Syarat-syarat Menjadi Pendonor Darah Sukarela Faktor-faktor yang Memengaruhi Pendonor Darah Sukarela

10. Donor darah merupakan perbuatan kemanusiaan bagi sesama. Pendonor darah adalah orang yang mau dan bisa memberi bagian dari tubuhnya untuk orang lain. Pahala tertinggi diberikan Tuhan bagi orang bersedekah paling banyak, bukan diukur dari jumlahnya tetapi berapa persen dari yang dimilikinya. Menurut Trevor J. Cobain 2004, ketersediaan pendonor darah potensial terus meningkat. Terdapat beberapa komponen darah yang hilang sepanjang rangkaian produksi dari perekrutan donor, kehadiran, dan pendarahan yang dialami pendonor, proses produksi. Dibutuhkan persyaratan dan potensial untuk meningkatkan ketersediaan produk dengan strategi rekrutmen yang lebih baik, metode produksi, inventori manjemen, dan seleksi penerima.

2.2.4. Syarat-syarat Menjadi Pendonor Darah Sukarela

Pendonor darah harus terlebih dahulu menjalani pemeriksaan kesehatan, baik pengukuran tekanan darah, golongan darah, HB mau pun konsultasi medis. Sebagian calon pendonor mungkin berkeinginan untuk mendonorkan darahnya, tapi itu semua tergantung dengan jalinan jodoh, sehingga ada yang memenuhi persyaratan untuk mendonorkan darah dan ada yang terpaksa kecewa. Dengan meningkatnya permintaan suplai darah di masyarakat, persediaan darah yang mencukupi dan rasa aman sangat dibutuhkan. Meskipun demikian, perekrutan dan pemeliharaan pendonor darah tetap sebagai tantangan utama bagi organisasi donor darah Masser, 2008. Adapun syarat-syarat untuk menjadi penyumbang darah donor darah menurut UTD PMI Medan 2009 adalah: Universitas Sumatera Utara a. Umur 18 – 61 tahun b. Berat badan 50 kg atau lebih c. Tekanan darah110 – 160 70 – 100 mmHg d. Tidak berpenyakit jantung, hati, paru-paru, ginjal, kencing manis, penyakit pendarahan, kejang, kanker, penyakit kulit kronis e. Tidak hamil, menyusui dan menstruasi f. Bagi donor tetap, penyumbang darah terakhir minimal 8 minggu yang lalu, maksimal 5 kali setahun. g. Kulit lengan donor sehat h. Tidak menerima transfusi komponen darah 6 bulan terakhir dan tidak demam i. Tidak menderita penyakit HIV AIDS b. Bukan pecandu alkohol narkoba c. Tidak mendapat imunisasi dalam 2-4 minggu terakhir dan tidak demam d. Tidak digigit binatang yang menderita rabies dalam 1 tahun terakhir e. Beritahu petugas bila makan aspirin dalam 3 hari terakhir. Menurut Aziz 2000, pendonor darah harus memenuhi berbagai persyaratan untuk mendonorkan darahnya antara lain : memiliki berat badan diatas 50 kg, HB darah sesuai dengan tes, tekanan darah pendonor minimal 11070 mmhg dan pendonor darah harus beristirahat lebih dari 6 jam sebelum mendonorkan darahnya.

2.2.5. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pendonor Darah Sukarela

Universitas Sumatera Utara Menurut Masser 2008, faktor psikologi, sosiodemografi, organisasi, faktor- faktor yang memengaruhi kerelaan masyarakat untuk donor darah sebagai upaya untuk memusatkan perhatian terhadap donor darah. Pertumbuhan jumlah kajian juga telah menyoroti peran faktor psikologi dalam menjelaskan, memprediksi, dan mempromosikan perilaku donor darah. Secara etimologi, psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya. Sedang jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur bagi sekalian perbuatan-perbuatan pribadi personal behavior. Oleh karena sifatnya abstrak, maka hanya dapat diketahui gejalanya saja. Gejala kejiwaan psikologi yang menentukan perilaku seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor lain, diantaranya faktor pengalaman, keyakinan, fasilitas, sosiobudaya masyarakat dalam Ahmadi, 1992. Menurut Spearman dalam Notoatmodjo, 2007 didalam menyelidiki dan mencari sikap hakikatnya inteligensi orang mempergunakan teknik analisis faktor. Teknik analisis Spearman menemukan bahwa tiap tingkah laku manusia dimungkinkan oleh adanya dua faktor, yaitu 1 faktor umum general factor yang merupakan hal atau faktor yang mendasari segala tingkah laku individu, 2 faktor khusus special factor yang berhubungan dengan keturunan dan pengalaman lingkungan pendidikan. Menurut O’Brien SF 2006, pemahaman yang lebih baik dari perilaku pendonor darah telah dicatat menjadi kunci yang penting bagi pengumpul darah Universitas Sumatera Utara internasional. Seluruh pendonor darah apheresis pendonor di Australia merupakan perilaku usaha secara sukarela dengan penghargaan-penghargaan yang secara jelas dan nyata Healy, 2006. Pada dekade-dekade terakhir, sejumlah tinjauan-tinjauan utama telah dijalankan untuk mempertimbangkan faktor kedudukan organisasi dan individu bisa berdampak terhadap keputusan untuk mendonorkan darah. Walaupun penelitian sebelumnya memiliki perhatian besar terhadap rekrutmen pendonor, khususnya, variabel demografi yang dihubungkan dengan perilaku donor darah. dan masalah kelangsungan donor darah menjadi sangat penting Ferguson E, 1996.

2.2.6. Risiko Donor Darah