Uji Autokorelasi Uji Heteroskedastisitas Uji Statistik 1. Uji Koefisien Determinasi R

variabel independennya tidak terjadi multikolinieritas sehingga model tersebut telah memenuhi syarat asumsi klasik dalam analisis regresi.

4.3.4. Uji Autokorelasi

Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 17 diatas dapat diketahui bahwa melalui hasil pengujian analisis Runts Test bahwa jumlah Run = 7, jumlah tanda negative – n1 = 10, jumlah tanda positif + n2 = 10 dan nilai probilitas sebesar 0,108 lebih besar dari 0,05, sehingga hipotesis nihil menyatakan nilai residual menyebar secara acak diterima. Dengan demikian maka tidak terjadi autokorelasi dalam persamaan regresi tersebut. Tabel 12. Hasil Pengujian Runt Test Runs Test Unstandardized Residual Test Value .05940 a Cases Test Value 10 Cases = Test Value 10 Total Cases 20 Number of Runs 7 Z -1.608 Asymp. Sig. 2-tailed .108 a. Median

4.3.5. Uji Heteroskedastisitas

Universitas Sumatera Utara Gambar 12. Scatterplot Dependent Variabel : Y Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 17 diatas dapat diketahui bahwa titik-titik yang menyebar secara acak baik diatas maupun dibawah angka nol, pada sumbu Y serta tidak membentuk pola atau kecenderungan tertentu pada diagram plot, sehingga dapat mengidentifikasikan tidak terjadi adanya heteroskedastisitas dan model regresi tersebut layak digunakan untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi. Jadi dapat disimpulkan secara keseluruhan bahwa model regresi yang memenuhi syarat uji asumsi klasik adalah dalam bentuk Logaritma natura Universitas Sumatera Utara 4.3.6. Uji Statistik 4.3.6.1. Uji Koefisien Determinasi R 2 Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari model regresi yang dapat lihat dari nilai R Square. Untuk mengetahui tingkat perkembangan PDRB Sektor Pertanian di Kabupaten Asahan yang disebabkan beberapa oleh beberapa faktor antara lain yaitu Penanaman Modal PM dan Angkatan Kerja Pertanian AK dapat dilihat melalui besarnya koefisien determinasi. Dari perhitungan nilai R Square adalah 0,889. Hal ini berarti 88,9 PDRB di Kabupaten Asahan dapat dijelaskan oleh kedua Variabel diatas, sedangkan sisanya yaitu 11,1 dijelaskan oleh Variabel yang lain.

4.3.6.2. Uji Pengeruh Variabel Secara Serempak

Hasil uji pengaruh variabel secara serempak dengan menggunakan uji F. Nilai signifikansi F adalah sebesar 0,000. Nilai ini diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolelir, yaitu α 5 atau dapat diketahui melalui uji F. Jadi didapat sig α, sehingga di dapat: H = ditolak dan H 1 Kesimpulan: investasi pertanian X = diterima. 1 , dan tenaga kerja pertanian X 2 secara serempak berpengaruh nyata terhadap PDRB Pertanian Y.

4.3.6.3. Uji Signifikansi Parameter Individual Uji Statistik t

Pada uji statistik secara parsial dengan nilai t kritis critical value pada df =n-k, dimana n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel independen termasuk konstanta. Untuk menguji koefisian regresi parsial secara individu dari masing-masing variabel bebas akan diuji sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Pengaruh realisasi Penanaman Modal PM terhadap PDRB Sektor Pertanian NTB Kabupaten Asahan tahun 1993 – 2011. � = � 1 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara realisasi Penanaman Modal PM pertanian terhadap PDRB Sektor Pertanian NTB di Kabupaten Asahan. � 1 = � 1 Terdapat pengaruh yang signifikan antara realisasi Penanaman Modal PM pertanian terhadap PDRB Sektor Pertanian NTB di Kabupaten Asahan. Dari hasil regresi diperoleh nilai t hitung untuk Penanaman Modal PM pertanian sebesar 7,294dan pada t tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 95 α = 5, df = 19 diperoleh 1,724. Terlihat bahwa t hitung lebih besar dari t kritis atas, maka H0 ditolak yang berarti bahwa realisasi nilai Penanaman Modal PM berpengaruh secara signifikan terhadap PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Asahan. Tabel 13. Hasil Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi Pertanian dan Tenaga Kerja Pertanian Kabupaten Asahan Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -37.197 10.747 -3.461 .003 X1 2.708 .371 1.390 7.294 .000 .180 5.548 X2 1.415 .515 .524 2.748 .014 .180 5.548 a. Dependent Variable: Y Berdasarkan probabilitasnya, maka jika probabilitas lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima dan jika probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak. Dari hasil perhitungan diketahui sig. atau significance adalah 0.00 atau probabilitas Universitas Sumatera Utara jauh di bawah 0.05, maka H0 ditolak artinya bahwa realisasi nilai Penanaman Modal PM sektor pertanian benar-benar berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan PDRB di Kabupaten Asahan sejak tahun 1993 – 2012. Nilai koefisien regresi sebesar 2,708 menunjukkan bahwa setiap adanya pertambahan investasi pertanian X 1 sebesar 1 persen , maka akan meningkatkan PDRB pertanian sebesar 2,708 persen. Sebaliknya, jika terjadi penurunan investasi pertanian X 1 akan menyebabkan turunnya PDRB pertanian Y.

b. Pengaruh Tenaga Kerja TK terhadap PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Asahan tahun 1993 – 2012.

Hipotesis yang diajukan adalah: H = β 1 H = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Angkatan Kerja AK terhadap PDRB sektor pertanian di Kabupaten Asahan. 1 = β 1 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Angkatan Kerja AK terhadap PDRB sektor pertanian di Kabupaten Asahan. Dari hasil regresi diperoleh nilai t hitung untuk Angkatan Kerja AK sebesar 2,748 dan pada t tabel dengan tingkat signifikansi sebesar 95 α = 5, df = 19 diperoleh 1,724. Terlihat bahwa t hitung lebih besar dari t kritis atas, maka H0 ditolak yang berarti bahwa Angkatan Kerja AK berpengaruh secara signifikan terhadap PDRB sektor pertanian di Kabupaten Asahan. Berdasarkan probabilitasnya, maka jika probabilitas lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima dan jika probabilitas lebih kecil dari 0.05 maka H0 ditolak. Dari hasil perhitungan diketahui sig. atau significance adalah 0.014 atau probabilitas dibawah 0.05 maka H0 ditolak artinya Angkatan Kerja AK pertanian berpengaruh secara signifikan terhadap PDRB sektor pertanian di Kabupaten Universitas Sumatera Utara Asahan sejak tahun 1993 – 2011. Nilai koefisien regresi sebesar 1,415 menunjukkan bahwa setiap adanya pertambahan tenaga kerja pertanian X 2 sebesar 1 persen , maka akan meningkatkan PDRB pertanian sebesar 1,415 persen. Sebaliknya, jika terjadi penurunan tenaga kerja pertanian X 2 akan menyebabkan turunnya PDRB pertanian Y. 4.3.7. Pembahasan 4.3.7.1. PDRB Sektor Pertanian Kabupaten Asahan