Analisis Determinan Keuntungan Usaha Kecil Pada Sektor Perdagangan Di Kabupaten Deli Serdang

(1)

USAHA KECIL PADA SEKTOR PERDAGANGAN

DI KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Oleh

AFWAN EFENDI

067018034/EP

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008


(2)

DI KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

dalam Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

AFWAN EFENDI

067018034/EP

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008


(3)

KABUPATEN DELI SERDANG Nama Mahasiswa : Afwan Efendi

Nomor Pokok : 067018034

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr. Rahmanta, M.Si) Ketua

(Drs. Rujiman, MA) Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(Dr. Murni Daulay, SE, M.Si) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc)


(4)

PANITIA PENGUJI TES

Ketua : Dr. Rahmanta, M.Si Anggota : 1. Drs. Rujiman, MA

2. Dr. Murni Daulay, SE, M.Si 3. Irsyad Lubis, M.Soc.Sc, PhD 4. Kasyful Mahalli, SE, M.Si


(5)

ABSTRAK

Kegiatan usaha kecil kurang dapat berkembang ke arah usaha yang lebih besar, hal ini disebabkan adanya keterbatasan kemampuan dalam mengelola perusahaan, modal yang terbatas, informasi tentang dunia usaha sangat terbatas, jumlah dan kualitas tenaga kerja yang terbatas, kualitas barang yang diperdagangkan hanya sebatas pemenuhan kebutuhan tidak memikirkan mutu dan desain barang yang diperdagangkan, akses pasar yang terbatas sehingga barang yang diperdagangkan tidak mampu bersaing dengan produk-produk lain yang sejenis, hal ini sangat berpengaruh pada keuntungan usaha kecil itu sendiri.

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha kecil pada sektor perdagangan di Kabupaten Deli Serdang yaitu: modal usaha, tenaga kerja dan lama berusaha dengan menggunakan metode Ordinary

Least Squares (OLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal usaha, jumlah

tenaga kerja dan lama berusaha secara bersama-sama mempengaruhi keuntungan usaha kecil pada sektor perdagangan di Kabupaten Deli Serdang.

Faktor modal usaha memberikan kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan faktor tenaga kerja dan lama berusaha terhadap keuntungannya. Dengan demikian dalam berusaha maka pemilik usaha kecil pada sektor perdagangan lebih memperhatikan modal usaha. Namun, juga harus memperhatikan faktor tenaga kerja karena faktor tenaga kerja merupakan salah satu dari faktor penunjang keuntungan usaha.

Dengan memperhatikan nilai elastisitas dari faktor modal dan tenaga kerja yang memberikan hasil inelastis, maka disarankan untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan modal, produktivitas kerja dan daya saingnya untuk mengembangkan pasarnya dan keuntungannya.

Kata kunci : Usaha kecil pada sektor perdagangan, keuntungan, modal usaha, tenaga kerja, lama berusaha, Ordinary Least Squares (OLS)


(6)

ABSTRACT

Small scale business activity cannot be much better because of limited capability of company management, limited capital, limited information about the businee world, limited number and quality of workforce, the quality of product sold is just to meet the need without thinking of the quality and design of the product sold, limited access to the market makes the product sold cannot compete with the other product of the same kind. This condition does affect the profit of the small scale business it self.

The purpose of this study is to analyze the factors influencing the profit given by the small businesses in the sector of trade in Deli Serdang District such as working capital, workforce and the length of doing business by means of the Ordinary Least Squares (OLS) method.

The result of this study shows that working capital, number of workforce, and length of doing business together affect the profit of small scale business in the sector of trade in Deli Serdang District. The factor of working capital gives a bigger contribution to the profit compared to the factors of workforce and length of doing business. In doing business, the owner of small scale business in the sector of trade does pay more attention to working capital. Yet, the factor of workforce should also be paid attention because it is one of the supporting factors of business profit.

By paying attention to the value of elasticity of the factors of working capital and workforce providing inelastic result, it is suggested that the capability of capital management, work productivity and competitiveness to develop the market and its profit be improved.

Key words : Small business in trade sector, profit, working capital, workforce, length of doing business, Ordinary Least Squares (OLS)


(7)

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang dapat penulis ucapkan, selain puji syukur yang sangat dalam kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang karena limpahan Rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul : Analisis Determinan Keuntungan Usaha Kecil Pada Sektor Perdagangan di Kabupaten Deli Serdang.

Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Ekonomi Pembangunan Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.

Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil hingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini. Dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini perkenankan penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis yaitu kepada;

1. Bapak Dr. Rahmanta, M.Si sebagai ketua komisi pembimbing dan Bapak Drs. Rujiman, M.A. sebagai anggota komisi pembimbing, atas kesempatan/waktu dan pikiran memberikan bimbingan dan arahan mulai dari penulisan proposal sampai dengan selesainya penulisan tesis ini.

2. Ibu Dr. Murni Daulay, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan yang juga memberikan saran dan inputan dalam penulisan tesis ini. 3. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A(K), selaku Rektor Universitas


(8)

4. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B. M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

5. Para Staf Administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

6. Teman-teman khususnya angkatan X yang telah bersama-sama menambah ilmu selama masa perkuliahan dari awal sampai akhir.

7. Rasa terima kasih yang mendalam khususnya penulis sampaikan kepada orang tuaku Ismael dan Nursyam, mertua Drs. H. OK. Achmad Syamsir dan Hj. Rabiatul Adawyah, istriku tercinta Ir. Elly Syah Dewi, anak-anakku Egy Shania dan Fahruza Hasmy yang senantiasa mendoakan dan memberikan semangat, perhatian dan Kasih sayang dalam menyelesaikan studi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu dan memberikan dorongan baik langsung maupun tidak langsung kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

Akhir kata penulis menyadari bahwa apa yang tertuang dalam tesis ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan tesis ini senantiasa penulis harapkan.

Medan, Juni 2008 Penulis,


(9)

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Afwan Efendi 2. Agama : Islam

3. Tempat/Tgl. Lahir : Tanjung Pura, 13 Juli 1965

4. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang

5. Nama orangtua

Ayah : Ismael Ibu : Nursyam 6. Pendidikan

a. SD. Negeri No. 050764 Gebang : Lulus Tahun 1979 b. SMP. Swasta Pelita Gebang : Lulus Tahun 1982 c. SMA. Negeri Tanjung Pura : Lulus Tahun 1985 d. Universitas Medan Area (UMA) Medan : Lulus Tahun 1992 e. Sekolah Pascasarjana USU Medan : Lulus Tahun 2008


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil ... 10

2.2. Peranan Usaha Kecil Dalam Perdagangan... 13

2.3. Pengertian, Klasifikasi Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan. 15

2.4. Keuntungan (Laba) ... 18

2.4.1. Maksimisasi Laba ... 18

2.4.2. Fungsi Permintaan Input ... 21

2.4.3. Fungsi Penawaran Output ... 21

2.4.4. Fungsi Laba Maksimum... 22

2.5. Penelitian Sebelumnya ... 22

2.6. Kerangka Pemikiran... 25

2.7. Hipotesis Penelitian... 26

BAB III. METODE PENELITIAN ... 28

3.1. Ruang Lingkup Penelitian ... 28

3.2. Lokasi Penelitian... 28

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 28

3.4. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

3.5. Model Analisis ... 32

3.6. Metode Analisis ... 33

3.7. Definisi Operasional Variabel Penelitian... 33


(11)

3.9. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 34

3.9.1. Multikolinearitas ... 34

3.9.2. Heteroskedastisitas... 36

3.9.3. Normalitas ... 37

3.9.4. Linieritas ... 38

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1. Deskripsi Wilayah Kabupaten Deli Serdang... 39

4.1.1. Wilayah dan Topografi ... 39

4.1.2. Kependudukan... 40

4.1.3. Ketenagakerjaan... 41

4.1.4. Perdagangan ... 42

4.2. Karakteristik Usaha Kecil di Sektor Perdagangan ... 43

4.2.1. Nilai Investasi/Modal Kerja ... 44

4.2.2. Keuntungan Usaha ... 45

4.2.3. Jumlah Tenaga Kerja ... 46

4.2.4. Pemasaran Produk... 47

4.2.5. Konsumen ... 48

4.2.6. Hambatan dan Kendala ... 49

4.2.7. Lama Berusaha... 50

4.2.8. Pemenuhan Dari Keuntungan ... 51

4.2.9. Keinginan Mengembangkan Usaha ... 52

4.2.10. Pengaruh Lokasi... 53

4.3. Tingkat Keuntungan Usaha Kecil ... 54

4.4. Hasil Estimasi Dengan Menggunakan Metode OLS ... 55

4.5. Pembahasan... 58

4.6. Uji Asumsi Klasik ... 61

4.6.1. Uji Multikolinieritas... 61

4.6.2. Uji Heteroskedastisitas... 62

4.6.3. Uji Normalitas... 63

4.6.4. Uji Linieritas ... 63

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

5.1. Kesimpulan ... 65

5.2. Saran... 66


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1. Rincian Jumlah Usaha Kecil di Kabupaten Deli Serdang... 4

3.1. Jumlah Usaha Kecil di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007... 29

3.2. Jumlah Sampel Usaha Kecil Pada Sektor Perdagangan di Kabupaten Deli Serdang ... 31

4.1. Perkembangan Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Deli Serdang... 40

4.2. Banyaknya Penerbitan SIUP Perdagangan di Kabupaten Deli Serdang.. 43

4.3. Modal Kerja Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan... 44

4.4. Keuntungan Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan ... 46

4.5. Jumlah Tenaga Kerja Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan... 47

4.6. Pasar Dari Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan ... 48

4.7. Konsumen Dari Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan... 49

4.8. Hambatan dan Kendala Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan ... 50

4.9. Lama Usaha Pada Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan ... 51

4.10. Pemenuhan Dari Keuntungan Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan... 52

4.11. Keinginan Mengembangkan Pada Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan. 53 4.12. Pengaruh Lokasi Usaha Pada Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan ... 53

4.13. Keuntungan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Usaha Kecil Di Kabupaten Deli Serdang ... 55


(13)

4.14. Hasil Estimasi Uji Multikolinieriras ... 55 4.15. Hasil Estimasi Uji Heteroskedastisitas ... 61


(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Laba maksimum terjadi pada persinggungan isoprofit dengan isoquant.... 20 2.2 Kerangka Pemikiran... 26


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Kuesioner ... 70

2. Data Hasil Penelitian... 73

3. Hasil Estimasi Keuntungan Usaha Kecil Di Kabupaten Deli Serdang ... 77

4. Uji Multikolinieritas Modal Kerja ... 78

5. Uji Multikolinieritas Jumlah Tenaga Kerja ... 79

6. Uji Multikolinieritas Lama Berusaha... 80

7. Uji White Heteroskedastisitas ... 81

8. Uji Normalitas (JB-Test)... 82

9. Uji Linieritas (Ramsey RESET Test)... 83

10. Statistik Deskriptif ... 84


(16)

1.1 Latar Belakang

Dalam suatu masyarakat yang sedang berkembang, dimana pembangunan ekonomi telah mulai berjalan, pemanfaatan instrumen pasar dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam proses ekonomi menjadi sangat penting guna meningkatkan keuntungan usaha kecil dalam menumbuh kembangkan kelangsungan hidup usaha kecil tersebut.

Pada masa lalu dimana pembangunan ekonomi, belum seperti sekarang ini, dimana pemasaran terpusat pada distribusi barang-barang secara fisik. Pengetahuan mengenai konsumen pada waktu itu belum begitu penting, tetapi sebagai akibat dari kemajuan teknologi dimana kualitas produk, harga dan desain produk haruslah menjadi pusat perhatian para pelaku ekonomi, hal ini akan mendorong gairah pasar dalam mengkonsumsi komoditi yang ditawarkan. Kenyataan bahwa standard hidup secara ekonomi ditentukan oleh interaksi dari pada barang yang diperdagangkan, daya beli konsumen, dan segmentasi pasar yang dimasuki untuk pemenuhan kebutuhan konsumen dalam mengkonsumsi barang tersebut.

Berkaitan dengan hal tersebut bahwa usaha kecil didalam menjalankan aktivitas usaha selalu dihadapkan pada masalah persaingan usaha, hal ini dilatar belakangi ketidak mampuan usaha kecil dalam hal permodalan, kemampuan tenaga


(17)

kerja dan pengalaman berusaha dalam hal menawarkan komoditi yang diperdagangkan, pengetahuan yang terbatas dalam mengelola perusahaan serta kemampuan dari barang dagangan untuk memasuki pasar yang lebih luas sangat terbatas akibat banyaknya barang dagangan import yang membanjiri pasar dengan tingkat harga yang lebih murah dan kualitas yang lebih baik jika dibandingkan dengan barang lokal atau barang dalam negeri.

Tumbuhnya perhatian beberapa kalangan seperti akademisi, pemerintah dan swasta terhadap pengembangan usaha kecil dapat dikemukakan beberapa alasan dalam mengkritisi keadaan ini, pertimbangan etika berbangsa yang selama ini telah memberikan peluang bagi usaha dengan skala besar, untuk tumbuh dan berkembang, sebaliknya kurang memperhatikan usaha berskala kecil untuk tumbuh dan berkembang, perhatian ini berarti manifestasi kepedulian kepada usaha kecil yang secara nyata telah terbukti menyumbang pertumbuhan ekonomi walaupun diterpa oleh krisis ekonomi dan terbukti usaha kecil tetap bertahan.

Melihat kenyataan yang ada bahwa usaha kecil harus mendapat perhatian dalam hal pembinaan dan pengembangan sehingga diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pertumbuhan perekonomian nasional, daerah dan masyarakat, dapat menyerap tenaga kerja untuk mengurangi tingkat pengangguran.

Upaya yang dilakukan dalam peningkatan dan pengembangan usaha kecil dilakukan dengan jalan memberikan bantuan permodalan dengan tingkat bunga yang lunak, bantuan teknologi informasi, pengembangan sumber daya manusia dengan cara memberikan pelatihan, bagaimana mengelola dunia usaha dan pemasaran.


(18)

Setelah memahami betapa pentingnya pengembangan usaha kecil, maka dapat disadari bahwa para pengusaha kecil akan mendapat kesulitan dalam mewujudkannya tanpa dukungan dan bantuan dari pihak-pihak terkait, bagaimanapun mereka menghadapi keterbatasan-keterbatasan yang kadang kala tidak dapat mereka pecahkan sendiri. Ketiadaan akan dukungan yang diberikan terhadap usaha kecil oleh pemerintah merupakan kendala bagi usaha kecil untuk lebih maju dan berkembang.

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Sumatera Utara yang sangat strategis dan potensial dalam upaya menumbuh kembangkan usaha kecil di sektor perdagangan. Hal ini terlihat dari geografisnya yang terletak pada posisi 2o 57” lintang utara, 3o 16” lintang selatan, 98o 27” bujur

timur dengan luas wilayah 2.497,72 km2 dengan batas wilayah sebelah utara dengan

Kabupaten Langkat, sebelah selatan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun, sebelah timur dengan kabupaten Serdang Bedagai, serta sebelah barat dengan Kabupaten Karo dan Langkat dengan ketinggian wilayah berkisar 0 – 500 meter dari permukaan laut. Wilayah Kabupaten Deli Serdang mengelilingi Kota Medan yang terdiri dari 22 kecamatan dengan jumlah penduduk 1.582.213 jiwa (BPS, 2005).

Kenyataan yang ada saat ini bahwa usaha kecil yang ada di Kabupaten Deli Serdang menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik, ini terlihat dari banyaknya komoditi usaha kecil yang membanjiri pasar-pasar lokal. Pertumbuhan usaha kecil di


(19)

Kabupaten Deli Serdang dari tahun ke tahun menunjukkan kenaikan, ini terlihat pada Tabel dibawah ini :

Tabel 1.1. Rincian Jumlah Usaha Kecil di Kabupaten Deli Serdang

No. Tahun Jumlah Perusahaan Sektor Industri (unit) Jumlah Perusahaan Sektor Perdagangan (unit) Jumlah Total Perusahaan (unit)

1. 1985 – 2000 1.526 3.395 4.921

2. 2001 103 333 436

3. 2002 108 411 519

4. 2003 121 569 690

5. 2004 127 744 871

6. 2005 151 1.383 1.534

7. 2006 128 785 913

8. 2007 124 671 795

Jumlah 2.388 8.291 10.679

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang

Dari Tabel 1.1 diatas terlihat bahwa pertumbuhan usaha kecil di sektor perdagangan dari tahun 1985 sampai dengan tahun 2000 berjumlah 3.395 unit perusahaan dan pada tahun 2001 bertambah sebanyak 333 unit perusahaan kemudian pada tahun 2002 bertambah 411 unit perusahaan dan pada tahun 2003 bertambah sebanyak 569 unit perusahaan dan pada tahun 2004 bertambah sebanyak 744 unit perusahaan. Untuk tahun 2005 terjadi peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebanyak 1.383 unit perusahaan. Hal ini disebabkan pada tahun 2005 pemerintah memberikan peluang usaha bagi usaha kecil di sektor perdagangan untuk mendapatkan tambahan modal usaha melalui program sistem bapak angkat dengan tingkat bunga yang lunak kepada usaha kecil, hal ini memicu usaha kecil untuk mendaftarkan usahanya ke


(20)

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang untuk memperoleh legalitas usaha melalui penerbitan izin usaha yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh bantuan modal usaha dari BUMN dan BUMD. Pada tahun 2006 bertambah sebanyak 785 unit perusahaan. Terjadinya penurunan pada pertambahan unit perusahaan disebabkan oleh terjadinya Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor: 8 Tahun 2006 tentang tarif retribusi izin usaha perdagangan. Keadaan ini secara langsung berpengaruh kepada usaha kecil dalam memperoleh legalitas usahanya. Begitu juga halnya terjadi pada tahun 2007 yang mendaftarkan usahanya sebanyak 671 unit perusahaan. Melihat keadaan ini bahwa potensi usaha kecil di sektor perdagangan untuk dikembangkan cukup baik dan menggambarkan suatu arah untuk meningkatkan perekonomian bagi usaha kecil, keadaan ini sepenuhnya belum dimanfaatkan secara optimal dalam upaya pengembangan, untuk itu pemerintah Kabupaten Deli Serdang sudah saatnya memberikan perhatian yang lebih besar kepada usaha kecil di sektor perdagangan untuk dapat berperan dalam kegiatan perekonomian.

Keterbukaan peluang untuk berusaha bagi usaha kecil dimaksudkan untuk mengatasi masalah pengangguran yang dari tahun ke tahun selalu menunjukkan peningkatan dengan bertambahnya jumlah angkatan kerja.

Dalam kegiatan usaha kecil kurang dapat berkembang kearah usaha yang lebih besar, hal ini disebabkan adanya keterbatasan kemampuan dalam mengelola perusahaan, informasi tentang dunia usaha sangat terbatas, jumlah dan kualitas tenaga kerja yang terbatas, kualitas barang yang diperdagangkan hanya sebatas pemenuhan


(21)

kebutuhan tidak memikirkan mutu dan desain barang yang diperdagangkan, akses pasar yang terbatas sehingga barang yang diperdagangkan tidak mampu bersaing dengan produk-produk lain yang sejenis, hal ini sangat berpengaruh kepada keuntungan usaha kecil itu sendiri. Kemungkinan yang harus dicapai usaha kecil dalam peningkatan keuntungan harus didukung oleh sikap dan perilaku usaha kecil dalam memperdagangkan barang dagangannya, barang yang diperdagangkan harus benar-benar mampu menembus pasar dengan kualitas yang baik, harga yang dapat bersaing, desain barang yang dapat memikat daya beli konsumen yang pada akhirnya produk yang ditawarkan dapat diterima oleh konsumen.

Melihat potensi dan kenyataan yang ada ini, maka penulis tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha kecil di sektor perdagangan di Kabupaten Deli Serdang. Usaha kecil yang dimaksud penulis dalam penelitian ini didasarkan pada golongan usaha dengan modal dan kekayaan bersih (netto) seluruhnya Rp 200.000.000 (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan, tempat usaha yang telah terdaftar dan memiliki izin usaha pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang (Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia 2006).

Penelitian ini khusus ingin mengamati dan menganalisis 3 faktor yang memmpengaruhi keuntungan usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang yaitu: modal usaha, tenaga kerja dan lama berusaha.

Faktor modal usaha masuk kedalam penelitian ini karena secara teoritis modal usaha mempengaruhi pendapatan usaha dan secara otomatis akan mempengaruhi


(22)

keuntungan usaha. Peningkatan dalam modal usaha akan mempengaruhi peningkatan jumlah barang atau produk yang diperdagangkan sehingga akan meningkatkan pendapatan yang secara otomatis akan meningkatan keuntungan.

Faktor tenaga kerja masuk dalam penelitian ini karena secara teoritis tenaga kerja akan mempengaruhi pendapatan usaha dan secara otomatis akan mempengaruhi keuntungan usaha. Dengan memperkerjakan jumlah tenaga kerja (tenaga pemasaran) akan meningkatkan pendapatan usaha yang secara otomatis akan meningkatkan keuntungan usaha.

Faktor lama berusaha, faktor ini secara teoritis dalam buku, tidak ada yang membahas lama berusaha merupakan fungsi dari pendapatan atau keuntungan. Namun, dalam kegiatan usaha perdagangan dengan semakin berpengalamannya (lama berusaha), pedagang/pengusaha makin berpengalaman dalam berdagang bisa meningkatan pendapatannya atau keuntungannya

1.2 Perumusan Masalah

Dari hasil identifikasi, pengamatan dilapangan dan memperhatikan faktor internal, eksternal serta berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut diatas, maka dapat dirumuskan masalah-masalah yang timbul dalam rangka peningkatan keuntungan usaha kecil adalah sebagai berikut :

a) Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap keuntungan usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang.


(23)

b) Bagaimana pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap keuntungan usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang.

c) Bagaimana pengaruh lama berusaha terhadap keuntungan usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang..

1.3 Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a) Untuk menganalisis pengaruh modal kerja terhadap keuntungan usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang.

b) Untuk menganalisis pengaruh jumlah tenaga kerja terhadap keuntungan usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang.

c) Untuk menganalisis pengaruh lama berusaha terhadap keuntungan usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang.

1.4 Manfaat Penelitian

1) Bagi dunia usaha khususnya usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang akan bermanfaat sebagai bahan masukan untuk pengembangan dan peningkatan keuntungan.

2) Bagi pemerintah berguna sebagai bahan kajian dan masukan dalam perencanaan pembangunan serta pengambilan kebijakan untuk menumbuh kembangkan usaha kecil yang ada di kabupaten Deli Serdang.


(24)

3) Bagi penulis untuk menambah wawasan terutama yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang serta berguna sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya terutama dalam ruang lingkup yang sama.


(25)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 32 Tahun 1998 tentang pembinaan dan pengembangan usaha kecil, maka usaha yang dilakukan dalam pembinaan dan pengembangan usaha kecil agar tetap berperan dalam mewujudkan struktur perekonomian nasional yang semakin baik dan seimbang berdasarkan demokrasi ekonomi.

Sehubungan dengan itu, usaha kecil perlu diberdayakan dalam rangka memanfaatkan peluang berusaha dan menjawab tantangan perkembangan ekonomi di masa yang akan datang. Bimbingan dan bantuan penguatan untuk menumbuhkan usaha kecil serta meningkatkan kemampuan usaha kecil perlu ditingkatkan. Pelaksanaan hubungan kemitra usahaan antara semua pelaku ekonomi perlu dilakukan, serta bidang usaha yang di cadangkan untuk usaha kecil dalam arti yang perlu dilindungi, diberdayakan dan diberikan peluang berusaha agar mampu dan sejajar dengan pelaku ekonomi lainnya untuk mengoptimalkan peran sertanya dalam pembangunan. Menumbuh kembangkan iklim usaha yang kondusif, seperti restrukturisasi utang, kemitraan usaha, penataan pasar, memberikan fasilitas, seperti program promosi dalam dan luar negeri, misi dagang, pengembangan klinik bisnis, bantuan dana bergulir, penguatan training serta pelatihan sumber daya manusia


(26)

pelaku usaha kecil sangat perlu dilakukan hal ini akan bermanfaat bagi usaha kecil agar dapat memiliki kinerja yang efisien dan produktivitas dengan daya saing yang tinggi, memiliki kemampuan beradaptasi, mampu menjual barang dagangan dalam negeri yang bermutu dan mempunyai daya saing dengan harga yang kompetitif.

Dalam rangka peningkatan daya saing usaha kecil diperlukan sistem manajemen usaha kecil yang baik, produktivitas yang tinggi, sistem mutu standard, akses informasi pasar yang luas dan kepedulian yang tinggi terhadap kemajuan teknologi.

Dalam upaya pembinaan dan pengembangan usaha kecil dapat juga dilakukan dengan menerapkan sistem pembinaan melalui :

1) Kelembagaan dan manajemen dengan menggunakan sistem dan prosedur organisasi yang baku.

2) Peningkatan sumber daya manusia dengan memberikan pelatihan serta memberikan transfer pengetahuan tentang mengelola dunia usaha.

3) Permodalan, hal ini dilakukan dengan cara membantu akses permodalan.

4) Distribusi/pemasaran, dengan memberikan bantuan informasi pasar, mengembangkan jaringan distribusi.

5) Teknologi, dengan inovasi dan alih teknologi.

Pembinaan dan pengembangan usaha kecil yang dilakukan dapat berupa pada bidang :

1) Pemasaran


(27)

b. Meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran. c. Menyediakan sarana dukungan promosi dan uji pasar.

d. Mengembangkan lembaga pemasaran dan jaringan distribusi. e. Memasarkan produk usaha kecil.

f. Menyediakan konsultan profesional di bidang pemasaran. g. Menyediakan rumah tangga dan promosi usaha kecil. h. Memberi peluang pasar terhadap produk yang dihasilkan. 2) Sumber Daya Manusia

a. Memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan. b. Meningkatkan ketrampilan teknis dan manajerial. c. Mengembangkan pelatihan dan konsultasi usaha kecil. d. Menyediakan tenaga penyuluh dan konsultan usaha kecil. e. Menyediakan modul manajemen usaha kecil.

f. Menyediakan tempat magang, studi banding dan konsultasi untuk usaha kecil.

3) Permodalan

a) Pemberian informasi sumber kredit bagi usaha kecil.

b) Tata cara pengajuan penjaminan dari sumber lembaga penjamin. c) Mediator terhadap sumber pembiayaan.

d) Informasi dan tata cara penyertaan modal. e) Membantu akses permodalan.


(28)

4) Manajemen

a) Bantuan penyusunan studi kelayakan.

b) Sistem dan prosedur organisasi dan manajemen. c) Menyediakan tenaga konsultan dan advisor. (Manurung, 2006).

2.2 Peranan Usaha Kecil Dalam Perdagangan

Dalam dasawarsa terakhir, harus diakui globalisasi telah mendorong terjadinya berbagai perubahan perilaku masyarakat, yang tentunya sangat erat kaitannya dengan sektor perdagangan dan dampaknya, baik di dalam negeri maupun antar negara. Bila di waktu lalu kebanyakan orang masih membeli cassette dan tape untuk menikmati musik, sarana tersebut sudah mulai ditinggalkan dan dianggap ketinggalan zaman. Sekarang, orang lebih memilih untuk menikmati musik yang telah direkam dalam compct disk (CD) melalui CD Reader/ Player. Disamping itu, penggunaan telepon genggam yang di waktu lampau merupakan barang mewah, saat ini bukan merupakan hal yang luar biasa lagi. Demikian pula, menjamurnya berbagai restoran cepat saji, mall, hyper market, toko pengecer, ataupun juga layanan transportasi dan komunikasi.

Pesatnya perubahan dan perkembangan tersebut tentunya tidak dapat dipisahkan dari adanya dukungan dan perkembangan teknologi, baik di bidang informasi dan komunikasi, transportasi, kimia, bioteknologi, maupun bidang-bidang lainnya yang secara bersamaan telah pula berevolusi selama ini. Perkembangan itu


(29)

telah pula mempermudah dan mempercepat pergerakan, penawaran dan penyediaan barang dan jasa dari suatu tempat ke tempat yang lain, sehingga jarak dan batas antar Negara menjadi sangat tipis atau bahkan hampir tidak ada lagi.

Tersedianya fasilitas transportasi yang memadai dan didukung sistem komunikasi yang baik, telah memperlancar berlangsungnya transaksi perdagangan yang selanjutnya menuntut adanya sistem perdagangan bebas, yaitu sistem perdagangan yang berusaha untuk menghilangkan/mengurangi berbagai aturan/ pembatasan yang dianggap dapat menghambat kelancaran transaksi perdagangan. Di satu pihak, sistem tersebut menjanjikan tersedianya barang/jasa dengan kualitas tinggi yang pengadaannya dilakukan secara terbuka dan berimbang. Di lain pihak, sistem tersebut mengindikasikan bahwa tanpa persiapan, koordinasi, dan sinergi yang baik seseorang akan tersingkir dalam percaturan sistem perdagangan bebas tersebut. Sebagian besar perubahan pola/perilaku masyarakat mengindikasikan telah diterapkannya sistem perdagangan bebas. Hal itu telah berlangsung di semua sektor perdagangan, termasuk yang digeluti oleh kalangan usaha kecil.

Pentingnya peran dan posisi usaha kecil di Indonesia sebagai salah satu komponen penggerak perekonomian dan perdagangan terlihat dari tetap kokoh dan berlangsungnya sebagian besar usaha tersebut selama masa krisis/transisi beberapa waktu yang lalu. Tidak berlebihanlah kiranya dikatakan bahwa sektor usaha kecil memegang peranan penting dan merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Karenanya, Pemerintah memandang perlu untuk membantu/memenuhi kebutuhan dan fasilitas yang mereka perlukan dalam rangka menghadapi tantangan yang cukup berat


(30)

di era perkembangan teknologi dan persaingan bisnis/ perdagangan saat ini. Sangatlah disadari bahwa daya saing dan kemampuan usaha kecil perlu lebih di tingkatkan agar dapat memanfaatkan sistem perdagangan bebas yang berlangsung saat ini. Sistem ini dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk memperkenalkan komoditi-komoditi unggulan mereka di pasar global, ikut serta, dan bahkan berperan secara nyata dalam sistem tersebut. Sejalan dengan perubahan yang terjadi selama ini, telah tumbuh adanya kesadaran bahwa salah satu upaya penting dalam menghadapi tantangan yang berat tersebut adalah dengan meningkatkan pemahaman, pemanfaatan dan pendayagunaan sistem perlindungan di kalangan usaha kecil.

2.3 Pengertian, Klasifikasi Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan

Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 09/M-DAG/Per/3/2006 tanggal 29 Maret 2006 tentang ketentuan dan tata cara penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan pada bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 1 dan ayat 2 dimana dalam Peraturan Menteri tersebut yang dimaksud dengan :

a) Pengertian perdagangan adalah kegiatan usaha transaksi barang atau jasa seperti jual beli, sewa beli, sewa menyewa yang dilakukan secara berkelanjutan dengan tujuan pengalihan hak atas barang atau jasa dengan disertai imbalan atau kompensasi.

b) Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan kegiatan usaha perdagangan yang bersifat tetap, berkelanjutan. Didirikan, bekerja dan


(31)

berkedudukan dalam wilayah Negara Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.

c) Perusahaan Perdagangan Kecil (PK) adalah perusahaan dengan modal dan kekayaan bersih (netto) seluruhnya sampai dengan Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

Selanjutnya klasifikasi usaha kecil di sektor perdagangan menurut Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Nomor: 09/M-DAG/PER/3/2006 tanggal 29 Maret 2006 tentang ketentuan dan tata cara Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan, membagi perdagangan menjadi 3 golongan yaitu:

a) Usaha Perdagangan Kecil adalah perusahaan dengan modal dan kekayaan bersih (netto) seluruhnya sampai dengan Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b) Usaha perdagangan menengah adalah perusahaan dengan modal dan kekayaan bersih (netto) seluruhnya diatas Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) sampai dengan Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

c) Usaha perdagangan besar adalah perusahaan dengan modal dan kekayaan bersih (netto) seluruhnya diatas Rp 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

Pendefinisian atau pengertian usaha kecil sangat beragam sesuai dengan ketentuan dan ketetapan lembaga atau departemen yang berhubungan dengan berdasarkan kegiatan jenis usaha.


(32)

Kementerian Koperasi dan UKM mengelompokkan usaha kecil menjadi 3 (tiga) kelompok berdasarkan total asset, total penjualan tahunan, dan status usaha dengan kriteria sebagai berikut :

a) Usaha mikro adalah kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil dan bersifat tradisional dan informal, dalam arti belum terdaftar, belum tercatat dan belum berbadan hukum. Hasil penjualan bisnis tersebut paling banyak Rp 100 juta. b) Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memenuhi kriteria antara

lain:

1. Usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- (dua ratus juta) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Usaha yang memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1 milyar

3. Usaha yang berdiri sendiri, bukan perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau terafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau skala besar.

4. Berbentuk usaha yang dimiliki orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.


(33)

2.4 Keuntungan (Laba) 2.4.1 Maksimisasi Laba

Pendapatan total adalah sama dengan jumlah unit output yang terjual dikalikan dengan harga output per unit. Jika jumlah unit output yang sama dengan Q dan harga jual per unit output adalah P, maka pendapatan total (TR) = Q x P.

Biaya usaha kecil biasanya diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap (FC) adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun komoditi yang dijual banyak atau sedikit. Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh komoditi yang dijual, contohnya biaya untuk tenaga kerja. Total biaya (TC) adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC), maka TC = FC + VC (Rahardja, Manurung, 2006).

Secara teoritis profit atau keuntungan adalah kompensasi atas risiko yang ditanggung oleh perusahaan. Makin besar resiko, keuntungan yang diperoleh harus semakin besar. Profit atau keuntungan adalah nilai penerimaan total perusahaan dikurangi biaya total yang dikeluarkan perusahaan. Jika profit dinotasikan π, pendapatan total dengan notasi TR dan biaya total dengan notasi TC, maka:

π = TR – TC

Perusahaan dikatakan memperoleh keuntungan, kalau nilai π positif (π > 0), dimana TR > TC, dan disebut kerugian bila sebaliknya.


(34)

Laba adalah pendapatan dikurangi dengan biaya total. Pendapatan perusahaan diperoleh dari menjual produknya sebesar Y dengan harga p. Biaya total yang dikeluarkan perusahaan adalah biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi output Y, yaitu sebesar jumlah faktor input yang digunakan Xi dikalikan dengan harga faktor

input tersebut wi. Dengan demikian, laba dapat dirumuskan:

π = p . Y – wi . Xi - ... – wn . Xn (2.1)

Output Y merupakan fungsi produksi f(X1, ..., Xn), sehingga rumus laba dapat ditulis:

π = p . f(X1, ... , Xn) - wi . Xi - ... – wn . Xn (2.2)

Untuk kasus dua faktor input X1 dan X2, fungsi laba dapat dituliskan:

π = p . f(X1, X2) – w1 . X1 – w2 . X2 (2.3)

Turunan pertama (first order condition) dari maksimisasi laba adalah:

0 . 1 1 1 = − ∂∂ =

∂∂ X w

f p X

π (2.4A)

0 . 2 2 2 = − ∂∂ =

∂∂ X w

f p X

π (2.4B)

Persamaan (2.4A) dan (2.4B) dapat dinotasikan sebagai berikut:

π1 = p . f1 – w1= 0 (2.5A)

π2 = p . f2 – w2= 0 (2.5B)

Turunan pertama ini menunjukkan bahwa nilai dari produk marjinal untuk masing-masing faktor (p . fi) harus sama dengan faktor inputnya (wi). Turunan


(35)

pertama ini juga menunjukkan bahwa slope dari garis isoprofit sama dengan slope

isoquant (fungsi produksi) seperti pada gambar dibawah ini:

iisoprofit

Slope = w/ p

iisoquant

π = p . Y – w X

Y = f(x)

π/ p

w

Gambar 2.1. Laba maksimum terjadi pada persinggungan isoprofit dengan isoquant Turunan kedua (second order condition) untuk maksimisasi laba untuk kasus dua faktor adalah:

π11< 0 (2.6A)

π22< 0 (2.6B)

π11π22 - π212> 0 (2.6C)

Karena πij = p.fij dan p adalah nilai positif, maka tanda πij akan sama dengan tanda fij,

sehingga (2.6A), (2.6B) dan (2.6C) dapat juga ditulis sebagai berikut:

f11< 0 (2.7A)

f22< 0 (2.7B)


(36)

Untuk kasus n-faktor input, turunan pertama adalah sebagai berikut:

0 . 1

1 1

= − ∂∂ =

∂∂ X w

f p X

π (2.8A)

Atau

πi = p.fi – wi= 0 (2.8B)

untuk i = 1 sampai dengan n

Untuk turunan kedua kasus n-faktor adalah matrik Hessian harus bernilai negatif.

2.4.2 Fungsi Permintaan Input

Fungsi yang memberikan pilihan optimal dari faktor input disebut dengan fungsi permintaan faktor input (factor demand function). Fungsi permintaan faktor input dapat diperoleh dari turunan pertama sama dengan nol dari maksimisasi laba.

2.4.3 Fungsi Penawaran Output

Fungsi yang memberikan pilihan optimal dari output yang merupakan fungsi dari harga-harga faktor input (wi) disebut dengan fungsi penawaran output (output

supply function). Fungsi Y merupakan fungsi produksi yang merupakan fungsi dari

faktor-faktor input, yaitu Y = f(X1, ..., Xn). Untuk tingkat optimal maka Xi adalah

Xi*, sehingga fungsi produksi optimal adalah Y* = f(X1*, ..., Xn*). Nilai Y*

menunjukkan tingkat output yang menghasilkan profit maksimum. Dengan mensubstitusikan nilai Xi* = Xi* (w1, ... , wn, p) kedalam Y* = f(X1*, ... , Xn*), maka


(37)

Y*≡ f(X1* (w1, ... , wn, p), ... , Xn* (w1, ... , wn, p))

Maka akan didapatkan:

Y* = Y* (w1, ... , wn, p) (2.9)

Persamaan ini adalah fungsi penawaran output. Fungsi penawaran output ini menunjukkan hubungan antara output dengan harga-harga faktor input (w1, ... , wn)

dan harga dari outputnya (p).

2.4.4 Fungsi Laba Maksimum

Fungsi laba maksimum dapat dicari dengan mensubstitusikan nilai-nilai optimal ke dalam fungsi sasaran laba sebagai berikut:

π*

= p. Y* (w1, K, wn, p) – w1 . X1* (w1, K, wn, p)

– K – wn . Xn* (w1, K, wn, p) (2.10)

Jika fungsi laba maksimum yang diketahui, maka fungsi permintaan faktor input, X*(wi, p) dan fungsi penawaran output, Y*(wi, p) akan lebih mudah didapatkan

dengan menggunakan Hotelling’s lemma.

Xi* (wi, K, wn, P) = ∂x2/∂w (2.11)

Y* (wi, K, wn, P) = ∂π*/∂p (2.12)

2.5 Penelitian Sebelumnya

Thamrin (2006) dalam hasil penelitiannya menjelaskan bahwa variabel yang mempengaruhi keberhasilan sektor industri kecil di dalam upaya peningkatan pendapatan masyarakat di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang


(38)

adalah variabel modal kerja, tenaga kerja, tingkat pendidikan dan fasilitas kredit berpengaruh secara signifikan secara statistik. Dalam penelitian pada sektor industri kecil di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang menunjukkan bahwa sektor ini dapat dikembangkan dalam rangka pendapatan, potensi ekonomi wilayah yang dimiliki Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang khususnya sektor industri kecil menjdi daya tarik bagi para investor untuk membuka usaha sehingga iklim usaha akan menjadi cerah dan penyerapan tenaga kerja akan tercipta. Potensi sektor industri kecil ini juga dapat memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat dan pemerintahan Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang misalnya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan Pendapatan Asli Daerahnya (PAD).

Pulungan (2003) menemukan bahwa asset dan lama berusaha memberikan pengaruh yang positif sebesar 0,755 dan 0,382 dan signifikan secara statistik terhadap pendapatan pengusaha industri kecil di Kota Medan dengan tingkat kepercayaan 95%. Sementara untuk tenaga kerja dan tingkat pendidikan berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan secara statistik terhadap peningkatan pengusaha industri kecil di Kota Medan. Sedangkan usia memberikan pengaruh yang negatif tetapi tidak signifikan terhadap pendapatan pengusaha kecil di Kota Medan yang berarti semakin bertambah usia (semakin tua) seorang pengusaha industri kecil cenderung semakin menurun pendapatannya.

Sari (2002) tentang peran industri kecil dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja untuk mendorong pengembangan wilayah di


(39)

Kota Medan dengan studi kasus industri kecil konveksi pakaian, menemukan bahwa variabel modal dan tenaga kerja memberikan pengaruh yang positif dan signifikan secara statistik terhadap produksi industri kecil konveksi pakaian di Kota Medan pada tingkat kepercayaan 95%.

Simbolon (2000) yang mengkaji pengembangan industri kecil terhadap peningkatan pendapatan masyarakat di kecamatan Medan Sunggal, menemukan bahwa modal kerja, pendidikan tenaga kerja, harga bahan baku dan sistem pemasaran memberikan pengaruh yang positif terhadap keberhasilan industri kecil di kecamatan Medan Sunggal, tetapi yang berpengaruh signifikan secara statistik hanya variabel pendidikan tenaga kerja dan harga bahan baku dengan tingkat kepercayaan yang berbeda-beda. Sedangkan untuk variabel tenaga kerja dan fasilitas kredit memberikan pengaruh yang negatif tetapi signifikan secara statistik pada tingkat kepercayaan yang berbeda.

Simanjuntak (1998) menunjukkan bahwa variabel modal dan tenaga kerja memberikan pengaruh yang positif sebesar 0,5223 dan 5,3775 dan cukup signifikan secara statistik terhadap peningkatan produksi industri kecil di Kota Medan dengan tingkat kepercayaan 99%. Sementara dilihat dari nilai elastisitasnya ternyata variabel tenaga kerja memiliki nilai yang elastis dibandingkan dengan variabel modal. Disamping itu industri kecil di Kota Medan memiliki potensi yang cukup besar untuk berkembang. Hal ini ditandai dengan cukup besarnya jumlah pengusaha kecil, besarnya permintaan dan produk industri kecil, meningkatnya omzet industri kecil dan kemampuan industri kecil dalam menyerap tenaga kerja di Kota Medan.


(40)

2.6 Kerangka Pemikiran

Dalam kerangka pemikiran perlu dijelaskan secara teoritis antara variabel bebas dan variabel terikat. Dengan demikian maka kerangka pemikiran peneliti dalam penelitian ini adalah keuntungan usaha kecil (sebagai variabel terikat) yang dipengaruhi oleh modal kerja, jumlah tenaga kerja dan lama berusaha (sebagai variabel bebas). Sedangkan pengertian modal kerja dalam penelitian ini adalah pembelian barang atau peralatan, bahan baku dan bahan penolong, perluasan lahan usaha, penambahan tenaga kerja dan jenis mata dagangan. Tenaga kerja adalah orang yang mempunyai keahlian atau pengalaman pada usaha kecil. Lama berusaha adalah lamanya kegiatan usaha tersebut (tahun).

Faktor modal usaha masuk kedalam penelitian ini karena secara teoritis modal usaha mempengaruhi pendapatan usaha dan secara otomatis akan mempengaruhi keuntungan usaha. Peningkatan dalam modal usaha akan mempengaruhi peningkatan jumlah barang atau produk yang diperdagangkan sehingga akan meningkatkan pendapatan yang secara otomatis akan meningkatan keuntungan.

Faktor tenaga kerja masuk dalam penelitian ini karena secara teoritis tenaga kerja akan mempengaruhi pendapatan usaha dan secara otomatis akan mempengaruhi keuntungan usaha. Dengan memperkerjakan jumlah tenaga kerja (tenaga pemasaran) akan meningkatkan pendapatan usaha yang secara otomatis akan meningkatkan keuntungan usaha.

Faktor lama berusaha, faktor ini secara teoritis dalam buku, tidak ada yang membahas lama berusaha merupakan fungsi dari pendapatan atau keuntungan.


(41)

Namun, dalam kegiatan usaha perdagangan dengan semakin berpengalamannya (lama berusaha), pedagang/pengusaha makin berpengalaman dalam berdagang bisa meningkatan pendapatannya atau keuntungannya

Dalam kerangka pemikiran dimana terdapat hubungan antara modal usaha, jumlah tenaga kerja lamanya usaha terhadap keuntungan. Hal ini dapat dilihat pada kerangka pemikiran dibawah ini.

Jumlah Tenaga Kerja

Keuntungan

Lama berusaha Modal Kerja

Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran

2.7 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan dari beberapa penelitian empiris yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut :


(42)

a) Terdapat pengaruh positif antara modal kerja terhadap keuntungan usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang, ceteris paribus.

b) Terdapat pengaruh positif antara jumlah tenaga kerja terhadap keuntungan usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang, ceteris paribus.

c) Terdapat pengaruh positif antara lamanya berusaha terhadap keuntungan usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang, ceteris paribus.


(43)

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang, khususnya pengaruh modal kerja, jumlah tenaga kerja dan lama berusaha.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Kabupaten Deli Serdang yang menyebar di 5 (lima) Kecamatan yaitu : Kecamatan Lubuk Pakam, Kecamatan Tanjung Morawa, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kecamatan Sunggal dan Kecamatan Deli Tua.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data primer berupa data langsung yang dikumpulkan melalui wawancara dengan responden dan menggunakan alat yaitu daftar pertanyaan (kuesioner).

Data sekunder diperoleh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang, BPS Kabupaten Deli Serdang dan dinas-dinas terkait lainnya.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh usaha kecil yang menyebar di 22 Kecamatan yang ada di Kabupaten Deli Serdang.


(44)

Tabel 3.1. Jumlah Usaha Kecil Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007

No. Kecamatan

Jumlah Usaha Kecil Sektor Industri

(Unit)

Jumlah Usaha Kecil Sektor Perdagangan

(Unit)

Jumlah Total Usaha kecil

(Unit)

1. Lubuk Pakam 241 380 621

2. Tanjung Morawa 295 620 915

3. Percut Sei Tuan 290 560 850

4. Sunggal 295 580 875

5. Deli Tua 206 360 566

6. Bangun Purba 51 344 395

7. Batang Kuis 65 352 417

8. Beringin 78 322 400

9. Biru-Biru 51 358 409

10. Galang 64 352 416

11. Gunung Meriah 32 348 380

12. Hamparan Perak 65 355 420

13. Kutalimbaru 14 357 371

14. Labuhan Deli 68 347 415

15. Namorambe 74 344 418

16. Pagar Merbau 91 320 411

17. Pancur Batu 82 335 417

18. Pantai Labu 82 337 419

19. Patumbak 115 301 416

20. Sibolangit 21 341 362

21. STM Hilir 45 342 387

22. STM Hulu 63 336 399

Jumlah 2.388 8.291 10.679

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Deli Serdang

Sampel yang dipilih sebanyak 5 kecamatan. Adapun kecamatan yang terpilih sebagai sampel adalah Kecamatan Lubuk Pakam, Kecamatan Tanjung Morawa,


(45)

Kecamatan Percut Sei Tuan, kecamatan Sunggal dan Kecamatan Deli Tua. Alasan pemilihan sampel di 5 (lima) kecamatan tersebut berdasarkan bahwa:

1. Di 5 kecamatan tersebut jumlah dan pertumbuhan usaha kecil cukup banyak. 2. Kecamatan-kecamatan tersebut dekat dengan Kota Medan dan sebagaimana

diketahui bahwa Kota Medan merupakan pusat perdagangan dan sebagai kota metropolitan.

3. Kecamatan-kecamatan tersebut cukup potensial untuk pengembangan usaha kecil karena memang merupakan daerah satelit dan pendukung untuk perdagangan di Kota Medan.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode sampling random acak (simple random sampling) sehingga diperoleh sampel yang dapat mewakili (representatif) jumlah usaha kecil di 22 kecamatan yang ada di Kabupaten Deli Serdang dengan masing-masing kecamatan yang diambil sebagai sampel dengan proporsi 5%. Pada penelitian ini diambil jumlah sampel sebesar 125 usaha kecil dengan tersebar di 5 kecamatan yaitu: Lubuk Pakam, Tanjung Morawa, Percut Sei Tuan, Sunggal dan Deli Tua pada Kabupaten Deli Serdang secara proporsi. Jumlah sampel sebanyak 125 usaha kecil sudah dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, hal ini dikarenakan jumlah sampel sebanyak 125 usaha kecil sudah melebihi batas minimal apabila menggunakan standard error sebesar 10%.

Untuk lebih detailnya jumlah sampel dari masing-masing kecamatan dapat dilihat pada Tabel 3.2 dibawah ini.


(46)

Tabel 3.2. Jumlah Sampel Usaha Kecil Pada Sektor Perdangangan Di Kabupaten Deli Serdang

No. Kecamatan Jumlah Usaha Kecil (unit)

Jumlah Sampel (unit)

1. Lubuk Pakam 380 19

2. Tanjung Morawa 620 31

3. Percut Sei Tuan 560 28

4. Sunggal 580 29

5. Deli Tua 360 18

Jumlah 2.500 125

Dari jumlah sampel yang diambil pada sektor perdagangan di 5 (lima) kecamatan yang mewakili dari 22 kecamatan yang ada di Kabupaten Deli Serdang dapat diuraikan antara lain sebagai berikut :

Kecamatan Lubuk Pakam = 380 x 5% = 19

Kecamatan Tanjung Morawa = 620 x 5%

= 31

Kecamatan Percut Sei Tuan = 560 x 5% = 28

Kecamatan Sunggal = 580 x 5% = 29

Kecamatan Deli Tua = 360 x 5% = 18


(47)

3.5 Model Analisis

Dalam penelitian ini akan menjelaskan pengaruh antara modal usaha, jumlah tenaga kerja dan lama berusaha terhadap keuntungan usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang yang dirumuskan dalam fungsi :

PRO = f (CAP, LAB, TIME) (3.1)

Dalam analisis ini pendekatan yang dilakukan adalah analisis fungsi produksi, dimana fungsi produksi menggambarkan hubungan antara input dan output. Bentuk fungsi produksi yang digunakan adalah :

PRO = A CAPα LABβ TIMEγ (3.2) Selanjutnya fungsi tersebut ditranformasikan ke dalam model ekonometrikanya adalah sebagai berikut :

Log PRO = α0 + α1 log CAP + α2 log LAB + α3 log TIME + μ (3.3)

dimana :

PRO = keuntungan usaha kecil (Rp.) CAP = modal kerja (Rp.)

LAB = jumlah tenaga kerja (orang) TIME = lama berusaha (tahun)

α0 = intercept

α1, α2, α3 = koefisien regresi


(48)

3.6 Metode Analisis

Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuadrat terkecil biasa atau Ordinary Least Square (OLS) dengan alat bantu (software) Eviews versi 4.1.

3.7 Definisi Operasional Variabel Penelitian

a) Keuntungan adalah banyaknya keuntungan yang diperoleh masing-masing usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang per bulan (dalam Rp.)

b) Modal kerja adalah besarnya modal yang dikeluarkan untuk proses kegiatan perdagangan oleh masing-masing usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang (dalam Rp.)

c) Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja pada masing-masing usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang (dalam orang)

d) Lama berusaha adalah lamanya waktu yang telah digunakan untuk mengelola usahanya hingga sekarang untuk usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang (dalam tahun)

3.8 Uji Kesesuaian (Test of goodness of fit)

Uji kesesuaian (test of goodness of fit) dilakukan berdasarkan perhitungan nilai koefisien determinasi (R2) yang kemudian dilanjutkan dengan uji F


(49)

a. Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

variabel bebas (modal usaha, tenaga kerja, dan lama berusaha) dapat menjelaskan variabel terikat (keuntungan usaha).

b. Uji serempak (F-test) digunakan untuk menguji signifikansi dari model penelitian.

c. Uji parsial (t-test) digunakan untuk menguji signifikansi dari masing-masing (parsial) variabel bebas terhadap variabel terikat.

3.9 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Dalam suatu model regresi berganda ada beberapa permasalahan yang bisa terjadi yang secara statistik dapat mengganggu model yang ditentukan, bahkan dapat menyesatkan kesimpulan yang diambil dari persamaan yang dibentuk. Untuk itu perlu dilakukan uji penyimpangan asumsi klasik.

3.9.1 Multikolinieritas

Multikolinieritas timbul karena satu atau lebih variabel bebas (penjelas) merupakan kombinasi linier yang pasti (sempurna) atau mendekati pasti dari variabel penjelas lainnya. Jika terdapat multikolinieritas sempurna, koefisien regresi dari variabel penjelas tersebut tidak dapat ditentukan dan variansnya bernilai tak terhingga. Jika multikonilinieritas kurang sempurna, koefisien regresi dapat ditentukan, namun variansnya sangat besar, sehingga tidak dapat menaksir koefisien secara akurat. Dalam model regresi linier, diasumsikan tidak terdapat


(50)

multikolinieritas di antara variabel-variabel penjelas, untuk itu perlu dideteksi dengan mengamati besaran-besaran regresi yang didapat, yaitu :

1. Interval tingkat kepercayaan lebar (karena varians besar maka standar error besar, sehingga interval kepercayaan lebar);

2. Koefisien determinasi tinggi dan signifikasi nitai t statistik rendah; 3. Koefisien korelasi antar variable bebas tinggi;

4. Nilai koefisien korelasi parsial tinggi.

Untuk melihat ada tidaknya multikolinieritas dalam suatu model pengamatan, dapat dilakukan dengan regresi antar variabel bebas, sehingga dapat diperoleh nilai koefisien determinan (R2) masing-masing. Selanjutnya R2 hasil regresi antar variabel

bebas tersebut dibandingkan dengan R2 hasil regresi model, sehingga diperoleh

kesimpulan sebagai berikut:

- Jika nilai R2 hasil regresi antar variabel bebas > R2 model penelitian, maka

hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada multikolinieritas dalam model empiris yang digunakan ditolak.

- Jika nilai R2 hasil regresi antar variabel bebas < R2 model penelitian, maka

hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada masalah multikolinieritas model empiris yang digunakan tidak dapat ditolak.


(51)

3.9.2 Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi dari model regresi linier klasik adalah varian dari setiap kesalahan pengganggu μ1 untuk variabel-variabel bebas yang diketahui merupakan

suatu bilangan konstan dengan symbol σ2. Kondisi seperti ini disebut dengan homoskedastisitas, dengan persamaan sebagai berikut :

E (μi2) = σ2 dimana i = 1,2,...,n (3.4)

Sedangkan bila varian tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan heteroskendastisitas.

Dalam prakteknya, heteroskendastisitas banyak ditemui pada data

cross-section, karena pengamatan dilakukan pada individu yang berbeda pada saat yang

sama, akan tetapi bukan berarti heteroskendastisitas tidak mungkin terjadi dalam data

time series.

Untuk melihat atau mendeteksi adanya heteroskendastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan Park Test (Uji dari Park RE). Park memformalkan metode grafik, dengan menganjurkan bahwa σ2, merupakan fungsi dari variabel bebas Xi.

Fungsi yang dianjurkan adalah sebagai berikut :

σi2 = σ2 Xi β evi (3.5)

atau bila ditulis dalam bentuk logaritma natural adalah sebagai berikut:

ln σi2 = ln σ2 + β ln Xi + vi (3.6)

Karena σi2 pada umumnya tidak diketahui, maka Park menyarankan σi2 digantikan


(52)

ln μi2 = In μ2 + β ln Xi + vi

= α + β ln Xi + vi (3.7)

Sebagai pedoman, apabila koefisien β dari persamaan (3.7) signifikan secara statistik, ini menunjukkan bahwa dalam data dari model empiris yang sedang diestimasi terdapat heteroskedastisitas, dan sebaliknya, bila koefisien parameter β dari persamaan (3.7) tidak signifikan secara statistik, maka asumsi homoskedastisitas atau tidak adanya heteroskedastisitas dalam data dari model empiris yang sedang diestimasi tidak dapat ditolak.

Untuk dapat menerapkan uji Park, maka ada beberapa langkah yang harus dilakukan, yaitu :

1. Melakukan regresi dengan menggunakan model yang sedang diamati, kemudian didapatkan nilai estimasi residual, μi2 .

2. Lakukan regresi dengan menggunakan persamaan (3.7)

3.9.3 Normalitas

Untuk mengetahui apakah normal dan tidaknya faktor pengganggu, μt dengan

J-B test. Adapun kriteria untuk mengetahui normal atau tidaknya dari faktor pengganggu adalah sebagai berikut:

a. Bila nilai JB hitung (= χ2hitung) > nilai χ2Tabel , maka hipotesis yang

menyatakan bahwa residual, μt adalah berdistribusi normal ditolak.


(53)

menyatakan bahwa residual, μt adalah berdistribusi normal tidak dapat

ditolak.

3.9.4 Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Apakah fungsi yang digunakan sebaiknya berbentuk linier atau tidak. Apakah suatu variabel baru relevan atau tidak dimasukkan dalam model. Untuk uji linieritas dalam penelitian ini digunakan uji Ramsey (Ramsey RESET Test), yaitu dengan membandingkan Fhitung dan FTabel.

Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut:

a. Bila nilai Fhitung > nilai FTabel , maka hipotesis yang menyatakan bahwa

spesifikasi model digunakan dalam bentuk fungsi linier adalah benar ditolak b. Bila nilai Fhitung < nilai FTabel , maka hipotesis yang menyatakan bahwa

spesifikasi model digunakan dalam bentuk fungsi linier adalah benar tidak dapat ditolak.


(54)

4.1. Deskripsi Wilayah Kabupaten Deli Serdang 4.1.1 Wilayah dan Topografi

Kabupaten Deli Serdang terletak pada posisi 2o 57” Lintang Utara, 3o16”

Lintang Selatan, 98o 33” – 99o 27” Bujur Timur dengan luas wilayah 2.497,72 Km2

dengan batas wilayah sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Kabupaten Langkat dan Selat Malaka

- Sebelah Selatan : Kabupaten Karo dan Kabupaten Simalungun - Barat : Kabupaten Langkat dan Kabupaten Karo - Timur : Kabupaten Serdang Bedagai

Wilayah Kabupaten Deli Serdang mengelilingi Kota Medan yang terdiri dari 22 Kecamatan dan 389 Desa dan 14 kelurahan, didiami oleh berbagai macam penduduk dengan beragam etnis/suku bangsa, agama dan budaya. Dimana suku tersebut antara lain Karo, Melayu, Tapanuli, Simalungun, Jawa dan lain-lain. Lubuk Pakam merupakan Ibukota Kabupaten sebagai Pusat Pemerintahan, jaraknya dengan kota-kota kecamatan sangat bervariasi antara 4 Km sampai dengan 71 Km. Kota-kota kecamatan yang letaknya relatif jauh (diatas 70 Km) antara lain, Kecamatan STM Hulu dan Sibolangit. Kecamatan-kecamatan lain jaraknya berkisar 4 sampai dengan


(55)

65 Km. Dengan ketinggian wilayah berkisar 0 – 500 meter permukaan laut. (Sumber : BPS, Deli Serdang Dalam Angka 2005)

4.1.2 Kependudukan

Berdasarkan data BPS tahun 2005, Penduduk Kabupaten Deli Serdang berjumlah 1.582.213 jiwa terdiri dari laki-laki 795.610 jiwa dan perempuan 786.603 jiwa. Kepadatan penduduk 633 jiwa/ Km2. Sedangkan pertumbuhan penduduk dari

tahun ke tahun sampai dengan tahun 2005 diperkirakan sebesar 2,13 persen dan rata-rata hunian setiap rumah tangga ± 5 jiwa.

Pada tahun 2005 komposisi penduduk dapat diuraikan sebagai berikut : jumlah anak balita 0-4 tahun sebesar 176.477 jiwa, usia 5-14 tahun sebesar 358.768 jiwa, usia 15-64 tahun 994.698 jiwa dan jumlah lanjut usia 65 tahun keatas sebesar 52.270 jiwa.

Perkembangan dan kepadatan penduduk Kabupaten Deli Serdang selama 4 tahun (2002-2005) adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1. Perkembangan Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Deli Serdang

No. Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)

Pertumbuhan (%)

Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)

1. 2002 1.471.268 - 589

2. 2003 1.495.539 1,65 595

3. 2004 1.549.142 3,58 639

4. 2005 1.582.213 2,13 633


(56)

4.1.3 Ketenagakerjaan

Dari sekitar 1,23 juta penduduk Kabupaten Deli Serdang yang berusia 10 tahun keatas (Penduduk Usia Kerja) sebanyak 698.716 orang atau 56,75 persen merupakan angkatan kerja. Dengan rincian yang berstatus bekerja sebanyak 587.927 orang atau 47,75 persen dan berstatus menganggur sebanyak 110.789 orang atau 8,99 persen. Sedangkan penduduk yang melakukan kegiatan non ekonomi atau bukan angkatan kerja sebanyak 532.492 orang. Penduduk yang mempunyai kegiatan utama sekolah sebanyak 271.787 orang, mengurus rumah tangga sebanyak 208.789 orang, dan melakukan kegiatan lainnya sebanyak 51.916 orang.

Bila ditinjau menurut lapangan usaha penduduk yang bekerja, sebanyak 33,91 persen penduduk Kabupaten Deli Serdang bekerja di sektor pertanian. Sektor perdagangan mencapai 17,12 persen, sektor industri sekitar 14,45 persen dan sektor jasa mencapai 15,56 persen. Sedangkan sektor terendah adalah sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor listrik, gas dan air minum masing-masing sebesar 0,06 persen dan 0,76 persen.

Dibedakan menurut status pekerjaan utama penduduk, persentase terbesar adalah penduduk yang status pekerjaan sebagai buruh/karyawan yang mencapai 53,13 persen. Mereka umumnya bekerja sebagai buruh/karyawan di semua sektor terutama sektor pertanian dan sektor industri. Mereka yang bekerja dengan status berusaha sendiri tanpa bantuan orang lain yaitu mencapai 19,40 persen. Sedang yang bekerja sebagai pengusaha dengan buruh tetap hanya sekitar 4,56 persen. Namun demikian terdapat suatu realita bahwa masih terdapat golongan penduduk yang belum


(57)

produktif, hal ini didasarkan oleh besarnya persentase penduduk yang bekerja sebagai pekerja tidak dibayar, yaitu mencapai 9,91 persen.

4.1.4 Perdagangan

Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dari tahun 2002 sampai tahun 2005 mengalami kenaikan setiap tahunnya. Tahun 2002 sebanyak 519 SIUP, tahun 2003 sebanyak 690 SIUP, tahun 2004 sebanyak 871 SIUP, dan tahun 2005 sebanyak 1.534 SIUP. Sedangkan kenaikan persentasenya 32,95% tahun 2003; 26,23 persen pada tahun 2004; 76,12 persen pada tahun 2005. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada Tabel 4.2 dibawah ini.


(58)

Tabel 4.2. Banyaknya Penerbitan SIUP Perdagangan di Kabupaten Deli Serdang

No. Kecamatan 2002

(unit) 2003 (unit) 2004 (unit) 2005 (unit)

1 Gunung Meriah - - -

-2 S.T.M. Hulu - 1 4 8

3 Kutalimbaru 3 3 4 37

4 Sibolangit 2 2 1 10

5 Pancur Batu 14 15 29 78

6 Namo Rambe 11 12 8 30

7 Biru – biru 4 3 6 22

8 S.T.M. Hilir 3 3 4 22

9 Bangun Purba 3 2 4 10

10 Galang 17 35 27 50

11 Tanjung Morawa 92 122 177 258

12 Patumbak 15 25 31 41

13 Deli Tua 16 18 32 38

14 Sunggal 83 97 87 171

15 Hamparan Perak 21 40 31 91

16 Labuhan Deli 19 22 30 34

17 Percut Sei Tuan 124 144 184 298

18 Batang Kuis 4 15 25 60

19 Pantai Labu 5 3 9 48

20 Beringin 19 27 45 58

21 Lubuk Pakam 60 96 109 148

22 Pagar Merbau 4 5 24 22

Total 519 690 871 1.534

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kantor Departemen Perdagangan Kabupaten Deli Serdang

4.2 Karakteristik Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan

Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah usaha kecil yang terdaftar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan di Kabupaten Deli Serdang


(59)

sampai dengan tahun 2007 dengan modal usaha di luar tanah dan bangunan maksimal sebesar Rp 200 juta, dengan jumlah responden sebanyak 125 usaha kecil.

4.2.1 Nilai Investasi/Modal Kerja

Nilai investasi/modal kerja di luar tanah dan bangunan dalam menjalankan kegiatan usaha dengan modal kerja sampai dengan Rp 50 juta sebanyak 30 usaha kecil (24,0%) kemudian dengan modal kerja Rp 50.000.001 – Rp 100.000.000 sebanyak 34 usaha kecil (27,2%), Rp 100.000.001 – Rp 150.000.000 sebanyak 21 usaha kecil (16,8%) dan Rp 150.000.001 – Rp 200.000.000 sebanyak 40 usaha kecil (32,0%). Data ini juga mengungkapkan bahwa pengusaha kecil dengan modal kerja sampai dengan Rp 100 juta sebanyak 64 usaha kecil (51,2%). Rata-rata modal usaha kecil pada sektor perdagangan di Kabupaten Deli Serdang sebesar Rp 113.000.000,-. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.3 dibawah ini.

Tabel 4.3. Modal Kerja Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan Modal Usaha

(Rp) Jumlah

Persen (%)

5.000.000 – 50.000.000 30 24,0

50.000.001 – 100.000.000 34 27,2

100.000.001 – 150.000.000 21 16,8

150.000.001 – 200.000.000 40 32,0

Total 125 100,0


(60)

4.2.2 Keuntungan Usaha

Keuntungan usaha yang diperoleh dari usaha yang dijalankan diperoleh hasil bahwa keuntungan usaha Rp 7.000.000 – Rp 15.000.000 per bulan sebanyak 19 usaha kecil (15,2%) kemudian diikuti keuntungan usaha Rp 15.000.001 – Rp 30.000.000 per bulan sebanyak 15 usaha kecil (12,0%) dan keuntungan usaha Rp 30.000.001 – Rp 50.000.000 sebanyak 29 usaha kecil (23,2%) dan keuntungan usaha Rp 50.000.001 – Rp 100.000.000 sebanyak 27 usaha kecil (21,6%) serta keuntungan usaha diatas Rp 100.000.000 per bulan sebanyak 35 usaha kecil (28,0%). Data ini juga mengungkapkan bahwa dengan modal kerja yang tinggi akan mendapatkan keuntungan yang tinggi, begitu sebaliknya. Hal ini dapat ditunjukkan dengan membandingkan antara Tabel 4.3 dengan Tabel 4.4 bahwa dengan modal kerja sampai dengan Rp 100 juta sebanyak 64 usaha kecil maka keuntungan usaha kecil sebanyak 90 usaha kecil. Sedangkan dengan modal kerja diatas Rp 100 juta sebanyak 61 usaha kecil yang memperoleh keuntungan diatas Rp 100 juta sebanyak 35 usaha kecil. Rata-rata keuntungan per bulan usaha kecil pada sektor perdagangan di Kabupaten Deli Serdang sebesar Rp 76.720.000,-.


(61)

Tabel 4.4. Keuntungan Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan Keuntungan Usaha per bulan

(Rp)

Jumlah Persen (%)

7.000.000 – 15.000.000 19 15,2

15.000.001 – 30.000.000 15 12,0

30.000.001 – 50.000.000 29 23,2

50.000.001 – 100.000.000 27 21,6

> 100.000.000 35 28,0

Total 125 100,0

Sumber : Data Primer, diolah, 2008

4.2.3 Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja yang gunakan umumnya disesuaikan dengan permintaan terhadap komoditi-komoditi oleh konsumen. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa jumlah tenaga kerja sebanyak 2 – 10 orang terdapat di 124 usaha kecil (99,2%) dan sisanya dengan jumlah tenaga kerja 11 – 20 orang yaitu sebanyak 1 usaha kecil (0,8%). Rata-rata jumlah tenaga kerja pada usaha kecil pada sektor perdagangan di Kabupaten Deli Serdang 3,088 0rang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5 dibawah ini.


(62)

Tabel 4.5. Jumlah Tenaga Kerja Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan Jumlah Tenaga Kerja

(orang)

Jumlah Persen (%)

2 – 10 124 99,2

11 – 20 1 0,8

21 – 30 0 0

31 – 50 0 0

Total 125 100,0

Sumber : Data Primer, diolah, 2008

4.2.4 Pemasaran Produk

Produk-produk yang dipasarkan oleh usaha kecil pada sektor perdagangan di Kabupaten Deli Serdang dengan persentase tertinggi di pasar lokal tingkat Kecamatan yaitu sebanyak 74 usaha kecil (59,2%) kemudian diikuti dengan pasar lokal tingkat Kabupaten/ Kota sebanyak 44 usaha kecil (35,2%), pasar lokal tingkat propinsi sebanyak 6 usaha kecil (4,8%), namun demikian ada 1 usaha kecil (0,8%) yang memasarkan produknya di dalam dan luar negeri. Hasil ini juga menunjukkan bahwa pasar untuk usaha kecil sampai tingkat Kabupaten/ Kota sebanyak 118 usaha kecil (94,4%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.6 dibawah ini.


(63)

Tabel 4.6. Pasar Dari Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan

Pasaran Produk Jumlah Persen

(%)

Lokal tingkat Kecamatan 74 59,2

Lokal tingkat Kabupaten/ Kota 44 35,2

Lokal tingkat Propinsi 6 4,8

Dalam Negeri dan Luar Negeri 1 0,8

Total 125 100,0

Sumber : Data Primer, diolah, 2008

4.2.5 Konsumen

Untuk pemasaran produk yang diperdagangkan oleh usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang diperoleh hasil bahwa segmentasi pasar adalah konsumen secara keseluruhan (semua lapisan masyarakat) sebanyak 89 usaha kecil (71,2%) kemudian diikuti dengan konsumen berpendapatan menengah kebawah sebanyak 26 usaha kecil (20,8%) dan konsumen berpendapatan rendah sebanyak 9 usaha kecil (7,2%). Namun demikian ada usaha kecil dengan segmentasi konsumen berpendapatan menengah keatas sebanyak 1 usaha kecil (0.8%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.7 dibawah ini.


(64)

Tabel 4.7. Konsumen Dari Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan

Konsumen Jumlah Persen

(%)

Pendapatan rendah kebawah 9 7,2

Pendapatan Menengah kebawah 26 20,8

Pendapatan Menengah keatas 1 0,8

Semua lapisan masyarakat 89 71,2

Total 125 100,0

Sumber : Data Primer, diolah, 2008

4.2.6 Hambatan dan Kendala

Hambatan dan kendala yang dihadapi oleh usaha kecil pada sektor perdagangan di Kabupaten Deli Serdang diperoleh hasil bahwa yang mempunyai prosentase tertinggi adalah barang import yang membanjiri pasar dalam negeri dengan tingkat harga yang lebih murah dan kualitas yang lebih baik sebanyak 73 usaha kecil (58,4%) kemudian diikuti oleh pangsa pasar untuk produk usaha kecil terbatas pada pasar tertentu saja sebanyak 42 usaha kecil (33,6%). Data ini sejalan dengan pasar dari usaha kecil pada Tabel 4.6 yang menyatakan bahwa sebanyak 118 usaha kecil (94,4%) dengan pasar sampai tingkat Kabupaten/ Kota. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.8 dibawah ini.


(65)

Tabel 4.8. Hambatan dan Kendala Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan

Hambatan dan Kendala Jumlah Persen

(%)

Barang import yang membanjiri pasar 73 58,4

Rendahnya minat konsumen untuk mengkonsumsi produk lokal

0 0

Biaya operasional tidak sebanding harga jual 10 8,0

Pangsa pasar produk terbatas 42 33,6

Total 125 100,0

Sumber : Data Primer, diolah, 2008

4.2.7 Lama Berusaha

Lama berusaha usaha kecil pada sektor perdagangan di Kabupaten Deli Serdang yang merupakan cerminan dari proses waktu kegiatan atau pengalaman dari usaha kecil untuk eksis didalam kegiatan perekonomian diperoleh hasil bahwa yang mempunyai prosentase tertinggi adalah selama 5,1 – 10 tahun sebanyak 60 usaha kecil (48,0%) kemudian diikuti dengan lama usaha 3,1 – 5 tahun sebanyak 45 usaha kecil (36,0%) dan 10,1 – 15 tahun sebanyak 13 usaha kecil (10,4%). Rata-rata lama berusaha pada usaha kecil pada sektor perdagangan di Kabupaten Deli Serdang 6,656 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.9 dibawah ini.


(66)

Tabel 4.9. Lama Usaha Pada Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan Lama Usaha

(tahun) Jumlah

Persen (%)

1 – 3 7 5,6

3,1 – 5 45 36,0

5,1 – 10 60 48,0

10,1 – 15 13 10,4

Total 125 100,0

Sumber : Data Primer, diolah, 2008

4.2.8 Pemenuhan Dari Keuntungan

Dari keuntungan yang diperoleh pada setiap bulannya oleh usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang diperoleh hasil bahwa keuntungan yang diperoleh setiap bulannya mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap bulannya dan mampu menambah modal usaha sebanyak 113 usaha kecil (90,4%) dan sisanya sekedar memenuhi kebutuhan hidup setiap bulannya sebanyak 12 usaha kecil (9,6%). Data tersebut menunjukkan bahwa usaha kecil pada sektor perdagangan di Kabupaten Deli Serdang ternyata dapat tumbuh dan berkembang, hal ini ditandai dengan mayoritas usaha kecil menjawab keuntungan yang diperoleh setiap bulannya dapat memenuhi kebutuhan hidup setiap bulannya dan mampu menambah modal usaha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.10 dibawah ini.


(67)

Tabel 4.10. Pemenuhan Dari Keuntungan Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan

Pemenuhan Dari Keuntungan Jumlah Persen (%) Sekedar memenuhi kebutuhan hidup setiap

bulannya

12 9,6

Memenuhi kebutuhan hidup setiap bulannya dan mampu menambah modal usaha

113 90,4

Hanya mampu menutupi biaya operasional saja 0 0

Adakalanya mengalami kerugian 0 0

Total 125 100,0

Sumber : Data Primer, diolah, 2008

4.2.9 Keinginan Mengembangkan Usaha

Dengan melihat prospek dari usaha kecil yang tercermin dari keuntungan setiap bulannya yang tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dan bahkan dari keuntungan tersebut mampu menambah modal usaha maka wajar bahwa semua usaha kecil pada sektor perdagangan di Kabupaten Deli Serdang mempunyai keinginan untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih besar. Untuk Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.11 dibawah ini.


(68)

Tabel 4.11. Keinginan Mengembangkan Pada Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan

Keinginan Mengembangkan Usaha Jumlah Persen (%)

Ya 125 100,0

Tidak 0 0,0

Masih ragu 0 0,0

Total 125 100,0

Sumber : Data Primer, diolah, 2008

4.210 Pengaruh Lokasi

Pengaruh lokasi pada usaha kecil pada sektor perdagangan di Kabupaten Deli Serdang diperoleh hasil bahwa pengaruh lokasi adalah sangat berpengaruh dengan jumlah usaha kecil menjawab demikian sebanyak 119 usaha kecil (95,2%) kemudian diikuti dengan tergantung pada penilaian konsumen sebanyak 5 usaha kecil (4,0%). Namun demikian ada yang menjawab tidak berpengaruh.

Tabel 4.12. Pengaruh Lokasi Usaha Pada Usaha Kecil Di Sektor Perdagangan

Pengaruh Lokasi Usaha Jumlah Persen

(%)

Sangat berpengaruh 119 95,2

Tidak berpengaruh 1 0,8

Tergantung komoditi usaha 0 0

Tergantung pada penilaian konsumen 5 4,0

Total 125 100,0


(69)

4.3 Tingkat keuntungan Usaha Kecil

Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa rata-rata keuntungan usaha kecil pada sektor perdagangan di Kabupaten Deli Serdang adalah Rp 76.720.000 per bulan. Keuntungan usaha kecil tergantung pada variabel-variabel pendukung lainnya, salah satu diantaranya adalah investasi/ modal kerja. Dilihat dari investasi/ modal kerja rata-ratanya adalah Rp 113.000.000 dengan modal yang paling minimum Rp 10.000.000 dan paling maksimum Rp 200.000.000

Selain ditentukan oleh investasi/ modal kerja faktor pendukung keuntungan adalah jumlah tenaga kerja dan lama usaha. Dari hasil penelitian bahwa rata-rata jumlah tenaga kerja 3,088 orang dan lamanya usaha sebesar 6,66 tahun. Dengan rata-rata jumlah tenaga kerja sebesar 3,088 orang, usaha kecil pada sektor perdagangan di Kabupaten Deli Serdang mempunyai jumlah tenaga kerja paling sedikit sebanyak 2 orang dan paling banyak 10 orang. Demikian juga halnya untuk lamanya berusaha/ aktivitas pada usaha kecil yang paling rendah umurnya 2 tahun dan paling panjang dalam berusaha adalah 15 tahun.

Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa rata-rata keuntungan usaha kecil pada sektor perdagangan di Kabupaten Deli Serdang adalah Rp 76.720.000 per bulan dengan keuntungan yang paling rendah sebesar Rp 9.000.000 dan yang paling tinggi sebesar Rp 175.000.000. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.13 dibawah ini.


(70)

Tabel 4.13. Keuntungan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Usaha Kecil di Kabupaten Deli Serdang

Keterangan Minimum Maksimum Mean Std. Deviasi

Keuntungan per bulan 9.000.000 175.000.000 76.720.000 50.965.137

Modal Kerja 10.000.000 200.000.000 113.000.000 59.827.036

Jumlah Tenaga Kerja 2 10 3,088 1,631

Lama usaha 2 15 6,656 2,667

Sumber : Data Primer, diolah, 2008

4.4 Hasil Estimasi Dengan Menggunakan Metode OLS

Untuk melihat pengaruh variabel bebas yaitu modal kerja, jumlah tenaga kerja dan lama berusaha terhadap variabel terikat yaitu keuntungan usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) dengan bantuan program Eviews 4.1 diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.14. Hasil Estimasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keuntungan Usaha Kecil di Kabupaten Deli Serdang

LOG(PRO) = -0,0577 + 0,7495 LOG(CAP) + 0,2953 LOG(LAB) + 0,1252 LOG(TIME) Std. Error (0,0622) (0,0777) (0,0742) t-stat (12,055)*** (3,802)*** (1,69)* R2 = 0,863058

R2 = 0,849662

F-stat = 254,1942

Keterangan : *** signifikan pada g =1% * signifikan pada g = 10% Sumber : Data diolah (Lampiran 3)


(71)

Berdasarkan nilai R-squared (R2) sebesar 0,8631 yang diperoleh dari

penelitian menyatakan bahwa variabel independen (variabel modal kerja, tenaga kerja dan lama berusaha) mampu menjelaskan variasi keuntungan usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang sebesar 86,31 %. Sedangkan sisanya sebesar 13,69 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi ini.

Nilai F-statistik yang diperoleh, yaitu sebesar 254,1942 yang berarti lebih

besar dari F0,01(3,121) = 3,94 ; ini berarti secara bersama-sama (serentak) yaitu modal

kerja, tenaga kerja dan lama berusaha mempengaruhi keuntungan usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang dengan tingkat keyakinan 99%. Variabel investasi/modal kerja sangat dominan dibandingkan dengan 2 variabel lainnya yaitu jumlah tenaga kerja dan lama berusaha mempengaruhi keuntungan usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang dengan nilai 0,7495 dibandingkan nilai 0,2953 dan 0,1252.

Berdasarkan uji t-statistik (uji secara parsial), maka dapat diketahui bahwa variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan usaha kecil di Kabupaten Deli Serdang adalah investasi/ modal kerja (CAP) dan jumlah tenaga kerja (LAB) pada tingkat α = 1% sedangkan variabel lama berusaha (TIME) signifikan pada tingkat α = 10%.

Pada jumlah sampel (n) = 125, variabel bebas (k) = 3 maka derajat bebas untuk nilai t-statistik (n-k-1) atau sama dengan 121. Pada variabel investasi/ modal kerja mernpunyai t-hitung sebesar 12,055 lebih besar dari t-Tabel g = 0,01 sebesar


(1)

Lampiran 9. Uji Linieritas (Ramsey RESET Test)

Ramsey RESET Test:

F-statistic 2.015322

Probability

0.089904

Log likelihood ratio

2.116189 Probability

0.085599

Test Equation:

Dependent Variable: LOG(PRO)

Method: Least Squares

Date: 05/20/08 Time: 09:13

Sample: 1 125

Included observations: 125

Variable Coefficient

Std.

Error

t-Statistic Prob.

C 34.01806

16.41982

2.071768

0.0404

LOG(CAP) -2.744993

1.778982

-1.543013

0.1255

LOG(LAB) -0.988957

0.622943

-1.587556

0.1150

LOG(TIME) -0.344241

0.232859

-1.478324

0.1419

FITTED^2 0.112029

0.053929

2.077335

0.0399

R-squared

0.827811 Mean dependent var

17.86321

Adjusted R-squared

0.823405 S.D. dependent var

0.842637

S.E. of regression

0.311428 Akaike info criterion

0.543882

Sum squared resid

11.63851 Schwarz criterion

0.657015

Log likelihood

-28.99265 F-statistic

196.9480


(2)

Lampiran 10. Statistik Deskriptif

KETERANGAN CAP PRO LAB TIME

Mean

1.13E+08

76720000

3.088000

6.656000

Median

1.00E+08

55000000

3.000000

6.000000

Maximum

2.00E+08

1.75E+08

10.00000

15.00000

Minimum

10000000

9000000.

2.000000

2.000000

Std. Dev.

59827036

50965137

1.631425

2.667317

Skewness

-0.101170

0.383024

2.140336

0.915019

Kurtosis

1.741561

1.877428

7.886025

3.515995

Jarque-Bera

8.461514

9.619780

219.7781

18.82963

Probability

0.014541

0.008149

0.000000

0.000082

Sum

1.42E+10

9.59E+09

386.0000

832.0000

Sum Sq. Dev.

4.44E+17

3.22E+17

330.0320

882.2080


(3)

Lampiran 11. Tabel Distribusi Frekuensi

Nilai investasi/ Modal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Rp 5.000.000 - Rp 50.000.000

30 24.0 24.0 24.0

Rp 50.000.001 - Rp 100.000.000

34 27.2 27.2 51.2

Rp 100.000.001 - Rp 150.000.000

21 16.8 16.8 68.0

Rp 150.000.001 - Rp 200.000.000

40 32.0 32.0 100.0

Total 125 100.0 100.0

Keuntungan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Rp 7.000.000 - Rp 15.000.000

19 15.2 15.2 15.2

Rp 15.000.001 - Rp 30.000.000

15 12.0 12.0 27.2

Rp 30.000.001 - Rp 50.000.000

29 23.2 23.2 50.4

Rp 50.000.001 - Rp 100.000.000

27 21.6 21.6 72.0

> Rp 100.000.000 35 28.0 28.0 100.0

Total 125 100.0 100.0

Jumlah tenaga kerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 orang - 10 orang 124 99.2 99.2 99.2

11 orang - 20 orang 1 .8 .8 100.0


(4)

86

Lampiran 11. Tabel Distribusi Frekuensi

Pasar produk yang dihasilkan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Pasar lokal tingkat Kecamatan

74 59.2 59.2 59.2

Pasar lokal tingkat Kabupaten/Kota

44 35.2 35.2 94.4

Pasar lokal tingkat Propinsi

6 4.8 4.8 99.2

Pasar dalam Negeri dan Luar Negeri

1 .8 .8 100.0

Total 125 100.0 100.0

Konsumen

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid Konsumen dengan tingkat pendapatan

kecil kebawah 9 7.2 7.2 7.2

Konsumen dengan tingkat pendapatan

Menengah kebawah 26 20.8 20.8 28.0

Konsumen dengan pendapatan Menengah

keatas 1 .8 .8 28.8

Konsumen secara keseluruhan (semua

lapisan masyarakat) 89 71.2 71.2 100.0


(5)

87

Lampiran 11. Tabel Distribusi Frekuensi

Hambatan dan kendala yang dihadapi

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid Barang import yang membanjiri pasar

dalam negeri dengan tingkat harga yang

lebih murah dan kualitas yang lebih baik 73 58.4 58.4 58.4

Biaya-biaya operasional untuk menjalankan kegiatan usaha tidak sebanding dengan harga jual produk dipasaran

10 8.0 8.0 66.4

Pangsa pasar untuk produk usaha kecil

terbatas pada pasar tertentu saja 42 33.6 33.6 100.0

Total 125 100.0 100.0

Lama usaha

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 tahun - 3 tahun 7 5.6 5.6 5.6

3,1 tahun - 5 tahun 45 36.0 36.0 41.6

5,1 tahun - 10 tahun 60 48.0 48.0 89.6

10,1 tahun - 15 tahun 13 10.4 10.4 100.0

Total 125 100.0 100.0

Penghasilan yang diperoleh pada setiap bulannya telah mencukupi

Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent Valid Cukup hanya sekedar memenuhi

kebutuhan hidup pada setiap bulannya 12 9.6 9.6 9.6

Cukup untuk pemenuhan kebutuhan hidup pada setiap bulannya dan mampu untuk menambah modal usaha

113 90.4 90.4 100.0


(6)

88

Lampiran 11. Tabel Distribusi Frekuensi

Keinginan untuk mengembangkan usaha menjadi usaha menengah dan besar

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Ya 125 100.0 100.0 100.0

Pengaruh lokasi usaha terhadap penghasilan yang diperoleh

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Sangat berpengaruh 119 95.2 95.2 95.2

Tidak berpengaruh 1 .8 .8 96.0

Tergantung pada penilaian

konsumen pada usaha kita 5 4.0 4.0 100.0