BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain berupa eksperimental laboratorium.
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2014 sampai Februari 2015
3.2.2 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Animal House, laboratorium Biologi, laboratorium Riset, laboratorium Farmakologi, dan laboratorium Biokimia
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Kertamukti no. 05 Pisangan, Ciputat 15419, Tangerang
Selatan.
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian
Pada penelitian ini, populasi penelitian adalah tikus jantan Sprague Dawley usia 16 minggu, dengan rentang beratbadan 192-337 gram yang berasal
dariDepartemenPatologiInstitutPertanian Bogor IPB. Hewan percobaan ini telah dinyatakan memiliki status kesehatan yang baik dan belum pernah mendapatkan
perlakuan apapun. Tikus yang dikembangkan di Indonesia termasuk yang dikembangkan di IPB memiliki rentang berat badan yang lebih ringan yaitu 200-
300 gr pada usia 12-16 minggu.
38
Dibandingkan dengan hasil budidaya diluar negeri yaitu 400 gr dengan usia 16 minggu.
39
3.3.2 Sampel Penelitian
Pada penelitian ini, sampel penelitian ini dilakukan dengan membagi hewan coba menjadi 4 kelompok. Kelompok pertama merupakan kelompok N
normal sebagai kontrol negatif. Kelompok kedua merupakan kelompok D diabetes sebagai kontrol positif. Kelompok ketiga merupakan kelompok D+Cc
200 diabetes dengan terapi Cinnamomun cassia yaitu kelompok tikus DM yang diinduksi STZ dan diberikan terapi daun kayu manis Cinnamomum cassia
dengan dosis 200 mgkgBBhari selama28 hari. Kelompok keempat merupakan kelompok D+Cc400 Diabetes dengan terapi Cinnamomun cassia yaitu
kelompok tikus DM yang diinduksi STZ dan diberikan kayu manis Cinnamomum cassia dengan dosis 400 mgkgBBhari selama 28 hari.
Penentuan jumlah sampel pada setiap kelompok penelitian menggunakan rumus Mead
’s Equation Formula. Penelitian ini menggunakan rumus Mead dikarenakan rumus Mead sering digunakan dalam perhitungan jumlah sample
hewan coba. Walaupun rumus ini tidak seakurat rumus lainnya, namun rumus ini dapat memberikan tolak ukur terhadap ukuran sampel yang sesuai dengan SD
yang diharapkan. Jika dibandingkan dengan rumus lain yaitu Snedecor dan Cochran, rumus ini lebih rumit dalam perhitungannya, karena kesalahan sampling
yang dapat ditoleransi juga harus dicantumkan didalamnya, serta terdapat beberapa hal yang membuat rumus ini sulit dan rumit untuk digunakan. Pada
perhitungan jumlah sampel hewan coba juga sering digunakan rumus Federer. Rumus Federer ini merupakan rumus yang sederhana, hanya saja ketika dilakukan
perhitungan, sampel minimal yang harus digunakan dalam penelitian ini adalah 6. Sedangkan dengan menggunakan rumus Mead, sampel yang dibutuhkan adalah 4-
6, sehingga sampel yang digunakan dalam penelitan ini adalah 4 karena sudah mencakupi perhitungan rumus Mead walaupun menggunakan sampel minimal.
Berikut Mead ’s Equation Formula,
E : Error Component 10-20
N : Jumlah individu percobaan sampel dalam semua kelompok
dikurang 1 B
: Blocking Component dikurang 1 B=0 T
:Jumlah kelompok terapi dikurang 1
E=N-B-T
E= N-0-T ≤20=N-1-T-1
≤20=N-1-4-1 ≤20=N-1-3
≤20=N-4
N ≤24
E = N – B – T
E = N – 0 – T
≥10 = N-1 – T-1 ≥10 = N-1 – 4-1
≥10 = N -4 N ≥14