BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat analitik yaitu melihat hubungan perilaku konsumsi makanan dengan status gizi PNS BAPPEDA Kabupaten Langkat. Desain
penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional potong lingtang yaitu dengan pengamatan sekaligus pada waktu yang sama.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kantor BAPPEDA Kabupaten Langkat yang beralamat di Jalan T.Amir Hamzah No.1 Stabat. Alasan pemilihan tempat
penelitian adalah berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti, terhadap 15 orang PNS BAPPEDA Kabupaten Langkat terdapat 6 mengalami
obesitas, 4 orang mengalami overweight, 2 orang kurus dan 3 orang normal.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret-September 2015
3.3 Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil PNS di BAPPEDA Kabupaten Langkat yang berjumlah 46 orang.
2. Sampel
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi total sampling.
30
Universitas Sumatera Utara
3.4 Metode Pengumpulan Data 1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil langsung oleh peneliti meliputi data status gizi responden meliputi berat badan yang diukur menggunakan timbangan
injak dan tinggi badan menggunakan microtoise. Selanjutnya identitas responden data nama, umur, jenis kelamin dan pendidikan melalui wawancara dengan
bantuan kuesioner. Untuk mengetahui perilaku responden yang meliputi pengetahuan dan sikap responden mengenai gizi seimbang dilakukan
menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan yang telah disediakan jawaban untuk dipilih, sedangkan untuk mengetahui konsumsi makanan responden
menggunakan formulir food frequency dan formulir recall 2 x 24 jam.
2. Data Sekunder
Data sekunder meliputi data jumlah pegawai negeri sipil diperoleh dari Kantor BAPPEDA Kabupaten Langkat, data gambaran umum Kantor
BAAPPEDA Kabupaten Langkat serta data-data lain yang dianggap relevan dengan tujuan penelitian.
3.5 Variabel dan Defenisi Operasional 1. Variabel
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan dependen. Variabel independen adalah perilaku konsumsi makanan dan variabel
dependen adalah status gizi.
Universitas Sumatera Utara
IMT = Berat Badan kg
Tinggi Badan m
2
1. Defenisi Operasional
1. Status gizi PNS adalah hasil pengukuran kondisi fisik PNS berdasarkan nilai IMT.
2. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui PNS mengenai gizi seimbang serta dampaknya bagi kesehatan.
3. Sikap adalah kecenderungan PNS dalam menerima maupun menolak tentang makanan, zat gizi serta dampaknya bagi kesehatan.
4. Konsumsi makanan adalah asupan makanan yang dikonsumsi PNS meliputi susunan, kuantitas dan frekuensi makanan dalam sehari, seminggu dan
sebulan. 5. Susunan makanan adalah komposisi dari makanan yang dikonsumsi PNS
yang dilihat dari kelengkapan golongan bahan makanan dalam sehari. 6. Kuantitas makanan adalah banyaknya zat gizi yang dikonsumsi PNS dalam
sehari. 7. Frekuensi makanan adalah keacapan PNS mengkonsumsi makanan tertentu
dalam sehari, seminggu dan sebulan.
3.6 Aspek Pengukuran 1. Status Gizi
Pengukuran status gizi PNS menggunakan cara antropometri yaitu melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan, caranya dengan menghitung IMT
memakai rumus :
Universitas Sumatera Utara
Kemudian hasilnya dikategorikan menurut kategori ambang batas IMT berikut ini :
Kategori IMT
Kurus 17,0
Normal 18,5-25,0
Overweight 25,0
– 27,0 Obesitas
27,0
Sumber : Departemen Kesehatan RI Tahun 2014 2
Perilaku Konsumsi Makanan a.
Pengetahuan Gizi Seimbang
Skala pengukuran yang dipakai adalah skala Guttman. Sebelumnya setiap jawaban diberi nilai terlebih dahulu. Skor 1 untuk jawaban benar, dan Skor 0
untuk jawaban salah. Kemudian nilai yang ada ditotal secara keseluruhan Riduan, 2009. Selanjutnya jumlah nilai akan diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :
Baik : Pengetahuan dikategorikan baik bila skor jawaban 75 dari total nilai
15 atau nilai 11
Sedang : Pengetahuan dikategorikan sedang bila skor jawaban 40-75 dari
total nilai 15 atau nilai 6-11
Kurang : Pengetahuan dikategorikan kurang bila skor jawaban 40 dari total nilai atau nilai 6
b. Sikap
Skala pengukuran yang dipakai adalah skala Linkert. Sikap terdiri dari 10 pernyataan yang memuat pernyataan positif 4 buah pada pernyataan nomor
5,6,7,8 dan pernyataan negatif 6 buah pada pernyataan nomor 1,2,3,4,9,10. Jawaban terhadap pernyataan positif diberi skor 4 untuk Sangat Setuju SS, 3
untuk Setuju S, 2 untuk Tidak Setuju TS dan 1 untuk Sangat Tidak Setuju
Universitas Sumatera Utara
STS sebaliknya skor terhadap pernyataan negatif diberi skor 4 untuk Sangat Tidak Setuju STS, 3 untuk Tidak Setuju TS, 2 untuk Setuju S dan 1 untuk
Sangat Setuju SS. Selanjutnya skor setiap pernyataan yang dijawab masing- masing responden dijumlahkan. Hasil penjumlahan masing-masing peryataan
pada setiap responden kemudian di masukkan ke dalam kategori penilaian skor. Cara menentukan kategori penilaian skor adalah dengan membuat skala
skor.
-
Jumlah skor tertinggi : 4 x 10 jumlah soal = 40
-
Jumlah skor terendah : 1 x 10 jumlah soal = 10 Skala skor
10 17,5 25 32,5 40
terendah median
tertinggi Maka kategori penilaian skor jawabannya nya adalah :
Baik : Sikap dikategorikan baik bila skor jawaban 32,5- 40
Sedang : Sikap dikategorikan sedang bila skor jawaban 17,5-32,5 Kurang : Sikap dikategorikan kurang bila skor jawaban 10-17,5
c. Konsumsi makanan