BAB 4 HASIL PENfELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.4.1 Sejarah Singkat Palang Merah Indonesia
Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak masa sebelum Perang Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873
Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie Nerkai, yang kemudian dibubarkan pada
saat pendudukan Jepang. Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali sekitar
tahun 1932. Kegiatan tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Djohan. Rencana tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar
Indonesia. Mereka berusaha keras membawa rancangan tersebut ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun 1940 walaupun akhirnya ditolak mentah-mentah.
Terpaksa rancangan itu disimpan untuk menunggu kesempatan yang tepat. Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang, mereka kembali mencoba untuk
membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk kedua kalinya rancangan itu
harus kembali disimpan. Tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu pada
tanggal 3 September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk
Universitas Sumatera Utara
membentuk suatu badan Palang Merah Nasional. Atas perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Kabinet I, pada tanggal 5 September 1945 membentuk Panitia 5 yang terdiri dari: dr R. Mochtar Ketua, dr. Bahder Djohan Penulis, dan dr Djuhana; dr Marzuki; dr.
Sitanala anggota. Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17
September 1945 dan merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun
Jepang. Oleh karena kinerja tersebut, PMI mendapat pengakuan secara Internasional pada tahun 1950 dengan menjadi anggota Palang Merah Internasional dan disahkan
keberadaannya secara nasional melalui Keppres No.25 tahun 1959 dan kemudian diperkuat dengan Keppres No.246 tahun 1963.
Palang Merah Indonesia PMI adalah sebuah organisasi independen dan netral di Indonesia yang kegiatannya di bidang sosial kemanusiaan. dalam
melaksanakan seluruh aktifitasnya PMI selalu berpegang teguh pada tujuh prinsip Palang Merah dan Bulan sabit merah Internasional yaitu kemanusiaan, kesukarelaan,
kenetralan, kesamaan, kemandirian, kesatuan, dan kesemestaan. Palang Merah Indonesia tidak berpihak pada golongan politik, ras, suku ataupun agama tertentu.
Palang Merah Indonesia dalam pelaksanaannya juga tidak melakukan pembedaan tetapi mengutamakan objek korban yang paling membutuhkan pertolongan segera
untuk keselamatan jiwanya. Kini jaringan kerja PMI tersebar di 30 Daerah Propinsi
Universitas Sumatera Utara
Tk.I dan 323 cabang di daerah Tk.II serta dukungan operasional 165 unit Transfusi Darah di seluruh Indonesia.
Daerah Sumatera Utara memiliki 24 cabang yaitu : 1 PMI Cabang Medan, 2 PMI Cabang Binjai, 3 PMI Cabang Tebing Tinggi, 4 PMI Cabang Pematang
Siantar, 5 PMI Cabang Tanjung Balai, 6 PMI Cabang Sibolga, 7 PMI Padangsidempuan, 8 PMI Cabang Deli Serdang, 9 PMI Cabang Langkat, 10
PMI Cabang Asahan, 11 PMI Cabang Dairi, 12 PMI Cabang Labuhan Batu, 13 PMI Cabang Tapanuli Utara, 14 PMI Cabang Tapanuli Tengah, 15 PMI Cabang
Tapanuli Selatan, 16 PMI Cabang Toba Samosir, 17 PMI Cabang Mandailing Natal, 18 PMI Cabang Karo, 19 PMI Cabang NIas, 20 PMI Cabang Humbang
Hasundutan, 21 PMI Cabang Pakpak Bharat, 22 PMI Cabang Serdang Bedagai, 23 PMI Cabang Nias Selatan, 24 PMI Cabang Batubara.
Cabang Se-Sumatera Utara memiliki yang berada di sekolah-sekolah. Palang Merah Remaja Se-Sumatera Utara pada periode 2006 – 2011 yang berTotal 197
sekolah yang memiliki PMR, Dengan Total 12.999 jiwa.Sedangkan KSR ada di 10 Cabang, yang berTotal 607 Jiwa.Sedangkan Satgana berTotal 284 jiwa.
4.1.2 Peran dan Tugas Palang Merah Indonesia