Jumlah angkatan kerja yang bekerja merupakan gambaran kondisi dari lapangan kerja yang tersedia. Semakin bertambah besar lapangan kerja yang
tersedia maka akan menyebabkan semakin meningkatkan total produksi di suatu daerah. Budi Santosa, 2001.
2.2.6. Kesempatan Kerja
Tolak ukur kemajuan ekonomi, meliputi pendapatan nasional, tingkat kesempatan kerja, tingkat harga dan posisi pembayaran luar negri
Makmun,2004. Menurunnya laju perekonomian di desa dan bertambahnya jumlah tenaga kerja di desa serta meningkatnya harga konsumsi dan biaya
produksi di bidang pertanian jelas akan mengurangi kapasitas produksi pertanian yang dihasilkan. Menurut Makmun dan Yasin 2003, pergeseran agregat supply,
secara teoritis dapat diturunkan dari fungsi produksi agregat dan keseimbangan pasar tenaga kerja, yang secara matematis ditulis:
Y = f N, T, SDM, INF Dimana:
N = produksi T = teknologi
SDM = sumber daya manusia INF = infrastruktur
2.2.7. Kegiatan Pertanian Masih Menjadi Andalan Penampung Tenaga Kerja
Tingginya jumlah penduduk yang sebagian besar berada di pedesaan dan memiliki kultur budaya kerja keras, sesungguhnya merupakan potensi tenaga
kerja untuk mendukung pengembangan pertanian. Hingga saat ini lebih dari 43
Universitas Sumatera Utara
juta tenaga kerja masih menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Namun besarnya jumlah penduduk tersebut belum tersebar secara proporsional sesuai
dengan sebaran luas potensi lahan serta belum memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk mendukung pengembangan pertanian yang
berdaya saing. Apabila keberadaan penduduk yang besar di suatu wilayah dapat
ditingkatkan pengetahuan dan keterampilannya untuk dapat berkerja dan berusaha di sektor produksi, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, maka penduduk
Indonesia yang ada dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas produksi aneka komoditas bagi pemenuhan kebutuhan pasar nasional dan dunia.
2.2.8. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Bekerja dikegiatan Pertanian
Keputusan individu untuk bekerja ditentukan oleh motivasi individu tersebut, motivasi individu untuk berparsipasi dalam sektor yang diinginkan
diklasifikasikan dalam dua tipe. Tipe pertama demand-pull motivation yang merupakan motivasi untuk mendifersifikasi pekerjaaan, berkaitan dengan upah
dan perbedaan resiko dari masing-masing pekerjaan. Sedangkan tipe kedua adalah distress-push motivation yaitu motivasi yang berkaitan dengan ketidakcukupan
pendapatan yang diterima dan ketiadaan peluang untuk kelancaran konsumsi dan produksi, seperti kredit dan asuransi Davis, 2003.
Kemampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan pertanian terkait dengan akses individu atau rumah tangga terhadap aktivitas tersebut. Sehingga antara satu
individu dengan individu lainnya tidak sama.
Universitas Sumatera Utara
Dalam menentukan jenis pekerjaan, seorang individu disektor pertanian dipengaruhi oleh beberapa faktor yang antara lain : tingkat upah riil, luas tanah
garapan, pendapatan diluar sektor pertanian, status garapan, faktor kelembagaan hubungan kerja dan kondisi agroekosistem Sumaryanto, 1990.
Lebih lanjut menurut Nasir 2005 faktor yang mempengaruhi individu dalam menentukan jenis pekerjaanya meliputi: pendidikan, usia, tingkat melek
huruf dan angka, serta pengalaman kerja dan pelatihan. Sedangkan menurut Susilo faktor penentu pilihan individu untuk bekerja baik disektor pertanian maupun non
pertanian terdiri dari: pendidikan yang telah ditempuh oleh individu, investasi daerah, usia individu, dan jenis kelamin individu tersebut.
Isyanto 2010 menambahkan faktor lain yang mempengaruhi keputusan angkatan kerja untuk bekerja dikegiatan pertanian meliputi faktor individu, faktor
usaha tani dan faktor wilayah. Faktor individu terdiri dari umur dan pendidikan yang telah ditempuh oleh angkatan kerja. Faktor usahatani berkaitan dengan
tingkat pendapatan yang ditawarkan oleh kegiatan pertanian dan luas lahan yang dimiliki dan digunakan untuk melakukan usaha tani tersebut. Sedangkan faktor
wilayah terkait dengan jarak antara kegiatan usaha tani dengan pasar untuk produk pertanian tersebut.
2.3.
Pengertian Produksi dan Fungsi Produksi
Ditinjau dari segi ekonomi pengertian produksi merupakan suatu proses pendayagunaan sumber yang telah tersedia sehingga memperoleh suatu hasil yang
baik kualitas dan kuantitasnya, terkelola dengan baik sehingga merupakan suatu komoditi yang dapat diperdagangkan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Joesron dan Suharti 2003, produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau
input. Berdasarkan pengertian ini, dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasikan berbagai input untuk menghasilkan output.
Secara klasik, biaya produksi hanya dihitung berdasarkan pengeluaran tenaga kerja saja, karena teori klasik belum percaya pada mesinisasi. Masing-
masing faktor mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terkait satu sama lain. Jika salah satu faktor tidak tersedia, maka proses produksi tidak akan berjalan,
terutama tiga faktor utama, yaitu tanah, modal dan tenaga kerja. Tanpa tenaga kerja, tidak ada yang dapat dilakukan, begitu juga dengan
faktor lainnya, seperti modal. Hubungan antara jumlah output Q dengan jumlah input dalam proses produksi
�
1,
�
2
, �
3
, … . �
�
, secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
Q = f �
1,
�
2
, �
3
, … . �
�
Dimana : Q = Output
X = input Kajian makroekonomi dan pengembangan secara khusus menggunakan
dua faktor produksi, yaitu modal dan tenaga kerja, yang secara implicit mempersamakan lahan atau tanah dengan modal dapat terakumulasi, sementara
tanah tidak. Untuk menaksir parameter- parameternya harus ditransformasikan dalam
bentuk double logaritme natural ln sehingga merupakan bentuk linier berganda multiple linier yang mengandung kemudian dianalisis dengan metode kuadrat
Universitas Sumatera Utara
terkecil ordinary least square. Ln Y = Ln �
R
+
�
1
Ln �
1
+ �
2
Ln �
2
+ �
3
Ln �
3
+ �
4
Ln �
4
+ �
5
Ln �
5
+ e Rahim, 2007. Beberapa faktor yang mempengaruhi produksi hasil pertanian diantaranya
: benih, hama dan penyakit, iklim termasuk kecukupan air, pupuk yang diberikan, dan kondisi tanah, permasalah di dalam faktor produksi pertanian
menurut Masyhuri adalah: masalah tanah, tenaga kerja, modal, manajemen dan tanah garapan.
2.4. PDRB Sektor Pertanian