Peranan Taman Penitipan Anak Dharma Asih Medan Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara Dalam Pelayanan Sosial Anak Usia Dini

(1)

PERANAN TAMAN PENITIPAN ANAK DHARMA ASIH

MEDAN DINAS SOSIAL PROPINSI SUMATERA UTARA

DALAM PELAYANAN SOSIAL ANAK USIA DINI

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Sumatera Utara

Disusun Oleh:

RUDI HARONI SILABAN

050902014

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL RUDI HARTONI SILABAN

050902014

ABSTRAK

Peranan Taman Penitipan Anak Dharma Asih Medan Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara Dalam Pelayanan Sosial Anak Usia Dini

(Skripsi terdiri dari 6 bab, 110 halaman, 69 tabel, 4 lampiran serta 35 kepustakaan)

Anak merupakan generasi penerus bangsa, sebagai pewaris cita-cita perjuangan bangsa yang merupakan sumber daya manusia penting dalam mencapai keberhasilan pembangunan. Namun, pada saat sekarang ini peran serta tenaga kerja wanita dalam pembangunan nasional semakin meningkat. Dalam hal ini peran ganda wanita dapat menimbulkan masalah dimana wanita berperan sebagai pekerja sekaligus sebagai ibu rumah tangga. Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menitipkan anak usia dini ke Taman Penitipan Anak yang merupakan pengganti ibu untuk sementara. Berkaitan dengan hal diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Taman Penitipan Dharma Asih Medan yang merupakan satu-satunya TPA yang merupakan dibawah naungan Departemen Sosial yang terdapat di Medan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana Peranan Taman Penitipan Anak Dharma Asih Medan Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara Dalam Pelayanan Sosial Anak Usia Dini.

Populasi penelitian adalah 107 orang tua yang menitipkan anaknya di TPA. Sample diambil 20% dari 107 orangtua adalah 21 orang. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan analisa kuantitatif. Instrumen penyaringan data yang digunakan adalah studi kepustakaan, observasi, kuesioner, dan wawancara.

Hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisis data menyatakan bahwa para kelompok fungsional tersebut sudah melakukan peranannya dalam mengasuh, dan mendidik anak usia dini yang berada dalam Taman Penitipan Anak Dharma Asih Medan. Hal ini dapat dilihat bahwa mayoritas dan orang tua anak memilih banyak jawaban yang sama dari setiap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL RUDI HARTONI SILABAN

050902014

ABSTRACT

The Role Of Children Day-Care Park Dharma Asih Medan Of Social Service For Children In Earlier Age

(Scription consisting of six chapters, 110 pages, 69 tables, 4 appendices, and 35 references)

Children are next generation for nation, beneficiary of national struggle ideals, important human fower in achievement of successful development. However, recently the participation of women workers in national development has been in rise. The multirole of women can result in some problems in which women go to work and simultaneously to act as ho usewive. To overcome the problem, one of attenpts taken is to entrust the children of earlier age with Day-Care Service as provisional mother surrogate. For the reason, the writer is interested to implement a research in children Day-Care Part of Dharma Asih Medan as a single Day-Care Part operational under a uspice of social Department in Medan. The ofjective of research would be to descry be what is the role of children Day-Care Part of Dharma Asih Medan North Sumatera in social service for children in earlier age.

This research used a descriptive method, the population of research was 107 parents who entrusted their children in children Day-Care Part of Dharma Asih Medan. The sample of research was 20% of 107 parents, i.e., 21 peoples. The technic of data collection included library research, ofservation, questionnaires, and interview.

The result of data analysis indicated that the functional group has performed the role in nurturing, caring, and educating children of earlier age enstrusted in Day-Care Part of Dharma Asih Medan. This was evident by that majority or parents who selected the same answer of each question asked by the rese archer.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus atas segala kasih, anugerah, berkat dan penyertaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul: Peranan Taman Penitipan Anak Dharma Asih

Medan Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara Dalam Pelayanan Sosial Anak Usia Dini

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini terdapat sejumlah kekurangan sehingga mengurangi nilai dari kesempurnaannya. Hal ini terutama dikarenakan keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat di harapkan penulis demi kebaikan dimasa yang akan datang.

Skripsi ini Saya persembahkan terkhusus buat Ayahanda tersayang J. Silaban dan ibunda T. Br Pardede yang sudah menjadi spirit buat saya serta semua saudara-saudara yang telah mendukung Penulis selama penulisan skripsi ini.

Penulis juga menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik berkat dukungan dari beberapa pihak. Pada kesempatan ini, dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih, diantaranya kepada: 1. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Matias Siagian, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof. Dr. Risnawati Sinulingga, M. Th selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas bimbingan, arahan, pemikiran, saran, kritik,dan pandangannya yang berguna bagi penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.


(5)

4. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar yang telah mengajar dan membimbing penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

5. Kepada Ibu Murni, beserta staff-staffnya yang telah bersedia yang telah membantu penulis dalam pengambilan data di Taman Penitipan Anak Dharma Asih Medan Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara.

6. Buat kedua orang tua yang penulis cintai dan kasihi Ayahanda J. Silaban dan Ibunda T. Br Pardede terima kasih atas semua kasih sayang dan dukungan yang telah bapak/ibu berikan selama ini.

7. Buat saudara-saudaraku Kak Lenti, Denni, & adikQ Lilis, Harjo, Gusniady, Lorensa semangat yah, I luv U All. Buat teman-teman Kezouz ’05 (KOMA)……. Hidup adalah perjuangan, berjuanglah untuk hidup. hehehe. Buat Ardi, Iron, Josua, Erwin wahyu, JD (peppy), Kariz, Poote, anti, Ninot S.sos, Chiek, Nuva, Hanie, Nida, Samri (taomingse), Ico (lebay), Jolli , Moris, kiel, Agung PB, Jonis (Andi), tina, Timoty (Roni), Ramot ( manusia aneh), Tio, Etty, Maxwel (irwansah), Alvian, Erni, Nurhayati, Mexxi, S.Sos, Theo, S.Sos, Watiek, S.Sos, Eva, S.Sos, Ocyk, S.Sos dan kawan-kawan 05. Semua senior dan juniorku di Kezouz….dan semua yang tidak bisa aku sebutkan namanya satu persatu….thanx buat semuanya….

8. Buat teman seperjuangan PARNAKES-MEDAN tetap semangat untuk membangun bona pasogit kita “‘argado bonani pinasa diangka na bisuk marroha’” 9. Buat keluarga besar IMIKS doakan saya biar cepat kerja.

10.Buat orang-orang yang gak tersebutkan namanya yang sudah mendukung dan membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, aku ucapin terima kasih dan sukses buat kita semua.


(6)

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini. Untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik guna menyempurnakannya agar kedepannya penulis dapat lebih baik lagi. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan Terima Kasih.

Medan, September 2009 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR BAGAN ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1.3.1 Tujuan Penelitian ... 7

1.3.2 Manfaat Penelitian ... 7

1.4 Sistematika Penulisan ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pelayanan Sosial ... 9

2.1.1. Pengertian Pelayanan Sosial ... 9

2.1.2. Kesejahteraan dan Pelayanan Sosial... 10

2.1.2.1. Pengertian Kesejahteraan Sosial ... 10

2.1.2.2. Pelayanan Sosial dan Kesjahteraan Sosial Melalui Pelayanan Sosial ... 11

2.2 Konsep Anak Usia Dini ... 12

2.2.1 Pengertian Anak Usia Dini ... 12

2.2.2 Tahap-Tahap Perkembangan Anak Usia Dini... 12

2.2.3 Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia Dini ... 14

2.2.4 Kebutuhan Anak Usia Dini ... 15

2.3 Peranan Taman Penitipan Anak Dalam Pelayanan Sosial Bagi Anak Usia Dini ... 16


(8)

2.3.2 Taman Penitipan Anak ... 18

2.3.2.1 Pengertian Taman Penitipan Anak ... 18

2.3.2.2 Landasan Hukum Penitipan Anak ... 19

2.3.3.3 Tujuan Taman Penitipan Anak ... 20

2.3.3.4 Taman Penitipan Anak dan Pelayanan sosial………. 21

2.3.3.5 Tenaga, Sarana, dan Prasarana TPA Dalam Pelayanan Anak Usia Dini... 21

2.3.3.5.1 Sumber Daya Manusia Dalam TPA ... 22

2.3.3.5.1.1 Tenga Administrasi ... 22

2.3.3.5.1.2 Tenaga Profesional... 24

2.3.3.5.1.3 Tenaga Pendidikan………... 25

2.3.3.5.1.4 Administrasi Pelayanan Dalam TPA……… 25

2.3.3.5.1.5 Sarana dan Prasarana Dalam TPA………... 26

2.3.3.5.1.5.1 Prinsip Pengadaan………...…….. 26

2.3.3.5.1.5.2 Kelengkapan Ruangan TPA………... 27

2.3.3.5.1.5.3 Kelengkapan Alat Bermain di Luar Ruangan… 28 2.3.3.6 Peranan Taman Penitipan Anak……… 28

2.3.3.6.1 Pengasuhan………. 28

2.3.3.6.2 Pendidikan anak Usia Dini………. 29

2.3.3.6.2.1 Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini………… 29

2.3.3.6.2.2 Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini……….. 31

2.3.3.6.2.3 Kegiatan Yang Sesuai Dengan Perkembangan Anak Dalam Progrm Anak Usia Dini………….. 33

2.4 Kerangka Pemikiran ... 35

2.5 Bagan Kerangka Pemikiran ... 37

2.6 Defenisi Konsep dan Operasional ... 38

2.6.1 Defenisi Konsep ... 38


(9)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tipe Penelitian ... 41

3.2 Lokasi Penelitian ... 41

3.3 Populasi dan Sampel ... 42

3.3.1 Populasi ... 42

3.3.2 Sampel ... 42

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.5 Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi TPA Dharma Asih ... 45

4.2 Latar Belakang Berdirinya TPA Dharma Asih Medan ... 46

4.3 Visi dan Misi Lembaga ... 48

4.3.1 Visi Lembaga ... 48

4.3.2 Misi Lembaga... 48

4.4 Struktur Lembaga, Bagian-bagian Tehnis Operasional TPA... 49

4.4.1 Struktur Lembaga ... 49

4.4.2 Bagian-Bagian Tehnis Operasional TPA ... 51

4.4.2.1 Tugas dan Tanggungjawab Kelompok Fungsional ... 51

4.4.3 Bagan Struktur Lembaga ... 55

4.5 Prinsip-Prinsip Pelayanan Lembaga ... 56

4.6 Program Pelayanan TPA Dharma Asih Medan ... 51

4.7 Sumber Daya Manusia TPA ... 55

4.8 Sarana dan Prasarana di TPA Dharma Asih Medan ... 57

4.8.1 Bangunan dan Tanah TPA Dharma Asih Medan ... 57


(10)

BAB V ANALISIS DATA

5.1 Analisis Identititas Responden... 61

5.2 Analisis Kelengkapan Pelayanan Sosial TPA Usia Dini ... 65

5.2.1 Sumber Daya Manusia ... 65

5.2.2 Administrasi Pelayanan Dalam TPA ... 73

5.2.3 Sarana dan Prasarana TPA ... 78

5.3 Peranan Pelayanan Sosial ... 87

5.3.1 Pengasuhan... 87

5.3.1 Pendidikan ... 93

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 108

6.2 Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Komposisi Anak Menurut Jenis Kelamin ... 61

Tabel 2 Komposisi Jumlah Anak Setiap Kelas... 61

Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Umur ... 62

Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 63

Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan... 63

Tabel 6 Distribusi Responden Berdasarkan Agama... 64

Tabel 7 Distribusi Responden Berdasarkan Suku ... 65

Tabel 8 Distribusi Responden Tentang pimpinan TPA ... 66

Tabel 9 Distribusi Responden Berdasarkan keramahan administrasi TPA ... 66

Tabel 10 Distribusi Responden tentang Layanan Pendidik/Pengasuh TPA Sudah Sesuai Dengan Yang Diharapkan Orang Tua ... 67

Tabel 11 Distribusi Responden Tentang Layanan Petugas Administrasi Terhadap Orang Tua Anak ... 68

Tabel 12 Distribusi Responden Tentang Kesediaan Bapak/Ibu Mempercayakan Anak di TPA Setelah Melihat Kinerja Tenaga Pengasuh Pendidik... 68

Tabel 13 Distribusi Responden Tentang Satpam Menunjukkan Piket dan Mengatur Parkir Pada Saat Bapak/Ibu Bila Mengantar/Menjemput Anak... 69

Tabel 14 Distribusi Responden Tentang Kebersihan Halaman Ruang Kelas, Tempat Bermain dan Sebagainya... 70

Tabel 15 Distribusi Responden Tentang Bagusnya Pelayanan Kesehatan Yang Diberikan TPA Kepada anak... 70

Tabel 16 Distribusi Responden Tentang Keramahan Pekerja Sosial Saat Penyelenggaraan Seleksi Penerimaan Konsultasi Anak ... 71

Tabel 17 Distribusi Responden Tentang Pemeriksaan Kesehatan Anak di TPA .. 71

Tabel 18 Distribusi Responden Tentang Perhatian Perkembangan Psikologis Anak Dalam TPA... 72

Tabel 19 Distribusi Responden Tentang Kepercayaan Kepada Tenaga Pendidik.. 73

Tabel 20 Distribusi Responden Tentang Kenyamanan Anak Ketika Melihat Administrasi Pelayanan... 73


(12)

Tabel 21 Distribusi Responden Tentang Administrasi Pelayanan Selalu

Mencatat Data Anak Dan Kondisi Anak... 74 Tabel 22 Distribusi Responden Tentang Pengisian Buku Laporan Pribadi Anak.. 75 Tabel 23 Distribusi Responden Tentang Pemberitahuan Kondisi Anak... 75 Tabel 24 Distribusi Responden Tentang Layanan Petugas Administrasi

Tatausaha Saat Pendaftaran... 76 Tabel 25 Distribusi Responden Tentang Pemberitahuan Susunan Jabwal

Kegiatan TPA... 77 Tabel 26 Distribusi Responden Tentang Rekreasi Berapa Kali Dalam Setahun... 77 Tabel 27 Distribusi Responden Tentang Laporan Bulanan Selalu Diberitahu

Setiap Bulan Oleh Pelayanan Administrasi ... 78 Tabel 28 Distribusi Responden Tentang Luas Rungan Belajar&Tempat Bermain 79 Tabel 29 Distribusi Responden Tentang Letak Bangunan Gedung TPA ... 79 Tabel 30 Distribusi Responden Tata Ruang Dan Dekorasi Ruang Kelas Anak... 80 Tabel 31 Distribusi Jawaban Responden Sistem Pentilasi Maupun Pencahayaan

Yang Terdapat Di Ruang Belajar Anak... 80 Tabel 32 Distribusi Jawaban Responden Air Yang Dipakai Dalam TPA Itu

Bersih Dan Bagus Bagi Kesehatan... 81 Tabel 33 Distribusi Responden Di Ruangan Manakah Tempat Bapak/Ibu Pada

Saat Bertamu ... 82 Tabel 34 Distribusi jawaban responden Tentang ruangan kesehatan harus ada

tempat tidur, lemari obat, timbangan badan, dan alat pengukur tinggi anak... 82 Tabel 35 Distribusi Jawaban Responden & Perlengkapan Ibadah Dalam TPA ... 83 Tabel 36 Distribusi Jawaban Responden Tentang Perlengkapan Perpustakaan

Harus Ada Rat Buku, Buku-Buku Cerita, Gambar-Gambar ... 82 Tabel 37 Distribusi Jawaban Responden, Perlengkapan Dalam Tpa Harus Ada

Ruangan Kelas, Ruangan Perlengkapan... 84 Tabel 38 Distribusi Jawaban Responden Tentang Dapur Masak Yang di Pakai

TPA Dari Kebersihan... 85 Tabel 39 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kamar Mandi/WC TPA ... 85 Tabel 40 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kelayakan Halaman


(13)

Tabel 41 Distribusi Jawaban Responden Tentang Ayunan, Junkitan, Tangga Majemuk, Papan Luncur Bola Dunia, Bak Pasir, Jalan Panjatan,

Kereta Dorong Yang Ada Dalam TPA... 86 Tabel 42 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pakaian Anak Selalu

Diganti Para Fungsional Setelah Sampai di TPA... 87 Tabel 43 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pakaian Yang Diberikan Para

Fungsional Masih Layak Pakai... 88 Tabel 44 Distribusi Jawaban Responden Tentang Anak Pernah Kecelakaan/

Luka-Luka Saat Bermain Di Taman... 88 Tabel 45 Distribusi Jawaban Responden Tentang Anak Selalu Diatur

Pengasuh/Pendidik Di Tempat Bermain... 89 Tabel 46 Distribusi Jawaban Responden Pada Saat Jatuh/Sakit Pada Saat

Permainan Apa Diobati... 90 Tabel 47 Distribusi Responden Tentang Tempat Tidur Yang Ada

Dalam TPA... 90 Tabel 48 Distribusi Responden Berdasarkan Kelayakan Makanan Yang

Dimakan Dalam TPA... 91 Tabel 49 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Makanan Yang Dimakan

Dalam Tpa Sudah Memenuhi 4 Sehat 5 Sempurna... 91 Tabel 50 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pernah Tidaknya Catatan

Perkembangan Dan Pertumbuhan Anak Ditunjukkan... 92 Tabel 51 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Anak Mampu

Berbicara Dengan Jelas Setelah Di TPA... 93 Tabel 52 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Anak Dapat

Mendengarkan Dan Menceritakan Kembali Cerita Secara

Urut Dengan Baik Setelah di TPA... 94 Tabel 53 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Anak Mampu Menulis

Sendiri Setelah di TPA... 95 Tabel 54 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Peningkatan


(14)

Tabel 55 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Anak Dapat Mengenali Benda Disekitar Menurut Bentuk, Jenis Dan Ukurannya

Setelah di TPA... 96 Tabel 56 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Anak Mampu Melakukan

Dua Perintah Sekaligus (Misalnya Mengucapkan Kata Sambil

Membuat Gerakan) Setelah di TPA ... 97 Tabel 57 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Anak Dapat Mengenal

Angka Setelah di TPA... 98 Tabel 58 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Anak Dapat

Menceritakan Gambar Yang Di Lihat Setelah di TPA... 98 Tabel 59 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Anak Senang

Mendengarkan Musik Setelah di TPA... 99 Tabel 60 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Anak Mampu

Menyanyikan Beberapa Lagu Setelah di TPA... 100 Tabel 61 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Anak Mampu Mem

bedakan Suara Musik Dan Suara Tepuk Tangan Setelah di TPA... 100 Tabel 62 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Manfaat Bidang-

Bidang Ketrampilan (Menggunting, Melipat Kertas, Menyusun

Kotak) Yang Disediakan TPA... 101 Tabel 63 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Anak Menerapkan

Ketrampilan Yang Diajarkan Di Tpa Dalam Kehidupan

Sehari-Hari... 102 Tabel 64 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Anak Tertarik Untuk

Membaca & Melihat Buku Gambar Dan Buku Cerita Bergambar


(15)

Tabel 65 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Anak Mampu

Melukis Atau Menggambar Setelah di TPA... 104 Tabel 66 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Anak Mampu

Melakukan Ibadah Setelah di TPA... 104 Tabel 67 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Anak Berdoa

Sebelum Makan Setelah Belajar di TPA... 105 Tabel 68 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Anak Rajin Dalam

Mengikuti Pengajian Dan Sekolah Minggu Setelah di TPA... 106 Tabel 69 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Anak Datang Dan


(16)

DAFTAR BAGAN

Bagan Kerangka Pemikiran ... 37 Bagan Struktur Lembaga ... 54


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Daftar Kuesioner Lampiran II : Izin Pra Penelitian

Lampiran III : Izin Melakukan Penelitian


(18)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL RUDI HARTONI SILABAN

050902014

ABSTRAK

Peranan Taman Penitipan Anak Dharma Asih Medan Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara Dalam Pelayanan Sosial Anak Usia Dini

(Skripsi terdiri dari 6 bab, 110 halaman, 69 tabel, 4 lampiran serta 35 kepustakaan)

Anak merupakan generasi penerus bangsa, sebagai pewaris cita-cita perjuangan bangsa yang merupakan sumber daya manusia penting dalam mencapai keberhasilan pembangunan. Namun, pada saat sekarang ini peran serta tenaga kerja wanita dalam pembangunan nasional semakin meningkat. Dalam hal ini peran ganda wanita dapat menimbulkan masalah dimana wanita berperan sebagai pekerja sekaligus sebagai ibu rumah tangga. Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menitipkan anak usia dini ke Taman Penitipan Anak yang merupakan pengganti ibu untuk sementara. Berkaitan dengan hal diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Taman Penitipan Dharma Asih Medan yang merupakan satu-satunya TPA yang merupakan dibawah naungan Departemen Sosial yang terdapat di Medan. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana Peranan Taman Penitipan Anak Dharma Asih Medan Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara Dalam Pelayanan Sosial Anak Usia Dini.

Populasi penelitian adalah 107 orang tua yang menitipkan anaknya di TPA. Sample diambil 20% dari 107 orangtua adalah 21 orang. Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan analisa kuantitatif. Instrumen penyaringan data yang digunakan adalah studi kepustakaan, observasi, kuesioner, dan wawancara.

Hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisis data menyatakan bahwa para kelompok fungsional tersebut sudah melakukan peranannya dalam mengasuh, dan mendidik anak usia dini yang berada dalam Taman Penitipan Anak Dharma Asih Medan. Hal ini dapat dilihat bahwa mayoritas dan orang tua anak memilih banyak jawaban yang sama dari setiap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.


(19)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL RUDI HARTONI SILABAN

050902014

ABSTRACT

The Role Of Children Day-Care Park Dharma Asih Medan Of Social Service For Children In Earlier Age

(Scription consisting of six chapters, 110 pages, 69 tables, 4 appendices, and 35 references)

Children are next generation for nation, beneficiary of national struggle ideals, important human fower in achievement of successful development. However, recently the participation of women workers in national development has been in rise. The multirole of women can result in some problems in which women go to work and simultaneously to act as ho usewive. To overcome the problem, one of attenpts taken is to entrust the children of earlier age with Day-Care Service as provisional mother surrogate. For the reason, the writer is interested to implement a research in children Day-Care Part of Dharma Asih Medan as a single Day-Care Part operational under a uspice of social Department in Medan. The ofjective of research would be to descry be what is the role of children Day-Care Part of Dharma Asih Medan North Sumatera in social service for children in earlier age.

This research used a descriptive method, the population of research was 107 parents who entrusted their children in children Day-Care Part of Dharma Asih Medan. The sample of research was 20% of 107 parents, i.e., 21 peoples. The technic of data collection included library research, ofservation, questionnaires, and interview.

The result of data analysis indicated that the functional group has performed the role in nurturing, caring, and educating children of earlier age enstrusted in Day-Care Part of Dharma Asih Medan. This was evident by that majority or parents who selected the same answer of each question asked by the rese archer.


(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah.

Suasana pembangunan yang lebih terfokus di bidang ekonomi ditambah dengan era globalisasi dewasa ini telah membawa pengaruh yang tidak lagi bisa dibendung. Seperti menikmati gaya hidup global, telah memacu semua orang untuk bekerja tak kenal batas waktu. Kondisi demikian ini telah mengubah tatanan kehidupan keluarga termasuk memunculkan penampilan ibu yang berbeda dalam peran dan fungsinya selaku penyelenggara rumah tangga dan pendidik bagi anak-anaknya.

Adapun pemunculan ibu dalam kegiatan (bekerja) di luar rumah yang mewarnai kehidupan keluarga di perkotaan, menimbulkan pertanyaan tentang hasil yang bisa diperoleh dari pendidikan anak. Pertanyaan ini menjadi terasa lebih bermakna karena ayah tak juga menjadi surut dari kegiatannya di luar rumah, bahkan cenderung meningkat seiring dengan tuntutan kehidupan, padahal kehadiran keduanya sangat diperlukan oleh anak-anaknya, tak peduli berapapun umurnya Wib).

Kaitannya dengan itu, siapa yang layak ditunjuk dan diserahi tanggung jawab sebagai ‘keluarga pengganti’ mengandung makna bukan mengambil alih atau menghilangkan tanggung jawab dan fungsi keluarga sepenuhnya, melainkan hanya mengganti untuk sementara waktu selama orang tua berhalangan dalam memberikan pendidikan sehingga anak terhindar dari stagnasi proses tumbuh kembang. Fenomena ini tentunya perlu disikapi sungguh-sungguh sejak sekarang, karena tidak mudah memperoleh keluarga pengganti untuk membantu ibu menjaga anaknya, seperti yang


(21)

banyak dialami ibu rumah tangga pada masa dulu sampai sekarang. Dalam perspektif tersebut, pemahaman mengenai berbagai kebutuhan bagi perkembangan anak, serta pentingnya pemenuhan kebutuhan dasar tersebut dalam meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak, termasuk pemahaman mengenai lembaga yang dapat dijadikan alternatif pemenuhan kebutuhan dasar perkembangan anak, seperti pengasuhan, dan pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak sangatlah penting (http/www.pengembangan.anak.go.id/news-detailphp218-2468

Peranan “keluarga pengganti” mengandung makna bukan mengambil alih atau menghilangkan tanggungjawab dan fungsi keluarga sepenuhnya, melainkan hanya mengganti untuk sementara waktu selama orangtua berhalangan dalam memberikan asuhan, dan pendidikan sehingga anak terhindar dari stagnasi proses tumbuh kembang yang pada gilirannya dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak secara umum (Depdiknas, 2003).

diakses tanggal 07/06/09 pukul 11.15 Wib).

Keberadaan Taman Penitipan Anak di Indonesia sebenarnya bukan hal yang baru, karena sudah tumbuh sejak zaman Belanda, namun pada saat itu khusus untuk buruh-buruh perkebunan. Sedangkan pemerintah baru merintis penitipan anak sejak tahun 1964 di TPA Kampung Melayu, Jakarta timur dan menyusul TPA Pertiwi yang juga berada di Jakart 07/06/09 pukul 16.30 wib).

Di Negara lain, seperti Jepang, Penitipan anak sudah ada yang buka sampai malam hari dan bahkan pada hari libur. Sehingga tidak mengherankan apabila kemudian ada yang menjuluki sebagai “baby hotels”. Namun yang menarik pengelola penitipan anak disana sudah dapat menjadi ladang bisnis yang menguntungkan (http://elearn batukota-reg5.go.id/cetak.php?id. diakses 07/06/09 pukul 17.00 wib).


(22)

Di Malaysia, ada sebuah pendidikan anak usia yang dinamakan dengan TASKA (Taman asuhan kanak-kanak) yang diperuntukkan bagi usia 2-6 tahun. Modelnya menyerupai penitipan anak dan kebanyakan beraba dilingkungan pemukiman. Yang menarik adalah bahwa penitipan anak di Malaysia, pengasuhnya mendapatkan pendidikan khusus dari pemerintah dan digaji oleh pemerintah, sehingga standarisasi model pendidikannya juga dapat dipertanggung jawabkan

Menurut John Bolby, pada dasarnya pengasuhan anak yang baik selalu ditandai dengan adanya ikatan yaitu interaksi yang terjadi antara ibu dan anak dalam rangka pemenuhan kebutuhan anak. ( John Bolby dan Elizabeth B. Hurlock, 1993).

Selo Sumardjan mempunyai pandangan yang berbeda dengan John Bolby, dia mengatakan, keluarga jaman sekarang seharusnya menganut model symmetrical family atau keluarga yang seimbang, yang demokratis dimana tanggung jawab pengasuhan anak tidak selalu dibebankan kepada ibunya. Hal ini berarti bahwa ayah juga dapat menggantikan fungsi ibu dalam pengasuhan anak usia dini sehingga masalah keterpisahan antara anak dan orang tua (mis: karena keadaannya bekerja) tidak mengganggu tumbuh kembang anak ( Buletin Padu Edisi 2 ).

Walaupun ibu bekerja diluar rumah tentu saja mengharapkan agar anaknya memperoleh kesejahteraan. Hal ini penting, sebab ibu akan berpisah dengan anaknya selama beberapa jam setiap hari kerja. Mulai dari makan, minum ganti pakaian, sampai ke hal yang bersifat edukatif harus bergantung pada sang pengganti ibu.

UU No.11 Tahun 2009, Pasal 1 ayat 1, Kesejahteraan sosial ialah suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial setiap warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan fungsi


(23)

sosialnya. Karena itu jelas sekali bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai calon generasi penerus perlu mendapatkan perhatian penuh (Depsos, 2003).

Sejalan dengan undang-undang tentang kesejahteraan anak dalam UU No 23 Tahun 2002 tercantum hak perlindungan anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlingdungan dari kekerasan dan diskriminasi. Salah satu inflementasi dari hak ini, setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka mengembangkan pribadinya dan tinkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (Depdiknas,2002)

Dewasa ini populasi anak usia dini sangat besar, jika upaya mendidik anak usia dini berumur antara 0-6 tahun, maka jumlahnya tidak kurang dari 24 juta orang atau 16,6% dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia pada tahun 2005. perkiraan ini berdasarkan pada statistik hasil sensus 2005 yang mencatat jumlah penduduk 0-4 tahun sebanyak 20.302.376 (10,09%) dan usia 5-6 tahun sebanyak 4.098.818 (2,03%). Dari jumlah tersebut, diperkirakan baru sekitar 5-10% yang terjangkau pendidikan anak usia dini dalam bentuk kelompok bermain/penitipan anak.

Di Indonesia pelaksanaan pendidikan anak usia dini masih sangat terkesan eksklusif dan baru menjangkau sebagian besar masyarakat meskipun berbagai program pengasuhan dan pendidikan bagi anak usia dini telah dilaksanakan di Indonesia sejak lama, namun tahun 2005 menunjukkan anak usia 0-6 tahun yang memperoleh layanan pengasuhan dan pendidikan masih rendah

(http://www


(24)

Dari tahun 2005 terlihat bahwa dari sekitar 24 juta atau 16,6% anak usia 0-6 tahun yang memperoleh layanan pendidikan usia dini melalui program baru sekitar 4,5 juta anak (2,4%), kontribusi tertinggi melalui Bina Keluarga Balita (9,5%), taman kanak-kanak/Raudhatul Atfal (7,6% ), sedangkan melalui penitipan anak kontribusinya sangat kecil yaitu sekitar 0,42%.

Taman penitipan anak (TPA) merupakan salah satu anternatif tempat layanan pendidikan usia dini bagi ibu rumah tangga yang bekerja dan mempunyai anak usia pra sekolah. Di TPA anak tidak saja dirawat dan di asuh tetapi juga ditanamkan nilai-nilai hidup sehat, pemberian makanan bergizi, kebiasaan nilai-nilai-nilai-nilai kesetiakawanan sosial maupun berbagai macam bentuk permainan dan pendidikan.

tanggal 09/06/2009).

Taman penitipan anak yang juga dikenal dengan “day care center”, di Indonesia pada perkembangannya menggunakan berbagai macam istilah seperti Tempat Penitipan Anak, Sasana Penitipan Anak, Sasana Bina Balita, Panti Penitipan Anak, Penitipan Anak, ini semua menjadi tanggung jawab Mendiknas, sedangkan kesejahteraan anak menjadi tanggungjawab Menteri Sosial.

Taman Penitipan Anak juga sebagai salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia dini sejak usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun dan anak yang memerlukan pengasuhan dan perlindungan ketika orangtuanya berhalangan. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa Taman Penitipan Anak adalah wahana pelayanan pendidikan dan pembinaan kesejahteraan anak atau lembaga yang melengkapi peranan keluarga dalam merawat dan mengasuh anak selama orangtua tidak ada di tempat atau sedang melakukan aktivitasnya. (Depdiknas 2003)


(25)

Taman Penitipan Anak Dharma Asih Medan merupakan TPA yang membantu ibu rumah tangga bekerja dalam pengasuhan anak-anak mereka yang masih berusia balita. TPA Dharma Asih merupakan TPA yang berada dalam naungan Departemen Sosial. TPA ini dilengkapi dengan sarana-sarana bermain bagi anak-anak yang dititipkan, anak tidak saja diperhatikan dalam hal kesehatan, namun dibantu dalam mengembangkan intelektual mental dan sosialnya. Hal ini dilakukan agar ibu bekerja memperoleh ketenangan dalam melaksanakan tugasnya di tempat kerja.

Tidak dapat kita pungkiri bahwa peranan pendidik taman penitipan anak merupakan hal pokok yang paling menentukan tumbuh kembang seorang anak, peranan yang dilakukan oleh pengelola Dharma Asih sudah selayaknya menjadi tanggung jawab/ gambaran perilaku yang dilakukan secara aktual dan ditampilkan oleh pengelola Taman Penitipan Anak tersebut

Karena itu, berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik melihat bagaimanakah peranan Taman Penitipan Anak Dharma Asih Medan Dinas sosial Propinsi Sumatera Utara dalam pelayanan sosial anak usia dini melalui para kelompok fungsional. Untuk menjawab hal tersebut maka penulis memilih Taman Penitipan Anak Dharma Asih Medan Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara sebagai tempat penelitian.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan pokok dari suatu rancangan/usulan penelitian. Perumusan masalah bertujuan agar keseluruhan proses penelitian bisa benar-benar terarah dan fokus pada satu topik penelitian yang jelas. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu:

“Bagaimana Peranan Taman Penitipan Anak Dharma Asih Medan Dinas Sosial Propinsi Sumatera Utara Dalam Pelayanan Sosial Anak Usia Dini?”


(26)

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejauh manakah Peranan yang telah diberikan oleh para kelompok fungsional di TPA Dharma Asih Medan dalam pelayanan sosial anak usia dini yang dititipkan oleh orang tua mereka.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, dapat memberikan sumbangan yang positif terhadap pengembangan ilmu kesejahteraan sosial dengan nyata dalam mengembangkan bentuk-bentuk pelayanan sosial, baik dalam lembaga-lembaga tertentu maupun masyarakat secara luas, khususnya peranan pelayanan sosial yang diberikan oleh para kelompok fungsional terhadap anak usia dini agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas nantinya.

2. Secara teoritis, dapat melatih diri mengembangkan pemahaman atau cara berpikir. Penulis juga menambahkan khasanah pengetahuan penulis mengenai peranan penitipan anak oleh para kelompok fungsional terhadap anak di TPA Dharma Asih dengan menerapkan pengetahuan yang diperoleh selama belajar di FISIP Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial .

3. Secara praktis, sebagai bahan masukan bagi peningkatan kualitas pelayanan di TPA Dharma Asih dalam memberikan pelayanan terhadap pendidikan anak usia dini, dan dapat menjadi masukan bagi TPA lainnya.


(27)

1.4Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan secara teoritis tinjauan-tinjauan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan, kerangka pemikiran, definisi konsep dan definisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan sejarah singkat serta gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang turut memperkaya karya ilmiah ini.

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta dengan analisisnya.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang bermanfaat sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pelayanan Sosial

2.1.1. Pengertian Pelayanan Sosial

Manusia pada dasarnya tidak dapat memenuhi kebutuhan sendiri. Dalam perkembangan hidupnya, manusia senantiasa memerlukan pertolongan dari orang lain dan hanya dapat hidup apabila berada ditengah-tengah lingkungan masyarakat. Dalam hal ini terdapat hubungan yang erat antara manusia dan lingkungannya, karena manusia hidup bersama dalam kelompok dan hidup berkelompok dimana satu sama lain saling membutuhkan maka manusia sering disebut sebagai mahlup sosial.

Seiring dengan kemajuan zaman yang semakin kompleks maka dalam diri manusia semakin banyak tuntutan-tuntutan yang harus dipenuhi dalam upaya mengikuti arus perkembangan zaman. Dalam rangka pemenuhan tuntutan-tuntutan hidupnya, manusia semakin membutuhkan jasa-jasa pelayanan dari orang-orang disekitarnya. Oleh karena itu kehadiran pelayanan sosial menjadi begitu penting dalam perkembangan hidup seseorang.

Pelayanan sosial merupakan kegiatan yang memungkinkan untuk memberi kesempatan kepada orang-orang dari golongan yang tidak dapat memanfaatkan adanya pelayanan sosial seperti pendidikan, kesehatan, perumahan dan sebagainya (Suparlan, 1983:92).

Sementara itu, H.A.S.Moenir mengatakan bahwa pelayanan sosial adalah proses pemenuhan kebutuhan dalam memberikan bantuan dan pertolongan kepada orang lain baik materi maupun non materi agar orang lain dapat mengatasi masalah sendiri (Moenir, 1992:15) Sedangkan Sjahrir mengemukakan bahwa pelayanan sosial


(29)

adalah jenis usaha yang dikelola baik pemerintah maupun swasta dan ditujukan untuk melayani kepentingan masyarakat dan mempunyai fungsi sosial.

2.1.2. Kesejahteraan dan Pelayanan Sosial 2.1.2.1 Pengertian kesejahteraan sosial.

Menurut UU No.11 Tahun 2009, Pasal 1 ayat 1, Kesejahteraan sosial ialah suatu kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial setiap warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.

Kesejahteraan sosial ini dapat dicapai lewat layanan individu tetapi juga melalui sistem yang terorganisasi seperti dikemukakan Walter A.Friedlander, ”Kesejahteraan sosial adalah suatu sistem yang terorganisasi dari pada pelayanan sosial dan lembaga, yang bermaksud untuk membantu individu dan kelompok agar mencapai standar kehidupan dan kesehatan yang memuaskan, serta hubungan-hubungan perorangan dan sosial yang memungkinkan mereka memperkembangkan segenap kemampuan dan meningkatkan kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan keluarga maupun masyarakat.”

Secara lengkap menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kegiatan untuk mencapai kesejahteraan sosial adalah sebagai suatu kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan membantu penyesuaian timbal-balik antara individu-individu dan lingkungan sosial mereka. Tujuan ini dicapai secara seksama melalui tehnik dan metode dengan maksud untuk memungkinkan individu, kelompok, maupun komunitas memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah-masalah penyesuaian diri mereka terhadap pola-pola masyarakat, serta melalui tindakan kerja sama untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan sosial (Nurdin,1989).


(30)

Berdasarkan defenisi diatas maka kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial setiap warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya, sistem yang terorganisasi dari pada pelayanan sosial yang bermaksud untuk membantu individu dan kelompok agar mencapai standar kehidupan dan kesehatan yang memuaskan, tujuan ini dicapai secara seksama melalui tehnik dan metode untuk memungkinkan individu, kelompok maupun komunitas memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah penyesuaian diri mereka terhadap pola-pola masyarakat, serta melalui tindakan kerja sama untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan sosial.

2.1.2.2. Pelayanan Sosial dan kesejahteraan sosial melalui pelayanan sosial

Berdasarkan bahasan diatas jelas terbahas bahwa tujuan utama pelayanan sosial adalah tercapainya kesejahteraan sosial, ada bermacam-macam pelayanan kesejahteraan sosial adalah sebagai berikut:

1. pelayanan keluarga dan anak.

2. pelayanan kepada orang-orang miskin yang mendapatkan hambatan sosial dan yang dilanda bencana.

3. pelayanan kepada masyarakat, seperti orang-orang jompo dan lain sebagainya.

4. pelayanan yang berhubungan dengan pelayanan-pelayanan sosial yang telah ada (Depsos, 1991).


(31)

Fokus bahasan dalam layanan anak ini adalah pelayanan sosial melalui penitipan anak dengan sasaran:

1. Keluarga dimana ibu bekerja dan mempunyai anak balita.

2. Masyarakat dan lingkungannya dimana penerima pelayanan berdiam/tinggal, masyarakat disekitar penitipan anak serta organisasi sosial/organisasi kemasyarakatan yang dapat menunjang penyelenggaraan penitipan anak (Depsos,1991)

Lewat pelayanan sosial dalam bentuk penitipan anak, keluarga dan masyarakat khususnya anak-anak usia dini memiliki kesejahteraan lahir dan batin. Proses pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam bentuk penitipan anak ini berlaku lewat pertolongan bantuan baik secara material maupun non material. Pertolongan dan bantuan ini dapat dilakukan oleh suatu usaha yang dikelola dan ditujukan untuk melayani kepentingan masyarakat dengan demikian usaha itu mempunyai fungsi sosial.

2.2. Konsep Anak Usia Dini 2.2.1. Pengertian Anak Usia Dini

Anak usia dini adalah seseorang baik laki-laki maupun perempuan antara usia 0 – 6 tahun (Depsos, 2003:5).

2.2.2 Tahap-Tahap Perkembangan Anak Usia Dini

Biasanya perkembangan psikis anak melalui lima tahapan yaitu: masa sebelum lahir, masa awal bayi, masa bayi, masa kanak-kanak awal, dan masa kanak-kanak. 1. Masa Sebelum Lahir.

Perkembangan fisik anak terjadi sejak terjadinya pembuahan sampai menjelang kelahiran yang biasa berlangsung selama 280 hari. Dalam hal tersebut diatas, dapatlah


(32)

dikatakan sejak anak dalam kandungan sudah ada kebutuhan akan pendidikan, keadaan jiwa ibu yang tenang, kondisi mental yang stabil, sangat berdampak pada janin yang dikandungnya.

2. Masa Awal Bayi (0-2 Minggu)

Pada masa ini, pada pertumbuhan fisik hampir tidak terlihat adanya perubahan, walaupun ada hanya sedikit saja yaitu arah pertumbuhan menjadi tambah besar. Namun pada pertumbuhan psikis terjadi penyesuaian diri yang hebat antara keadaan didalam rahim dengan keadaan diluar tubuh ibunya, pelukan yang lembut penuh kasih sayang dapat menentramkan sang bayi. Tangis bayi setelah kelahirannya adalah pernyataan butuhnya anak akan lingkungan yang menyambut proses pengembangan potensinya, termasuk potensi kreativitas, tanggapan terhadap situasi-situasi yang berada disekitarnya,menunjukkan bahwa bayi selalu berada pada proses pengembangan potensinya, jangan menganggap bayi tidak tau apa-apa, lalu dibiarkan saja. Asal bayi sudah kenyang dan diam, tidak menangis, orang tua tenang. Padahal sebenarnya tangis bayi mempunyai sekian banyak arti dan makna. Ada tangis lapar, tangis haus, tangis sakit, tangis ingin perhatian, tangis manja, tangis gelisah, tangis kesakitan, dan lain-lain, anak yang mendapat tanggapan positif dari setiap setiap pernyataan tangisnya akan dapat mengembangkan potensi yang tersimpan dalam dirinya sehingga bayi dapat mengarah pada pembentukan pribadi yang mandiri, pribadi yang kreatif, setelah anak mulai besar, pernyataannya bukan lagi hanya berbentuk tangis. Biasanya berbentuk gerakan tertentu dari badannya, biasanya pesan-pesan dari pernyataan emosionalnya.

3. Masa bayi (2 Minggu-1 Tahun)

Pada masa ini kehidupan anak tergantung pada orang lain dan selanjutnya sedikit demi sedikit berkembang untuk mempunyai kemampuan memenuhi sendiri


(33)

kebutuhannya yang sangat sederhana. Misalnya mengambil sendiri benda yang ada didekatnya serta mulai berkomunikasi dengan lingkungannya. Sejak satu tahun anak sudah mulai mengadakan exsplorasi. Dalam exsplorasinya, anak akan mempelajari segala sesuatu yang ada disekitarnya selanjutnya bayi membutuhkan umpan balik sebagai masukan pada psikisnya dan dengan itu bayi akan mengalami proses pembentukan kepribadian. Dalam masa ini bayi mulai belajar berbicara, maka bayi perlu dibiasakan mengucapkan kata-kata yang sopan dan dilatik mengucapkan kalimat-kalimat.

4. Masa kanak-kanak awal (2-6 tahun)

Masa ini sering disebut dengan masa prasekolah , usia bertanya, usia meniru, dan usia kreatif. Pada usia ini anak mulai memiliki pengertian tentang benar dan salah, walaupun masih terbatas dalam hubungan dengan orang-orang dirumah atau lingkungan terdekat (Hurlock, 1987).

2.2.3. Aspek-Aspek perkembangan Anak Usia Dini.

Secara garis besar aspek-aspek perkembangan anak dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:

1. Pembentukan perilaku meliputi aspek: moral, keimanan, dan ketakwaan (spritual intellingence), sosial dan emosional (interpersonal intellingence dan intra-personal intellingence).

2. Perkembangan kemampuan dasar meliputi aspek: perkembangan bahasa (linguistic intellingence), daya pikir (logico-mathematical intellingence), keterampilan dan seni (visual-spatial intellingence, naturalis intellingence, dan musical/rythmic intellingence), serta kesehatan jasmani (bodily/kinesthetic intellingence) (Diktentis Ditjen Diklusepa, 2003).


(34)

Perkembangan berpikir anak terjadi dalam tiga tahap, pertama, tahap konkrit yaitu anak belajar melalui pengalaman nyata, melalui penglihatan lansung terhadap berbagai objek. Kedua, tahap baganiah dimana pada tahap ini akan belajar melalui sentuhan dan mengamati dan ketiga, abstrak pada tahap berpikir tanpa ada objek (Depdiknas, 2003)

2.2.4 Kebutuhan Anak Usia Dini

Adapun kebutuhan anak usia dini adalah sebagai berikut:

1. Kebutuhan anak usia dini sejalan dengan kedua aspek perkembangan yang mereka alami yaitu meemberikan pendidikan dalam rangka pembentukan perilaku dan perkembangan kemampuan dasar.

2. Selain itu anak usia dini membutuhkan pengasuhan dan pendidikan yang khusus dan berdasarkan aspek jasmani dan aspek rohani.

3. Pada dasarnya didalam kehidupan anak, tidak dapat dilepaskan dari 2 aspek yaitu aspek jasmani yang bersifat fisiologis untuk pertumbuhan dan pemeliharaan dan aspek rohaniah yang dapat terpenuhi melalui pemenuhan rasa aman, ketentraman, perlindungan, baik dalam hubungan antar manusia maupun hubungan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Menurut Abraham Maslow, kepuasan sementara maksudnya apabila suatu kebutuhan telah terpuaskan, maka kebutuhan-kebutuhan lainnya akan muncul menurut kepuasan. Berdasarkan ciri tersebut Maslow mengatakan gagasan bahwa kebutuhan yang ada pada anak merupakan bawaan tersusun menurut tingkatan atau bertingkat. Kebutuhan anak yang bertingkat itu dirinci kedalam tiga tingkat kebutuhan, yaitu:


(35)

1. Kebutuhan fisiologis, kebutuhan ini adalah yang paling dasar yang pemuasannya ditujukan pada pemeliharaan proses-proses biologis dan kelangsungan hidup, seperti udara, air, makan, minum, tempat berteduh, dan sebagainya.

2. Kebutuhan akan rasa aman, merupakan suatu kebutuhan yang muncul dominan pada diri individu apabila kebutuhan-kebutuhan fisikologisnya terpuaskan. Seperti, bebas dari ancaman fisik maupun pelecehan fisikologis dan dapat mengekspresikan diri tanpa takut mendapatkan hukuman atau ejekan.

3. Kebutuhan akan rasa kasih sayang, merupakan kebutuhan yang mendorong individu untuk membangun hubungan yang efektif daengan orang lain, baik dilingkungan keluarga, pergaulan, maupun kelompok (Nurdin, 1989:19).

2.3. Peranan Taman Penitipan Anak Dalam Pelayanan Sosial Bagi Anak Usia Dini.

2.3.1. Peranan

Kata peranan menurut kamus bahasa indonesia berasal dari kata peran artinya, suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau oleh orang yang berkedudukan di dalam masyarakat, lembaga, dan sebagainya (www.ranah-Minang.com/tulisan/262/ diakses 06/07/09).

Sedangkan menurut Soekanto peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan perannya (Soekanto, 1990:268).


(36)

Menurut W.J.S. Poerwadarminta, dalam kamus bahasa Indonesia, Pusat pembinaan dan pengembangan Balai pustaha, Jakarta, 1976, peranan memiliki arti sebagai suatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa dan dalam hal ini memberikan bimbingan terhadap para bawahannya dan para didikannya.

Berdasarkan defenisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa peranan itu adalah:

1. suatu yang menjadi bagian atau memegang pimpinan terutama dalam terjadinya suatu hal atau peristiwa.

2. aspek yang dinamis dari kedudukan (status) artinya bila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia sudah menjalankan perannya.

3. suatu kegiatan yang dilakukan seseorang, orang atau orang-orang yang berkedudukan dalam masyarakat, lembaga, dan sebagainya.

Peranan mencakup 3 hal, yaitu:

1. mengikuti hubungan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

2. suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi

3. perilaku individu yang penting bagi struktur sosial.

Analisis terhadap perilaku peranan dapat dilakukan melalui 3 pendekatan yaitu: 1. ketentuan peranan

2. gambaran peranan 3. harapan peranan


(37)

Ketentuan peranan adalah pernyataan formal dan terbuka tentang perilaku yang harus ditampilkan oleh seseorang. Gambaran peranan adalah suatu gambaran tentang perilaku yang secara aktual ditampilkan oleh seseorang dalam membawakan perannya. Sedangkan harapan peranan adalah harapan orang-orang terhadap perilaku yang ditampilkan seseorang dalam membawakan perannya (http://elearn.bpplsp-reg5.go.id/cetak.php?id=25)

2.3.2. Taman Penitipan Anak

2.3.2.1. Pengertian Taman Penitipan Anak.

Taman penitipan anak (TPA) adalah Suatu tempat pelayanan yang dapat melaksanakan kegiatan pengasuhan anak, dengan penuh kasih sayang, sekaligus mendidiknya, serta memberi kesejahteraan anak pada saat-saat orang tua bekerja atau sedang berhalangan. Taman Penitipan Anak sekarang ini dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe:

1. Tipe pengasuhan penuh (full day care) yaitu penitipan anak yang dilaksanakan dengan kegiatan-kegiatan berupa penyuluhan, pelayanan, dan pendidikan dengan stimulasi psikomotorik dan psikososial secara penuh.

2.. Tipe setengah pengasuhan (semi day care) yaitu penitipan anak yang dilaksanakan dengan kegiatan-kegiatan berupa penyuluhan atau pelayanan ataupun pendidikan dengan stimulasi psikomotorik dan psikososial.

3. Tipe pengasuhan sewaktu-waktu (insidental day care) yaitu penitipan anak yang dilaksanakan dengan kegiatan-kegiatan berupa penyuluhan, pelayanan, dan pendidikan dengan stimulasi psikomotorik dan psikososial sewaktu-waktu bila diperlukan sesuai dengan kebutuhan orangtua. (Wahyuti,2003)


(38)

Pengelompokan lainnya adalah pengelompokan berdasarkan lingkungan atau berlokasi yaitu penitipan anak yang berlokasi di lingkungan perkantoran dan perumahan serta di lingkungan perkebunan. Pengelompokan lainnya berdasarkan penyelenggara atau pengelola lembaganya antara lain oleh lembaga pemerintah, organisasi masyarakat, yayasan, lembaga swadaya masyarakat, dan perorangan. (Setiawan, 2002)

2.3.2.2. Landasan Hukum Penitipan Anak

Adapun landasan hukum penitipan anak diatur pemerintah dalam undang-undang sebagai berikut:

1. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah ditegaskan bahwa penitipan anak adalah sarana pengembangan pendidikan dan pelayanan kesejahteraan anak. Dari sisi pendidikan, penitipan anak menjadi tanggungjawab Menteri Pendidikan Nasional, sedangkan dari sisi kesejahteraan anak menjadi tanggung jawab Menteri Sosial. Dalam hubungan itu Depsos menegaskan bahwa yang dimaksud dengan Taman Penitipan Anak adalah lembaga pelayanan pengganti sementara yang mengambil tanggung jawab secara luas ketika orangtua bekerja.

2. Depdiknas (2003) mengartikan Taman Penitipan Anak sebagai salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia dini sejak usia 3 bulan sampai dengan 6 tahun dan anak yang memerlukan pengasuhan dan perlindungan ketika orangtuanya sedang berhalangan atau melakukan aktivitasnya sehari-hari.


(39)

3. Keputusan Menteri Sosial RI No 47/HUK/1993 tentang Taman Penitipan Anak dimana ditetapkan bahwa taman penitipan anak adalah wahana kesejahteraan sosial yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk waktu tertentu bagi anak yang orang tuanya berhalangan sehingga tidak berkesempatan memberikan pelayanan kebutuhan kepada anaknya melalui penyelenggaraan sosialisasi dan pendidikan prasekolah bagi anak usia 3 bulan sampai memasuki pendidikan sekolah dasar.

Peranan Taman Penitipan Anak berdasarkan pengertian diatas adalah wahana kesejahteraan sosial yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk waktu tertentu bagi anak yang berhalangan orang tuanya dan tidak berkesempatan dalam memberikan pelayanan bagi anak usia dini, sarana pengembangan dan pendidikan dan pelayanan kesejahteraan anak, dan sebagai salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal bagi anak usia dini.

2.3.3.3. Tujuan Taman Penitipan Anak

Adapun tujuan Taman Penitipan Anak seperti ditegaskan Depsos (2002) adalah untuk:

1. Terjaminnya tumbuh kembang anak berupa pengasuhan, dan pembinaan melalui proses sosialisasi dan pendidikan anak sebaik mungkin;

2. Tersedianya kesempatan bagi anak untuk memperoleh kelengkapan pengasuhan, pembinaan dan pendidikan yang baik sehingga dapat terjamin kelangsungan hidup, tumbuh kembang, perlindungan dan partisipasi bagi anak 3. Terhindarnya anak dari kemungkinan memperoleh tindakan kekerasan atau

tindakan lain yang akan mengganggu atau mempengaruhi kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak serta pembentukan kepribadian anak.


(40)

4. Terbantunya orangtua/keluarga dalam memantapkan fungsi keluarga, khususnya dalam melaksanakan pembinaan kesejahteraan anak di dalam dan di luar keluarga. Dengan demikian, lembaga pelayanan ini merupakan upaya preventif dalam menghadapi kekhawatiran keterlantaran melalui asuhan, perawatan, pendidikan, dan bimbingan bagi anak balita.

2.3.3.4. Taman Penitipan Anak dan Pelayanan Sosial.

Taman penitipan anak adalah suatu wahana kesejahteraan sosial yang menjamin tumbuh kembang anak melalui proses sosialisasi, pendidikan, memperoleh kelengkapan pengasuhan, dan terhindarnya anak dari kekerasan yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk waktu tertentu bagi anak yang orang tuanya berhalangan atau sedang bekerja (Depsos, 2003). Sedangkan pelayanan sosial adalah untuk membantu individu dan kelompok agar tercapai kesejahteraan sosial yang berfungsi untuk memecahkan masalah penyesuaian diri terhadap pola hidup masyarakat serta melalui tindakan kerja sama untuk memperbaiki sosial ekonominya (Depsos, 1991).

Berdasarkan bahasan diatas jelas terbahas taman penipan anak dan pelayanan sosial adalah wahana kesejahteraan sosial yang menjamin tumbuh kembang anak melalui proses sosialisasi, pendidikan, kesehatan, kelengkapan pengasuhan, dan terhindar dari kekerasan agar tercapai standart kehidupan dan kesehatan yang memuaskan.

2.3.3.5. Tenaga, Sarana, dan Prasarana TPA Dalam Pelayanan Anak Usia Dini.

UU No 23 tahun 2002 memperlihatkan kepada kita bahwa anak-anak termasuk anak usia dini tidak saja membutuhkan kesejahteraan tetapi berhak mendapatkan pendidikan. Kesejahteraan itu bisa tercapai lewat program pelayanan, sumber daya manusia, administrasi pelayanan dan sarana-prasarana.


(41)

Adapun sumber daya manusia, admistrasi pelayanan, sarana dan prasarana ini bertujuan agar semua anak usia dini (usia 0-6 tahun), baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinya, oleh karena itu taman penitipan anak harus mempunyai sumber daya manusia, administrasi pelayanan, sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan atau tingkat pendidikan anak. Maka dibawah ini akan dijelaskan tentang sumber daya manusia, administrasi pelayanan, sarana dan prasarana sebagai berikut.

2.3.3.5.1. Sumber daya manusia dalam TPA meliputi: 2.3.3.5.1.1. Tenaga administrasi

Tenaga administrasi merupakan tenaga yang kehadirannya dibutuhkan untuk pengelolaan dan administrasi pelayanan ditaman penitipan anak, meliputi;

a. Pimpinan.

Adapun tugas dan tanggung jawab pemimpin adalah sebagai berikut: 1. Memimpin jalannya operasional taman penitipan anak.

2. Mengatur dan mengarahkan para fungsional agar melakukan tugas pokok dengan baik.

3. Bertanggung jawab atas pelaksanaan proses pengasuhan, pendidikan dan lain sebagainya dilingkungan taman penitipan anak.

b. Petugas tata usaha / administrasi.

Adapun tugas dan tanggung jawab petugas tenaga tata usaha adalah;

1. Merancang, membuat dan melaksanakan sistem administrasi yang diperlukan dalam taman penitipan anak.

2. Menangani masalah surat menyurat lembaga taman penitipan anak. 3. Melakukan filling dan dokumentasi arsip taman penitipan anak.


(42)

4. Mengatur dan mengelola keuangan lembaga. Secara khusus, hal ini mencakup pencatatan neraca debit-kredit, pendokumentasian bukti-bukti transaksi financial, sampai pada pembuatan laporan keuangan akhir tahun c. Tenaga Pengasuhan.

1. Menganti pakaian anak asuh.

2. membawa anak-anak bermain ditaman, seperti bermain perosotan, ayunan, enjot-enjotan, baris berbaris, lomba lari dan lain sebagainya.

d. Tenaga penunjang bertugas membantu kegiatan pelayanan di taman penitipan anak yang bersifat non teknis seperti:

1. Satpam bertugas dan bertanggung jawab untuk:

a. Menjaga keamanan dan kenyamanan jalannya aktivitas di taman penitipan anak

b. Membantu mengawasi keamanan dan kenyamanan anak bermain. c. Mengatur ketertiban parkir dan menjaga kendaraan.

2. Cleaning sercis bertugas dan bertanggung jawab untuk:

a. Menjaga kebersihan semua area sekolah, mulai dari halaman, ruang kelas, area bermain, sampai fasilitas yang ada dalam lembaga taman penitipan anak.

b. Menjaga dan merawat taman, halaman, beserta tumbuhan yang ada dalam taman penitipan anak.

c. Membantu para fungsional lain yang membutuhkan bantuan.

3. Tenaga juru masak adalah tenaga yang memberikan pelayanan yang berkaitan dengan bidang penyediaan makan bagi anak-anak usia dini.


(43)

2.3.3.5.1.2. Tenaga profesional.

Tenaga profesional terdiri dari tenaga tetap dan tidak tetap sebagai berikut: 1. Tenaga tetap.

Yaitu tenaga yang kehadirannya dibutuhkan setiap hari yaitu pekerja sosial merupakan tenaga yang memberikan pelayanan supervisi dan pelayanan sosial kepada anak usia dini dan keluarganya.

Adapun tugas dan tanggung jawab pekerja sosial adalah menyelenggarakan seleksi penerimaan konsultasi kesejahteraan sosial anak, penyuluhan sosial, dan bimbingan sosial dalam rangka pemecahan masalah anak (membuat suatu rujukan)

2. Tenaga tidak tetap.

Yaitu kehadirannya tidak setiap hari dibutuhkan seperti:

a. tenaga dokter/paramedis adalah tenaga yang memberikan pelayanan kesehatan kepada anak usia dini, dokter/paramedis lebih diutamakan dokter spesialis anak dan psikiater, Jumlah dokter/paramedis disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan.

Adapun tugas dan tanggung jawad dokter/paramedis adalah untuk memantau tumbuh kembang anak dan pemeriksaan kesehatan anak sekali dalam satu minggu termasuk pelayanan imunisasi.

b. tenaga psikolog adalah tenaga yang memberikan pelayanan psikolog terutama berkaitan dengan perkembangan psikologis bagi anak baik pra selama baikpun pasca anak memperoleh pelayanan dilingkungan taman penitipan anak, psikolog juga adalah orang yang memiliki sertifikasi profesi yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.


(44)

Adapun tugas dan tanggung jawab Psikolog adalah untuk memantau tumbuh kembang anak secara kejiwaan (Depsos, 2004:20).

2.3.3.5.1.3. Tenaga Pendidikan

Tenaga pendidikan adalah tenaga yang memberikan pelayanan yang berkaitan dengan edukasi dan pendidikan prasekolah, orang yang memiliki kualifikasi profesi pendidikan, khususnya pendidikan prasekolah, bimbingan dan penyuluhan, atau bidang lainnya yang relevan dengan kebutuhan perkembangan, pendidikan dan sosialisasi bagi anak usia dini (Depsos 2003:12).

2.3.3.5.1.4. Administrasi Pelayanan Dalam TPA.

Administrasi terbagi menjadi dua bagian yaitu administrasi pelayanan dan administrasi ketatausahaan meliputi:

1. Administrasi pelayanan

adapun tugas dan tanggung jawab administrasi pelayanan itu adalah sebagai berikut:

a. pencatatan data anak dan keluarga/orang tuanya

b. pencatatan/observasi kegiatan anak dan perkembangan anak

c. pencatatan tentang kondisi/ permasalahan anak, serta pemecahannya. d. catatan antar jemput anak.

e. kesehatan dan perkembangan anak. f. Buku penghubung orang tua

g. Buku laporan pribadi anak h. buku mutasi murid


(45)

2. Administrasi ketatausahaan

adapun tugas dan tanggung jawab administrasi ketatausahaan sebagai berikut: a. pendaftaran anak

b. penyusunan rencana kegiatan minggua n dan harian taman penitipan anak. c.penyusunan jabwal kegiatan

d. penyusunan laporan bulanan e. data-data kepegawaian.

f. buku pembantu induk (Depsos, 2004:31.

2.3.3.5.1.5. Sarana dan prasara TPA meliputi: 2.3.3.5.1.5.1. Prinsip pengadaan.

Pengadaan dan pengembangan fasilitas TPA harus berorientasi pada pengembangan fungsi tumbuh kembang anak dan kondisi setempat, dengan kriteria sebagai berikut:

1. bangunan dan tanah

a. ratio luas dengan kapasitas tampung. b. bangunan gedung.

c. tidak terletak didaerah yang berbahaya (tegangan tinggi, daerah banjir, sumber pencemaran dan lain sebagainya). d. tata ruang dan dekorasi ruangan teratur dan menarik dan

aman bagi anak. 2. pencahayaan.

pencahayaan untuk setiap ruangan cukup tetapi tidak menyilaukan. 3. air yang digunakan harus bersih dalam arti:

a. tidak mengandung zat kimia yang berbahaya. b. Tidak berwarna, tidak berbau.


(46)

c. Tidak mengandung kuman pathogen.

d. Jumlahnya harus cukup untuk mendukung kegiatan mencuci, memasak, minum, mandi, dan lain sebagainya.

2.3.3.5.1.5.2. Kelengkapan Ruangan TPA

Adapun kelengkapan ruangan taman penitipan anak sebagai berikut: 1. ruang kantor

digunakan untuk kegiatan administrasi,pertemuan para staf, menerima tamu dan lain sebagainya.

2. ruang kesehatan meliputi:

Tempat tidur, lemari obat, timbangan badan, alat pengukur tinggi anak, dan lain sebagainya.

3. ruang keagamaan

- alat perlengkapan ibadah. - alat untuk ibadah dan lain-lain. 4. ruang perpustakaan

- alat perpustakaan: rat buku, buku-buku cerita, gambar-gambar dan lain-lain.

5. ruang kelas dan perlengkapan. 6. ruang dapur.


(47)

2.3.3.5.1.5.3. Kelengkapan alat bermain diluar ruangan.

Halaman merupakan lingkungan pendidikan yang membutuhkan kelengkapan untuk berbagai kegiatan yang dilakukan oleh anak. Jenis-jenis kelengkapan bermain tersebut meliputi: jungkitan, ayunan, tangga majemuk, papan luncur, bola dunia, bak pasir, tangga setengah lingkaran, jalan panjatan, kereta dorong, dan lain-lain.

Sarana dan prasarana tersebut harus ada dalam TPA didasarkan pada pertimbangan fungsinya dalam memberikan pengasuhan, pendidikan dan permainan bagi anak, serta aktivitas lainnya.

2.3.3.6. Peranan Taman Penitipan Anak

Taman penitipan anak sebagai salah satu lembaga demi kesejahteraan anak, mereka melakukan pelayanan sosial bagi anak khususnya dalam bahasan ini bagi anak usia dini yang orang tuanya bekerja atau berhalangan, berdasarkan sebelumnya tentang kebutuhan perkembangan anak usia dini terlihat bahwa peran taman penitipan anak untuk pelayanan sosial anak usia dini adalah pengasuhan dan pendidikan yaitu sebagai berikut:

2.3.3.6.1. Pengasuhan.

Pengasuhan adalah orang atau seseorang yang memberikan bimbingan dan bantuan agar kebutuhan-kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang terpenuhi dengan baik dan benar sehingga anak tumbuh dan berkembang secara optimal (Depsos,2004).

Adapun tugas dan tanggung jawab pengasuhan adalah: 1. menganti pakaian anak asuh.

2. membawa anak-anak bermain ditaman, seperti bermain perosotan, ayunan, enjot-enjotan, baris berbaris, lomba lari dan lain sebagainya.


(48)

3. membersihkan tempat tidur pada siang hari, setelah anak-anak bangun tidur, membersihkan atau mengganti seprai dan sarung bantal anak.

5. menyediakan makanan anak-anak asuh, dilaksanakan setiap hari kerja,yaitu serapan pagi, makan selingan, dan makan siang yang disesuaiakn dengan daftar menu TPA tersebut.

6. penyediaan P3K bagi anak-anak asuh yang cedera/jatuh dari permainan atau sakit tiba-tiba dan memberikan obat yang telah disediakan.

7. mencatat perkembangan dan pertumbuhan kesehatan anak dengan menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan anak setiap bulan.

8. konsultasi dengan kepala TPA

2.3.3.6.2. Pendidikan Anak Usia Dini

2.3.3.6.2.1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini

Pengertian pendidikan anak usia dini sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa: pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Direktorat PADU, 2002:3).


(49)

Prakarsa penyelenggaraan pendidikan anak usia dini negara maju telah berlangsung lama sebagai bentuk pendidikan yang berbasis masyarakat, akan tatapi gerakan yang menggalakkan pendidikan di Indonesia baru muncul dalam beberapa terakhir ini. Hal ini didasarkan akan pentingnya pendidikan anak usia dini dalam menyiapkan manusia indonesia seutuhnya, membangun masa depan anak-anak dan masyarakat indonesia seluruhnya.

Sebagai informasi tambahan berikut ini dijelaskan batasan atau klasifikasi pendidikan anak usia dini menurut beberapa lembaga adalah sebagai berikut:

1. Menurut lembaga UNESCO dengan persetujuan negara-negara anggota menyebut jenjang pendidikan sebagai International Standard Classification Of Education (ISCEP) dengan 7 klasifikasi perjenjangan mulai dari prasekolah sampai dengan jenjang pendidikan tinggi. Jenjang prasekolah (level 0) disebut juga dengan pendidikan anak usia dini. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan bagi anak usia 3-5 tahun. Beberapa negara memulai lebih awal lebih awal (2 tahun) dan beberapa negara lain mengakhiri lebih lambat (6 tahun). Dinyatakan juga bahwa untuk beberapa negara pendidikan usia dini termasuk pendidikan prasekolah atau pendidikan dasar.

2. Menurut lembaga National Association For The Education Of Young Children (NAEYC) menyebutkan bahwa program anak usia dini adalah program pada sekolah, pusat atau lembaga yang memberikan layanan bagi anak sejak lahir hingga usia 6 tahun. Program tersebut termasuk penitipan anak, penitipan anak bagi keluarga (family child care home), pendidikan prasekolah baik swasta maupun negeri, taman kanak-kanak dan sekolah dasar (http//www.klasifikasi-pendidikan-anak-usia-dini.com).


(50)

Salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak usia prasekolah yang berfungsi untuk membantu meletakkan dasar-dasar kearah perkembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi anak usia dini menyesuaikan dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhannya serta perkembangan selanjutnya, sehingga siap memasuki pendidikan dasar disebut pendidikan anak usia dini (Depdiknas, 2002)

2.3.3.6.2.2. Fungsi Pendidikan Anak Usia Dini

Tujuan umum dari pendidikan anak usia dini adalah untuk

mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaiakan diri dengan lingkungannya, sehingga dapat menghasilkan anak Indonesia yang berkualitas, dimana anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kemampuan yang optimal dan siap memasuki jenjang pendidikan dan tahap kehidupan selanjutnya. (Jalal, F. 2002: 4-8).

Tujuan khusus dari pendidikan anak dini usia agar:

1. Anak mampu melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan dan dan mencintai sesama.

2. Anak mampu mengelola ketrampilan tubuh termasuk gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus dan gerakan kasar, serta menerima rangsangan sensorik (pancaindra).

3. Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berpikir dan belajar.

4. anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, birama, berbagai bunyi, bertepuk tangan, serta menghargai hasil karya yang kreatif.


(51)

Kegiatan pendidikan anak usia dini hendaknya memperhatikan 9 macam kecerdasan atau potensi dalam diri anak tersebut ketika anak sedang belajar tentang dunianya. Setiap kecerdasan dapat dirangsang dengan cara yang berbeda (Direktorat PADU, 2002; Diktentis, 2003). Kesembilan kecerdasan tersebut adalah:

a. Kecerdasan verbal (linguistic intelligence) adalah kemampuan untuk memanipulasi bahasa secara efektif untuk mengekspresikan diri secara retorikal atau puisi. Bahasa juga digunakan sebagai alat untuk mengingat informasi yang ada. Kemampuan ini dapat dirangsang melalui mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, berdiskusi, dan bercerita. b. Kecerdasan logika-matematik (logico-mathematical intelligence) adalah

kemampuan untuk mendeteksi pola-pola, beralasan deduksi, dan berpikir logis. Umumnya kecerdasan ini diasosiasikan dengan berpikir ilmiah dan matematis. Kemampuan ini dapat dirangsang melalui kegiatan menghitung, membedakan bentuk, menganalisa data, dan bermain dengan benda-benda, gerakan tubuh, disiplin.

c. Kecerdasan musikal (musical/rhytmic intelligence) adalah kemampuan umtuk mengenal dan mengkomposisikan irama, birama, dan ritme musik. Kemampuan ini dapat dirangsang melalui irama, nada, birama berbagai bunyi, dan bertepuk tangan.

d. Kecerdasan visual-spasial (visual-spatial intelligence) adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah dengan cara memanipulasi dan menciptakan melalui imajinasi mental. Kemampuan ini dapat dirangsang melalui bermain kertas warna warni, balok-balok, bentuk-bentuk geometri, puzzle, menggambar, melukis, ketrampilan dan berimajinasi.


(52)

e. Kecerdasan spritual (spritual intelligence) adalah kemampuan mengenal dan mencintai ciptaan Tuhan. Kemampuan ini dapat dirangsang melalui penanaman nilai-nilai moral dan agama

2.3.3.6.2.3. Kegiatan Yang Sesuai Dengan Perkembangan Anak Dalam Program Anak Usia Dini.

National Association For The Education Of Young Children (NAEYC) menyatakan bahwa kegiatan yang sesuai dengan perkembangan anak dalam program pendidikan usia dini, antara lain:

1. pada program pendidikan usia dini selain meningkatkan perhatian terhadap hal-hal yang bersifat akademis, juga menekankan pada penyediaan lingkungan yang aman, yang mendukung bagi perkembangan anak baik fisik, sosial, emosional, dan kognitif.

2. kegiatan-kegiatan yang ada dilaksanakan dalam pendidikan anak usia dini berdasarkan pada konsep kesesuaian pada perkembangan manusia menunjukkan adanya urutan perkembangan yang universal, sedangkan kesesuaian individual yang berarti bahwa setiap anak adalah pribadi yang unik dengan pola dan waktu pertumbuhan, kepribadian, gaya belajar, dan latar belakang yang berbeda-beda.

3. Konsep kesesuaian perkembangan dapat dilakukan pada empat komponem pendidikan usia dini yaitu rambu-rambu program, interaksi anak dengan orang dewasa, hubungan antara rumah dan program serta evaluasi perkembangan anak.

4. Rambu-rambu belajar disusun sesuai dengan perkembangan anak dan dilaksanakan dengan memperhatikan kebutuhan, minat, dan tingkat


(53)

perkembangan yang berbeda-beda pada anak secara individual, rambu-rambu tersebut sesuai dengan perkembangan mencakup seluruh aspek perkembangan anak meliputi fisik, emosi, sosial, dan kognitif melalui pendekatan terpadu.

5. Dengan pendekatan terpadu, dimana rambu-rambu menekankan belajar sebagai interaksi, guru hendaknya menyiapkan lingkungan bagi anak untuk belajar melalui penjelajahan aktif dan ada interaksi, guru hendaknya menyiapkan lingkungan bagi anak untuk belajar melalui penjelajahan aktif dan ada interaksi dengan orang dewasa, dengan teman sebaya maupun benda-benda sekitarnya.

6. Proses interaksi dengan orang lain dan benda-benda dilingkungannya menyebabkan anak belajar. Oleh karena itu kegiatan belajar dan materi harus konkrit, nyata dan sesuai dengan kehidupan anak.

7. Proses belajar terjadi ketika anak menyentuh, mengenal, mencoba dengan benda-benda dan saat berinteraksi dengan orang lain.

8. strategi pengajaran diciptakan menyediakan lingkungan memberi kesempatan agar anak dapat berpartisipasi aktif melalui kegiatan-kegiatan permainan dan pengalaman yang nyata untuk memotifasi dan memperoleh pelajaran bermakna. (http/


(54)

2.4. kerangka pemikiran

Setiap manusia memiliki keinginan dan hak yang sama yaitu untuk dapat hidup sejahtera dan dapat menjalankan fungsi sosialnya dengan baik, demikian halnya dengan ibu rumah tangga yang bekerja akan mengalami konflik antara pekerjaan dan pengasuhan anak-anaknya. Disatu sisi ibu harus memperhatikan keluarganya dan disisi lain sebagai pencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Untuk itulah keluarga memerlukan orang ataupun tempat yang dapat menggantikan peran ibu dalam mengasuh anak selama bekerja.

Dalam hal pengasuhan anak, keluarga memiliki beberapa anternatif diantaranya adalah dengan menitipkan anaknya pada institusi yang berperan sebagai keluarga pengganti dalam bentuk panti yang lazim dikenal sebagai Taman Penitipan Anak (TPA).

Taman penitipan anak (TPA) harus mempunyai Sumber daya manusia, Administrasi pelayanan sosial, Sarana dan Prasarana dan mempunyai peranan pelayanan sosial yaitu Pengasuhan dan Pendidikan seperti yang ditegaskan oleh Departemen Sosial dimana setiap taman penitipan anak tidak bisa lepas dari poin tersebut karena itu akan membantu para fungsional dalam mengarahkan berjalannya proses yang ada dalam taman penitipan anak tersebut dan akan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak usia dini sehingga apa yang diharapkan para orang tua anak usia dini, Departemen sosial dapat tercapai.

Pengasuhan dan pendidikan anak selama ibu bekerja sudah tentu dapat digantikan oleh orang lain. Selama orang tua bekerja pengasuh di Taman Penitipan Anak bertanggung jawab dalam urusan pengasuhan, pemberian makan, bermain, mandi dan tidur pembinaan melalui proses sosialisasi dan pendidikan anak. Maka dalam hal diatas, Departemen Sosial menginisiasati pendirian Taman Penitipan Anak


(55)

yang berusaha untuk yang menekankan pada fungsi lembaga pengganti keluarga dalam internalisasi dan sosialisasi nilai-nilai dan norma-norma sosial sejak dini kepada anak, hal tersebut agar anak menjadi manusia yang memiliki keberfungsian yang memadai.

Pelayanan Sosial yang dilakukan oleh TPA Dharma Asih sangat berfungsi dalam perkembangan anak karena terjaminnya tumbuh kembang anak berupa pengasuhan, tumbuh kembang, pembinaan melalui proses sosialisasi, dan pendidikan anak sebaik mungkin dan sebagainya.

Peningkatan peranan tenaga kependidikan sebagai komponen sekaligus upaya yang diperlukan dalam pemberdayaan masyarakat dibidang pendidikan anak usia dini sangat mendesak untuk dilaksanakan. Karena itu, tenaga kependidikan khususnya pendidikan anak usia dini harus senantiasa dilingdungi serta terus ditingkatkan peranannya supaya anak usia dini tersebut menjadi orang yang berguna untuk bangsa dan negara. Tenaga kependidikan anak usia dini merupakan komponen penting, mengingat peranannya sangat menentukan berhasil tidaknya proses pembelajaran pada anak usia dini.


(56)

2.5. Bagan kerangka pemikiran

II. Kelengkapan pelayanan sosial TPA: 2.1. Sumber Daya Manusia

2.2. Administrasi Pelayanan Sosial 2.3. Sarana dan prasarana

I. Taman Penitipan Anak

III. Peranan Pelayanan Sosial: 3.1. Pengasuhan :

3.1.1. Menganti pakaian, tempat tidur, mengatur permainan dilapangan 3.1.2. Mengatur makanan anak-anak

3.1.3. Penyediaan P3K

3.1.4. Mencatat perkembangan dan pertumbuhan kesehatan anak 3.2. Pendidikan :

3.2. kecerdasan verbal

3.2.2. kecerdasan logika-matematik 3.2.3. kecerdasan musikal

3.2.4. kecerdasan visual-spasial 3.2.5. kecerdasan spritual


(57)

2.6. Defenisi konsep dan operasional 2.6.1. Defenisi konsep

Konsep merupakan unsur penting dalam penelitian. Konsep adalah defenisi, suatu abstraksi mengenai suatu gejala atau realita, ataupun mengenai suatu pengertian yang nantiny akan menjelaskan suatu gejala (Amirin, 2000:63)

Untuk lebih memberikan pengertian yang jelas mengenai konsep-konsep yang digunakan maka peneliti memberi konsep sebagai berikut:

1. Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannyanya, maka dia menjalankan perannya.

2. Penitipan anak adalah suatu lembaga kesejahteraan sosial yang memberikan pelayanan kepada ibu-ibu bekerja yang memiliki anak usia balita

3. Taman penitipan anak adalah suatu pelayanan tempat yang dapat melaksanakan kegiatan pengasuhan anak, dengan penuh kasih sayang, sekaligus mendidiknya, serta kesejahteraan anak pada saat orang tua bekerja atau sedang berhalangan. 4. Pelayanan sosial merupakan kegiatan yang memungkinkan untuk memberi

kesempatan kepada orang-orang dari golongan yang tidak dapat memanfaatkan adanya pelayanan sosial seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, dan sebagai pelayanan kesejahteraan sosial dapat bersifat pengobatan, penyembuhan, perbaikan, perlingdungan, pencegahan, peningkatan, dan pengembangan

5. Kesejahteraan sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin

6. Anak usia dini adalah anak balita ataupun anak pra sekolah yang berusia antara 0-6 tahun.


(58)

2.6.2 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberi tahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel (singarimbun, 1989:49) adapun variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah:

1. Sumber daya manusia, dengan indikator: a. Tenaga administrasi

1. Pimpinan

2. Petugas tata usaha / administrasi 3. Tenaga pengasuhan

4. Tenaga penunjang seperti: satpam, cleaning servis, juru masak b. Tenaga profesional.

1. Tenaga tetap seperti pekerja sosial

2. Tenaga tidak tetap seperti tenaga dokter / paramedis, psikolog c. Tenaga pendidikan.

2. Administrasi pelayanan sosial, dengan indikator: a. Administrasi pelayanan.

1. Pencatatan data anak dan keluarga / orang tuanya

2. Pencatatan/observasi kegiatan anak dan perkembangan anak 3. Buku laporan pribadi anak

4. Pencatatan tentang kondisi/ permasalahan anak, serta pemecahannya. 5. Catatan antar jemput anak.

6. Kesehatan dan perkembangan anak. 7. Buku penghubung orang tua. b. Administrasi ketatausahaan.


(59)

2. Penyusunan kegiatan mingguan dan harian taman penitipan anak. 3. Penyusunan jabwal kegiatan.

4. Penyusunan laporan bulanan.

3. Sarana dan prasarana pelayanan sosial, dengan indikator: a. Prinsip pengadaan.

1. Luas bangunan dan tanah 2. Pencahayaan

3. Air yang digunakan harus bersih 4. Kelengkapan ruangan TPA

1. Ruang kantor 2. Ruang kesehatan

3. Ruang kegiatan bermain

5. Peranan pelayanan sosial anak usia dini, dengan indikator: a. Pengasuhan.

1. Menganti pakaian, tempat tidur, mengatur permainan dilapangan 2. Mengatur makanan anak-anak

3. Penyediaan P3K

4. Mencatat perkembangan dan pertumbuhan kesehatan anak b. Pendidikan.

1. kecerdasan verbal.

2. kecerdasan logika-matematik 3. kecerdasan musikal.

4. kecerdasan visual-spasial. 5. kecerdasan spritual.


(1)

25. Apakah laporan bulanan anak Bapak/Ibu selalu diberitahu tiap bulannya?

a. Selalu b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

2.3. Sarana dan Prasarana TPA

26. Apakah menurut Bapak/Ibu luas ruangan belajar, tempat bermain yang disediakan sudah layak untuk kebutuhan anak?

a. Sangat layak b. Sudah

b. Tidak layak, (alasan………..) 27. Apakah letak bangunan gedung TPA terletak pada daerah yang sangat aman?

a. sangat aman b. Tidak aman

c. Daerah banjir, pencemaran

28. Apakah tata ruang dan dekorasi ruang kelas anak Bapak/Ibu lihat dalam TPA sudah menarik dan aman bagi anak?

a. Sangat menarik dan aman b. Menarik dan aman b. tidak menarik dan tidak aman

29. Apakah sistem pentilasi maupun pencahayaan yang terdapat diruang belajar anak Bapak/Ibu sudah sesuai dengan kesehatan anak?

a. Sangat sesuai b. Sesuai

c. Tidak sesuai

30. Menurut Bapa/Ibu, apakah air yang dipakai dalam TPA itu bersih dan bagus bagi kesehatan anak?

a. Sangat bersih b. Bersih

c. Tidak bersih

31. Pada saat bertamu ke TPA, diruangan manakah tempat Bapak/Ibu ditempatkan?

a. Ruang kantor b. Ruang kesehatan

c. Ruang kegiatan bermain

32. Didalam ruangan kesehatan harus ada tempat tidur, lemari obat, timbangan badan, dan alat pengukur tinggi anak, apakah alat-alat itu lengkap Bapak/Ibu lihat dalam TPA?

a. Sangat lengkap b. Lengkap


(2)

33. Menurut Bapak/Ibu, apakah ada lengkap alat-alat yang diperlukan untuk ibadah dalam TPA?

A. Sangat lengkap b. Lengkap

c. Tidak lengkap

34 Setelah Bapak/Ibu memasukkan anak ke TPA tersebut, apakah lengkap rat buku, buku-buku cerita, gambar-gambar dalam perpustakaan?

a. Sangat lengkap b. Lengkap

c. Tidak lengkap

35. Dalam suatu TPA harus ada ruangan kelas dan ruangan perlengkapan bagi anak, apakah menurut Bapak/Ibu ruangan itu lengkap?

a. Sangat lengkap b. Lengkap

c. Tidak lengkap

36. Dalam suatu TPA harus ada dapur masak, apakah menurut Bapak/Ibu dapur yang dipakai bersih?

a. Sangat bersih b. Bersih

c. Tidak bersih

37. Menurut Bapak/Ibu, apakah kamar mandi/WC anak tersebut layak bagi keselamatan dan kesehatan?

a. Sangat layak b. Layak

c. Tidak layak

38. Apakah halaman TPA tersebut layak untuk bermain anak-anak Bapak/Ibu?

a. Sangat layak b. Layak

c. Tidak layak

39. Dalam suatu TPA harus mempunyai alat-alat bermain seperti ayunan, junkitan, tangga majemuk, papan luncur, bola dunia, bak pasir, jalan panjatan, kereta dorong yang diperlukan anak, apakah permainan itu lengkap di TPA tersebut ?

a. Sangat lengkap b. lengkap


(3)

3.1. Peranan Pelayanan Sosial 3.1.1. Pengasuhan:

40. Menurut Bapak/Ibu, apakah pakaian anak selalu diganti para fungsional setelah sampai di TPA?

a. Selalu b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

41. Menurut Bapak/Ibu, apakah pakaian yang diberikan para fungsional masih layak pakai?

a. Sangat layak b. layak

c Tidak

42. Setelah anak-anak Bapak/Ibu bermain di taman, apakah pernah kecelakaan,luka-luka?

a. Pernah b. Kadang-kadang

c Tidak pernah

43. Apakah anak Bapak/Ibu selalu diatur pengasuh/pendidik di tempat bermain?

a. Selalu b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

44. Dalam TPA ada kelengkapan P3K disediakan, apakah anak Bapak/Ibu setelah sakit/jatuh dari permainan selalu diobati?

a. Selalu b. Kadang-kadang

c. Tidak Pernah

45. Apakah tempat tidur yang ada di TPA tersebut menurut Bapak/Ibu masih layak pakai?

a. Sangat layak b. layak

c Tidak

46. Ketika Bapak/Ibu melihat makanan anak di TPA, apakah makanan itu layak untuk anak?

a. sangat layak b. layak

c. Tidak layak

47. Menurut Bapak/Ibu, sudah mengandung 4 sehat 5 sempurna makanan yang ada di TPA?


(4)

48. Apakah TPA pernah menunjukkan catatan perkembangan dan pertumbuhan anak Bapak/Ibu?

a. Pernah b. Jarang

c. Tidak pernah

3.2. Pendidikan

49. Setelah masuk dalam TPA, apakah anak Bapak/Ibu sudah mampu berbicara, membaca dengan bagus?

a. Sangat mampu b. Mampu

c. Tidak mampu

50. Setelah belajar di TPA, apakah anak Bapak/Ibu mampu mendengarkan dan menceritakan kembali cerita secara urut dengan baik?

a. Sangat mampu b. Mampu

c. Tidak mampu

51. Apakah anak Bapak/Ibu sudah mampu menulis sendiri setelah belajar di TPA?

a. Sangat mampu b. Mampu

c. Tidak mampu

52. Setelah anak Bapak/Ibu mendapat pendidikan di TPA, apakah ada peningkatan kemampuan dan kecerdasan anak?

a. sangat meningkat b. meningkat

c. Tidak

53. Setelah belajar di TPA, apakah anak bapak/ibu dapat mengenali benda disekitarnya menurut bentuk, jenis dan ukurannya?

a. Sangat mengenali b. mengenali

c. tidak mengenali

54. Setelah belajar di TPA, apakah anak Bapak/Ibu mampu melakukan dua perintah sekaligus (misalnya mengucapkan kata sambil membuat gerakan)

a. Sangat mampu b. Mampu

c. Tidak mampu

55. Setelah belajar di TPA, apakah anak Bapak/Ibu mengenal angka:

a. 1-10 b. 1-50


(5)

56. Apakah anak Bapak/Ibu dapat menceritakan gambar yang dilihatnya setelah belajar di TPA?

a. Ya b. Kadang-kadang

c. Tidak

57. Apakah anak Bapak/Ibu setelah di TPA senang mendengarkan musik?

a. Sangat senang b. Senang

c. Tidak

58. Mampukah anak Bapak/Ibu menyanyikan beberapa lagu setelah belajar di TPA?

a. Sangat mampu b. Mampu

c. Tidak

59. Apakah anak Bapak/Ibu setelah belajar di TPA mampu membedakan suara musik dan suara tepuk tangan?

a. Sangat mampu b. Mampu

c. Tidak mampu

60. Menurut Bapak/Ibu apakah bidang-bidang ketrampilan (menggunting, melipat kertas, menyusun kotak) yang diperoleh anak Bapak/Ibu di TPA bermanfaat bagi dirinya?

a. Sangat bermanfaat b. Bermanfaat

c. Kurang bermanfaat

61. Apakah anak Bapak/Ibu menerapkan ketrampilan yang diajarkan di TPA dalam kehidupan sehari-hari?

a. Ya b. Kadang-kadang

c. Tidak

62. Apakah anak Bapak/Ibu tertarik untuk membaca, melihat-lihat buku gambar, buku cerita bergambar setelah belajar di TPA?

a. Sangat tertarik b. Tertarik

c. Tidak

63. Apakah anak Bapak/Ibu setelah dididik di TPA sudah mampu melukis atau menggambar?

a. Sangat mampu b. Mampu

c. Tidak mampu


(6)

65. Apakah anak Bapak/Ibu berdoa sebelum makan?

a. Selalu b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah

66. Apakah anak Bapak/Ibu rajin dalam mengikuti pengajian dan sekolah minggu setelah berada dalam TPA?

a. Sangat rajin b. Rajin

c. Tidak pernah

67. Setelah masuk dalam TPA, apakah anak Bapak/Ibu datang dan pergi mengucapkan salam?

a. Selalu b. Kadang-kadang

c. Tidak pernah