan terbaik kepada anggota dan masyarakat. 3 Tanggung jawab sosial Melanjutkan cita-cita dan keyakinan para pionir koperasi, CU berusaha mewujudkan pembangunan manusia dan pembangunan sosial. Visi mereka adalah keadilan sosial baik kepada anggota individu maupun kepada masyarakat luas disekitar mereka bekerja dan tinggal. Cita-cita CU adalah untuk memperluas pelayanan kepada semua orang yang membutuhkan dan dapat mempergunakannya. Setiap orang, baik yang sudah menjadi anggota maupun calon anggota, dapat menjadi bagian dari CU sesuai dengan minat dan kepentingannya. Keputusan harus diambil dengan memperhatikan secara sungguh-sungguh kepentingan masyarakat luas tempat CU dan para anggota berada. 3. Nilai-nilai Credit Union Menurut WOCCU World Council of Credit Union sebagaimana dikutip oleh Elias dalam buku Manajemen Perkreditan Untuk Credit Union Kopersi Kredit dan Koperasi Simpan Pinjam 2006 :3, adapun nilai-nilai Credit Union meliputi: 1 menolong diri sendiri, 2 bertanggung jawab kepada diri sendiri, 3 demokrasi, 4 persamaan, 5 keadilan, dan 6 kesetiakawanan. 4. Pilar Credit Union Menurut WOCCU World Council of Credit Union seperti dikutip oleh PUSKOPDIT, adapun pilar dalam Credit Union meliputi: a. Pendidikan, tujuannya agar anggota dapat mengerti peran serta, hak dan kewajiban sebagai anggota CU agar lebih bijaksana dalam mengatur keuangan keluarga maupun keuangan usaha, mengetahui, memahami laporan keuangan serta perkembangan CU. b. Solidaritaskesetiakawanan, karena CU tidak sekedar menghimpun simpanan pinjaman kepada anggotanya, namun yang paling utama adalah bagaimana setiap anggota CU memperhatikan kepentingan bersama dari pada kepentingan sendiri. c. Swadaya, kerena Credit Union sedapat mungkin membiayai dirinya sendiri. Caranya adalah menabung ke Credit Union secara teratur secara menghindari agar tidak menabung ke lembaga lain.

B. Sistem

1. Pengertian Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Menurut Jogiyanto 2005: 1 berdasarkan pendekatan yang menekankan pada prosedur, maka siste m dapat didefinisikan sebagai “Suatu sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan sesuatu dengan sasaran tertentu”. Berdasarkan pendekatan yang menekankan pada elemen, maka sistem didefinisikan se bagai “Sistem adalah kumpulan dari elemen- elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Menurut Mulyadi 2010: 1, “Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sistem juga terdiri dari unsur-unsur yang merupakan bagian terpadu dari berbagai subsistem yang bersangkutan ”. “Sistem adalah suatu urutan kegiatan yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama, untuk mencapai tujuan tertentu. Urutan kegiatan disini yang dimaksud adalah untuk menjelaskan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakannya, kapan dikerjakan, dan bagaimana mengerjakannya dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan bersama ”. Al- Bahra 2005: 1-2. 2. Jenis-jenis sistem Menurut Winarno 2006: 1-5, sistem dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok, tergantung karakteristiknya. Beberapa golongan diantaranya adalah: a. Sistem tertutup vs terbuka. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungannya. Misalnya sistem pencobaan di laboratorium. Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungannya. Sistem terbuka menerima masukan dari luar dan menghasilkan keluaran juga untuk pihak luar. Kebanyakan sisitem bersifat terbuka. Pada sistem ini, lingkungan seperti sistem ekonomi sosial, internasional, politik, sosial budaya, hukum, dan lain-lain sulit dikendalikan. b. Sistem buatan manusia dan sistem alamiah Sistem buatan manusia adalah sistem yang di buat manusia. Misalnya