111
tumbuhan sudah dinyatakan layak untuk dapat diterapkan dalam proses pembalajaran.
Pernyataan diatas diperkuat dengan penjabaran analisis angket pada aspek kelengkapan beberapa media mendapatkan skor 93,3 dengan kategori sangat
baik. Hal ini sesuai dengan teori Daryanto 2010:53 yang menyatakan bahwa multimedia pembelajaran harus memiliki lebih dari satu media yang konvergen.
Aspek tampilan program terdiri dari kesesuaian dengan karakter siswa mendapatkan skor sebesar 82 dinyatakan baik sesuai dengan teori yang
dinyatakan Sadiman 2002: 47 bahwa dalam pengembangan media harus diperhatikan karekteristik pengguna dalam mengembangkan media karena dalam
mengembangkan media untuk siswa SD berbeda dengan siswa SMP. Aspek tingkat teknis dan keefektifan mendapat skor 82,2 dengan
kategori sangat baik. Hal ini sesuai dengan teori Daryanto 2010:53 multimedia pembelajaran harus bersifat mandiri dalam pengertian memberi kemudahan
dan kelengkapan isi
sedemikian rupa
sehingga pengguna
bisa menggunakan tanpa bimbingan orang lain.
4.4.2 Pengujian Kelayakan Media Vido Pembelajaran Berbasis Powtoon
oleh Siswa
Berdasarkan pada data hasil uji kelayakan media video animasi pembelajaran pokok bahasan mengenal bagian hewan dan tumbuhan, produk
tersebut bisa dikatakan layak. Hal tersebut dikarenakan pada proses uji kelayakan yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran dengan responden siswa kelas IIA
112
SD Labschool Unnes Semarang, persentase yang diperoleh dari skor total penilaian diperoleh hasil 89,5.
Hasil ini sesuai dengan teori Sadiman 2003: 32 yaitu media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa.
Berdasar deskripsi mengenai kalayakan program, program yang dibuat termasuk kedalam kategori baik dan bisa dikatakan layak untuk bisa digunakan di
dalam proses pembelajaran. Responden setuju bahwa media video animasi pembelajaran mengenal bagian hewan dan tumbuhan menarik, tidak
membosankan, tidak membuat takut pada pelajaran IPA dan mudah digunakan.
4.4.3 Keefektifan Media Video Animasi Pemebelajaran Berbasis Powtoon
Berdasarkan Ketuntasan Siswa
Dalam menguji keefektifan produk media video animasi pembelajaran mengenal bagian hewan dan tumbuhan ini dilakukan dengan dua cara yaitu
melalui tes pemahaman sebelum penggunaan media video animasi pembelajaran melalui Pretest. Serta setelah penggunaan media video animasi pembelajaran
pokok bahasan mengenal bagian hewan dan tumbuhan melalui Posttest di SD Labschool UNNES dengan jumlah sampel sebanyak 17 siswa.
Hasil perhitungan diperoleh = 12,34
sedangkan untuk α = 5 dengan dk=17-1 = 16 diperoleh t
tabel
= 2,119. Didapat t
hitung
= 11,054 ≥ t
tabel
= 2,119. Karena t
hitung
≥ t
tabel
maka hipotesis Ha diterima. ada peningkatan hasil
113
belajar sesudah siswa menggunakan media video animasi berbasis powtoon pada kelas IIA SD Labschool UNNES dan karena hal tersebut media dikatakan efektif.
Berdasarkan data dan deskripsi diatas disimpulkan bahwa media video animasi pembelajaran pokok bahasan mengenal bagian hewan dan tumbuhan
efektif digunakan dalam proses pembelajaran karena setelah menggunakan media yang baru hasil belajar siswa meningkat. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari
Sugiyono 2010:415 bahwa indikator keefektifan metode mengajar baru adalah kecepatan pemahaman murid pada pelajaran lebih tinggi, murid bertambah kreatif,
dan hasil belajar meningkat. Diperkuat juga dengan teori menurut Arsyad 2011:26 yang mengemukakan bahwa media pembelajaran dapat memperjelas
penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar serta meningkatkan proses dan hasil belajar.
4.4.4 Keefektifan Media Video Animasi Pemebelajaran Berbasis Powtoon