Pendidikan Lama Berusahatani Luas Lahan

4.2. Karakteristik Petani Sampel 4.2.1. Umur Umur merupakan salah satu faktor penting untuk mengetahui tingkat produktivitas seseorang dalam berusahatani. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, petani jagung yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan berdasarkan umur yaitu sebagai berikut: Tabel 15. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Kelompok Umur Kelompok Umur tahun Petani Jagung Pengguna Pupuk Kompos Pengguna Pupuk Kimia Jumlah Persentase Jumlah Persentase 21 ≤ x ≤ 30 4 8,89 14 31,11 31 ≤ x ≤ 40 17 37,78 15 33,33 41 ≤ x ≤ 50 15 33,33 11 24,44 51 ≤ x ≤ 60 7 15,56 2 4,44 x 60 2 4,44 3 6,68 Jumlah 45 100 45 100 Sumber: Lampiran 1 dan 2 Tabel 15 di atas menunjukkan bahwa, sebagian besar petani sampel tergolong dalam kelompok umur 31 – 40 tahun, yang berjumlah 17 orang untuk petani pengguna pupuk kompos dan 15 orang untuk pengguna pupuk kimia.

4.2.2. Pendidikan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, petani jagung yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat pendidikan terakhir yaitu sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 16. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Petani Jagung Pengguna Pupuk Kompos Pengguna Pupuk Kimia Jumlah Persentase Jumlah Persentase Tidak Tamat SD - - 1 2,22 Tamat SD 1 2,22 1 2,22 Tamat SMP 10 22,22 12 26,67 Tamat SMASMK 30 66,67 30 66,67 Tamat D 3 S 1 4 8,89 1 2,22 Jumlah 45 100 45 100 Sumber: Lampiran 1 dan 2 Tabel 16 menunjukkan bahwa sebagian besar petani sampel memiliki tingkat pendidikan terakhir yaitu tamat SMA, yang berjumlah 30 orang untuk petani pengguna pupuk kompos dan 30 orang untuk petani pengguna pupuk kimia.

4.2.3. Lama Berusahatani

Lama berusahatani menunjukkan pengalaman yang dimiliki petani dalam berusahatani, hal ini merupakan suatu hal yang penting yang harus dimiliki oleh seorang petani yang nantinya akan digunakan sebagai dasar pengetahuan dalam berusahatani. Semakin lama pengalaman petani dalam berusahatani maka semakin banyak pengetahuan yang didapat dalam berusahatani. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, petani jagung yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan berdasarkan lama berusahatani yaitu sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 17. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Lama Berusahatani Lama Berusahatani tahun Petani Jagung Pengguna Pupuk Kompos Pengguna Pupuk Kimia Jumlah Persentase Jumlah Persentase x 10 20 44,44 25 55,56 11 ≤ x ≤ 20 15 33,33 15 33,33 21 ≤ x ≤ 30 8 17,79 3 6,67 x 30 2 4,44 2 4,44 Jumlah 45 100 45 100 Sumber: Lampiran 1 dan 2 Tabel 17 menunjukkan bahwa sebagian besar pengalaman usahatani petani sampel memiliki rentang 0 – 10 tahun yang berjumlah 20 orang atau 44,44 untuk petani pengguna pupuk kompos dan 25 orang atau 55,5 untuk petani pengguna pupuk kimia.

4.2.4. Luas Lahan

Luas lahan yang dimiliki petani sampel berkisar antara 0,1 – 1 ha. Artinya bahwa lahan usahatani jagung di Desa Bangun Panei tergolong sempit. Hal ini dikarenakan petani tidak hanya menanam tanaman jagung, namun mereka juga berusahatani yang lain seperti tanaman kopi, jahe, kunyit, dan lain-lain sehingga lahan mereka terbagi-bagi untuk tanaman yang lain. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, petani jagung yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan berdasarkan luas lahan yaitu sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 18. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Luas Lahan Luas Lahan ha Petani Jagung Pengguna Pupuk Kompos Pengguna Pupuk Kimia Jumlah Persentase Jumlah Persentase x 0,3 3 6,67 9 20 0,3 ≤ x ≤ 0,6 40 88,89 32 71,11 x 0,6 2 4,44 4 8,89 Jumlah 45 100 45 100 Sumber: Lampiran 1 dan 2 Berdasarkan Tabel 18 di atas, luas lahan yang paling banyak dimiliki oleh petani sampel yaitu berkisar antara 0,3 – 0,6 ha. Untuk petani sampel pengguna pupuk kompos sekitar 88,89 atau 40 orang memiliki luas lahan 0,3 – 0,6 ha, sedangkan untuk petani sampel pengguna pupuk kimia yang memiliki luas lahan 0,3 – 0,6 ha berjumlah 32 orang atau 71,11. Hal ini menunjukkan bahwa petani sampel baik pengguna pupuk kimia murni maupun pengguna pupuk kompos memiliki rata-rata luas lahan yang sedang. 4.3. Karakteristik Usahatani 4.3.1. Status Kepemilikan Lahan

Dokumen yang terkait

Analisis Dampak Adopsi Teknologi Budidaya Jagung Terhadap Pendapatan Petani (Kasus : Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun)

8 70 95

Dampak Relokasi Pusat Pemerintahan Kabupaten Simalungun Terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Raya

2 36 189

Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kopi Arabika (Coffea arabica) Studi Kasus: Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun

10 44 101

Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kopi Arabika (Coffea arabica) Studi Kasus: Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun

0 0 12

Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kopi Arabika (Coffea arabica) Studi Kasus: Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun

0 0 1

Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kopi Arabika (Coffea arabica) Studi Kasus: Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun

0 1 8

Dampak Penggunaan Pupuk Kompos Terhadap Pendapatan Usahatani Jagung Di Kabupaten Simalungun (Kasus: Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok Pardamean)

0 0 47

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Dampak Penggunaan Pupuk Kompos Terhadap Pendapatan Usahatani Jagung Di Kabupaten Simalungun (Kasus: Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok Pardamean)

0 0 11

Dampak Penggunaan Pupuk Kompos Terhadap Pendapatan Usahatani Jagung Di Kabupaten Simalungun (Kasus: Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok Pardamean)

0 0 13

Analisis Dampak Adopsi Teknologi Budidaya Jagung Terhadap Pendapatan Petani (Kasus : Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun)

0 1 13