BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive sampling yaitu berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu yang diambil dari tujuan penelitian. Daerah
yang dijadikan tempat penelitian adalah Kabupaten Simalungun Kecamatan Dolok Pardamean Desa Bangun Panei. Pemilihan Kabupaten Simalungun
berdasarkan data penyalurandistribusi pupuk organik bersubsidi pada tahun 2012 yang ada pada Tabel 4 berikut ini. Berdasarkan informasi yang terdapat pada tabel
tersebut diketahui bahwa kebutuhan pupuk organik yang selalu dipenuhi dalam setahun diatas 100 ada 4 kabupaten yaitu Kabupaten Simalungun, Tapanuli
Tengah, Pakpak Bharat dan Labuhan Batu Selatan. Diantara keempat kabupaten tersebut, produksi jagung tertinggi berada pada Kabupaten Simalungun yang
dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan informasi tersebut maka peneliti menetapkan Kabupaten Simalungun menjadi daerah penelitian.
Selanjutnya untuk pemilihan Kecamatan Dolok Pardamean didasarkan informasi dari salah satu produsen terbesar pupuk kompos di daerah Simalungun
bahwa permintaan pupuk kompos tertinggi yaitu berada di Kecamatan Raya, Sidamanik, Purba dan Dolok Pardamean. Diantara keempat kecamatan tersebut
Dolok Pardamean memiliki produksi jagung tertinggi di Kabupaten Simalungun pada tahun 2012 dengan jumlah produksi sebesar 27.037 ton yang dapat dilihat
pada Tabel 6.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Realisasi Penyaluran Pupuk Organik Bersubsidi Sektor Pertanian Per KabupatenKota di Sumatera Utara Tahun 2012
No KabupatenKota Realisasi
Jumlah Alokasi
Kebutuhan Setahun
Jan- April
Mei- Agustus
Sept- Des
Setahun
1 Medan
25 5
17 47
8 47,96
2 Langkat
74 81
- 155
2.034 7,62
3 Deli Serdang
200 521
248 969
1.690 57,34
4 Simalungun
911 878,5
1.866,6 3.656.1
3.608 101,33
5 Karo
1983,4 3477,72
3.673 9.134,12
10.103 90,41
6 Asahan
394 626
305 1.325
1.667 79,48
7 Labuhan Batu
15 46,32
88 150
331 45,32
8 Tapanuli Utara
463 356
391 1.210
1.221 99,14
9 Tapanuli Tengah
- 171
229 400
254 157,48
10 Tapanuli Selatan 91
137 97
325 586
55,46 11 Nias
- 40
50 90
165 54,55
12 Dairi 723
1081,4 1600,6
3.405 3.440
98,98 13 Tebing Tinggi
- -
- -
6 14 Tanjung Balai
10 5
- 15
40 37,5
15 Binjai 7
93 -
100 264
37,88 16 P.Siantar
98 54
103 255
449 56,79
17 Toba Samosir 389
279 499
1.167 1.413
82,59 18 Mandailing Natal
24 80
96 200
350 57,14
19 P.Sidempuan 14
23 113
150 237
63,29 20 Serdang Bedagai
252 231
533 1.016
1.744 58,26
21 H. Hasundutan 107
113 145
365 440
82,95 22 Pakpak Bharat
44 53
138 235
215 109,3
23 Nias Selatan -
- -
- 2
24 Samosir 85
168 262
515 745
69,13 25 Sibolga
- -
- -
- 26 Batubara
104 121
349 574
946 60,68
27 Padang Lawas 157
176 224
557 682
81,67 28 P. Lawas Utara
78 121
310 50
557 91,38
29 Lab. Batu Selatan 125
11,6 113,9
250 212
118,16 30 Lab. Batu Utara
12,56 17
45,44 75
475 15,79
31 Nias Barat -
- -
- 2
32 Nias Utara -
- -
- 4
33 Gunung Sitoli -
- 15
15 20
75 Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara, 2014
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Jagung Menurut KabupatenKota di Sumatera Utara Tahun 2012
No KabupatenKota
Luas Panen ha
Produksi ton
Produktivitas kwha
1 Nias
36 127
35,28
2 Mandailing Natal
1.267 5.283
41,7
3 Tapanuli Selatan
2.149 12.463
57,99
4 Tapanuli Tengah
1.573 6.358
40,42
5 Tapanuli Utara
4.027 15.470
38,42
6 Toba Samosir
4.818 24.201
50,23
7 Labuhanbatu
870 3.403
39,11
8 Asahan
5.947 18.962
31,88
9 Simalungun
64.935 371.070
57,14 10 Dairi
35.249 149.500
42,41
11 Karo 65.318
369.848 56,62
12 Deli Serdang 23.204
85.405 36,81
13 Langkat 17.671
121.803 68,93
14 Nias Selatan 420
1.568 37,33
15 Humbang Hasundutan 926
2.827 30,53
16 Pakpak Bharat 3.052
12.128 39,74
17 Samosir 2.941
9.224 31,36
18 Serdang Bedagai 11.642
43.426 37,3
19 Batu Bara
1.750 8.139
46,51
20 Padang Lawas Utara 428
1.524 35,61
21 Padang Lawas 648
2.405 37,11
22 Labuhanbatu Selatan 926
3.915 42,28
23 Labuhanbatu Utara 929
4.066 43,77
24 Nias Utara 119
406 34,12
25 Nias Barat 34
120 35,29
26 Sibolga -
- -
27 Tanjungbalai 19
60 31,58
28 Pematangsiantar 2.922
14.966 51,22
29 Tebing Tinggi 38
112 29,47
30 Medan 265
997 37,62
31 Binjai 870
3.226 37,08
32 Padangsidimpuan 242
1.449 59,88
33 Gunungsitoli 56
194 34,64
Sumatera Utara 255.291
1.294.645 50,71
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, 2014
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Jagung Menurut Kecamatan di Kabupaten Simalungun Tahun 2012
Kecamatan Luas Panen
ha Produksi
ton Produktivitas
kwha
Silimakuta 2.076
11.887 57,26
Pematang Silimahuta 1.673
9.601 57,39
Purba 3.729
21.906 58,75
Haranggol Horison 67
398 59,47
Dolok Pardamean 4.366
27.037 61,93
Sidamanik 2.971
18.152 61,1
Pematang Sidamanik 3.803
23.367 61,42
Girsang Sipangan Bolon 970
5.461 56,3
Tanah Jawa 2.913
17.664 60,64
Hatonduhan 2.500
14.735 58,93
Dolok Panribuan 3.488
19.249 55,18
Jorlang Hataran 2.013
11.078 55,03
Panei 2.656
15.926 59,96
Panombeian Panei 2.058
12.238 59,47
Raya 2.915
17.528 60,13
Dolok Silou 3.451
20.893 60,54
Silou Kahean 2.159
12.249 56,73
Raya Kahean 2.063
11.590 56,18
Tapian Dolok 1.010
5.335 52,82
Dolok Batu Nanggar 1.535
8.892 57,93
Siantar 1.758
10.670 59,77
Gunung Malela 570
3.368 59,09
Gunung Maligas 897
5.265 58,69
Huta Bayu Raja 2.339
15.121 64,65
Jawa Maraja Bah Jambi 1.156
7.185 62,15
Pematang Bandar 1.024
6.499 63,46
Bandar Huluan 1.678
10.126 60,34
Bandar 2.604
16.834 64,65
Bandar Masilam 1.293
7.643 59,11
Bosar Maligas 1.024
5.965 58,25
Ujung Padang 1.857
9.929 53,47
Kabupaten Simalungun 64.643
383.813 59,37
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, 2014
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan untuk pemilihan desa didapatkan informasi dari kepala penyuluh pertanian Kecamatan Dolok Pardamean bahwa di Kecamatan Dolok
Pardamean penggunaan pupuk kompos merata di setiap desa tetapi untuk produksi jagung tertinggi berada di Desa Bangun Panei sehingga ditetapkan bahwa Desa
Bangun Panei menjadi daerah penelitian.
3.2. Metode Penentuan Sampel