Menurut Redding 2000, berdasarkan Health Belief Model, kemungkinan bahwa seseorang akan melakukan sebuah tindakan untuk mencegah penyakit
tergantung pada persepsi masing-masing individu, yakni: a.
Secara individu mereka ada dalam kondisi yang mudah terserang penyakit; b.
Konsekuensi dari kondisi tersebut akan semakin serius; c.
Perilaku pencegahan penyakit akan mencegah kondisi ini secara efektif; d.
Keuntungan dari pengurangan ancaman kondisi ini melampaui biaya suatu tindakan yang diambil.
2.3.4. Faktor Sosiodemografi Pendonor Darah
Pertumbuhan lingkungan yang cepat ternyata membawa permasalahan sosial yang berdampak pada lingkungan. Kepedulian dan kesadaran donor darah lebih
banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor sosio demografi, seperti usia, berat badan, jenis kelamin, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, tingkat pengeluaran, daerah
asal, pekerjaan, dan statusnya.
1. Usia
Lama hidup seseorang ditentukan oleh usia. Usia seseorang merupakan salah satu syarat dalam melakukan donor darah. Menurut UTD. PMI Medan, 2009,
masyarakat yang menjadi penyumbang darah donor darah berusia 18 – 61 tahun. Masyarakat dapat mulai menyumbangkan darahnya ketika usia menginjak 18 tahun
dan memiliki berat badan minimal 45 kilogram. Produksi sel darah akan semakin semakin berkurang seiring bertambahnya usia. Bahkan bagi wanita yang sudah
Universitas Sumatera Utara
menginjak menopause, donor darah berarti dapat mengurangi kadar zat besi dalam darah yang sebelumnya dapat dikeluarkan secara rutin melalui siklus menstruasi
Depkes RI, 2009. Berdasarkan suatu penelitian yang dilakukan di White River Junction,
Vermont oleh para peneliti dari Veteran Affairs Medical Center dan Dartmouth Medical School, bahwa donor darah dapat menjaga kesehatan sistem peredaran darah
dalam tubuh dengan mengurangi penumpukkan zat besi, namun efek tersebut mungkin tidak berlaku pada mereka yang berusia lanjut Ketan, 2000..
2. Berat Badan
Menurut UTD. PMI Medan 2009, darah pada orang dewasa mencapai 8 dari berat badan. Misalnya berat badan seseorang 50 kg maka darah yang mengalir
dalam tubuhnya berkisar 4000cc dan darah yang akan diambil saat donor hanya berkisar 350cc atau 8,75 dari jumlah seluruhnya. Seorang wanita yang memiliki
bentuk badan besar biasanya dihubungkan dengan kegemukan akibat diet 68 dan bias menjalani rawat inap di ruang ICU, resiko ini tidak terjadi pada pria.
Berat badan yang berlebih memang mengandung banyak risiko. Selain tubuh tak nyaman dan penampilan kurang sedap dipandang, dari sisi medis juga tidak
menyehatkan. Data studi Framingham AS menunjukkan bahwa kenaikan berat badan sebesar 10 persen pada pria akan meningkatkan tekanan darah 6,6 mmHg, gula
darah 2 mgdl, dan kolesterol 11 mgdl David, 2006.
Universitas Sumatera Utara
3. Jenis Kelamin
Gender mengacu pada peran lingkungan, sifat, sikap, perilaku, nilai, kekuatan, dan pengaruh individual yang berasal dari dua dasar seks yang berbeda. Norma
”gender” memengaruhi praktik dan prioritas sistem kesehatan. Banyak permasalahan kesehatan yang merupakan sebuah fungsi status sosial atau peran dasar gender.
Gender secara eksplisit atau implisit muncul dari sebuah ide bahwa perilaku sehat tidak hanya tergantung pada pengetahuan, keinginan, kapasitas seseorang, tetapi juga
pada posisi dimana mereka mendiami sebuah lingkungan. Gender merupakan penentu utama transfusi darah pada pasien CABG dan hal
itu dapat berkaitan dengan usia, berat badan, praoperatif Htc, lama bedah, dan faktor lainnya yang menentukan probabilitas transfusi Ketan 2000. Healy 2006
menambahkan bahwa struktur utama untuk memaksimalkan kesempatan untuk pendonoran dan akhir resolusi untuk mendonasikan darah secara berkala, menyisakan
suatu keputusan pribadi yang tidak dapat dipisahkan. Persepsi ini mempertimbangkan banyak faktor yang akhirnya akan menentukan perilaku baik pria maupun wanita.
4. Pendidikan