Deskripsi Teori KAJIAN PUSTAKA

16

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Aktivitas Belajar Siswa Proses pembelajaran tidak terlepas dari peran pendidik dan peserta didik. Komunikasi yang lancar antar keduanya akan membuat pembelajaran lebih efektif. Salah satu hal yang berpengaruh pada proses pembelajaran adalah aktivitas belajar peserta didik. Aktivitas belajar peserta didik adalah aktivitas yang bersifat fisik ataupun mental Sardiman, 2005:96. Menurut Nasution 2000:89, aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat jasmani ataupun rohani. Diedrich Nasution, 2000:91 membuat suatu daftar yang berisi tentang macam kegiatan peserta didik yang dapat dogolongkan sebagai berikut: a. Visual Activities , yang termasuk di dalamnya misalnya : membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. b. Oral Activities , yang termasuk di dalamnya seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberikan saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. c. Listening Activities , yang termasuk di dalamnya seperti: mendengarkan penjelasan, percakapan, diskusi, musik, pidato. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Writing Activities , yang termasuk di dalamnya seperti: menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin. e. Drawing Activities , yang termasuk di dalamnya seperti: menggambar, membuat grafik, peta, diagram, pola. f. Motor Activities , yang termasuk di dalamnya seperti: melakukan percobaan, melakukan konstruksi, model, mereparasi, bermain. g. Mental Activities , yang termasuk di dalamnya seperti: menggali, mengingat, memecahkan soal,menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. h. Emotional Activities , yang termasuk di dalamnya seperti: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup. 2. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar Nana Sudjana, 2010:22. Hasil belajar merupakan output dari kegiatan belajar dan memiliki peranan yang sangat penting. Definisi lain mengenai hasil belajar yaitu perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja tetapi meliputi aspek kognitif yang meliputi pengetahuan, pemahaman, menerapkan, menguraikan, merencanakan. Sedangkan afektif meliputi sikap menerima responding dan psikomotorik yang berupa keterampilan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual Sugiyanto:2009. Sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar, dari hasil belajar dapat diketahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran salah satunya ditunjukkan dengan nilai tes untuk mata pelajaran pada satu pokok bahasan. 3. Hasil Belajar Matematika Hasil belajar matematika adalah tingkat keberhasilan atau penguasaan seorang siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, hasil belajar matematika adalah hasil yang dicapai setelah seorang siswa melakukan kegiatan atau usaha belajar matematika yang dapat dinyatakan dengan nilai berupa skor sebagai tolak ukur kemampuan memahami materi selama proses pembelajaran. 4. Model Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian model pembelajaran kooperatif Menurut Suyatno 2009:51, model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Model pembelajaran kooperatif adalah pendekatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk mencapai tujuan belajar Sugiyanto, 2010:37. Dari kedua pendapat ahli di atas tentang pengertian model pembelajaran kooperatif dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah model yang menekankan adanya kerja sama antar anggota kelompok dalam menyelesaikan suatu materi yang diberikan oleh guru. b. Ciri model pembelajaran kooperatif Rusman 2010:207 mengatakan bahwa ciri-ciri pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut : 1 Pembelajaran secara tim Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. 2 Didasarkan pada manajemen kooperatif Manajemen kooperatif mempunyai tiga fungsi, yaitu: a fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, b fungsi manajemen sebagai organisasi, c fungsi manajemen sebagai kontrol. 3 Kemauan untuk bekerjasama Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerjasama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. 4 Keterampilan bekerjasama Kemampuan bekerjasama itu dipraktikan melalui aktivitas dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok. c. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Menurut Ibrahim 2000:6, ada enam fase model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: 1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai serta memotivasi siswa. 2 Guru menyajikan informasi kepada siswa. 3 Guru menginformasikan pengelompokkan kepada siswa. 4 Guru membimbing, memotivasi, serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok belajar. 5 Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan. 6 Guru memberi penghargaan hasil belajar baik secara individu maupun kelompok. 5. Tipe Teams Games Tournaments TGT Slavin Narulita Yusron dkk, 2005:163 menjelaskan bahwa Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament TGT sama dengan pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division STAD, hanya saja TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu. Siswa-siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. Komponen-komponen TGT adalah sebagai berikut: a. Presentasi Kelas Materi disampaikan seperti pengajaran langsung yang biasa guru lakukan atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru. Perbedaan presentasi kelas dengan pengajaran biasa hanyalah bahwa presentasi tersebut haruslah benar-benar berfokus pada unit atau komponen pembelajaran kooperatif TGT. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus memberikan perhatian penuh selama presentasi kelas, karena demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuis-kuis atau games . Skor kuis atau games tersebut menentukan skor tim mereka Slavin Narulita Yusron dkk, 2005:143. b. Tim Tim belajar yang dibentuk terdiri dari empat atau lima siswa sesuai kondisi kelas yang heterogen. Heterogen yang dimaksud adalah siswa- siswa yang berada pada satu tim terdiri dari siswa yang mewakili PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa mereka benar-benar belajar dan lebih khusus lagi adalah mempersiapkan anggotanya untuk menghadapi turnamen dengan baik. Slavin Narulita Yusron dkk, 2005:144 c. Games Hal yang terpenting dalam TGT adalah games . Games tersebut terdiri atas pertanyaan-pertanyaan sesuai kemampuan siswa yang kontennya relevan yang dirancang untuk menguji pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi kelas dan pelaksanaan kerja tim Slavin, dalam Narulita Yusron dkk, 2005:166. Games tersebut dimainkan oleh tiga orang siswa, yang masing-masing mewakili tim yang berbeda. d. Tournaments Pada tahap tournaments , pertama guru akan menunjukkan siswa yang memiliki skor tertinggi pada saat games untuk mewakili timnya maju ke tahap tournaments . Tiga siswa yang berprestasi tinggi ditempatkan pada meja 1, tiga berikutnya pada meja 2, dan seterusnya. Gambar di bawah ini mengilustrasikan hubungan antara tim yang heterogen dan meja yang homogen. Bagan 2.1 Ilustrasi Turnamen pada TGT Pada bagan di atas, diawali dengan pembentukan tim belajar yaitu; tim A, tim B, dan tim C. Tim belajar ini dibentuk secara heterogen berdasarkan kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, dan sebagainya disesuaikan dengan kondisi kelas. Tim A dikelompokkan ke dalam beberapa meja games secara homogen berdasarkan kemampuan yang terdiri dari meja A-1 untuk siswa-siswa yang berkemampuan tinggi, meja A-2 untuk siswa-siswa yang berkemampuan sedang pertama, meja A-3 untuk siswa-siswa yang berkemampuan sedang kedua, dan meja A-4 untuk siswa-siswa yang berkemampuan rendah. Hal ini, berlaku juga untuk tim B dan tim C. Masing-masing meja games terdiri dari 2-3 orang. Dalam setiap meja games , siswa-siswa akan berkompetisi mengumpulkan skor sebanyak-banyaknya untuk mewakili mejanya dalam tournaments . PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6. Alat Peraga a. Pengertian alat peraga Alat peraga adalah seperangkat benda konkret yang dirancang, dibuat atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip- prinsip dalam Matematika Djoko Iswadji, 2003:1. Menurut Estiningsih 1994, alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Alat peraga merupakan bagian dari media pembelajaran. b. Fungsi alat peraga Alat peraga dipilih dan digunakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan tercapai kompetensinya oleh siswa. Oleh karena itu perlu mengetahui fungsi alat peraga sebagai berikut, menurut Sumardiyono 2010:5 setidaknya ada enam golongan alat peraga yaitu: 1 Models memodelkan suatu konsep Alat peraga jenis model ini berfungsi untuk memvisualkan atau mengkonkretkan physical konsep matematika. 2 Bridge menjembatani ke arah konsep Alat peraga ini bukan merupakan wujud konkret dari konsep matematika, tetapi merupakan sebuah cara yang dapat ditempuh untuk memperjelas pengertian suatu konsep matematika. Fungsi ini menjadi sangat dominan bila mengingat bahwa kebanyakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI konsep-konsep matematika masih sangat abstrak bagi kebanyakan siswa. 3 Skills mentrampilkan fakta, konsep, atau prinsip Alat peraga ini secara jelas dimaksudkan agar siswa lebih terampil dalam mengingat, memahami atau menggunakan konsep- konsep matematika. Jenis alat peraga ini biasanya berbentuk permainan ringan dan memiliki penyelesaian yang rutin tetap. 4 Demonstration mendemonstrasikan konsep, operasi, atau prinsip matematika Alat peraga ini memperagakan konsep matematika sehingga dapat dilihat secara jelas terdemonstrasi karena suatu mekanisme teknis yang dapat dilihat visible atau dapat disentuh touchable . Jadi, konsep matematikanya hanya “diperlihatkan” apa adanya. 5 Aplication mengaplikasikan konsep Jenis alat peraga ini tidak secara langsung tampak berkaitan dengan suatu konsep, tetapi ia dibentuk dari konsep matematika tersebut. Jelasnya, alat peraga jenis ini tidak dimaksudkan untuk memperagakan suatu konsep tetapi sebagai contoh penerapan atau aplikasi suatu konsep matematika tersebut. 6 Sources sumber untuk pemecahan masalah Alat peraga yang kita golongkan ke dalam jenis ini adalah alat peraga yang menyajikan suatu masalah yang tidak bersifat rutin atau teknis tetapi membutuhkan kemampuan problem-solving yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bersifat penemuan heuristik dan penyelidikan investigatif. Penyelesaian masalah yang disuguhkan dalam alat peraga tersebut tidak terkait dengan hanya satu konsep matematika atau satu keterampilan matematika saja, tetapi merupakan gabungan beberapa konsep, operasi atau prinsip. Hal ini bermanfaat untuk melatih kompetensi yang dimiliki siswa dan melatih keterampilan problem-solving . 7. Papan Operasi Matriks POM POM Papan Operasi Matriks merupakan salah satu alat peraga matematika yang dapat digunakan untuk menemukan dan memahami konsep operasi pada matriks. Gambar 2.2 Papan Operasi Matriks POM a. Kelebihan dan Kekurangan Papan Operasi Matriks POM Berdasarkan alat peraga yang telah dibuat oleh peneliti, ada beberapa kelebihan dari alat peraga ini, di antaranya : 1 Alat peraga ini dapat digunakan berkali-kali. 2 Alat peraga ini dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami konsep operasi pada suatu matriks dengan lebih menarik. 3 Proses pembelajaran lebih menarik dan tidak membosankan. Adapun kekurangan dari alat peraga ini, di antaranya : 1 Sulit untuk digunakan oleh penderita buta warna. 2 Untuk operasi penjumlahan dan pengurangan matriks serta operasi perkalian skalar dan matriks, alat peraga ini hanya dapat digunakan pada matriks berordo maksimal . 3 Untuk perkalian dua matriks, alat peraga ini hanya dapat digunakan pada matriks berordo maksimal . b. Konsep Operasi Pada Matriks Berbantuan Alat Peraga “Papan Operasi Matriks POM” 1 Operasi penjumlahan dan pengurangan matriks Misalkan matriks pertama adalah matriks A, matriks kedua adalah matriks B, matriks ketiga adalah matriks C, dan matriks keempat adalah matriks hasil, seperti pada gambar 2.3 di bawah ini: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 2.3 Papan Operasi Matriks POM Penjumlahan dan Pengurangan a Langkah pertama, berpedoman pada warna-warna matriks A. Pada matriks A, ada warna merah yang dijumlahkan dengan warna merah pada matriks B, sehingga hasil penjumlahan antara matriks A dan B adalah warna merah pada matriks hasil. Berlaku juga untuk penjumlahan tiga buah matriks b Lakukan untuk warna yang lainnya dengan langkah yang sama seperti pada langkah a c Sehingga dari penjelasan tersebut, ditemukan konsep penjumlahan dan pengurangan dua matriks atau lebih, yaitu hasil penjumlahan dan pengurangan didapat dengan cara menjumlahkan atau mengurangkan angka-angka yang berada pada kotak yang berwarna sama. Contoh : Diketahui : Tentukan : a b PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Penyelesaian : a b PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Langkah-Langkah:  Angka di kotak merah pada matriks 1 dijumlahkan dengan angka di kotak merah pada matriks 2, sehingga hasilnya adalah angka di kotak merah pada matriks hasil.  Angka di kotak kuning pada matriks 1 dijumlahkan dengan angka di kotak kuning pada matriks 2, sehingga hasilnya adalah angka di kotak kuning pada matriks hasil. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI  dan seterusnya.  Langkah ini berlaku juga untuk operasi pengurangan matriks. Ini sama halnya dengan konsep operasi penjumlahan dan pengurangan pada matriks, bahwa kedua matriks bisa dikenakan operasi penjumlahan dan pengurangan jika kedua matriks mempunya ordo yang sama. 2 Operasi perkalian skalar dengan matriks Untuk perkalian skalar, ada matriks berordo dan suatu skalar yang diwakili warna hijau lumut, seperti pada gambar 2.4 di bawah ini: Gambar 2.4 Papan Operasi Matriks POM Perkalian Skalar dengan Matriks a Langkah pertama, kalikan skalar angka pada kotak berwarna hijau lumut pada kolom pertama baris pertama, dilanjutkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan perkalian pada baris pertama kolom kedua dan seterusnya. b Setelah mendapatkan hasil dari perkaliannya, maka diperoleh perkalian skalar warna hijau lumut-merah dan seterusnya. Contoh: Diketahui : Hitunglah Penyelesaian : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Langkah-Langkah:  Pada operasi perkalian skalar, dimulai dengan mengalikan angka di kotak berwarna hijau tua sebagai skalar dengan setiap angka pada matriks hasil.  Angka pada kotak berwarna hijau tua yang merupakan skalar dikalikan dengan angka pada kotak berwarna merah pada matriks maka di dapat angka pada kotak berwarna merah-hijau tua pada matriks hasil.  Angka pada kotak berwarna hijau tua yang merupakan skalar dikalikan dengan angka pada kotak berwarna kuning pada matriks maka di dapat angka pada kotak warna kuning-hijau tua pada matriks hasil.  dan seterusnya. Ini sama halnya dengan konsep perkalian skalar pada matriks, bahwa skalar akan dikalikan pada setiap elemen pada matriks. 3 Operasi perkalian matriks dengan matriks Untuk perkalian matriks, ada dua matriks yaitu matriks A dan matriks B masing-masing berordo , seperti pada gambar 2.5 di bawah ini: Gambar 2.5 Papan Operasi Matriks POM Perkalian Matriks dengan Matriks Untuk melakukan pengoperasian perkalian menggunakan alat peraga ini, berpedoman pada matriks A. a Langkah pertama, dimulai dari baris pertama warna bagian atas, yaitu merah dan hijau pada matriks A. b Selanjutnya, kalikan warna merah pada matriks A dengan warna merah pada matriks B, dan kalikan warna hijau pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI matriks A dengan warna hijau pada matriks B, sehingga hasil dari perkalian tersebut dijumlahkan yaitu merah ditambah hijau. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c Langkah selanjutnya yaitu melanjutkan pengoperasian pada baris pertama warna bagian bawah pada matriks A, yaitu warna kuning dan biru. d Selanjutnya lakukan pengoperasian seperti pada langkah b. e Setelah selesai mengoperasikan pada baris pertama kolom A, dilanjutkan dengan mengoperasikan baris kedua matriks A. f Untuk baris bawah kedua, pertama dilakukan pada warna bagian bawah pada matriks A, yaitu warna hitam dan pink keunguan. g Selanjutnya lakukan pengoperasian seperti langkah b dan d. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI h Setelah selesai pada warna bagian bawah baris kedua matriks A, dilanjutkan dengan warna bagian atas baris kedua pada matriks A. i Selanjutnya lakukan pengoperasian seperti langkah b, d, dan g. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI j Akan didapatkan matriks yang baru matriks proses, lalu baris pertama kolom pertama dijumlahkan merah+hijau, baris pertama kolom kedua juga dijumlahkan kuning+biru dan seterusnya. k Setelah dijumlahkan, maka hasil penjumlahan tersebutlah hasil dari perkalian antara matriks A dan matriks B matriks hasil. Contoh : Diketahui : Hitunglah Penyelesaian : Langkah-Langkah:  Pada operasi perkalian matriks berordo sama, dimulai dari angka-angka di baris pertama matriks A dan warna bagian atasnya, yaitu warna merah dan hijau.  Selanjutnya, kalikan warna merah pada matriks A dengan warna merah pada matriks B, dan kalikan warna hijau pada matriks A dengan warna hijau pada matriks B, sehingga hasil dari perkalian tersebut dijumlahkan, yaitu merah ditambah hijau.  Langkah selanjutnya yaitu melanjutkan pengoperasian pada baris pertama matriks A warna bagian bawah, yaitu warna kuning dan biru.  Selanjutnya lakukan pengoperasian seperti pada langkah ke-2.  Setelah selesai mengoperasikan pada baris pertama matriks A, dilanjutkan dengan mengoperasikan baris kedua matriks A.  Untuk baris kedua matriks A, pertama dilakukan pada warna bagian bawah, yaitu warna hitam dan ungu.  Selanjutnya lakukan pengoperasian seperti langkah ke- 2 dan ke-4.  Setelah selesai pada warna bagian bawah baris kedua matriks A, dilanjutkan dengan warna bagian atas baris kedua pada matriks A.  Selanjutnya lakukan pengoperasian seperti langkah ke- 2, ke-4,dan ke-7.  Pada matriks proses, baris pertama kolom pertama dijumlahkan Merah+Hijau, baris pertama kolom kedua juga dijumlahkan Kuning+ Biru dan seterusnya.  Setelah dijumlahkan, maka hasil penjumlahan tersebutlah hasil dari perkalian antara matriks Matriks Hasil. Ini sama halnya dengan konsep perkalian pada matriks, bahwa kedua matriks bisa dikenakan operasi perkalian jika jumlah kolom pada matriks pertama sama dengan jumlah baris pada matriks kedua 8. Operasi Pada Matriks Operasi pada matriks meliputi; operasi penjumlahan dan pengurangan matriks, operasi perkalian skalar dengan matriks, dan operasi perkalian matriks dengan matriks. Tabel 2.6 Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Materi Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator 3. Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep matriks 3.2 Menyelesaikan operasi matriks 3.2.1 Memahami konsep penjumlahan dan pengurangan matriks berbantuan alat peraga 3.2.2 Memahami konsep perkalian skalar dengan matriks berbantuan alat peraga Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator 3.2.3 Memahami konsep perkalian matriks dengan matriks berbantuan alat peraga Konsep operasi pada matriks 1 Operasi penjumlahan dan pengurangan matriks Dua matriks A dan B dapat dijumlahkan atau dikurangkan bila ordo kedua matriks tersebut sama. Hasil jumlah atau selisih didapat dengan cara menjumlahkan atau mengurangkan elemen-elemen yang seletak dari kedua matriks tersebut. Contoh: Diketahui : Tentukan : a b Penyelesaian : a b PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Operasi perkalian skalar dengan matriks Misalkan sebuah skalar dan A sebuah matriks, maka adalah sebuah matriks yang didapat dengan cara mengalikan setiap elemen entri matriks A dengan skalar . Contoh: Diketahui : Tentukan : a b Penyelesaian : a b 3 Operasi perkalian matriks dengan matriks a Dua buah matriks dapat dikalikan jika banyaknya kolom pada matriks pertama sama dengan banyaknya baris pada matriks kedua. b Dua matriks A dengan ordo dan matriks B dengan ordo , hasil kali antara A dan B adalah sebuah matriks yang berordo , didapat dengan cara mengalikan setiap elemen baris matriks A dengan elemen kolom matriks B. Contoh: Diketahui : Tentukan : a b Penyelesaian : a b c

B. Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TGT : teams games tournament di MI Darul Muqinin Jakarta Barat

0 29 169

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dengan Games Digital Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat-Alat Optik

3 35 205

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Dengan Permainan Destiny Board (PTK

0 2 12

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Dengan Permainan Destiny Board

0 3 14

Aktivitas dan hasil belajar Matematika siswa kelas X SMK Sanjaya Pakem melalui model pembelajaran kooperatif tipe TGT berbantuan alat peraga tahun ajaran 2016/2017.

0 0 393

Keefektifan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dalam pembelajaran matematika pada materi sistem persamaan linear dua variabel terhadap hasil belajar dan keaktifan siswa di kelas X SMK Sanjaya Pakem tahun ajaran 2012/2013.

0 1 2

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa SMK Sanjaya Pakem kelas X pada mata pelajaran akuntansi.

0 0 196

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa SMK Sanjaya Pakem kelas X pada mata pelajaran akuntansi

0 7 194