Penggunaan Tenaga Kerja Karakteristik Usahatani 1. Status Kepemilikan Lahan

Gambar 2. Grafik Status Kepemilikan Lahan Petani Sampel Sumber: Lampiran 12

4.3.2. Penggunaan Tenaga Kerja

Dalam menjalankan usahatani, petani jagung di Desa Bangun Panei ada yang menggunakan Tenaga Kerja dalam Keluarga TKDK dan Luar Keluarga TKLK. Berdasarkan penelitian, petani sampel baik pengguna pupuk kompos maupun pengguna pupuk kimia lebih banyak menggunakan tenaga kerja luar keluarga dalam usahatani mereka. Hal ini berarti biaya yang dikeluarkan petani akan semakin tinggi karena tenaga kerja luar keluarga akan langsung dihitung sebagai pengeluaran biaya riil sedangkan penggunaan tenaga kerja dalam keluarga tidak dihitung sebagai biaya usahatani namun menjadi opportunity cost. Berikut ini distribusi penggunaan tenaga kerja petani sampel pengguna pupuk kompos dan pengguna pupuk kimia. Lahan Milik Sendiri Lahan Sewa Total Petani Pengguna Pupuk Kimia Orang 43 2 45 Petani Pengguna Pupuk Kompos Orang 44 1 45 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Pe ta n i Status Kepemilikan Lahan Universitas Sumatera Utara Tabel 19. Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga dan Luar Keluarga Petani Sampel Keterangan Petani Pengguna Pupuk Kompos Petani Pengguna Pupuk Kimia Menggunakan TKDK Menggunakan TKLK Menggunakan TKDK Menggunakan TKLK Pengolahan Lahan - 45 petani - 45 petani Penanaman 1 petani 44 petani 2 petani 43 petani Penyemprotan Pestisida 23 petani 22 petani 45 petani - Pemanenan 1 petani 44 petani - 45 petani Sumber: Lampiran 6,7,8,dan 9 Berdasarkan Tabel 19 di atas, diketahui bahwa untuk pengolahan lahan baik petani pengguna pupuk kompos maupun pupuk kimia semua menggunakan tenaga kerja luar keluarga. Hal ini disebabkan petani tidak mempunyai traktor sendiri untuk mengolah lahan sehingga petani harus menyewa traktor orang lain. Untuk penanaman, diantara total 90 petani sampel hanya 3 petani saja yang menggunakan tenaga kerja dalam keluarga. Untuk penyemprotan, sebanyak 68 petani menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dan 22 petani menggunakan tenaga kerja luar keluarga. Untuk pemanenan, hanya 1 orang petani saja yang menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dan 89 petani menggunakan tenaga kerja luar keluarga. Maka dapat disimpulkan bahwa petani sampel lebih banyak menggunakan tenaga kerja luar keluarga dibandingkan tenaga kerja dalam keluarga.

4.3.3. Penggunaan Benih Jagung

Dokumen yang terkait

Analisis Dampak Adopsi Teknologi Budidaya Jagung Terhadap Pendapatan Petani (Kasus : Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun)

8 70 95

Dampak Relokasi Pusat Pemerintahan Kabupaten Simalungun Terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Raya

2 36 189

Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kopi Arabika (Coffea arabica) Studi Kasus: Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun

10 44 101

Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kopi Arabika (Coffea arabica) Studi Kasus: Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun

0 0 12

Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kopi Arabika (Coffea arabica) Studi Kasus: Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun

0 0 1

Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kopi Arabika (Coffea arabica) Studi Kasus: Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun

0 1 8

Dampak Penggunaan Pupuk Kompos Terhadap Pendapatan Usahatani Jagung Di Kabupaten Simalungun (Kasus: Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok Pardamean)

0 0 47

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Dampak Penggunaan Pupuk Kompos Terhadap Pendapatan Usahatani Jagung Di Kabupaten Simalungun (Kasus: Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok Pardamean)

0 0 11

Dampak Penggunaan Pupuk Kompos Terhadap Pendapatan Usahatani Jagung Di Kabupaten Simalungun (Kasus: Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok Pardamean)

0 0 13

Analisis Dampak Adopsi Teknologi Budidaya Jagung Terhadap Pendapatan Petani (Kasus : Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun)

0 1 13