Peran dan Tugas Palang Merah Indonesia Sekilas Kinerja Palang Merah Indonesia dari Masa ke Masa

Tk.I dan 323 cabang di daerah Tk.II serta dukungan operasional 165 unit Transfusi Darah di seluruh Indonesia. Daerah Sumatera Utara memiliki 24 cabang yaitu : 1 PMI Cabang Medan, 2 PMI Cabang Binjai, 3 PMI Cabang Tebing Tinggi, 4 PMI Cabang Pematang Siantar, 5 PMI Cabang Tanjung Balai, 6 PMI Cabang Sibolga, 7 PMI Padangsidempuan, 8 PMI Cabang Deli Serdang, 9 PMI Cabang Langkat, 10 PMI Cabang Asahan, 11 PMI Cabang Dairi, 12 PMI Cabang Labuhan Batu, 13 PMI Cabang Tapanuli Utara, 14 PMI Cabang Tapanuli Tengah, 15 PMI Cabang Tapanuli Selatan, 16 PMI Cabang Toba Samosir, 17 PMI Cabang Mandailing Natal, 18 PMI Cabang Karo, 19 PMI Cabang NIas, 20 PMI Cabang Humbang Hasundutan, 21 PMI Cabang Pakpak Bharat, 22 PMI Cabang Serdang Bedagai, 23 PMI Cabang Nias Selatan, 24 PMI Cabang Batubara. Cabang Se-Sumatera Utara memiliki yang berada di sekolah-sekolah. Palang Merah Remaja Se-Sumatera Utara pada periode 2006 – 2011 yang berTotal 197 sekolah yang memiliki PMR, Dengan Total 12.999 jiwa.Sedangkan KSR ada di 10 Cabang, yang berTotal 607 Jiwa.Sedangkan Satgana berTotal 284 jiwa.

4.1.2 Peran dan Tugas Palang Merah Indonesia

Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59. Universitas Sumatera Utara Tugas Pokok PMI : 1. Kesiapsiagaan bantuan dan penanggulangan bencana 2. Pelatihan pertolongan pertama untuk sukarelawan 3. Pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat 4. Pelayanan transfusi darah sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 18 tahun 1980 Dalam melaksanakan tugasnya PMI berlandaskan pada 7 tujuh prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yaitu Kemanusiaan, Kesukarelaan, Kenetralan, Kesamaan, Kemandirian, Kesatuan dan Kesemestaan.

4.1.3 Sekilas Kinerja Palang Merah Indonesia dari Masa ke Masa

1. Dasa Warsa I 1945-1954 Pada masa perang kemerdekaan RI, peranan PMI yang menonjol adalah di bidang Pertolongan pertama, Pengungsian, Dapur Umum, pencarian dan pengurusan repatriasi, bekerjasama dengan ICRC dan Palang Merah Belanda untuk Romusha, Heiho , Tionghoa; anak-anak Indo Belanda dan 35.000 tawanan sipil Belanda dan para Hoakian yang kembali ke RRC. Sementara itu diadakan pula pendidikan untuk para juru rawat yang akan dikirim ke pos-pos P3K di daerah pertempuran. Saat itu sudah ada 40 cabang PMI di seluruh Indonesia dan setiap cabang memiliki dua buah Pos P3K sebagai Tim Mobil Collone. Rumah Sakit Umum Palang Merah di Bogor yang semula di bawah pengelolaan Nerkai, pada tahun 1948 Universitas Sumatera Utara disumbangkan kepada PMI Cabang Bogor dengan nama Rumah Sakit Kedunghalang dan sejak tahun 1951 dikelola menjadi Rumah Sakit Umum PMI hingga sekarang. PMI juga mulai menyelenggarakan kegiatan pelayanan sumbangan darah yang masih terbatas di Jakarta dan beberapa kota besar seperti Semarang, Medan, Surabaya dan Makasar dengan nama Dinas Dermawan Darah. Dalam peristiwa pemberontakan RMS Republik Maluku Selatan, PMI bekerjasama dengan ICRC melaksanakan pelayanan kesehatan yang dipimpin oleh Dr. Bahder Djohan dan BPH Bintara berupa Rumah Sakit terapung di Ambon. Juga diadakan penyampaian berita keluarga yang hilang atau terpisah serta mengunjungi tawanan. PMI mulai mengembangkan kegiatn kepemudaan dengan 7.638 anggota remaja di 29 Cabang PMI. Bekerjasama dengan Yayasan Kesejahteraan Guru, murid dan anak-anak sepakat membentuk unit PMR di sekolah-sekolah, penerbitan majalah PMR, korespodensi, pertukaran album, lomba, pameran lukisan, serta penyelenggaraan sanatoria perawatan paru-paru untuk anak-anak. 2. Dasa Warsa II 1955-1964 Akibat Pemberontakan PRRI di Sumatera Barat dan Permesta di Sulawesi Utara, Markas Besar PMI mengirimkan kapal-kapal PMI ke daerah tersebut untuk menjemput orang-orang asing di sana dan juga mengirimkan 4 tim medis ke Sumatera serta 6 tim ke Sulawesi Utara. Setelah Presiden Soekarno mencetuskan Tri Komando Rakyat Trikora untuk membebaskan Irian Barat pada tanggal 19 Desember 1961, Pengurus Besar PMI Universitas Sumatera Utara memanggil Kesatuan Sukarela seluruh Cabang untuk siap siaga. Kemudian terbentuklah Kesatuan Nasional yang terdiri dari 11 cabang yang telah diseleksi. Sukarelawan Palang Merah yang ditugaskan sebagai perawat berTotal 259 orang dan 770 orang sebagai cadangan. Pada peristiwa Aru 15 Januari 1952, yaitu tenggelamnya Kapal Perang RI Macan Tutul, sebanyak 55 orang awak kapal perang tersebut menjadi tawanan Belanda sehingga atas permintaan MenteriKSAL, PMI menghubungi ICRC untuk menangani tawanan tersebut. Berkat usaha Sekjen PBB, pihak Belanda menyetujui penyerahan awak kapal di Singapura. Pada tahun 1963 ketika Gunung Agung di Bali meletus, PMI bersama Dinkes Angkatan Darat RI membantu penanggulangan para korban bencana tersebut. Ketika Tim Kesatuan Nasional PMI ke Kalimantan Barat dalam rangka Dwikora Dwi Komando Rakyat, telah dikirimkan Tim Kesehatan Nasional untuk membantu Operasi TUMPAS di Sulawesi Selatan. 3. Dasa Warsa III 1965-1975 Penerbitan Surat Keputusan mengenai Peraturan menteri Kesehatan RI No.23 dan No.024 mengenai pengakuan Pemerintah RI untuk pertamakali terhadap keberadaan Usaha Transfusi Darah UTD PMI. Dalam peringatan HUT PMI ke-25, 17 September 1970, Pengurus Besar PMI mengeluarkan suatu medali khusus dan penghargaan kepada perintis-perintis PMI, seperti: Drs. Moh. Hatta dan Prof. Dr. bahder Johan dan Pengurus PMI DaerahCabang seluruh Indonesia. Universitas Sumatera Utara Setahun kemudian ,1971 diresmikan berdirinya suatu DAJR Dinas Ambulance Jalan Raya Jakarta-Bandung sebanyak 7 pos yang dipusatkan di RSU-PMI Bogor. Ambulans yang digunakan adalah ambulance Falcon yang dilengkapi personil, alat- alat pertolongan pertama, dan telepon radio. 4. Dasa Warsa IV 1975-1984 PMI mulai berperan di Timor Timur bulan Agustus 1975 sejak mengalirnya pengungsi Timor Timur ke perbatasan Timor Barat di Atambua. Operasi kemanusiaan di Dili dimulai bulan Desember 1975 atas permintaan PSTT Pemerintah Sementara Timor Timur. Kemudian kelak pada bulan Oktober tahun 1979 PMI bekerja sama dengan ICRC mulai membuka pos bantuan relief di 7 Kecamatan terpencil di Timor Timur. Atas permintaan Pemerintah RI, PMI didukung UNHCR membentuk pengungsi Vietnam di Pulau Galang dalam bidang kesehatan dan kesejahteraan social, antara lain dengan mendirikan RS Pulau Galang. PMI juga mengadakan Tracing and Mail Service bekerjasama dengan ICRC.

2.1.4 Prinsip Dasar Palang Merah Indonesia