halnya dengan sikap dan norma-norma subjektif, pertimbangan-pertimbangan dari persepsi pengontrolan perilaku yang terkonsep sebagai fungsi dari keyakinan
masyarakat mengenai kemungkinan perbedaan faktor-faktor kontrol keyakinan mungkin mengganggu kinerja dari perilaku yang dinilai dengan kekuatan dari faktor-
faktor kontrol. Di dalam mempertimbangkan ilmu pengetahuan dan psikologi dari pendonor
darah memprediksikan maksud dan perilaku donor darah. Selanjutnya terhadap psikologi dari pendonor darah juga mempertimbangkan bukti-bukti untuk mengukur
faktor-faktor yang memengaruhi maksud dan tujuan si pendonor darah.
2.3.3. Faktor Predisposisi predisposing factors 1.
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Menurut Tim Kerja WHO 1980, pengetahuan diperoleh dari pengalaman
sendiri atau pengalaman orang lain. Pengetahuan atau kognitif merupakan faktor yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang overt behavior. Karena
perilaku yang didasari oeh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Notoatmodjo 2007, perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan, dan pengetahuan
dibagi atas 6 tingkatan : 1.
Tahu Know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya
dan merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat recall terhadap suatu yang spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. 2.
Memahami Comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi Aplication
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi disini dapat
diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis Analysis
Universitas Sumatera Utara
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini artinya dapat menggambarkan membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokan
dan sebagainya. 5.
Sintesis Synthesis Sintensis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6.
Evaluasi Evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penelitian terhadap suatu materi atau objek. Dari segi pengetahuan, sebuah perbedaan diambil dari faktual antara
pengetahuan dan evaluasi pengetahuan individu. Faktual adalah pengetahuan dinilai terhadap pilihan ganda. Evaluasi pengetahuan mungkin dinilai untuk memberikan
keyakinan Ferguson. 2001. Mempertimbangkan risiko dan pengetahuan merupakan hubungan yang lebih luas untuk kepercayaan sumber informasi tentang pendonor
darah Frewer dkk., 1996; Jungermann dkk., 1996.
2. Sikap
Menurut tim kerja WHO 1980, sikap mengambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau dari
orang lain yang paling dekat.
Universitas Sumatera Utara