Gambaran Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Motivasi Pendonor Sukarela Untuk Mendonorkan Darah di UTD-PMI Medan Tahun 2010

(1)

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

MOTIVASI PENDONOR SUKARELA UNTUK

MENDONORKAN DARAH DI UTD-PMI

KOTA MEDAN TAHUN 2010

Oleh :

NIM. 061000129 ASRI BUDININGSIH

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

2011 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

MOTIVASI PENDONOR SUKARELA UNTUK

MENDONORKAN DARAH DI UTD-PMI

KOTA MEDAN TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana kesehatan masyarakat

Oleh :

NIM. 061000129 ASRI BUDININGSIH

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(3)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judu l :

GAMBARAN FAKTOR - FAKTOR YANG MEMENGARUHI

MOTIVASI PENDONOR SUKARELA UNTUK

MENDONORKAN DARAH DI UTD-PMI

KOTA MEDAN TAHUN 2010

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

NIM. 061000129 ASRI BUDININGSIH

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi PadaTanggal 18 Januari 2011 dan

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji

Ketua Penguji

Lita Sri Andayani, SKM, M.Kes NIP. 19690922 199403 2 002

Penguji I

___Drs. Tukiman, MKM___ NIP. 19611024 199003 1 003

Penguji II

dr. Linda T. Maas, MPH_ NIP. 19521022 198003 2 002

Penguji III

Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes NIP. 19620604 199203 1 001 Medan, Maret 2011

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara


(4)

ABSTRAK

Pentingnya ketersediaan darah untuk memenuhi kebutuhan akan transfuse darah yang dapat terjadi kapan saja seperti untuk korban kecelakaan, pasien operasi mayor seperti jantung, seksio sesarea, dan untuk penderita penyakit darah seperti hemophilia dan thalassemia. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi seseorang sehingga mau mendonorkan darah secara sukarela dan rutin.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendonor sukarela untu mendonorkan darah secara rutin, yaitu karakteristik, sumber informasi, pengetahuan, sikap, kelompok referensi, niat dan tindakan pendonor sukarela untuk mendonorkan darah di UTD-PMI medan Tahun 2010. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 65 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu Accidental Sampling, dimana responden adalah orang yang secara rutin mendonorkan darah setiap tiga bulan sekali dan minimal sudah tiga kali mendonorkan darah. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan karakteristik responden terbanyak berumur 31 – 42 tahun (40%), responden terbanyak adalah laki-laki (86,2%), responden terbanyak bersuku Tionghoa (44,6%), responden terbesar berpendidikan SMA dan Sarjana yaitu masing-masing (36,9%), sebagian besar responden bekerja sebagai wiraswasta (50,8%). Sumber informasi responden masih tergolong kurang. Pengetahuan responden dikategorikan sedang (61,5%). Sikap responden dikategorikan baik (100%). Kelompok referensi dan niat sangat berperan terhadap tindakan responden. Tindakan responden mendonorkan darah dikategorikan baik (52,3%).

Dari hasil penelitian disarankan agar pihak UTD-PMI, agar lebih meningkatkan promosi mengenai Donor darah kepada masyarakat dan untuk pendonor sukarela yang ada diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan tindakan mendonorkan darah.


(5)

ABSTRACT

The importance of the availability of blood was to meet the need for blood transfusions that could occured anytime such as for accident victims, patients with major surgery such as heart disease, cesarean section, and for patients with blood diseases such as hemophilia and thalassemia. Therefore, it was very important to know what are the factors that could affected someone to donate blood voluntarily and regularly.

The purposed of this studied was aimed to determine the factors that affect the voluntary donors to donate blood regularly, the factors were characteristics, sources of information, knowledge, attitude, reference groups, intentions and actions of donors volunteered to donate blood at the UTD-PMI field in 2010. This research used descriptive quantitative. The number of respondents in this studied amounted to 65 people with Accidental Sampling as the sampling technique, where the respondent was a person who routinely donated blood every three months and at least three times to donate blood. The results are presented in frequency distribution table.

The results showed that based on the characteristics of most respondents aged 31-42 years (40%), most respondents were male (86.2%), most tribes were Chinese respondents (44.6%), the largest respondents had high school and scholar and both were (36.9%), most respondents worked as a self-employed (50.8%). The sources of information respondents still quite lacking. There were (61.5%) respondents that had medium knowledge. The attitude of the respondents considered good (100%). Reference group and the intention was contribute to the actions of respondents. The respondents had a good action to donate blood (52.3%).

From the research results suggested that the UTD-PMI, Health Department and Department of Education to further enhance the promotion of blood donation to the community and to voluntary donors that expect to maintain and improve

measures to donate blood.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. Identitas Diri

Nama : Asri Budiningsih

Tempat/ tanggal lahir : Medan/ 01 Juni 1988

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah Anak ke : 2 dari 3 bersaudara Alamat Rumah : Jl. Thamrin No. 1 Medan B. Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1992 − 1994 : TK. Pertiwi Medan 2. Tahun 1994 − 2000 : SD Pertiwi Medan 3. Tahun 2000 − 2003 : SLTP Negeri 11 Medan 4. Tahun 2003 − 2006 : SMA Negeri 1 Medan

5. Tahun 2006 − 2011 : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran Faktor Faktor Yang Memengaruhi Motivasi Pendonor Sukarela Untuk Mendonorkan Darah di UTD-PMI Medan Tahun 2010”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM−USU).

Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada kedua orang tua, Ayahanda drg. Auriman Budi Santoso dan Ibunda Tuti Syahfitri atas dukungan baik materil maupun moril, kasih sayang, , kesabaran, nasehat, doa dan didikannya. Demikian juga untuk saudara/i Fitri Hayuningdiah dan M. Dimas Tribowo atas dukungannya.

Penulisan skripsi ini juga dapat terlaksana berkat dukungan dari berbagai pihak yang pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Dekan FKM − USU.

2. Lita Sri Andayani, SKM, MKes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing, memberikan banyak sarandan ilmu, serta dukungan semangat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

3. Drs. Tukiman, MKM, selaku Ketua Departemen PKIP dan sebagai Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. dr. Linda T. Maas, MPH, selaku Dosen Penguji I pada skripsi ini.

5. Drs. Alam bakti Keloko, MKes, selaku Dosen Penguji II pada skripsi ini. 6. Seluruh staf pengajar di FKM-USU, terima kasih untuk bimbingan serta ilmu

yang telah diberikan selama ini, dan juga terima kasih untuk Bang Hendro Lukito yang telah banyak membantu dalam hal administrasi.


(8)

7. drh. Rasmaliah, MKes, selaku Dosen Penasehat Akademik bagi penulis selama di FKM − USU.

8. dr. Aisyah Yatim, selaku Kepala UTD PMI Kota Medan, Kak Niken dan Bang Ibrahim, serta seluruh staf dan karyawan di UTD-PMI Kota Medan yang telah banyak membantu peneliti dalam mengumpulkan data.

9. Para sahabat Gabriella Septiani Nst. SKM, Sylvia Azhri, SKM, Neni Simanjuntak, SKM, Aysyahtun Hasanah Siregar, SKM, Iskandar Zulkarnain Hrp, SKM, Efrata Fernando, Andriansyah Munthe, SKM, Tri Hendra Apria Dinata, SKM, Erwina Rafni Hrp, SKM Berkat Putra Sianipar, SKM, Novita Sari, SKM, Dede Hariani, SKM, Poziah, yang telah banyak memberi dukungan, semangat dan terima kasih untuk kebersamaan, canda tawa, suka duka, saran dan kritikan yang membangun, makasih untuk persahabatannya. makasih buat segala dukungannya.

10. Qiyah, Wenti, Retno, Bayu, Ica, Lufti, Echie, Medy, Nurul, dan Dina terima kasih untuk dukungan dan persahabatannya.

11. Teman-teman PBL( Olva, Lia, Ismil, Bg Harry) dan teman-teman LKP serta teman-teman peminatan PKIP (Vian, Beta, Tia, Andre, Lidya, Lina, Santi, Bunda Afni, Kak Imil, Kak Dwi, Bg Mukhlis, Bg, Dermawan, Kak Asna, Kak Ummi) dan seluruh teman-teman yang tidak dapat di sebutkan satu persatu.

12. Untuk Kak, Fitri, Kak Sari, Ridha, Irma, Kak Yenni, terima kasih untuk pertemanan dan segala dukungannya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna dan memiliki kekurangan baik dari isi maupun penulisan, namun penulis berharap semoga skripsi ini bapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Maret 2011


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRAC ... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah7 1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1. Tujuan Umum ... 7

1.3.2. Tujuan Khusus ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Motivasi ... 9

2.2. Lingkaran Motivasi ... 10

2.3. Konsep Perilaku ... 12

2.3.1. Pengetahuan ... 13

2.3.2. Sikap ... 15

2.3.3. Tindakan ... 17

2.4. Teori Alasan Berperilaku (Theory of Reasoned Action) ... 18

2.5. Tingkah laku Menolong ... 19

2.6. PMI ... 22

2.6.1. Unit Transfusi Darah ... 22

2.7. Darah ... 24

2.7.1. Transfusi Darah ... 25

2.7.2. Donor Darah... 25

2.7.3. Syarat-Syarat Untuk Donor Darah ... 31

2.7.4. Manfaat Donor Darah ... 32

2.7.5. Pengambilan Darah Donor... 33

2.7.6. Pengamanan Darah ... 33

2.7.7. Pengolahan Darah ... 33

2.7.8. Penyimpanan Darah ... 35

2.8. Pengakuan PMI Terhadap Pendonor ... 35

2.9. Kerangka Konsep ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

3.1. Jenis Penelitian... 37

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37


(10)

3.2.2. Waktu Penelitian ... 37

3.3. Populasi dan Sampel ... 38

3.3.1. Populasi ... 38

3.3.2. Sampel ... 38

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 39

3.4.1. Data Primer ... 39

3.4.2. Data Sekunder ... 39

3.5 Definisi Operasional ... 39

3.6. Aspek Pengukuran dan Instrumen Penelitian ... 42

3.6.1. Aspek Pengukuran ... 42

3.6.2. Instrumen Penelitian ... 47

3.7. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 47

3.7.1. Metode Pengolahan Data ... 47

3.7.2. Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 49

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 49

4.2. Hasil Penelitian ... 49

4.3. Gambaran sumber Informasi Responden ... 51

4.4. Gambaran Pengetahuan Responden ... 52

4.5. Gambaran Sikap Responden ... 58

4.6. Gambaran Kelompok Referensi Responden ... 62

4.7. Gambaran Niat Responden ... 65

4.8. Gambaran Tindakan ... 67

BAB V PEMBAHASAN ... 72

5.1 UTD-PMI... 72

5.2. Karakteristik Responden ... 74

5.3. Sumber Informasi ... 77

5.4. Pengetahuan ... 79

5.5. Sikap ... 83

5.6. Kelompok Referensi ... 86

5.7. Niat ... 89

5.8. Tindakan ... 91

BAB VI SARAN DAN KESIMPULAN... 97

6.1. Kesimpulan ... 97

6.2. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 99 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Pendonor Sukarela

di UTD-PMI Medan Tahun 2010 ... 50

Tabel 4.2. Jenis Sumber Informasi... 51

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Mengenai Donor Darah ... 52

Tabel 4.4. Manfaat Darah Bagi Tubuh ... 52

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Manfaat Darah Bagi Tubuh ... 53

Tabel 4.6. Syarat-Syarat Donor Darah ... 53

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Syarat-Syarat Donor Darah ... 53

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Volume Darah Yang Diambil Untuk Sekali Donor Darah ... 54

Tabel 4.9. Manfaat Donor Darah Terhadap Kesehatan ... 54

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Manfaat Donor Darah Bagi Kesehatan ... 55

Tabel 4.11. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Jarak Minimal Antara Donor Darah Terakhir Dengan Donor Darah Berikutnya ... 55

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Maksimal Donor Darah Yang Dapat Dilakukan Dalam Setahun ... 56

Tabel 4.13. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Pengertian Donor Darah Pengganti ... 56

Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Pengertian Donor Darah Sukarela ... 57

Tabel 4.15. Makanan Yang Sebaiknya Dikonsumsi Setelah Mendonorkan Darah ... 57

Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Makanan Yang Sebaiknya Dikonsumsi Setelah Mendonorkan Darah ... 58


(12)

Tabel 4.17. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden ... 58 Tabel 4.18. Distribusi Frekuensi Sikap Responden Tentang Donor Darah Sukarela ... 59 Tabel 4.19. Distribusi Frekuensi Apakah Responden Pernah Mel;ihat Orang

Mendonorkan Darah Sebelum Menjadi Pendonor Darah ... 62 Tabel 4.20. Distribusi Frekuensi Tentang Tanggapan Keluarga Responden Mengenai

Donor Darah ... 62 Tabel 4.21. Distribusi Frekuensi Tentang Ada Atau Tidaknya Keluarga Responden

Yang Menjadi Pendonor Darah Rutin ... 63 Tabel 4.22. Distribusi Frekuensi Tentang Tanggapan Teman Responden Mengenai

Donor Darah ... 63 Tabel 4.23. Distribusi Frekuensi Tentang Ada Atau Tidaknya Teman Responden

Yang Menjadi Pendonor Darah Rutin ... 63 Tabel 4.24. Distribusi Frekuensi Tentang Apakah Di Perkumpulan/ Organisasi/

Kantor Responden Pernah Mengadakan Kegiatan Donor Darah ... 64 Tabel 4.25. Distribusi Frekuensi Tentang Seberapa Sering Perkumpulan/ Organisasi/

Kantor Responden Mengadakan Kegiatan Donor Darah... 64 Tabel 4.26. Distribusi Frekuensi Kelompok Referensi ... 65 Tabel 4.27. Distribusi Frekuensi Tentang Alasan responden Ketika Pertama Kali

Mendonorkan Darah ... 65 Tabel 4.28. Alasan Responden Menjadi Pendonor Darah Rutin ... 66 Tabel 4.29. Distribusi Frekuensi Tentang Alasan Responden Untuk Menjadi

Pendonor Darah Rutin ... 66 Tabel 4.30. Distribusi Frekuensi Tentang Apakah Keluarga Anda Mengetahui Bahwa

Anda Menjadi Pendonor Darah Rutin ... 66 Tabel 4.31. Distribusi Frekuensi Niat Responden Untuk Menjadi Pendonor

Darah Rutin ... 67 Tabel 4.32. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Usia Pertama Kali


(13)

Tabel 4.33. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Kapan Pertama Kali Donor

Darah ... 68 Tabel 4.34. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Dimana Biasanya

Mendonorkan Darah ... 68 Tabel 4.35. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Frekuensi Donor

Darah ... 69 Tabel 4.36. Pemeriksaan Yang Dilakukan Sebelum Donor Darah ... 69 Tabel 4.37. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Pemeriksaan Sebelum

Mendonorkan Darah ... 69 Tabel 4.38. Manfaat Donor Darah Yang Dirasakan ... 70 Tabel 4.39. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Manfaat Donor Darah

Yang Dirasakan ... 70 Tabel 4.40. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Makanan Khusus

Yang Dikonsumsi Setelah Mendonorkan Darah ... 71 Tabel 4.41. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Apakah Responden Pernah

Mengajak Keluarga/ Teman Untuk Donor Darah ... 71 Tabel 4.42. Distribusi Frekuensi Tindakan Responden ... 71


(14)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I. Kuesioner Penelitian

Lampiran II. Matriks Data

Lampiran III. Output Data Penelitian


(15)

ABSTRAK

Pentingnya ketersediaan darah untuk memenuhi kebutuhan akan transfuse darah yang dapat terjadi kapan saja seperti untuk korban kecelakaan, pasien operasi mayor seperti jantung, seksio sesarea, dan untuk penderita penyakit darah seperti hemophilia dan thalassemia. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi seseorang sehingga mau mendonorkan darah secara sukarela dan rutin.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendonor sukarela untu mendonorkan darah secara rutin, yaitu karakteristik, sumber informasi, pengetahuan, sikap, kelompok referensi, niat dan tindakan pendonor sukarela untuk mendonorkan darah di UTD-PMI medan Tahun 2010. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 65 orang dengan teknik pengambilan sampel yaitu Accidental Sampling, dimana responden adalah orang yang secara rutin mendonorkan darah setiap tiga bulan sekali dan minimal sudah tiga kali mendonorkan darah. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan karakteristik responden terbanyak berumur 31 – 42 tahun (40%), responden terbanyak adalah laki-laki (86,2%), responden terbanyak bersuku Tionghoa (44,6%), responden terbesar berpendidikan SMA dan Sarjana yaitu masing-masing (36,9%), sebagian besar responden bekerja sebagai wiraswasta (50,8%). Sumber informasi responden masih tergolong kurang. Pengetahuan responden dikategorikan sedang (61,5%). Sikap responden dikategorikan baik (100%). Kelompok referensi dan niat sangat berperan terhadap tindakan responden. Tindakan responden mendonorkan darah dikategorikan baik (52,3%).

Dari hasil penelitian disarankan agar pihak UTD-PMI, agar lebih meningkatkan promosi mengenai Donor darah kepada masyarakat dan untuk pendonor sukarela yang ada diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan tindakan mendonorkan darah.


(16)

ABSTRACT

The importance of the availability of blood was to meet the need for blood transfusions that could occured anytime such as for accident victims, patients with major surgery such as heart disease, cesarean section, and for patients with blood diseases such as hemophilia and thalassemia. Therefore, it was very important to know what are the factors that could affected someone to donate blood voluntarily and regularly.

The purposed of this studied was aimed to determine the factors that affect the voluntary donors to donate blood regularly, the factors were characteristics, sources of information, knowledge, attitude, reference groups, intentions and actions of donors volunteered to donate blood at the UTD-PMI field in 2010. This research used descriptive quantitative. The number of respondents in this studied amounted to 65 people with Accidental Sampling as the sampling technique, where the respondent was a person who routinely donated blood every three months and at least three times to donate blood. The results are presented in frequency distribution table.

The results showed that based on the characteristics of most respondents aged 31-42 years (40%), most respondents were male (86.2%), most tribes were Chinese respondents (44.6%), the largest respondents had high school and scholar and both were (36.9%), most respondents worked as a self-employed (50.8%). The sources of information respondents still quite lacking. There were (61.5%) respondents that had medium knowledge. The attitude of the respondents considered good (100%). Reference group and the intention was contribute to the actions of respondents. The respondents had a good action to donate blood (52.3%).

From the research results suggested that the UTD-PMI, Health Department and Department of Education to further enhance the promotion of blood donation to the community and to voluntary donors that expect to maintain and improve

measures to donate blood.


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada hakekatnya transfusi darah merupakan salah satu tugas pemerintah di bidang pelayanan kesehatan masyarakat. Akan tetapi dalam pelaksanaaannya tanggung jawab penyediaan darah bagi kebutuhan masyarakat dipercayakan kepada Palang Merah Indonesia (PMI), sebagai pelaksana dari Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1980 tentang transfusi darah dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.478/Menkes/Per/X/1990 tentang upaya kesehatan dibidang transfusi darah. Supaya tanggung jawab tersebut dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, PMI membentuk Unit Transfusi Darah (UTD) sebagai pelaksana teknis mulai dari tingkat pusat hingga di Kabupaten dan Kota (PMI Pusat, 1998).

Fungsi Unit Transfusi Darah PMI (UTD-PMI) ini, selain melayani aspek pelayanan kesehatan masyarakat juga berkaitan dengan aspek sosial, organisasi, dan aspek interpedensi, baik nasional maupun internasional. Bahkan UTD –PMI dituntut untuk membangun jaringan yang sangat luas melalui kerjasama dengan lembaga-lembaga pemerintah, kerjasama antar pemerintah, serta membangun jaringan sesama PMI baik nasional maupun internasional. Saat ini Palang Merah Indonesia telah melaksanakan kegiatan transfusi darah yang tersebar di 30 Provinsi Tingkat I dan 323 cabang di daerah dengan 165 UTD di seluruh Indonesia (Munandar, 2009).

Melalui kerjasama yang begitu luas, maka UTD-PMI dapat menyesuaikan visi dan misinya dengan berbagai perkembangan yang terjadi. Perkembangan teknologi kedokteran misalnya bedah, yang menuntut tersedianya komponen darah.


(18)

PMI di Negara-negara maju tidak mengalami kendala yang berarti dalam menjalankan peran dan fungsinya , terutama dalam hal ketersediaan darah. Mereka pada umumnya telah memiliki relawan donor darah sukarela, sesuai dengan rekomendasi World Health Organization (WHO) dan Council of Europe agar digalakkan penggunaan darah yang bersumber dari donor darah sukarela yang tidak dibayar (Contretas, 1998).

Pentingnya ketersediaan darah di bank darah (UTD-PMI) karena untuk memenuhi kebutuhan akan transfusi darah yang dapat terjadi kapan saja seperti untuk korban kecelakaan yang dalam kondisi gawat darurat yang membutuhkan transfusi darah, pasien operasi mayor seperti operasi jantung, bedah perut, seksio sesarea, para penderita penyakit darah seperti ketersediaan stok darah di PMI sering kali tidak mencukupi kebutuhan di masyarakat. Hal ini karena masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat donor darah bagi kesehatan si donator dan banyaknya mitos-mitos yang berkembang di Indonesia tentang dampak negatif dari donor darah. Beberapa mitos negatif yang berkembang di masyarakat seputar donor darah antara yaitu; donor darah dapat membuat kita gemuk, membuat badan lemas, wanita tidak boleh mendonorkan darah, menimbulkan kecanduan. Selain itu banyak juga masyarakat yang beranggapan bahwa PMI memperjualbelikan darah hal ini dikarenakan bahwa pasien yang membutuhkan darah diharuskan membayar biaya pengganti pengelolaan darah (BPPD) untuk setiap kantong darah (PMI.2009).

Undang-undang melarang tentang jual-beli organ manusia termasuk darah dan dapat dikenakan sanksi hukum bagi yang melanggarnya. PMI tidak melakukan


(19)

jual-beli darah, yang dilakukan PMI adalah BPPD (Biaya Pengganti Pengolahan Darah) yang terdiri dari biaya kantung darah, cairan reagensia untuk pemeriksaan golongan darah, apakah mengadung penyakit HIV/AIDS, hepatitis B, hepatitis C, syphilis, dan lain-lain, biaya konsumsi dan vitamin pendonor, pembelian alat suntik dan barang habis pakai dalam pengambilan darah. Biaya BPPD di UTD Medan hanya Rp. 200.000/kantung sedangkan di Jakarta mencapai Rp. 350.000 / kantung. Sementara itu, menurut perhitungan WHO (World Health Organization) harganya mencapai Rp. 500.000 /kantung (PMI Sumut, 2009).

Pemakaian darah sebagai suatu kebutuhan di bidang kedokteran yang hingga saat ini belum bisa digantikan oleh bahan sintetis kimiawi apapun. Dalam pengobatan lama ada tindakan berbekam, yaitu melukai kulit untuk mengeluarkan darah yang dianggap “kotor” dalam usaha mengobati penyakit. Bahkan dalam prakteknya dalam abad pertengahan masehi orang sudah melakukan transfusi darah untuk tujuan mempermuda tubuh (Sadikin, 2001).

Untuk mendonorkan darah kepada orang lain dibutuhkan kerelaan. Tidak semua orang bersedia untuk mendonorkan darahnya kepada orang yang membutuhkan. Padahal, kegiatan tersebut justru dapat membuat jantung bekerja optimal dan mendeteksi penyakit sejak dini. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, memang telah memilki relawan donor sebagaimana juga di negara-negara maju tersebut. Namun pada umumnya yang dimiliki bukan donator tetap yang senantiasa menyumbangkan, tetapi donator pasif yang harus dimobilisasi dengan berbagai kiat oleh PMI.


(20)

Data dari negara maju menunjukkan tingkat donasi darah sebanyak 60-100 per 1000 penduduk Sedangkan di Asia tingkat donasi darah yang paling maju adalah Jepang yaitu 68 per 1000 penduduk, Korea 40 per 1000 penduduk, Singapura 24 per 1000 penduduk, Thailand 13 per 1000 penduduk, dan Malaysia 10 per 1000 penduduk (Aziz, 2000).

Walaupun berbagai upaya telah dilakukan oleh PMI, namun masyarakat untuk mendonorkan darahnya tetap saja rendah. Masyarakat belum menyadari bahwa donor darah tidakj hanya memiliki nilai kemanusian tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan. Nilai kemanusian dari donor darah tersebut dapat dilihat dari peranan darah itu sendiri dalam menyelamatkan jiwa yang membutuhkannya. Penelitian yang dilakukan oleh Jukka Salonen (1997), dan koleganya dari Universitas Kuopio, Finlandia bahwa donor darah dapat mengurangi resiko penyakit jantung koroner pada pendonor darah pria karena berkurangnya jumlah zat besi dalam darah (Buletin Transfusi Darah, 1997).

Pada tahun 2005, Palang Merah Indonesia (PMI) mampu mengumpulkan 1.285.000 kantung darah atau setara dengan 350.000 donor darah. Ini diasumsikan bahwa tingkat penyumbangan adalah 6 orang per 1.000 penduduk. Jumlah ini tentu saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi populasi di Indonesia. Bila menggunakan tolok ukur yang ditetapkan oleh badan kesehatan dunia, World Health Organisation (WHO), untuk jumlah penduduk Indonesia yang saat ini berjumlah sekitar 230-240 juta, idealnya memiliki kantong darah sekitar 2% dari jumlah penduduk, atau sekitar 4,6 juta kantong per tahun (PMI, 2009).


(21)

Untuk menjalankan fungsi sebagai penyedia darah bagi kebutuhan masyarakat UTD- PMI dituntun untuk membangun jaringan yang sangat luas melalui kerjasama dengan lembaga-lembaga pemerintah. Kerjasama antar pemerintah, serta membangun jaringan sesama PMI baik nasional maupun internasional. Untuk itu UTD-PMI Medan telah menjalin kerjasama dengan beberapa rumah sakit dalam hal penyediaan darah, rumah sakit tersebut yaitu RSUD. Dr. Pirngadi, RSI. Malahayati, RSU. Haji, RSU. PTP. Tembakau Deli, RS. Putri Hijau, RS. Gleni. Selain itu donor darah juga dapat dilakukan di RSUP. Adam Malik yang telah memiliki fasilitas UTD sendiri, serta di gerai-gerai donor darah yang diadakan oleh PMI sewaktu-waktu di tempat-tempat umum seperti kampus, mall, dll.

Di UTD-PMI Kota Medan terdapat dua jenis pendonor darah, yaitu donor pengganti/keluarga dan donor sukarela. Donor keluarga/donor pengganti adalah donor yang menyumbangkan darahnya untuk mengganti darah yang telah diambil dari UTD untuk keluarga/teman mereka. Sedangkan donor sukarela adalah donor yang menyumbangkan darahnya tanpa imbalan apapun (PMI, 2009)

Data di Palang Merah Indonesia (PMI) kota Medan, jumlah pendonor darah di Kota Medan, pada tahun 2005 jumlah pendonor sukarela sebesar 9.316 orang, donor pengganti sebesar 23.378 orang. Tahun 2006 jumlah jumlah pendonor sukarela sebesar 13.140 orang, donor pengganti sebesar 27.236 orang. Tahun 2007, donor sukarela sebesar 11.466 orang, donor pengganti sebesar 19.693 orang. Sementara itu tahun 2008, angka pendonor menurun drastis dimana pendonor sukarela sebesar 10.696 orang, dan pendonor pengganti sebesar 15.449 orang. Tahun 2009, tercatat


(22)

pendonor sukarela sebesar 10.336 orang dan pendonor pengganti sebesar 13.072 orang.

Dari data diatas dapat diketahui bahwa jumlah pendonor sukarela terjadi penurunan dari tahun ke tahun. Dari data juga diketahui kebutuhan darah untuk masyarakat kota Medan cukup besar, hal ini dapat dilihat dari jumlah pendonor pengganti yang jauh lebih banyak daripada ketersedian darah yang berasal dari donor sukarela. Jumlah pendonor tertinggi tercatat tahun 2006 dengan jumlah menyentuh hingga 40 ribuan pendonor .

Jumlah pendonor darah menurut jenis kelamin diketahui bahwa pendonor laki-laki jauh lebih banyak dibandingkan dengan pendonor perempuan. Data yang diperoleh dari PMI Kota Medan, tahun 2005 jumlah pendonor laki-laki sebesar 26.319 pendonor yang terdiri dari 7.254 donor sukarela dan 19.065 donor pengganti, jumlah pendonor perempuan sebesar 6375 pendonor yang terdiri dari 2.062 donor sukarela dan 4.313 donor pengganti. Tahun 2006, jumlah pendonor laki-laki sebesar 30.927 pendonor yang terdiri dari 9.308 donor sukarela dan 21.619 donor pengganti, jumlah pendonor perempuan sebesar 9.449 pendonor yang terdiri dari 3.832 donor sukarela dan 5.617 donor pengganti. Tahun 2007, jumlah pendonor laki-laki sebesar 23.578 pendonor yang terdiri dari 9.198 donor sukarela dan 14.380 donor pengganti, jumlah pendonor perempuan sebesar 7.581 pendonor yang terdiri dari 2.268 donor sukarela dan 5.313 donor pengganti. Dari data jenis kelamin, dapat dilihat bahwa hanya 22 % donor sukarela terdiri dari perempuan, sedangkan dari donor pengganti/ keluarga, perempuan hanya menyumbang 18 %, padahal yang banyak memakai darah adalah dibidang kebidanan (mayoritas perempuan).


(23)

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat memengaruhi motivasi pendonor sukarela darah untuk mendonorkan darahnya di UTD-PMI sehingga dnantinya dapat diketahui hal-hal apa yang dapat mendorong seseorang untuk rela mendonorkan darahnya.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah faktor-faktor yang memengaruhi motivasi pendonor sukarela untuk mendonorkan darah di UTD-PMI Medan Tahun 2010.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang memengaruhi motivasi pendonor sukarela untuk mendonorkan darah di UTD-PMI Kota Medan Tahun 2010. 1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran karakteristik pendonor sukarela yang mendonorkan darah di UTD-PMI Medan Tahun 2010.

2. Untuk mengetahui gambaran sumber informasi yang memengaruhi motivasi pendonor sukarela untuk mendonorkan darah di UTD-PMI Medan Tahun 2010.

3. Untuk mengetahui pengetahuan pendonor sukarela terhadap donor darah di UTD-PMI Medan Tahun 2010.


(24)

4. Untuk mengetahui sikap pendonor sukarela terhadap donor darah di UTD-PMI Medan Tahun 2010.

5. Untuk mengetahui kelompok referensi dari pendonor sukarela terhadap donor darah di UTD-PMI Medan Tahun 2010.

6. Untuk mengetahui niat pendonor sukarela untuk mendonorkan darah di UTD-PMI Medan Tahun 2010

7. Untuk mengetahui tindakan pendonor sukarela di UTD-PMI Medan Tahun 2010.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi tambahan kepada masyarakat mengenai manfaat dari donor darah.

2. Dapat diketahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi motivasi pendonor untuk mendonorkan darahnya secara sukarela.

3. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi lintas sektor terkait (Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan) dan pihak UTD-PMI dalam menumbuhkan minat masyarakat untuk donor darah.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Motivasi

Motivasi merupakan seluruh dorongan, keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak atau dorongan lainnya yang berasal dari dalam diri individu untuk melakukan suatu tindakan. Motivasi member tujuan dan arah kepada perilaku individu. (Ahmadi, 2007).

Motif adalah suatu dorongan dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motif tidak dapat diamati. Yang diamati adalah kegiatan atau mungkin alasan-alasan tindakan tersebut (Notoatmodjo, 2003).

Motivasi berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya dibagi menjadi dua yaitu :

a. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar tetapi di dalam diri individu tersebut sudah terdapat dorongan untuk melakukan sesuatu.

b. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang ada karena dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar diri individu tersebut (lingkungan).

Tindakan yang didorong oleh motif-motif instrinsik lebih baik daripada yang didorong oleh motif ekstrinsik (Notoatmodjo, 2003).

Fungsi Motivasi adalah sebagai berikut (Sabur, 2003) :

1. Mendorong manusia untuk berbuat, yakni sebagai penggerak atau motor yang melepas energi.


(26)

2. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang ingin dicapai.

3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang untuk mencapai tujuan dengan mengeliminasi perbuatan-perbuatan yang tidak mengandung manfaat bagi tujuan tersebut.

Alat untuk membentuk motivasi dibagi atas dua macam, yaitu :

1. Materil insentif, yaitu alat motivasi yang diberikan berupa uang atau barang yang mempunyai nilai atau yang bersifat ekonomis.

2. Non-materil insentif, yaitu alat motivasi yang diberikan bukan berupa benda atau barang tetapi hanya berupa kepuasan rohani saja.

2.2. Lingkaran Motivasi

Menurut Sabur (2003) berdasarkan pendapat Dirgagunasa karena dilatarbelakangi adanya motif maka tingkah laku tersebut disebut tingkah laku bermotivasi. Tingkah laku bermotivasi itu sendiri dapat dirumuskan sebagai tingkah laku yang dilator belakangi karena adanya suatu kebutuhan. Lingkaran Motivasi terdiri dari :

KEBUTUHAN

TUJUAN


(27)

Menurut Supardi (2002) berdasakan pendapat Mc. Clelland, bahwa perilaku manusia didasari oleh tiga kebutuhan yaitu, kebutuhan untuk berprestasi (n-achievement), kebutuhan untuk berkuasa (n-power), dan kebutuhan untuk berafiliasi (n-affiliation). Berdasarkan pendapat Maslow, kebutuhan dibagi berdasarkan tingkat kebutuhan manusia, yaitu :

1. Kebutuhan fisiologis, adalah kebutuhan primer yang harus terpenuhi (kebutuhan makan, minum, seks, sandang).

2. Kebutuhan keamanan dan keselamatan, adalah kebutuhan akan keamanan dari ancaman yakni merasa aman dari ancaman, kecelakaan, dan keselamatan dalam melakukan aktivitas.

3. Kebutuhan sosial, adalah kebutuhan berteman, dicintai, dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok.

4. Kebutuhan akan penghargaan diri, adalah pengakuan serta penghargaan dan prestise dari orang lain.

5. Kebutuhan aktualisasi diri, adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kecakapan, kemampuan, ketrampilan untuk mencapai prestise. Unsur kedua dari lingkaran motivasi adalah perilaku yang dipergunakan sebagai cara atau alat agar suatu tujuan bisa tercapai. Perilaku terjadi baik secara sadar maupun tidak sadar (Sabur, 2003).

Unsur ketiga dari lingkaran motivasi adalah tujuan yang berfungsi untuk memotivasi perilaku. Tujuan juga menentukan seberapa aktif individu akan berperilaku. Sebab, selain ditentukan oleh motif dasar, perilaku juga ditentukan oleh keadaan dari tujuan. Jika tujuannya menarik, individu akan lebih aktif lagi


(28)

berperilaku. Pada dasarnya perilaku manusia bersifat majemuk, karena itu tujuan dari perilaku tidak hanya satu. Selain tujuan pokok (primary goal), ada juga tujuan lain atau tujuan sekunder (secondary goal).

2.3. Konsep Perilaku

Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Perilaku manusia antara lain ; berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).

Skinner (1938) dalam Notoatmodjo (2007), bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Jadi, perilaku dapat terjadi karena adanya respon dari organisme terhadap stimulus yang datang padanya (Teori ‘S-O-R” atau “Stimulus-Organisme-Respon”), yang dibedakan dengan adanya dua respon, yaitu :

a. Respondent respons atau reflexive, yakni respon terhadap suatu stimulus tertentu yang bersifat relative tetap, misalnya; ketika makan makanan yang lezat akan menyebakan ketagihan, ketika mendengar berita sedih akan menangis.

b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respon yang dilakukan organisame karena adanya stimulus yang bersifat memperkuat terjadinya respon tersebut.

Skinner (1938) dalam Notoatmodjo (2007), seorang ahli psikologi merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap


(29)

stimulus (rangsamgam dari luar). Secara garis besar perilaku manusia dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu:

1. Faktor internal, yakni karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat pengetahuan, jenis kelamin, perhatian, persepsi, tingkat emosional, motivasi, dan sebagainya.

2. faktor eksternal, yakni berupa faktor lingkungan baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi maupun politik.

2.3.1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya.


(30)

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisa (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (synthetis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi – formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat


(31)

merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2003).

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.

2.3.2. Sikap

Menurut Notoatmodjo (2007), sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari – hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.

Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak, berpersepsi dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan, situasi atau kelompok.

Sikap mengandung daya pendorong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro dan kontra


(32)

terhadap sesuatu, menentukan apakah yang disukai, diharapkan dan diinginkan, mengesampingkan apa yang tidak diinginkan dan apa yang harus dihindari.

Seperti halnya pengetahuan, sikap terdiri dari beberapa tingkatan (Notoatmodjo, 2007) yaitu :

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau memperhatikan stimulus yang diberikan. Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah.

2. Menanggapi (responding)

Menanggapi diartikan member jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

3. Menghargai (valuing)

Mengahargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus. Dalam arti membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi orang lain.

4. Bertanggung jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi tindakannya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya. Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.


(33)

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek yang bersangkutan. Pertanyaan secara langsung juga dapat dilakukan dengan cara memberikan pendapat dengan menggunakan kata “setuju” atau “tidak setuju” terhadap pertanyaan-pertanyaan terhadap objek tertentu.

2.3.3. Tindakan

Suatu rangsangan akan direspon oleh seseorang sesuai dengan arti rangsangan tersebut bagi orang yang bersangkutan. Respon atau reaksi inilah yang disebut dengan perilaku, bentuk-bentuk perilaku itu sendiri dapat bersifat sederhana dan kompleks.

Dalam peraturan teoritis,tingkah laku dibedakan atas sikap,dimana sikap diartikan sebagai suatu kecenderungan potensi untuk mengadakan reaksi (tingkah laku). Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu tindakan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan atau suatu fasilitas (Notoatmodjo, 2007).

Menurut Notoatmodjo (1993), tindakan adalah gerakan atau perbuatan dari tubuh setelah mendapat rangsangan ataupun adaptasi dari dalam maupun luar tubuh suatu lingkungan. Tindakan seseorang terhadap stimulus tertentu akan banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut. Secara logis, sikap dapat dicerminkan dalam suatu bentuk tindakan namun tidak pula dapat dikatakan bahwa sikap dan tindakan memiliki hubungan yang sistematis.


(34)

1. Persepsi, mengenal dan memilih suatu objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil.

2. Respon terpimpin, dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar. 3. Mekanisme, apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis atau sesuatu itu sudah menjadi kebiasaan.

4. Adopsi, suatu tindakan yang sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Pengukuran tindakan dapat dilakukan secara tidak langsung, yaitu dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.

2.4. Teori Alasan Berperilaku (Theory of Reasoned Action)

Theory of Reasoned Action pertama kali diperkenalkan oleh Ajzen pada tahun 1980 Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia berperilaku dengan cara sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia. Dalam Theory of Reasoned Action, Ajzen (1980) menyatakan bahwa niat menentukan seseorang untuk melakukan suatu perilaku. Ajzen mengemukan bahwa niat dipengaruhi oleh dua penentu yaitu (Jogiyanto 2007) :

1. Sikap

Merupakan gabungan baik dari evaluasi positif maupun negative dari faktor-faktor perilaku dan kepercayaan tentang akibat dari perilaku.


(35)

Merupakan gabungan dari beberapa pandangan tentang tekanan/aturan dan norma sosial untuk membentuk suatu perilaku. Fisben dan Ajzen menngunakan istilah motivation to comply, yaitu apakah individu mematuhi pandangan orang lain yang berpengaruh dalam hidupnya atau tidak.

Bagan Theory of Reason Action (TRA)

2.5. Tingkah laku Menolong

Menurut Baron, Byrne, dan Branscombe (2006) , tingkah laku menolong atau dalam psikologi social dikenal dengan tingkah laku proporsional, adalah tindakan individu untuk menolong orang lain tanpa adanya keuntungan langsung bagi si penolong (Meinarno, 2009).

Menurut Batson (1995) dalam Meinarno (2009) dengan teori altruism mengungkapkan bahwa tingkah laku menolong dari seseorang memiliki motivasi untuk meningkatkan kesejahteraan orang lain. Tindakan seseorang untuk memberikan

Keyakinan terhadap perilaku

Sikap

Keyakinan nomatif

Norma subjektif


(36)

bantuan pada orang lain adalah bersifat tidak mementingkan diri sendiri (selfless) bukan untuk kepentingan diri sendiri (selfish).

Untuk mengetahui motivasi yang mendasari tingkah laku menolong, apakah selfless atau selfish, sampai batas tertentu memang sulit. Fiske dan Taylor (1991) dalam Meinarno (2009) menolong karena manusia tidak selalu tepat dalam menyimpulkan penyebab tingkah laku seseorang dan Durkin (1999) dalam Meinarno (2009) seseorang menolong karena manusia cenderung menampilkan diri mereka dengan cara-cara yang dapat diterima oleh sosial.

Berikut adalah beberapa teori yang menjelaskan motivasi seseorang untuk menolong, sebagai berikut :

1. Teori Evolusi

a. Perlindungan kerabat (kin protection)

Kedekatan gen-gen secara biologis membuat manusia terprogram secara alami untuk lebih menolong orang yang masih tergolong kerabatnya. b. Timbal balik biologic (biological reciprocity)

Orang menolong untuk memperoleh pertolongan kembali. Seseorang menolong karena ia mengantisipasi kelak orang yang ditolong akan menolongnya kembali sebagai balasan, dan bila ia tidak menolong maka kelak ia pun tidak akan mendapat pertolongan.

2. Teori Belajar


(37)

Manusia cenderung belajar dari apa yang pernah dilihat atau di pelajarinya. Dengan menolong orang lain akan menghindari perasaan bersalah atau malu jika tidak menolong.

b. Teori pertukaran social (social exchange theory)

Menurut teori pertukaran social, interaksi social bergantung pada untung dan rugi yang terjadi. Dengan demikian seseorang menolong untuk memperoleh imbalan dari lingkungan(external self-rewards) atau menolong untuk mendapat kepuasan batin (internal self-rewards).

3. Teori Empati

a. Hipotesis empati-altruisme (empathy-altruisme hypothesis)

Menurut Batson (1995), motivasi seseorang untuk menolong adalah karena ada orang lain yang membutuhkan pertolongan dan rasanya menyenangkan bila dapat berbuat baik.

b. Model mengurangi perasaan negative (negative-state-relief model) Orang selalu menginginkan adanyanya perasaan positif pada dirinya dan berusaha untuk mengurangi perasaan negatif. Melihat orang lain menderita dapat membuat perasaan seseorang menjadi tidak nyaman, sehingga ia berusaha untuk mengurangi perasaan tidak nyamannya dengan cara menolong orang tersebut.


(38)

Menurut Smith (1989) dalam Meinarno (2009) dikatakan bahwa seseorang akan menolong bila ia dapat merasakan kebahagiaan dari orang yang telah ditolongnya.

4. Teori Norma Sosial

a. Norma timbal balik (the reciprocity norm)

Teori ini mengisyaratkan adanya prinsip balas budi dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian, seseorang harus menolong orang lain karena kelak di masa mendatang, ia akan ditolong oleh orang lain oleh orang yang pernah ditolongnya.

b. Norma tanggungjawab social (the social responsibility norm)

Norma ini mengungkapkan bahwa orang harus menolong orang yang membutuhkan pertolongan tanpa mengharapkan balasan di masa datang. 2.6. PMI

Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi perhimpunan nasional di Indonesia yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan. PMI selalu berpegang teguh pada tujuh prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan sabit merah yaitu kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, kenetralan, dan kesemestaan. Sampai saat ini PMI telah berada di 33 PMI Daerah (tingkat provinsi) dan sekitar 408 PMI Cabang (tingkat kota/kabupaten) di seluruh Indonesia (Anonim, 2010).


(39)

Tugas-tugas pokok PMI sesuai dengan konvensi-konvensi Jenewa (1949) adalah :

1. Kesiapsiagaan bantuan dan penanggulangan bencana. 2. Pelatihan Pertolongan Pertama untuk sukarelawan. 3. Pelayanan Kesehatan dan Kesejahteraan masyarakat. 4. Pelayanan transfusi darah.

2.6.1. Unit Transfusi Darah (UTD)

Unit Transfusi Darah sudah dibentuk oleh PMI pada tahun 1950 sebagai kelanjutan usaha Transfusi Darah yang diselenggarakan oleh Palng Merah Belanda, namun antara tahun 1950 sampai dengan tahun 1968 sangat sedikit kemajuan yang dicapai. Di beberapa kota ada Dinas Transfusi Darah (DTD) seperti di Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang , Surabaya, Ujung Pandang, Medan, dan beberapa kota lainnya yang umumnya berupa unit- unit pendaftaran donor. Namun pada masa itu koordinasi tidak berjalan dengan baik (Munandar, 2008).

Program transfusi darah secara nasional di lingkungan Palang Merah Indonesia baru dimulai pada tanggal 1 Pebruari 1969, dengan didirikannya Lembaga Pusat Transfusi Darah (LPTD) yang kemudian berkembang menjadi Unit Transfusi Darah Pusat yang memiliki cabang di seluruh Indonesia.

Fungsi dari Unit Transfusi Darah yakni sebagai berikut :

1. Sebagai pelaksana teknis dalam upaya kesehatan transfusi darah di tingkat pusat. 2. Mengawasi dan membina UTDD/UTDC PMI seluruh Indonesia.

3. Melaksanakan produksi bahan-bahan/ alat-alat penyediaan darah dan produk darah.


(40)

4. Melaksanakan pegerahan dan pelestarian donor darah sukarela secara nasional. 5. Melaksanakan penyediaan logistik bahan-bahan penyediaan darah.

6. Membantu pengurus pusat PMI dalam menyiapkan pedoman/ketentuan.

7. Menjalankan hubungan fungsional dengan instansi dan lembaga lain sesuai tugasnya.

Pada dasarnya darah tidak boleh diperjualbelikan. Namun pelaksanaan upaya kesehatan transfusi darah sangat memerlukan dukungan ketenagaan, peralatan, dana dan system pengelolalaannya yang pada hakikatnya kesemuannya itu memerlukan biaya. Sumber dana PMI sendiri terbatas, maka dikenakanlah biaya pengelolaan darah (service cost), semata-mata untuk mengganti biaya pengelolaan darah sejak darah diambil dari donor sampai darah ditransfusikan pada pasien.

2.7. Darah

Darah adalah materi biologis yang bersifat multi antigenik, sehingga secara potensial dapat menimbulkan berbagai reaksi pada individu lain. Darah merupakan suatu jaringan tubuh yang terdapat dalam pembuluh darah yang berwarna merah (Syaifuddin, 1995).

Darah adalah jaringan ikat berbentuk cairan yang terdiri dari 4 bagian yaitu sel-sel darah merah (eritrosit), sel-sel darah putih (leukosit), sel-sel darah pembeku atau keeping-keping darah (trombosit), dan cairan darah (plasma darah). Darah merupakan alat pengangkut utama didalam tubuh kita. Darah manusia berwarna merah, tetapi warna itu tidak tetap. Kadang-kadang darah itu berwarna merah kehitam-hitaman, hal ini terkangantung jumlah oksigen dan karbondioksida yang terkandung dalam darah (Irianto, 2004).


(41)

Secara umum fungsi darah adalah sebagai berikut:

a. Sebagai zat pengangkut sari-sari makanan ke seluruh jaringan tubuh.

b. Sel darah merah (eritrosit) membawa oksigen (O2) dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida (CO2) dari jaringan ke paru-paru.

c. Melawan infeksi bakteri melalui kerja sel darah putih.

d. Mengatur keseimbangan asam dan basa untuk menghindari kerusakan jaringan.

e. Mengangkut metabolism dari jaringan kea lat-alat pengeluaran. f. Menjaga suhu tubuh.

g. Mengedarkan air ke seluruh tubuh.

h. Mengedarkan hormon dan enzim-enzim ke seluruh tubuh.

Volume rata-rata darah orang dewasa adalah 6-8% dari berat tubuh atau sekitar 5– 6 liter. Darah terdiri dari komponen berbentuk dan komponen plasma. Komponen berbentuk kurang lebih 45% yang terdiri ari sel darah merah atau disebut eritrosit, sel darah putih atau disebut lekosit dan sel pembekuan atau disebut trombosit. 55% merupakan bentuk cair yang disebut sebagai plasma.

Komponen darah terdiri dari :

a.

b.

c.

d. Serum darah atau plasma 2.7.1 Transfusi Darah


(42)

Transfusi darah adalah suatu tindakan medis dalam rangka proses pemindahan darah dari seorang donor kepada resipien untuk memulihkan kesehatan dan menyelamatkan nyawa seseorang. Dalam proses ini terkait berbagai usaha yaitu memeliharakeadaan biologis (viability) darah dan komponennya, mengamankan serta mencocokkan dengan resipien, sehingga tetap bermanfaat sebagai pengobatan bagi resipien (Ebrahim, 2004).

2.7.2. Donor Darah

Menurut WHO, Depkes dan UNFPA (2001) ada 3 macam donor darah yaitu : a. Donor keluarga/donor pengganti (DP)

Donor darah pengganti adalah donor yang menyumbangkan darahnya untuk mengganti darah yang telah diambil dari UTD untuk keluarga/teman mereka. Dalam sistem ini darah yang dibutuhkan pasien dipenuhi oleh donor dari keluarga atau kerabat pasien. Biasanya keluarga pasien diminta untuk menyumbang darahnya,. Di beberapa negara setiap pasien wajib memberikan nama sejumlah donor pengganti, donor tidak dibayar oleh UTD tetapi mereka diberikan uang atau bayaran dalam bentuk lain oleh keluarga pasien.

Ada dua bentuk utama system ini yaitu :

1) Keluarga pasien menyumbangkan darah dengan jumlah yang sama dengan yang diberikan kepada kerabatnya, oleh UTD darah tersebut dijadikan persediaan (stok UTD) dan donor tidak diberi tahu identitas dari penerima darahnya.


(43)

2) Donasi khusus (directed donation) bentuk ini donor secara khusus minta agar darahnya diberikan kepada pasien tertentu, hal ini sangat tidak dianjurkan oleh WHO dan badan keamanan darah dunia (Global Blood Safety Initiative).

Dalam ketentuan target minimum pelayanan transfuse darah (minimum target for blood transfusion services) menyatakan bahwa sumbangan donor darah dari keluarga atau pengganti harusla ditujukan kepada UTD dan tidak boleh khusus ditujukan kepada penerima tertentu (WHO, 2001). 1) Keuntungan donor darah keluarga/pengganti

Pengembangan darah keluarga (DP) atau donor pengganti berguna dalam membantu upaya mencukupi darah apabila donor sukkarela (DS) tidak ada, manfaat yang lain kemungkinan donor pengganti mengetahui bahwa darah mereka telah menyelamatkan keluarganya, mereka mungkin bersedia menjadi donor sukarela di masa yang akan datang.

2) Kerugian donor darah keluarga/pengganti

a. Dapat menambah beban dan sters pada keluaraga pasien untuk menemukan donor pengganti pada saat mereka dalamkeadaan tertekan.

b. Ada tekanan keluarga pasien untukmenyumbangkan darah pada keadaan yang sebenarnya tidak cocok pada saat itu.

c. Darah yang diberikan kepada pasien tidak selalu diganti dengan sepenuhnya, baik dalam tipe maupun kuantitas.


(44)

d. Keluarga pasien tidak dapat menemukan donor yang cocok di keluarganya atau tidak mau menyumbangkan darahn ya, biasanya pihak keluarga akan mencari donor yang mau memberikan darahnya dengan imbalan.

b. Donor komersial/donor bayaran

Donor komersil menerima uang untuk darah yang disumbangkannya. Mereka seringkali menyumbangkan darah secara teratur bahkan rentang waktu donorpun tidak sesuai dengan jadwal yang ditentukan.Cara lainnya mereka menjual darah kepada lebih dari satu UTD atau mendekati para keluarga pasien dan menjual jasa mereka sebagai donor pengganti dengan pembayaran menurut tariff tersendiri (Roestam. M, 1978).

Donor komersil biasanya termotivasi oleh apa yang akan mereka terima untuk darah mereka, bukan oleh keinginan menolong orang lain. Ada beberapa kerugian pokok dari system donor komersil / donor bayaran yaitu :

1. Donor komersil dapat merusak system sumbangan darah sukarela yang merupakan dasar dari sistem pemberian darah aman.

2. Pada umunya donor darah komersil berasal dari keluarga ekonomi lemah/ keluarga miskin, yang karena kebutuhan ekonomi menyebabkan mereka mau menjadi donor darah yang sebenarnya mereka tidak sehat seperti; kurang gizi yang sangat menentukan kualitas dari pada haemoglobin.


(45)

3. Donor komersil pada umunya menyumbangkan darahnya lebih sering daripada yang semestinya.

4. Keluarga miskin mungkin tidak mampu membayar ketika mereka membutuhkan darah.

c. Donor sukarela

Donor sukarela adalah orang yang memberikan darah, plasma atau komponen darah lainnya atas kerelaan mereka sendiri dan tidak menerima uang atau bentuk pembayaran lainnya. Motivasi utama mereka adalah membantu mendonorkan darah kepada orang yang tidak mereka kenal dan tidak menerima sesuatu keuntungan.

Bentuk penghargaan yang tidak dipandang sebagai pembayaran atau sebagai pengganti uang adalah :

1. Tanda jasa atau penghargaan sederhana, seperti badge atau sertifikat, yang tidak memiliki nilai komersil.

2. Penggantian biaya perjalanan yang secara khusus harus dilaksanakan dalam rangka menyumbangkan darah.

3. Pemberian makanan ringan sebelum, selama, dan setelah menyumbangkan darah.

Keuntungan dari donor sukarela adalah :

1. Donor sukarela tidak dalam tekanan untuk menyumbangkan darah, dikarenakan donor sukarela cenderung lebih memenuhi syarat sebagai donor resiko rendah


(46)

2. Cenderung menyumbangkan darah secara teratur untuk menjaga kecukupan dan persediaan darah serta dapat mencegah penyebaran penyakit menular melalui transfusi.

3. Donor sukarela lebih tanggap terhadap himbauan untuk menyumbangkan darah pada keadaan darurat.

Berdasarkan pada fakta bahwa tindakan mendonorkan darah tidak seluruhnya bermotif altruistic (demi kepentingan orang lain). Richard M. Timus (Ebrahim, 2004) mengidentifikasi delapan tipe donor yaitu :

1. Donor bayaran

Motif utama donor tipe ini adalah sekedar menjual darahnya dengan harga pasaran sebagai alternative untuk mendapatkan uang.

2. Donor professional

Donor tipe ini adalah orang yang terdaftar sebagai donor dan menyumbangkan darahnya secara rutin. Disamping dibayar juga menerima kompensasi berupa suplemen besi.

3. Donor yang dibayar dan dibujuk

Donor tipe ini adalah donor darah yang dilakukan bukan karena dorongan pribadi melainkan karena desakan kelompok ditempat ia bekerja.

4. Donor bayar hutang

Donor tipe ini adalah orang yang menerima transfusi darah dan diharuskan mengganti apa yang telah ia terima dengan darah atau uang. Dengan kata lain donor tipe ini adalah orang yang dikenai kewajiban untuk


(47)

mendonorkan darahnya karena ia berhutang darah sewaktu sakit. Untuk setiap kantong darah yang pernah ia terima harus digantikannya.

5. Donor kredit keluarga

Donor tipe ini adalah orang yang setiap tahunnya mendonorkan satu kantung darahnya untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan darah bagi diri dan keluarga di masa depan.

6. Donor wajib sukarela

Donor tipe ini meliputi para tentara dan penghuni penjara. Para tentara diwajibkan untuk menyumbangkan darahnya. Sebagai imbalannya mereka diberikan cuti tambahan. Para penghuni penjara akan diberikan remisi masa hukuman dua hari setiap kali mendonorkan darahnya.

7. Donor sukarela terbatas

Insentif untuk para donor tipe ini adalah kompensasi kesejahteraan (Fringe benefits) yang ditawarkan oleh pemerintah berupa gaji penuh pada hari-hari libur dan liburan gratis.

8. Donor kemasyarakatan

Donor tipe ini dianggap sewbagai satu-satunya donor sejati, yang dapat menyumbangkan darah secara cuma-cuma pada setiap waktu untuk orang yang ia kenal maupun yang tidak, dan motivasinya adalah murni altruistic (demi kepentingan orang lain dan masyarakat).

2.7.3. Syarat-Syarat Untuk Donor Darah

Syarat-syarat untuk menjadi pendonor adalah sebagai berikut (UTD-PMI,2010) :


(48)

1. Umur 18-60 tahun (usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor bila mendapat izin tertulis dari orang tua)

2. Berat badan minimal 50 kg.

3. Temperatur tubuh: 36,6 – 37,5 derajat Celcius.

4. Tekanan darah baik yaitu sistole = 110 – 160 mmHg, diastole = 70 – 100 mmHg.

5. Denyut nadi teratur yaitu sekitar 70-95 kali/ menit.

6. Hemoglobin perempuan minimal 12 gr/dl, untuk pria minimal 12,5 gr/dl. 7. Tidak sedang menderita penyakit jantung, hati, paru-paru, ginjal, diabetes,

kanker, penyakit kulit kronis, dan tidak menderita penyakit infeksi : malaria, hepatitis, HIV/ AIDS.

8. Tidak menerima transfusi darah/ komponen darah 6 bulan terakhir.

9. Bagi pendonor tetap, donor darah terakhir minimal 8 minggu yang lalu, maksimal donor 5 kali dalam setahun.

10.Bagi wanita tidak sedang hamil, menyusui dan menstruasi. 11. Bukan Pecandu alkohol/ Narkoba.

2.7.4. Manfaat Donor Darah

Ada manfaat yang sangat besar untuk kesehatan tubuh setelah melakukan donor darah bagi si pendonor (Anonim, 2010) :

1. Mengetahui Golongan Darah Tanpa di Pungut Biaya

2. Secara teratur memeriksakan kesehatan (tiap kali menjadi donor) meliputi : tekanan darah, nadi, suhu, tinggi badan, berat badan, hemoglobine, penyakit dalam, penyakit hepatitis A dan C, Penyakit HIV/AIDS


(49)

3. Pendonor yang secara teratur mendonorkan darah (setiap 3 Bulan) akan menurunkan Resiko Terkena penyakit Jantung terutama pada laki-laki sebesar 30% (British Journal Heart) seperti serangan jantung koroner dan stroke karena memungkinkan terjadinya pergantian sel darah baru.

4. Meningkatkan produksi sel darah merah

Donor darah juga akan membantu tubuh mengurangi jumlah sel darah merah dalam darah. Tak perlu panik dengan berkurangnya sel darah merah, karena sumsum tulang belakang akan segera mengisi ulang sel darah merah yang telah hilang. Hasilnya, sebagai pendonor kita akan mendapatkan pasokan darah baru setiap kali kita mendonorkan darah. Oleh karena itu, donor darah menjadi langkah yang baik untuk menstimulasi pembuatan darah baru.

5. Membantu penurunan berat tubuh

Menjadi donor darah adalah salah satu metode diet dan pembakaran kalori yang ampuh. Sebab dengan memberikan sekitar 350 ml darah, akan membantu proses pembakaran kalori kira-kira 650. Itu adalah jumlah kalori yang banyak untuk membuat pinggang kita ramping.

2.7.5. Pengambilan Darah Donor

Di Indonesia pengambilan darah untuk donor sebanyak 350 ml, namun apabila dalam keadaan darurat orang yang memiliki berat badan kurang dari 50 kg diizinkan untuk mendonorkan darah dengan pengambilan darah sebanyak 250 ml. Di Negara barat pengambilan darah sebanyak 450 ml, sedangkan di asia seperti Jepang


(50)

pengambilan darah sebanyak 400 ml, Korea 300 ml, singapura 350 ml(Roestam, 1978).

2.7.6. Pengamanan Darah

Pengamanan darah yang dilakukan di UTD yaitu berupa pemeriksaan darah pendonor terhadap penyakit-penyakit seperti Sifilis, Hepatitis B, Hepatitis C, dan HIV/AIDS. Hal ini dilakukan agar tidak ada terjadi penularan penyakit dari pendonor kepada pasien yang menerima menerima transfusi darah.

2.7.7. Pengolahan Darah

Pengolahan darah baru dapat dilakukan di 15 Unit Transfusi Darah (UTD) di daerah dan cabang di kota besar. Jumlah darah yang diolah menjadi komponen adalah sebesar 34% dari keseluruhan darah yang dihasilkan. Jenis komponen darah yang dihasilkan adalah (Waterbury, 2001) :

1. Darah Lengkap (Whole Blood /WB)

Diberikan pada penderita yang mengalami perdarahan aktif yang kehilangan darah lebih dari 25 %.

2. Darah Komponen a. Sel Darah Merah

Sel Darah Merah Pekat (paked red cells) : Diberikan untuk transfusi darah pra operatif atau anemia kronik dimana volume plasmanya normal


(51)

Sel Darah Merah Pekat Cuci (washed red cells) : Untuk penderita yang alergi terhadap protein plasma.Sel Darah Merah Miskin Leukosit : Untuk penderita yang tergantung pada transfusi darah • Sel Darah Merah Pekat Beku yang Dicuci : Diberikan untuk

penderita yang mempunyai antibodi terhadap sel darah merah yang menetap

• Sel Darah Merah Diradiasi : Untuk penderita transplantasi organ atau sumsum tulang.

b. Leukosit/ granulosit konsentrat : Diberikan pada penderita yang jumlah leukositnya turun berat, infeksi yang tidak membaik/ berat yang tidak sembuh dengan pemberian Antibiotik, kualitas Leukosit menurun.

c. Trombosit pekat (platelet concentrate) : Diberikan pada penderita yang mengalami gangguan jumlah atau fungsi trombosit.

d. Plasma dan produksi plasma : Untuk mengganti faktor pembekuan, penggantian cairan yang hilang. Contoh : Plasma Segar Beku (fresh frozen plasma) : untuk penderita Hemofili.

2.7.8. Penyimpanan Darah

Penyimpanan darah merupakan faktor penting bagi kestabilan viabilitas darah, di Indonesia zat pengawet yang dipakai adalah citrate-phosphate-dextrose (CPD) yang dapat mengawetkan sel darah merah sampai 21 hari dan CPD adenine dapat


(52)

mengawetkan sel darah merah sampai 35 hari yang di simpan dalam suhu 2-80C (Wikanta, 1998).

2.8. Pengakuan PMI Terhadap Pendonor Darah

Salah satu upaya untuk menjalin hubungan baik dengan pendonor darah sukarela pada saat ini adalah, baru sebatas dalam pemberian tanda penghargaan dan medali. Piagam diberikan kepada pendonor darah setelah melakukan penyumbangan darah 10, 25, 50, 75, dan 100 kali. Biasanya, piagam donor darah untuk donor ke-100 diberikan oleh Presiden di Jakarta. Saat itu, anda berhak untuk bersalaman dengan beliau.Tanggal 21 Juni diperingati sebagai hari donor darah (Anonim. 2009).

Dalam Asian Blood program Institute yang diselenggarakan di Manila pada tahun 1974 dengan sponsor Liga Perhimpunan Palang Merah Nasional dan Philipines National Red Cross telah diputuskan agar pentingnya donor daraha sukarela diberi pengakuan (recognition) bukan imbalan (incentive) (Roestam, 1978).

2.9. Kerangka Konsep

Tindakan :

Donor darah sukarela Setiap 3 bulan sekali Karakteristik :

− Umur

− Jenis kelamin − Suku

− Pendidikan − Pekerjaan

Sumber Informasi : Keluarga

Teman − Media cetak − Petugas kesehatan − Media elektronik

Sikap Pengetahuan

Niat Kelompok

referensi : − Keluarga − Teman


(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan tujuan memperoleh gambaran tentang faktor-faktor yang memengaruhi motivasi pendonor sukarela untuk mendonorkan darah di UTD-PMI Kota Medan Tahun 2010.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Unit Transfusi Darah PMI (UTD-PMI) Kota Medan. Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah :

1. UTD-PMI Medan sebagai salah satu Bank Darah yang ada di kota Medan dengan jumlah pendonor sukarela yang rutin mendonorkan darahnya setiap 3 bulan sebesar 1.500 orang.

2. Belum pernah dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi motivasi pendonor sukarela untuk mendonorkan darah di UTD-PMI sebelumnya.

3.2.2. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan saat dimulai penyusunan proposal yaitu bulan Juni sampai selesai penelitian pada bulan Desember 2010.


(54)

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pendonor darah sukarela rutin yang mendonorkan darahnya setiap 3 bulan. Jumlah populasi sebesar 1.500 orang. 3.3.2. Sampel

Jumlah sampel yang akan diteliti dihitung dengan menggunakan rumus Lemeshow (1997), sebagai berikut :

) 1 ( . ) 1 .( ). 1 ( . 2 2 2 P P Z N d N P P Z n − + − − =

N = Besar Populasi (Donor sukarela rutin sebesar 1.500 orang) n = Besar Sampel

d = Galat pendugaan (0,1)

Z = Tingkat kepercayaan (90%=1,645) P = Proporsi populasi (0,5)

(

)

(

1.500 1

)

1,645 . 0,5

(

1 0,5

)

1 , 0 1500 . 5 , 0 1 5 , 0 . 645 , 1 2 2 2 − + − − = n


(55)

Teknik pengambilan sampel yaitu secara Accidental Sampling dimana sampel adalah orang-orang yang rutin mendonorkan darahnya setiap tiga bulan dan minimal sudah tiga kali mendonorkan darah.

3.4. Metode pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner yang berisi daftar pertanyaan dan pilihan jawaban yang telah dipersiapkan sebelumnya.

3.4.2. Data Sekunder

Data diperoleh dari PMI kota Medan, yang meliputi data jumlah pendonor darah yang telah mendonorkan darah di PMI kota Medan.

3.5. Definisi Operasional

1. Karakteristik adalah hal-hal yang melekat pada diri responden yang dapat membedekannya dari responden lain, yang terdiri dari :

a. Usia adalah lamanya usia hidup responden yang dihitung sejak dilahirkan sampai pada saat wawancara berdasarkan pengakuannya (dalam tahun).

b. Jenis kelamin adalah karekteristik pada manusia yang dibedakan atas dua jenis yaitu laki-laki dan perempuan.

c. Suku adalah sesuatu yang menjadi karakteristik individu yang dibedakan berdasakan kebudayaan.

d. Pendidikan adalah jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah ditempuh atau yang saat ini sedang di duduki, dikategorikan atas :


(56)

• Tidak tamat SD yaitu responden yang pernah mengikuti sekolah dasar tetapi tidak sampai tamat.

• SD/sederajat yaitu yaitu responden yang telah mengikuti dan menamatkan atau pernah mengikuti pendidikan formal sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan berikutnya.

• SLTP / sederajat yaitu responden yang telah mengikuti dan menamatkan atau pernah mengikuti pendidikan formal sebagai lanjutan setelah tamat SD.

• SMA / Sederajat yaitu responden yang telah mengikuti dan menamatkan atau pernah mengikuti pendidikan formal sebagai lanjutan setelah tamat SLTP.

• Diploma yaitu responden yang telah mengikuti dan menamatkan atau pernah mengikuti pendidikan diploma.

• Sarjana yaitu responden yang telah mengikuti dan menamatkan atau pernah mengikuti pendidikan starata I.

• Dll (sebutkan) yaitu responden yaitu responden yang telah mengikuti dan menamatkan atau pernah mengikuti pendidikan S2 atau S3.

e. Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan responden sebagai mata pencaharian (untuk mencari nafkah), dikategorikan atas :


(57)

• Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu pegawai pemerintah yg berada di luar politik, bertugas melaksanakan administrasi pemerintahan berdasarkan perundang-undangan yg telah ditetapkan

• Wiraswasta yaitu responden yang membuka usaha sendiri. • Pegawai swasta yaitu responden yang bekerja pada perusahaan

swasta.

• Ibu rumah Tangga yaitu responden perempuan yang mengurusi berbagai pekerjaan dl rumah tangga (tidak bekerja di kantor). • Mahasiswa yaitu responden yang masih belajar di perguruan

tinggi dan belum bekerja.

2. Sumber informasi adalah asal/sumber keterangan-keterangan yang diperoleh responden baik dari melauli media cetak, media elektronik, keluarga, teman maupun petugas kesehatan mengenai donor darah.

3. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang donor darah dan UTD-PMI.

4. Sikap adalah respon/ penilaian responden terhadap kesediaan untuk mendonorkan darah.

5. Kelompok referensi adalah kumpulan orang–orang yang ikut memengaruhi atau menumbuhkan niat responden untuk mendonorkan darah.


(58)

7. Tindakan donor darah adalah tindakan responden yang mendonorkan darahnya secara sukarela di UTD-PMI.

3.6. Aspek Pengukuran dan instrument Penelitian 3.6.1. Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran dalam penelitian ini didasarkan pada jawaban responden terhadap pertanyaan dan kuesioner yang disesuaikan dengan skor. Nilai yang tertinggi dikumpulkan dikategorikan menjadi 3 (tiga) tingkat (Arikunto, 1998), yaitu

1. Baik : Jika total nilai yang diperoleh > 75% 2. Sedang : Jika total nilai yang diperoleh 45% - 75% 3. Kurang : Jika total yang diperoleh < 45%

a. Pengkuran Sumber Informasi

Sumber informasi diukur melalui 2 pertanyaan dengan menggunakan skala Thurstone (Singarimbun, 1995). Skala pengukuran sumber informasi berdasarkan pada jawaban yang diperoleh dari responden terhadap semua pertanyaan yang diberikan. Untuk kedua pertanyaan nilai tertinggi adala 6 dengan criteria jawaban , jawaban < 3 diberi nilai 1, jawaban 3 – 5 diberi nilai 2, dan jawaban > 5 diberi nilai 3. Total nilai dari seluruh pertanyaan adalah 6. Berdasarkan Arikunto (1998), aspek pengukuran dengan kategori dari jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu :

a. Sumber informasi baik, apabila nilai yang diperoleh >75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 6 yaitu > 4.

b. Sumber informasi sedang, apabila nilai yang diperoleh 45-75% dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan dengan total nilai 6 yaitu 2 - 4.


(1)

Apak ah a da t eman Anda yang menjadi pendonor rut in

7 10.8 10.8 10.8

58 89.2 89.2 100 .0

65 100 .0 100 .0

Tidak ad a Ada Total Valid

Freq uency Percent Valid Percent

Cu mu la tive Percent

Apa kah di perkumpula n/organisas i yang Anda ikuti pe rnah menga da kan kegiatan donor darah

23 35.4 35.4 35.4

42 64.6 64.6 100 .0

65 100 .0 100 .0

Tidak p ern ah Pern ah Total Valid

Fre quency Percent Valid Pe rce nt

Cu mulative Percent

Seberapa s ering kegiatan donor darah di pe rkumpulan/ orga nisa si te mpat Anda diadaka n

23 35 .4 35 .4 35 .4

3 4.6 4.6 40 .0

39 60 .0 60 .0 10 0.0

65 10 0.0 10 0.0

Tidak a da seta hun seka li 3 bula n sekali Total

Valid

Fre quen cy Percent Valid Perce nt

Cu mu lative Percent

Ke lompok refere nsi tot al

1 1.5 1.5 1.5

2 3.1 3.1 4.6

7 10.8 10.8 15.4

5 7.7 7.7 23.1

8 12.3 12.3 35.4

3 4.6 4.6 40.0

6 9.2 9.2 49.2

13 20.0 20.0 69.2

6 9.2 9.2 78.5

9 13.8 13.8 92.3

5 7.7 7.7 100 .0

65 100 .0 100 .0

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Total Valid

Fre quency Percent Valid Pe rce nt

Cu mu lative Percent

Kategori kelompok referensi responden

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid

Kurang

berperan

3

4.6

4.6

4.6

Berperan

29

44.6

44.6

49.2

Sangat

Berperan

33

50.8

50.8

100.0


(2)

Distribusi Frekuensi Niat Responden

Statistics

65 65 65 65 65 65

0 0 0 0 0 0

1.65 2.09 1.97 1.94 7.00 2.74

.083 .090 .022 .043 .118 .063

2.00 2.00 2.00 2.00 7.00 3.00

2 2 2 2 7 3

.672 .723 .174 .348 .952 .509

.451 .523 .030 .121 .906 .259

3 2 1 2 5 2

1 1 1 0 3 1

4 3 2 2 8 3

107 136 128 126 455 178

Valid Missing N

Mean

Std. Error of Mean Median

Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum

Apa alasan Anda saat mendonorkan

darah pertama kali

Alsan menjadi pendonor darah rutin

Apakah keluarga Anda tahu bahwa Anda

menjadi pendonor darah rutin

Apakah keluarga mendukung Anda menjadi

pendonor rutin

Niat total responden

Kategori niat responden

Apa alas an Anda s aat mendonorkan darah perta ma kali

29 44.6 44.6 44.6

31 47.7 47.7 92.3

4 6.2 6.2 98.5

1 1.5 1.5 100 .0

65 100 .0 100 .0

Diaja k kelu arga /teman Ingin co ba

Ada kelu arga / teman ya ng butuh da rah Da n la in -lain Total

Valid

Fre quency Percent Valid Percen t

Cu mu lative Percent

Alsa n menja di pendonor darah rutin

14 21.5 21.5 21.5

31 47.7 47.7 69.2

20 30.8 30.8 100 .0

65 100 .0 100 .0

Jawab an 1 Jawab an 2 Jawab an > 2 Total

Valid

Fre quency Percent Valid Pe rce nt

Cu mulative Percent

Apa kah k elua rga Anda tahu bahwa Anda menja di pendonor darah rutin

2 3.1 3.1 3.1

63 96.9 96.9 100 .0

65 100 .0 100 .0

Tidak Tah u Tahu Total Valid

Freq uency Percent Valid Percent

Cu mu la tive Percent

Apakah keluarga mendukung Anda menjadi pendonor rutin

2 3.1 3.1 3.1

63 96.9 96.9 100.0

65 100.0 100.0

Tidak tahu Mendukung Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Niat tot al re sponden

1 1.5 1.5 1.5

1 1.5 1.5 3.1

13 20.0 20.0 23.1

30 46.2 46.2 69.2

20 30.8 30.8 100 .0

65 100 .0 100 .0

3 4 6 7 8 Total Valid

Fre quency Percent Valid Per cen t

Cu mu lative Percent


(3)

Kategori niat responden

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid

Kurang

berperan

2

3.1

3.1

3.1

Berperan

13

20.0

20.0

23.1

Sangat

Berperan

50

76.9

76.9

100.0

Total

65

100.0

100.0

Alasan Menjadi Pendonor Rutin

Statistics

65 65 65 65

0 0 0 0

.46 .97 .69 .02

.062 .022 .058 .015

.00 1.00 1.00 .00

0 1 1 0

.502 .174 .465 .124

.252 .030 .216 .015

1 1 1 1

0 0 0 0

1 1 1 1

30 63 45 1

Valid Missing N

Mean

Std. Error of Mean Median

Mode

Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum

Anjuran keluarga/

teman Menyehatkan

Dapat menolong

orang lain Dan lain-lain

Frequency Table

Anjuran k elua rga / teman

35 53.8 53.8 53.8

30 46.2 46.2 100 .0

65 100 .0 100 .0

Tidak Ya Total Valid

Freq uency Percent Valid Percent

Cu mu la tive Percent

Menyehatkan

2 3.1 3.1 3.1

63 96.9 96.9 100 .0

65 100 .0 100 .0

Tidak Ya Total Valid

Freq uency Percent Valid Percent

Cu mu la tive Percent

Da pa t menolong orang lain

20 30.8 30.8 30.8

45 69.2 69.2 100 .0

65 100 .0 100 .0

Tidak Ya Total Valid

Freq uency Percent Valid Percent

Cu mu la tive Percent

Da n lain-lain

64 98.5 98.5 98.5

1 1.5 1.5 100 .0

65 100 .0 100 .0

Tidak Ya Total Valid

Freq uency Percent Valid Percent

Cu mu la tive Percent


(4)

Distribusi Frekuensi Tindakan Responden

Frequency Table

Ka tegori tindaka n responden

31 47.7 47.7 47.7

34 52.3 52.3 100 .0

65 100 .0 100 .0

Sedang Baik Total Valid

Freq uency Percent Valid Per cent

Cu mu la tive Percent

Ka tegori us ia pertama kali me ndonor kan darah

14 21.5 21.5 21.5

10 15.4 15.4 36.9

11 16.9 16.9 53.8

13 20.0 20.0 73.8

8 12.3 12.3 86.2

6 9.2 9.2 95.4

3 4.6 4.6 100 .0

65 100 .0 100 .0

18 - 22 23 - 27 28 - 32 33 - 37 38 - 42 43 - 47 48 - 52 Total Valid

Fre quen cy Percent Valid Pe rce nt

Cu mulative Percent

Saat kapan Anda pertama kali donor darah

11 16.9 16.9 16.9

2 3.1 3.1 20.0

31 47.7 47.7 67.7

21 32.3 32.3 100.0

65 100.0 100.0

Di UTD-PMI karena keluarga/teman butuh darah

Acara donor darah di kantor

Acara donor darah di perkumpulan / organisasi Dan lain-lain

Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

S t a t i s t i c s

6 5 6 5 6 5 6 5 6 5 6 5 6 5 6 5 6 5 6 5 6 5 6 5 6 5 6 5

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 . 5 2 3 . 3 2 2 . 9 5 1 . 7 5 1 . 7 7 2 . 7 1 2 . 2 2 2 . 7 4 1 . 9 7 2 . 2 0 1 . 1 7 1 . 6 8 1 . 7 2 2 0 . 1 5 . 0 6 2 . 2 2 3 . 1 2 7 . 0 7 3 . 1 0 9 . 2 4 7 . 0 5 1 . 0 5 5 . 0 2 2 . 0 6 7 . 0 4 7 . 0 5 8 . 0 5 6 . 3 6 4 3 . 0 0 3 . 0 0 3 . 0 0 2 . 0 0 1 . 0 0 2 . 0 0 2 . 0 0 3 . 0 0 2 . 0 0 2 . 0 0 1 . 0 0 2 . 0 0 2 . 0 0 2 0 . 0 0

3 1 3 2 1 1 2 3 2 2 1 2 2 1 8

. 5 0 3 1 . 7 9 5 1 . 0 2 2 . 5 8 7 . 8 8 0 1 . 9 9 0 . 4 1 4 . 4 4 3 . 1 7 4 . 5 3 6 . 3 7 8 . 4 7 1 . 4 5 1 2 . 9 3 3 . 2 5 3 3 . 2 2 2 1 . 0 4 5 . 3 4 5 . 7 7 4 3 . 9 6 0 . 1 7 2 . 1 9 6 . 0 3 0 . 2 8 8 . 1 4 3 . 2 2 2 . 2 0 3 8 . 6 0 1

1 6 3 2 2 6 1 1 1 2 1 1 1 1 2

2 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 5

3 7 4 3 3 7 3 3 2 3 2 2 2 2 7

1 6 4 2 1 6 1 9 2 1 1 4 1 1 5 1 7 6 1 4 4 1 7 8 1 2 8 1 4 3 7 6 1 0 9 1 1 2 1 3 1 0 V a l id

M is s in g N

M e a n

S t d . E r r o r o f M e a n M e d i a n M o d e S t d . D e v i a t i o n V a r i a n c e R a n g e M in i m u m M a x i m u m S u m

K a t e g o r t i n d a k a n r e s p o n d e

K a t e g o r i u p e r t a m a k m e n d o n o r d a r a h

S a a t k a p A n d a p e r t a m a d o n o r d a

D i m a n a b i a s a n y a

A n d a m e n d o n o r

d a r a h

F r e k u e n d o n o r d a

k a t e g o r i j u m l a h d o n o r d a

A p a y a n d i la k u k a u n t u k m e n j a g a k e s e h a ta s e b e l u m d o n o r d a

P e m e r ik s a a p a s a j a y

d i la k u k a n s e b e l u m d o n o r d a r

A d a k a h m a n f a a t d o n o r d a

A p a m a n f y a n g A n d r a s a k a n s e t e l a h d o d a r a h r u t

A d a k a h m a k a n a n

t e r t e n t u s e t e l a h m e n d o n o r

d a r a h

A n d a p e r n m e m b e r i k i n fo r m a s i d o n o r d a r

A n d a p e r n m e n g a j a k e l u r g a / te n u n t u k d o n o r d a r

T i n d a k a n r e s p o n d e


(5)

Dimana biasa ny a Anda mendonorkan darah

21 32.3 32.3 32.3

39 60.0 60.0 92.3

5 7.7 7.7 100 .0

65 100 .0 100 .0

dan lain-lain Acara d onor diprkmpulan /or gnisasi/ka nto r UTD-PMI Total Valid

Freq uency Percent Valid Percent

Cu mu la tive Percent

Frek ue nsi donor darah

34 52.3 52.3 52.3

12 18.5 18.5 70.8

19 29.2 29.2 100 .0

65 100 .0 100 .0

1 - 10 11 - 20 > 20 Total Valid

Fre quen cy Percent Valid Pe rce nt

Cu mulative Percent

kategori jumlah donor da rah

27 41.5 41.5 41.5

11 16.9 16.9 58.5

8 12.3 12.3 70.8

6 9.2 9.2 80.0

5 7.7 7.7 87.7

2 3.1 3.1 90.8

6 9.2 9.2 100 .0

65 100 .0 100 .0

3 - 8 9 - 14 15 - 20 21 - 26 27 - 32 33 - 38 39 - 44 Total Valid

Fre quen cy Percent Valid Pe rce nt

Cu mulative Percent

Apa yang dilakuka n untuk menjaga ke sehata n se be lum donor da rah

51 78.5 78.5 78.5

14 21.5 21.5 100 .0

65 100 .0 100 .0

Ja waba n 2 Ja waba n > 2 Total

Valid

Freq uency Percent Valid Percent

Cu mu la tive Percent

Peme riks aan a pa s aja yang dilakuka n se be lum donor da rah

17 26.2 26.2 26.2

48 73.8 73.8 100 .0

65 100 .0 100 .0

Ja waba n 2 - 4 Ja waba n > 4 Total

Valid

Freq uency Percent Valid Percent

Cu mu la tive Percent

Ada kah manf aat donor da rah

65 100 .0 100 .0 100 .0

ada Valid

Fre quency Percent Valid Per cen t

Cu mu lative Percent

Apa manfaat yang Anda rasakan setelah donor darah rutin

4 6.2 6.2 6.2

44 67.7 67.7 73.8

17 26.2 26.2 100 .0

65 100 .0 100 .0

Jawab an < 3 Jawab an 3 - 5 Jawab an > 5 Total

Valid

Fre quency Percent Valid Pe rce nt

Cu mu lative Percent


(6)

Adak ah makana n te rtentu set ela h mendonork an dara h

54 83.1 83.1 83.1

11 16.9 16.9 100 .0

65 100 .0 100 .0

Tidak Ya Total Valid

Freq uency Percent Valid Percent

Cu mu la tive Percent

Anda pernah memberikan informasi t tg donor darah

21 32.3 32.3 32.3

44 67.7 67.7 100 .0

65 100 .0 100 .0

Tidak Ya Total Valid

Freq uency Percent Valid Percent

Cu mu la tive Percent

Anda pernah me nga jak ke lurga/teman unt uk donor darah

18 27.7 27.7 27.7

47 72.3 72.3 100 .0

65 100 .0 100 .0

Tidak Perna h Total Valid

Freq uency Percent Valid Per cent

Cu mu la tive Percent

Tinda kan tota l responden

1 1.5 1.5 1.5

4 6.2 6.2 7.7

7 10.8 10.8 18.5

10 15.4 15.4 33.8

9 13.8 13.8 47.7

8 12.3 12.3 60.0

8 12.3 12.3 72.3

4 6.2 6.2 78.5

4 6.2 6.2 84.6

2 3.1 3.1 87.7

5 7.7 7.7 95.4

1 1.5 1.5 96.9

2 3.1 3.1 100 .0

65 100 .0 100 .0

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 Total Valid

Fre quency Percent Valid Percen t

Cu mu lative Percent