Uji Asumsi Klasik Analisis Data

Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,60, maka variabel pengembangan kemampuan, sistem imbalan, lingkungan kerja dan prestasi kerja telah reliabel dengan tingkat keandalan koefisien korelasi sangat tinggi yaitu sebesar 0,801. Hal ini berarti, kuesioner yang telah di uji dapat digunakan untuk melakukan penelitian.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Linieritas

Pengujian Linieritas dilakuakan untuk mengetahui apakah garis regresi antara X dan Y membentuk garis linier atau tidak. Pengujian linieritas menggunakan uji Lagrange Multiplier yang bertujuan mendapatkan nilai c 2 hitung atau n X R 2 pada tingkat signifikasi 5. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 16.0. Hasil dari pengujian linieritas dapat di lihat pada tabel V.8 Reliability Statistics Cronbachs Alpha N of Items .801 19 Tabel V.8 Hasil Uji Linieritas Measures of Association R R Squared Eta Eta Squared Prestasi kerja Pengembangan kemampuan .466 .218 .638 .407 Berdasarkan tabel di atas, dapat di lihat R 2 dari pengembangan kemampuan dan lingkungan kerja sebesar 0,218 dengan n sebesar 48, sehingga besarnya c 2 hitung = 48 X 0,218 = 10,464. Penentuan c 2 tabel menggunakan df sebesar 44 48-3-1 pada tingkat signifikasi 5, sehingga didapatkan c 2 tabel sebesar 60,481, karena c 2 hitung lebih kecil dari pada c 2 tabel, maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan kemampuan dan lingkungan kerja linier dengan prestasi kerja. Selanjutnya R 2 dari sistem Measures of Association R R Squared Eta Eta Squared Prestasi kerjaSistem imbalan .441 .195 .640 .410 Measures of Association R R Squared Eta Eta Squared Prestasi kerjaLingkungan kerja .466 .218 .664 .441 imbalan sebesar 0,195 dengan n sebesar 48, sehingga besarnya c 2 hitung = 48 X 0,195 = 9,36. Penentuan c 2 tabel sama dengan pengembangan kemampuan dan lingkungan kerja karena jumlah n nya sama yaitu sebesar 60,481, karena c 2 hitung lebih kecil dari pada c 2 tabel, maka dapat disimpulkan bahwa sistem imbalan linier dengan prestasi kerja.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Kolmongrov-Smirnov Uji K-S dengan bantuan software SPSS 16.0. Hasil dari pengujian normalitas dapat di lihat pada tabel V.9 Tabel V.9 Hasil Uji Normalitas B e r d a s a One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pengembangan kemampuan Sistem imbalan Lingkungan kerja Prestasi kerja N 48 48 48 48 Normal Parameters a Mean 3,8750 3,7708 3,8375 2,9122 Std. Deviation ,51962 ,42474 ,45692 ,09510 Most Extreme Differences Absolute .176 .179 .176 .195 Positive .176 .170 .132 .195 Negative -.116 -.179 -.176 -.143 Kolmogorov-Smirnov Z 1.218 1.237 1.217 1.351 Asymp. Sig. 2-tailed .103 .094 .104 .052 a. Test distribution is Normal. Berdasarkan hasil di atas, pada output One-Sample Kolmongrov- Smirnov test pada koefisien Asymp. Sig. menunjukkan hasil sebesar 0,103 bagi variabel pengembangan kemampuan, 0,094 bagi variabel sistem imbalan, 0,104 bagi variabel lingkungan kerja dan 0,052 bagi variabel prestasi kerja. Hal ini berarti, keempat variabel mempunyai nilai yang lebih besar dari pada tingkat α yang ditentukan, yaitu 0,05 atau 5, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pengganggu keempat variabel tersebut, pengembangan kemampuan, sistem imbalan, lingkungan kerja dan prestasi kerja, adalah normal.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi berganda yang digunakan. Homoskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik- titik hasil pengolahan data antara ZPRED dan SREID menyebar di bawah maupun di atas titik origin angka 0 pada sumbu Y dan tidak mempunyai pola teratur. Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatterplot titik-titiknya mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar maupun bergelombang. Hasil dari pengujian ini dapat di lihat pada Gambar V.4 Gambar V.1 Diagram Scatterplot Diagram scatterplot tersebut menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas karena titik-titik pencarnya tidak membentuk pola tertentu atau teratur.

d. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dengan cara melihat nilai tolerance dan lawannya dari Variance Inflation Factor VIF. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF = 1tolerance dan menunjukkan adanya kolinieritas yang tinggi. Nilai tolerance yang umum di pakai adalah 0,10 atau sama dengan nilai VIF di atas 10. Jika variabel bebas memiliki nilai tolerance kurang dari 10, berarti terjadi multikolinieritas. Jika nilai tolerance lebih besar dari 10, berarti tidak terjadi multikolinieritas. Hasil dari pengujian Variance Inflatition Variance VIF dapat di lihat pada tabel V.10 Tabel V.10 Hasil Uji Multikolinieritas Dari tabel tersebut dapat diketahui hasil penghitungan nilai toleransi semuanya tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai toleransi kurang dari 10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel bebas yang nilainya lebih dari 95. Di lihat dari nilai Variance Inflatation Variance VIF juga menyebutkan hal yang Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 1.033 .464 2.224 .031 Pengembangan kemampuan .259 .078 .382 3.319 .002 .968 1.033 Sistem imbalan .215 .104 .259 2.071 .044 .824 1.213 Lingkungan kerja .218 .090 .304 2.439 .019 .825 1.212 a. Dependent Variable: RATA_PR sama tidak ada satu variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi.

3. Analisis Regresi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pengembangan Karyawan Dan Imbalan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. Asam jawa Medan

41 570 105

Pengaruh Motivasi Berprestasi Dan Kemampuan Komunikasi Therapeutik Terhadap Kinerja Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Di Rumah Sakit Umum Kabanjahe Tahun 2009

5 54 132

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA KINERJA KARYAWAN PDAM KABUPATEN SLEMAN (Studi Pada karyawan PDAM Kabupaten Sleman)

2 29 176

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI, LINGKUNGAN KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP Analisis Pengaruh Kompensasi, Motivasi, Lingkungan Kerja Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus di Lingkungan Pegawai Kantor PDAM Boyolali).

0 0 15

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI, MOTIVASI, LINGKUNGAN KERJA, DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP Analisis Pengaruh Kompensasi, Motivasi, Lingkungan Kerja Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus di Lingkungan Pegawai Kantor PDAM Boyolali).

0 2 18

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, GAJI, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Gaji, Motivasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus di Lingkungan Pegawai Kantor PDAM Semarang).

0 0 17

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, GAJI, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Gaji, Motivasi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus di Lingkungan Pegawai Kantor PDAM Semarang).

0 2 17

Analisis pengaruh pengembangan kemampuan, sistem imbalan dan lingkungan kerja terhadap prestasi kerja studi kasus PDAM Kabupaten Sleman

0 4 148

Pengaruh budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dan PDAM Tirtadharma Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta studi kasus pada karyawan PDAM Tirtadharma

0 1 134

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN SLEMAN.

3 31 141