BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pengetahuan Responden Tentang Kebersihan Organ Genitalia Eksterna
Sebagai Upaya Pencegahan Keputihan
Dari hasil penelitian pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 137 mahasisiwi, pengetahuan tentang kebersihan organ genitalia eksterna sebagai upaya pencegahan
keputihan mayoritas berpengetahuan cukup berjumlah 70 orang 51,1, 47 orang 34,3 berpengetahuan baik dan 20 orang 14,6 berpengetahuan kurang.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Ayuningtyas 2010 didapatkan bahwa sebagian besar siswi SMA Negeri 4 Semarang memiliki pengetahuan buruk dalam
hal menjaga kebersihan genitalia eksterna, yaitu sebanyak 53 responden 82,8, sedangkan yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 11 responden 17,2.
Berdasarkan penelitian Handayani 2011 dari 102 responden sebanyak 57 orang 55,9 berpengetahuan cukup tentang kebersihan alat kelamin luar, 32 orang 31,4
berpengetahuan baik dan 13 orang 12,7 berpengetahuan kurang. Sebagian besar mahasiswi yang berpengetahuan cukup dan kurang adalah berasal
dari mahasiswi reguler yang berasal dari SMA. Masih banyak ditemukan mahsasiswi yang belum mempunyai pemahaman yang benar tentang cara merawat organ genitalia
eksterna dan efek yang ditimbulkan jika mengabaikan atau salah merawatnya. Hal ini dilihat dari mahasiswa sebagian besar 62,8 tidak mengetahui efek samping
penggunaan produk pembersih kewanitaan jika dipakai terlalu lama, hal lainnya adalah banyak yang tidak tahu berapa kali seharusnya mengganti pembalut dalam sehari yaitu
sebanyak 62,7. Seperti yang diketahui bahwa di bangku SMA tidak ada pelajaran
51
Universitas Sumatera Utara
yang memuat tentang kesehatan. Semua mata pelajaran eksakta, ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan. Sedangkan pada jalur ekstensi pada umumnya berasal dari lulusan
akademi kebidanan, akademi keperawatan dan bidang kesehatan lainnya. Tentu tenaga pengajar memberikan informasi tersebut.
Tidak adanya seminar dengan topik yang berkaitan dengan kebersihan organ genitalia eksterna di FKM USU juga membuat pengetahuan mahasiswi khususnya
mahasiswi reguler menjadi kurang karena kurang intensitas terpapar informasi tentang bagaimana perawatan kebersihan organ genitalia eksterna yang benar dan mahasiswi
membuat persepsi sendiri tentang kebersihan organ genitalia eksterna. Ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Notoatmodjo 2005 bahwa
pengetahuan merupakan hasil dari penginderaan manusia yang sebagian besar dari penglihatan dan pendengaran terhadap objek. Dengan sendirinya, pada waktu
pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut dipengaruhi intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Notoatmodjo,2010.
Tampak jelas bahwa pengetahuan sebagian responden pada tingkat cukup karena sebagian responden masih belum tahu dan salah persepsi mengenai perawatan
kebersihan organ genitalia eksterna yang didapat melalui indra yang dimiliki di responden tersebut.
5.2 Sikap Responden Tentang Kebersihan Organ Genitalia Eksterna Sebagai