Kebutuhan Gizi Orang Dewasa

8. Biasakan membaca label pada kemasan Label pada kemasan makanan membantu konsumen untuk mengetahui bahan-bahan yang terkandung didalamnya serta memperkirakan bahaya yang mungkin terjadi pada konsumen yang memiliki penyakit tertentu. Oleh karena itu dianjurkan membaca label pada kemasan makanan seperti informasi kandungan gizi dan tanggal kadaluarsa sebelum membei atau mengkonsumsi makanan tersebut. 9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir Sebelum mengkonsumsi makanan dianjurkan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir agar terhindar dari kuman penyebab penyakit 10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal Pada orang dewasa dianjurkan melakukan latihan fisik atau olahraga selama 30 menit setiap hari atau minimal 3-5 hari dalam seminggu. Bagi orang dewasa salah satu indikator yang menunjukkan bahwa telah terjadi keseimbangan zat gizi di dalam tubuh adalah tercapainya berat badan normal, yaitu berat badan yang sesuai dengan tinggi badannya. Oleh karena itu, pemantauan BB normal merupakan hal yang harus menjadi bagian dari „Pola Hidup‟ dengan„ Gizi Seimbang‟

2.6 Kebutuhan Gizi Orang Dewasa

Kebutuhan gizi orang dewasa berbeda-beda bagi setiap orang. Kebutuhan zat-zat gizi bergantung pada berbagai faktor yaitu umur, tinggi badan, berat Universitas Sumatera Utara badan, jenis kelamin, dan aktivitas fisik. Oleh karena itu, dalam pemenuhan zat gizi harus disesuaikan dengan kebutuhannya. 1. Kebutuhan energi Kebutuhan energi pada usia dewasa menurun sesuai dengan bertambahnya usia, ini dikarenakan menurunnya metabolisme basal dan berkurangnya aktivitas fisik. Kebutuhan asupan energi akan menyebabkan kenaikan berat badan. Kebutuhan energi berbeda-bebeeda bagi setiap orang. Anjuran kebutuhan energi ditetapkan dalam Angka Kecukupan Gizi AKG. 2. Kebutuhan karbohidrat Konsumsi karbohidrat dianjurkan 50-60 persen dari total kebutuhan energi, terutama dalam bentuk karbohidrat kompleks seperti yang terdapat dalam padia-padian beras, jagung, gandum dan hasil olahannya seperti roti dan umbi- umbian kentang, singkong dan ubi. Sedangkan untuk karbohidrat sederhana seperti gula maksimum dikonsumsi 5 persen dari kebutuhan energi total atau paling banyak 4-5 sendok sehari Almatsier dkk, 2013. 3. Kebutuhan protein Konsumsi protein dianjurkan 15-30 persen atau dari kebutuhan total energi. Kebutuhan konsumsi protein pada kelompok usia dewasa digunakan untuk menggantikan protein yang hilang akibat rutinitas sehari-hari melalui urin, feses, kulit dan rambut, serta untuk mengganti sel-sel yang rusak. Konsumsi protein yang terlalu tinggi dapat meningkatkan hilangnya kalsium melalui urin, sehingga resiko menderita osteoporosis bertambah. Asupan protein lebih dari 2 kali jumlah yang dianjurkan dapat meningkatkan terjadinya penyakit jantung koroner Universitas Sumatera Utara terutama sebagai akibat dari tingginya asupan lemak jenuh dan kolesterol yang terdapat dalam makanan hewani Asupan lemak jenuh dianjurkan mengkonsumsi protein yang berasal dari makanan nabati seperti tahu, tempe dan sebagainya Almatsier dkk, 2013. 4. Kebutuhan lemak Konsumsi lemak dianjurkan 25 persen dari total kebutuhan energi. Konsumsi lemak pada usia dewasa dianjurkan mengkonsumsi daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan, susu tanpa lemak skim serta mengurangi santan dan goreng-gorengan Almatsier dkk, 2013. 5. Kebutuhan mineral Angka kebutuhan mineral pada usia dewasa umumnya dapat dipenuhi apabila makanan sehari-hari sesuai dengan Pesan Gizi Seimbang PGS. Beberapa mineral yang perlu diperhatikan yaitu garam natrium, besi dan kalsium. Garam natrium terdapat dalam garam dapur NaCl dan monosodium glutamat MSG. Konsumsi garam natrium dibatasi hingga 6 g per hari 2400 mg per hari. Selain itu dianjurkan untuk membatasi makanan yang diawetkan menggunakan garam seperti ikan asin, ikan asap, makanan kaleng, serta acar begitupula dengan MSG. AKG besi pada perempuan dewasa muda lebih tinggi dibandingkan dewasa setengah tua karena pada usia tersebut perempuan kehilangan besi setiap bulan melalui menstruasi. Makanan sumber zat besi yang dianjurkan adalah daging merah, hati, kuning telur, sayuran hijau, serta kacang-kacangan dan hsil olahannya sepertu tahu dan tempe. Kalsium penting untuk pembentukan tulang dan menjaga agar tulang tetap kuat. Asupan kalsium yang cukup setiap hari dapat Universitas Sumatera Utara mencegah terjadinya osteoporosis dikemudian hari. Makanan kaya kalsium yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah susu dan hasil olahannya Almatsier dkk, 2013. 6. Kebutuhan vitamin Angka kebutuhan vitamin pada kelompok usia dewasa umumnya dapat dipenuhi apabila makanan sehari-hari sesuai dengan Pesan Gizi Seimbang PGS. Angka Kecukupan Gizi AKG dianjurkan untuk digunakan sebagai standar guna mencapai status gizi yang optimal. Angka Kecukupan Gizi AKG atau Recommended Dietary Allowances DRA merupakan kecukupan rata-rata zat gizi sehari bagi hampir semua orang sehat 97,5 persen menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh aktifitas fisik, genetik dan keadaan fisiologis. AKG ini mencerminkan asupan rata-rata sehari yang dikonsumsi oleh populasi dan bukan merupakan peroranganindividu Amelia, 2014. Angka Kecukupan Gizi AKG yang dianjurkan bagi orang dewasa umur 30-64 tahun Indonesia disajikan pada tabel berikut : Tabel 2.1 Angka Kecukupan Gizi per orang per hari umur 19-64 tahun Jenis Zat Gizi Kelompok Umur Pria Wanita 19-29 tahun 30-49 tahun 50-64 tahun 19-29 tahun 30-49 tahun 50-64 tahun Karbohidrat gr 375 394 349 309 323 285 Protein gr Lemak gr 62 91 65 73 65 65 56 75 57 60 57 53 Vitamin - Vitamin A mg - Vitamin D mg - Vitamin E mg - Vitamin B1 mg - Vitamin B2 mg - Vitamin B3 mg - Vitamin C mg 600 15 15 1,4 1,6 15 90 600 15 15 1,3 1,6 14 90 600 15 15 1,2 1,4 13 90 500 15 15 1,1 1,4 12 75 500 15 15 1,1 1,3 12 75 500 15 15 1,0 1,1 10 75 Universitas Sumatera Utara Lanjutan Tabel 2.1 Jenis Zat Gizi Kelompok Umur Pria Wanita 19-29 tahun 30-49 tahun 50-64 tahun 19-29 tahun 30-49 tahun 50-64 tahun Mineral - Kalsium mg - Zat besi mg 1100 35 1000 35 1000 30 1100 26 1000 26 1000 12 Sumber : Departemen Kesehatan RI Tahun 2013

2.7 Penilaian Status Gizi Dewasa