2.4. Kerangka Pemikiran
Jagung memiliki banyak manfaat dan kegunaan, selain untuk bahan pangan manusia, jagung juga menjadi bahan baku utama untuk pakan ayam.
Kendala yang di hadapi petani dalam usahatani jagung di Indonesia salah satu diantaranya yaitu masalah pupuk. Pupuk menjadi satu hal yang sangat vital bagi
tanaman, kekurangan pupuk dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Namun keberadaan pupuk kimia bersubsidi yang dibutuhkan petani
menjadi hal yang sangat sulit didapatkan. Distribusi yang kurang merata dan mahalnya harga pupuk kimia non subsidi menyebabkan petani jagung mencari
alternatif lain yaitu dengan menggunakan pupuk kompos. Selain itu, alasan lain petani menggunakan pupuk kompos adalah pengerasan yang terjadi pada lahan
jagung mereka yang disebabkan penggunaan pupuk kimia yang terus-menerus selama ini. Pupuk kompos dapat memperbaiki struktur tanah dan menambah
unsur hara. Dengan penggunaan pupuk kompos maka biaya usahatani yang
dikeluarkan oleh petani akan semakin rendah. Hal ini dikarenakan dengan penggunaan pupuk kompos maka petani mengurangi penggunaan pupuk kimia
yang biasa mereka gunakan. Secara skematis, kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Petani Jagung Petani Jagung
Penggunaan Pupuk Penggunaan Pupuk
Pupuk Kimia Pupuk Kimia + Kompos
Produksi Produksi
Biaya Analisis Uji Beda Biaya
Dua Rata-Rata Pendapatan
Pendapatan Keterangan:
: Alur berpikir
: Alur analisis : Alat analisis
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
2.5. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian penelitian terdahulu dan landasan teori diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:
1. Produksi yang diperoleh pada usahatani jagung yang menggunakan pupuk
kompos lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan pupuk kimia.
2. Biaya yang dikeluarkan pada usahatani jagung yang menggunakan pupuk
kompos lebih rendah dibandingkan dengan yang menggunakan pupuk kimia.
3. Pendapatan petani jagung yang menggunakan pupuk kompos lebih tinggi
dibandingkan dengan pendapatan petani yang menggunakan pupuk kimia.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive sampling yaitu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang diambil dari tujuan penelitian. Daerah
yang dijadikan tempat penelitian adalah Kabupaten Simalungun Kecamatan Dolok Pardamean Desa Bangun Panei. Pemilihan Kabupaten Simalungun
berdasarkan data penyalurandistribusi pupuk organik bersubsidi pada tahun 2012 yang ada pada Tabel 4 berikut ini. Berdasarkan informasi yang terdapat pada tabel
tersebut diketahui bahwa kebutuhan pupuk organik yang selalu dipenuhi dalam setahun diatas 100 ada 4 kabupaten yaitu Kabupaten Simalungun, Tapanuli
Tengah, Pakpak Bharat dan Labuhan Batu Selatan. Diantara keempat kabupaten tersebut, produksi jagung tertinggi berada pada Kabupaten Simalungun yang
dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan informasi tersebut maka peneliti menetapkan Kabupaten Simalungun menjadi daerah penelitian.
Selanjutnya untuk pemilihan Kecamatan Dolok Pardamean didasarkan informasi dari salah satu produsen terbesar pupuk kompos di daerah Simalungun
bahwa permintaan pupuk kompos tertinggi yaitu berada di Kecamatan Raya, Sidamanik, Purba dan Dolok Pardamean. Diantara keempat kecamatan tersebut
Dolok Pardamean memiliki produksi jagung tertinggi di Kabupaten Simalungun pada tahun 2012 dengan jumlah produksi sebesar 27.037 ton yang dapat dilihat
pada Tabel 6.
Universitas Sumatera Utara