Jagung Tinjauan Pustaka 1. Pupuk Kompos

2.1.2. Jagung

Seperti kita ketahui bersama, tanaman jagung sangatlah bermanfaat bagi kehidupan manusia. Di Indonesia sendiri, jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua yang terbilang sangat penting setelah tanaman padi, bahkan sekarang ini masih ada beberapa daerah kecil yang memanfaatkan jagung sebagai makanan pokok mereka sehari-hari Budiman, 2013. Selama tiga dekade terakhir permintaan jagung untuk pangan maupun untuk bahan baku pakan domestik terus meningkat seiring dengan berkembangnya pabrik pakan dan industri perunggasan. Jumlah pabrik pakan ternak pada tahun 2012 adalah 68 pabrik dengan total kapasitas produksi terpasang 18,15 juta ton dan produksi riil 13,8 juta ton. Berikut adalah data perkembangan konsumsi dan produksi jagung tahun 2008-2012. Tabel 3. Perkembangan Konsumsi dan Produksi Jagung di Indonesia Tahun Konsumsi ton Produksi ton Defisit ton 2008 16.615.000 16.317.000 298.000 2009 17.989.000 17.630.000 359.000 2010 20.066.000 18.328.000 1.738.000 2011 20.505.000 17.230.000 3.275.000 2012 20.392.000 19.377.000 1.015.000 Sumber:Direktorat Pangan dan Pertanian, 2014 Meningkatnya permintaan komoditas jagung untuk industri pakan dan pangan, menuntut kontinuitas ketersediaan dan mutu produk yang memadai. Untuk itu perlu dilakukan upaya peningkatan produksi yang dapat ditempuh melalui perluasan areal dan peningkatan produktivitas. Namun, pengembangan komoditas jagung di Indonesia masih mengalami beberapa kendala, antara lain sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Masih sedikitnya penggunaan benih hibrida b. Kelangkaan pupuk c. Kelembagaan belum berkembang d. Teknologi pascapanen dan panen belum memadai e. Lahan garapan sempit Tim Karya Tani Mandiri, 2010. Selain kendala diatas, keadaan di lapangan yang dihadapi petani adalah penggunaan pupuk kimia yang terus menerus akan menurunkan produktivitas lahan yang mengakibatkan menurunnya produksi jagung mereka. Menurut Zubachtirodin 2009 hal ini dapat diatasi dengan perbaikan pengelolaan usahatani yaitu salah satunya dengan pengolahan tanah yang baik, dengan memanfaatkan bahan organik tanah untuk meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman jagung. Pada upaya peningkatan produksi jagung, pemupukan merupakan hal penting dan harus diperhatikan. Biasanya jenis pupuk yang diberikan pada jagung adalah pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik yang berupa pupuk kandang diberikan dosis sekitar 15-20 tonha. Pupuk anorganik yang digunakan untuk jagung berupa urea, SP-36, dan KCL Adisarwanto dan Yustina, 2000. Universitas Sumatera Utara 2.2. Landasan Teori 2.2.1. Biaya Usahatani

Dokumen yang terkait

Analisis Dampak Adopsi Teknologi Budidaya Jagung Terhadap Pendapatan Petani (Kasus : Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun)

8 70 95

Dampak Relokasi Pusat Pemerintahan Kabupaten Simalungun Terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Raya

2 36 189

Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kopi Arabika (Coffea arabica) Studi Kasus: Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun

10 44 101

Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kopi Arabika (Coffea arabica) Studi Kasus: Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun

0 0 12

Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kopi Arabika (Coffea arabica) Studi Kasus: Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun

0 0 1

Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kopi Arabika (Coffea arabica) Studi Kasus: Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun

0 1 8

Dampak Penggunaan Pupuk Kompos Terhadap Pendapatan Usahatani Jagung Di Kabupaten Simalungun (Kasus: Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok Pardamean)

0 0 47

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN - Dampak Penggunaan Pupuk Kompos Terhadap Pendapatan Usahatani Jagung Di Kabupaten Simalungun (Kasus: Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok Pardamean)

0 0 11

Dampak Penggunaan Pupuk Kompos Terhadap Pendapatan Usahatani Jagung Di Kabupaten Simalungun (Kasus: Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok Pardamean)

0 0 13

Analisis Dampak Adopsi Teknologi Budidaya Jagung Terhadap Pendapatan Petani (Kasus : Desa Bangun Panei Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten Simalungun)

0 1 13