yang memuat tentang kesehatan. Semua mata pelajaran eksakta, ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan. Sedangkan pada jalur ekstensi pada umumnya berasal dari lulusan
akademi kebidanan, akademi keperawatan dan bidang kesehatan lainnya. Tentu tenaga pengajar memberikan informasi tersebut.
Tidak adanya seminar dengan topik yang berkaitan dengan kebersihan organ genitalia eksterna di FKM USU juga membuat pengetahuan mahasiswi khususnya
mahasiswi reguler menjadi kurang karena kurang intensitas terpapar informasi tentang bagaimana perawatan kebersihan organ genitalia eksterna yang benar dan mahasiswi
membuat persepsi sendiri tentang kebersihan organ genitalia eksterna. Ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Notoatmodjo 2005 bahwa
pengetahuan merupakan hasil dari penginderaan manusia yang sebagian besar dari penglihatan dan pendengaran terhadap objek. Dengan sendirinya, pada waktu
pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut dipengaruhi intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek Notoatmodjo,2010.
Tampak jelas bahwa pengetahuan sebagian responden pada tingkat cukup karena sebagian responden masih belum tahu dan salah persepsi mengenai perawatan
kebersihan organ genitalia eksterna yang didapat melalui indra yang dimiliki di responden tersebut.
5.2 Sikap Responden Tentang Kebersihan Organ Genitalia Eksterna Sebagai
Upaya Pencegahan Keputihan
Dari hasil penelitian yang diperoleh pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari 137 responden mayoritas mempunyai kepedulian sikap yang baik tentang kebersihan organ
genitalia eksterna sebanyak 72 orang 52,5, 52 orang 38,0 bersikap cukup baik dan
Universitas Sumatera Utara
13 orang 9,5 tidak peduli bersikap kurang baik tentang kebersihan organ genitalia eksterna.
Hasil ini juga didukung oleh penelitian dari Tapparan 2012 di SMA Negeri 1 Kawangkoan dari 50 responden bahwa sebagian besar responden terhadap kebersihan
organ genitalia eksterna termasuk dalam kategori baik yaitu 27 responden 54 sedangkan 23 responden 46 bersikap buruk.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh ternyata sikap sebagian besar responden terhadap kebersihan organ genitalia eksterna termasuk dalam kategori baik
walaupun dari pengetahuan mayoritas hanya cukup, hal ini dikarenakan sikap lebih melibatkan pikiran, perasaan dari responden respon tertutup yang tidak diketahui orang
lain disekitarnya Notoatmodjo, 2003. Diketahui bahwa sebagian besar mahasiswi FKM USU sudah memiliki sikap
benar terhadap perawatan khusus bagi organ genitalia eksterna. Artinya mahasiwi telah memiliki kepercayaan dan penilaian yang baik tentang perawatan kebersihan organ
genitalia eksterna terlihat dari pendapat yang positif mayoritas mahasiswi pada sebagian besar pernyataan perawatan kebersihan organ genitalia eksterna dua diantaranya adalah
tentang harus menjaga kebersihan alat genitalia ketika menstruasi dan membersihkan alat kelamin harus menggunakan air yang bersih yang mengalir. Sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Allport 1954 dalam Notoatmodjo 2005 kepercayaan dan pendapat responden merupakan komponen pokok terbentuknya sikap. Jika kepercayaan pada suatu
objek baik maka sikapnya akan baik. Namun masih ada mahasiswi ya memiliki sikap yang salah pada saat mengganti pembalut yang sudah penuh, namun tidak mengganti
celana dalam dan kebersihan pada saat menggunakan WC Ini menunjukkan bahwa
Universitas Sumatera Utara
stimulus kurang mendapat respon dari responden sehingga terbentuklah sikap yang kurang baik Notoatmodjo, 2005.
Untuk memperoleh sikap yang baik tidak saja karena mempunyai pengetahuan, akan tetapi juga dipengaruhi salah satunya oleh pengalaman pribadi terlihat dari tabel
bahwa sebagian besar 98.5 mahasiswi pernah mengalami keputihan, Sehingga mempengaruhi sikap mahasiswi tentang perawatan kebersihan organ genitalia eksterna.
5.3 Tindakan Responden Tentang Kebersihan Organ Genitalia Eksterna