daripada harus memelihara kebersihan organ genitalia eksterna dan belum melakukan dengan benar sesuai tata cara perawatan kebersihan organ genitalia eksterna untuk
mencegah terjadinya keputihan sesuai mekanisme yang seharusnya Notoatmodjo, 2007. Hal ini membuktikan bahwa masih banyak mahasiswi yang belum memiliki tindakan
yang positif, sehingga diperlukan motivasi dalam meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya menjaga kebersihan organ genitalia eksterna.
5.4 Hubungan Pengetahuan Responden dengan Tindakan Kebersihan Organ
Genitalia Eksterna Sebagai Upaya Pencegahan Keputihan Pengetahuan akan menstimulus seseorang untuk menilai atau berpendapat
terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan akan mempraktekkan apa yang diketahui dinilai baik Notoatmodjo, 2003.
Dari hasil penelitian pada tabel 4.8 bahwa dari 47 mahasiswi yang berpengetahuan baik yang melakukan kebersihan organ genitalia eksterna yaitu 17 orang
36,2 dan tidak melakukan kebersihan organ genitalia eksterna sebanyak 30 orang 63,8, dari 70 mahasiswi yang berpengetahuan cukup yang melakukan kebersihan
organ genitalia eksterna yaitu 13 orang 18,6 dan tidak melakukan kebersihan organ genitalia eksterna sebanyak 57 orang 81,4 dan dari 20 mahasiswi yang
berpengetahuan kurang yang melakukan kebersihan organ genitalia eksterna yaitu 1 orang 5,0 dan tidak melakukan kebersihan organ genitalia eksterna sebanyak 19 orang
95, p value dari hasil penelitian ini p=0,010 maka dari itu berdasarkan uji statistik Chi-square didapatkan nilai p = 0,010 0,05 jadi secara statistik terbukti secara
signifikan ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan kebersihan organ genitalia eksterna pada mahasisiwi sebagai upaya pencegahan keputihan.
Universitas Sumatera Utara
Di dukung oleh penelitian dari Dejong 2012 di SMAN 2 Ambon tentang faktor yang berhubungan dengan tindakan menjaga kebersihan alat reproduksi bagian luar, dari
82 responden 50,6 yang melakukan tindakan menjaga kebersihan alat reproduksi bagian luar terdapat 69 responden 82,1 yang memiliki pengetahuan cukup tentang
kebersihan alat reproduksi. Hasil analisis untuk melihat hubungan pengetahuan tentang kebersihan alat reproduksi bagian luar dengan tindakan menjaga kebersihan alat
reproduksi bagian luar dengan menggunakan uji statistik chi-square diperoleh x²=66,772 dengan nilai p=0,000. yang berarti hubungannya adalah kuat. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Wigawati 2009 bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku hygiene alat reproduksi pada remaja di SMA
Muhammadiyah 2 Gemolong Sragen. Penelitin ini juga diperkuat dengan hasil penelitian Permatasari 2012 secara
statistik dengan uji statistik maka didapatkan nilai r hitung sebesar 0,442 r tabel 65 responden sebesar 0,224 dengan p value sebesar 0,000 0,05, maka Ho ditolak, berarti
ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene dengan tindakan pencegahan keputihan di SMA Negeri 9 Semarang tahun 2012.
Pengetahuan mempunyai keeratan hubungan dengan tindakan kebersihan organ genitalia eksterna artinya semakin baik pengetahuan mahasiswi maka kecenderungan
mahasiswi untuk melakukan tindakan kebersihan organ genitalia eksterna akan semakin besar. Menurut Notoatmodjo 2007 tindakan yang didasari pengetahuan akan lebih
langgeng dibandingkan tanpa didasari pengetahuan.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Hubungan Sikap Responden dengan Tindakan Kebersihan Organ Genitalia