2.1.10 Penegakan Diagnosis
Penegakan diagnosis berdasarkan PERKENI 2011 dapat dilihat dengan kadar glukosa darah dan berbagai manifetasi klinis yang terjadi. Kecurigaan
terjadinya DM pada seseorang dapat dilihat dari pembagian keluhan dibawah ini Keluhan klasik pada DM berupa : poliuria, polidipsia, polifagia, dan
penurunan BB yang tidak dijelaskan sebabnya. Keluhan lain dapat berupa : lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur,
dan disfungsi ereksi pada pria serta pruritus vulvae pada wanita. Penegakan diagnosis pada DM dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu
1. Terdapat keluhan klasik dan pemeriksaan glukosa plasma 200mgdL
sudah cukup menegakkan diagnosis DM 2.
Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mgdL dengan adanya keluhan klasik.
3. Tes toleransi glukosa oralTTGO
Tabel 2.2 Kriteria Diagnosis DM Menurut PERKENI 2011 1.
Gejala klasik DM+glukosa plasma sewaktu≥200mgdL11,1 mmolL
Gluosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memperhatikan waktu makan terakhir
Atau
2. Gejala Klasik DM
+ Kadar glukosa plasma puasa≥ 1267,0 mmolL
Puasa diartikan pasien tdk mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam
Atau
3. Kadar gula plasma 2 jam pada TTGo ≥200 mgdL11,1 mmolL
TTGO yang dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang
dilarutkan dalam air Pemeriksan HbA1c≥6,5 oleh ADA 2011 sudah dimasukkan
menjadi salah satu kriteria diagnosis DM, jka dilakukan pada sarana laboratorium yang telah terstandarisasi dengan baik.
Jika dari pemeriksaan yang dilakukan tidak memenuhi kriteria normal atau DM, makan akan digolongkan kedalam kelompok toleransi glukosa
tergangguTGT atau glukosa darah puasa tergangguGDPT 1.
Diagnosis TGT dapat ditegakkan setelah pemeriksaaan TTGO didapatkan glukosa plasma 2 jam setelah beban antara 140-199 mgdL7,8-11,0
mmolL 2.
Diagnosis GDPT ditegakkan bila setelah pemeriksaan glukosa plasma puasa didapatkan antara 100-125 mgdL5,6-6,9 mmolL dan
pemeriksaan TTGO gula darah 2 jam 140 mgdL.
Gambar 2.3 Penegakan Diagnosis DM Menurut PERKENI 2011
2.1.11 Tata Laksana DM
Menurut PERKENI, terdapat 2 macam penatalaksanaan DM, yaitu a.
Terapi tanpa obat 1.
Pengaturan diet Diet sangat memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan
diabetes melitus. Diet yang dianjurkan adalah diet yang disesuaikan dengan
jumlah kalori yang dibutuhkan dan dengan komposisi yang seimbang. Penurunan berat badan telahdibuktikan dapat mengurangi resistensi insulin dan memperbaiki
respon sel beta pankreas . 2.
Olahraga Olahraga bertujuan untuk menjaga berat badan serta menurunkan dan
menaga kadar gula darah agar tetap normal. Olahraga yang disarankan adalah Continous, Rhymical, Progressive, Endurance Training seperti berjalan, lari,
bersepeda, berenang dan olahraga lainnya. b.
Terapi obat Terapi obat digunakan jika diet dan olahraga yang termasuk dalam terapi
tanpa obat belum berhasil mengendalikan kadar glukosa darah. Pada DM tipe 1, terapi hanyalah insulin. Terdapat tiga jenis insulin yaitu yang masa kerjanya
pendek, sedang, dan panjang.
14
Terapi obat yang diberikan pada DM tipe 2 adalah antidiabetik oral. Pada penatalaksanaan terapi DM tipe 2, terdapat alur agar terapi menjadi optimal.
2.1.9 Dislipidemia pada DM
2.1.9.1 Definisi Dislipidemia
Dislipedemia adalah abnormalitas profil lipid dalam plasma yang disebabkan kelainan metabolisme lipid dengan peningkatan maupun penurunan
fraksi lipid dalam plasma. Kelainan yang terjadi pada dislipidemia adalah peningkatan kadar kolestrol total, kolestrol LDL, trigliserida TG, serta
penurunan kolestrol HDL.
23
2.1.9.2 Dislipidemia pada DM
Dislipidemia yang terjadi pada DM tipe 2 adalah peningkatan TG atau VLDL-trigliserida dan penurunan kadar kolestrol HDL. Pada penderita DM tipe 2
tidak jelas tampak peningkatan kadar kolestrol total dan LDL. Diabetes melitus yang ditandai dengan resistensi insulin membuat
perbedaan dalam metabolisme lipoproteinnya. Dalam keaadaan normal, glukosa akan digunakan sebagai sumber energi utama. Pada keadaan resistensi insulin,
jaringan adipos yang mempunyai hormone sensitive lipaseakan menjadi aktif, sehingga lipolisis trigliserida di jaringan adiposa semakin meningkat. Hal ini
menyebabkan ditemukannya jumlah asam lemak bebas yang berlebihan yang akan digunakan sebagai sumber energi dan sebagian lagi akan dibawa ke hati sebagai
bahan baku pembentukkan trigliserida. Di hati asam lemak bebas akan menjadi trigliserida kembali dan menjadi bagian dari VLDL. Oleh karena itu, VLDL yang
dihasilkan sangat kaya dengan trigliserida atau VLDL besar. VLDL ini akan ke sirkulasi dan bertukar dengan kolestrol ester dari kolestrol-LDL, dan akan
dihasilkan LDL kaya trigliserida. Trigliserida nantinya akan dihidrolisis oleh enzim hepatic lipase sehingga menghasilkan LDL kecil padat yang sifatnya
mudah teroksidasi. VLDL besar juga bertukar dengan kolestrol ester dari HDL dan menghasilkan HDL kaya ester kolestrol miskin trigliserida yang mudah
dikatabolisme oleh ginjal sehingga kadar HDL turun.
15
2.2 Kayu ManisCinnamomum cassia
2.2.1 Morfologi Kayu ManisCinnamomum cassia
Tanaman kayu manis dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dengan dataran tinggi. Didunia tercatat 54 jenis tanaman kayu manisCinnamomum spp
dan 12 jenis diantaranya ada di Indonesia.
8
Kayu manis terdiri dari 250 spesies yang terutama berada di Asia dan Australia. Kayu manis terbagi menjadi dua tipe
yaitu Common Cinnamon Cinnamomum verum, C. zeylanicum dan Cinnamomum cassia C. aromaticum.Kayu manis memiliki banyak jenis,
diantaranya adalah Cinnamomum verumceylon kayu manis adalah kayu manis yang paling sering digunakan di bagian barat, Cinnamomum aromaticumkayu
manis cina.Jenis kayu manis yang banyak ditanam di Indonesia adalah C. burmanii, C. Zeylanikum dan C. Cassia.
24
Gambar 2.4 Tanaman Kayu ManisCinnamomum cassia
Sumber: Daswir,2011