Angka Kecelakaan Lalu Lintas per Km Angka Kecelakaan pada Bagian Jalan Raya

yang tinggi, tetapi untuk waktu yang lain relatif dalam periode yang rendah lebih santai. Kondisi ideal adalah ketika pengemudi dapat menjamin keselarasan antara tahap kesiagaan dengan tuntutan yang ditimbulkan oleh jalan. Kendaraan yang tidak berhenti pada tempat yang sudah disediakan dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Benda-benda asing juga dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas, misalnya: paku, batu, dan lain-lain. Asap tebal yang terdapat di jalan, baik asap kendaraan maupun asap lingkungan pembakaran sampahrumput di pinggir jalan, juga sangat berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas. Asap tebal dapat menghalangi pandangan pengemudi, sehingga tidak dapat melihat jalan maupun kendaraan lain yang berada di depannya. Bagaimanapun pengemudi dan pejalan kaki merupakan faktor terbesar dalam kecelakaan lalu lintas para perancang jalan bertanggung jawab untuk memasukkan sebanyak mungkin bentuk–bentuk keselamatan dalam rancangannya agar dapat memperkecil jumlah kecelakaan, sehubungan dengan kekurangan geometrik. Faktor lingkungan dapat berupa pengaruh cuaca yang tidak menguntungkan, kondisi lingkungan jalan, penyeberang jalan, lampu penerangan jalan.

II.4 Angka Kecelakaan dan Penggunaannya

Angka kecelakaan adalah besaran yang menunjukkan jumlah kecelakaan per 100 juta kendaraan-kilometer perjalanan 1.000.000 kendaraan x 100 km panjang jalan, Sumber : Pignataro 1973 dalam Widyasih 2003. Banyak indikator angka kecelakaan yang telah diperkenalkan diantaranya adalah seperti yang di bawah ini.

II.4.1 Angka Kecelakaan Lalu Lintas per Km

Angka kecelakaan lalu lintas per km adalah jumlah kecelakaan per km. Dengan menggunakan rumus : Universitas Sumatera Utara = .................................................................................................2.1 T = Angka kecelakaan total per km setiap tahun A = Jumlah kecelakaan yang terjadi satu tahun L = Panjang ruas yang diamati km

II.4.2. Angka Kecelakaan pada Bagian Jalan Raya

Rumus yang digunakan Pignataro, L.J. 1973 adalah : = × × × × ..................................................................................2.2 R = Angka kecelakaan pada bagian jalan raya Kecelakaan per 100 juta-km kend A = Jumlah kecelakaan selama periode yang dianalisis V = AADT selama periode studi L = Panjang ruas jalan km T = Waktu periode analisis Angka kecelakaan ditentukan dengan rumus : = × × ..........................................................................................2.3 dengan : R = Jumlah kecelakaan per 100 juta km kendaraan A = Jumlah kecelakaan selama periode yang dianalisa V = Jumlah kendaraan per ruas dalam satu tahun kendaraan L = Panjang ruas jalan km Angka kecelakaan digunakan untuk mengukur tingkat kecelakaan pada satu satuan ruas jalan. Dengan kata lain angka kecelakaan disebut juga dengan tingkat kecelakaan. Tingkat kecelakaan yang paling umum dinyatakan dengan jumlah kecelakaan lalu lintas di suatu lokasi atau ruas jalan per jumlah total panjang perjalanan yang dilakukan oleh semua Universitas Sumatera Utara kendaraan yang menggunakan ruas jalan tersebut dalam 1 tahun, dikenal dengan istilah jumlah kecelakaan per 100 juta kendaraan-km panjang perjalanan 100JKKP dalam 1 tahun. Tingkat kecelakaan dirumuskan sebagai berikut : = × + ×, - .× ....................2.4 Tingkat kefatalan adalah keadaan atau kondisi korban akibat dari adanya kecelakaan dimana kondisi korban mengalami luka ringan, luka berat, dan meninggal. PT Jasa Marga membagi tingkat kefatalan menjadi beberapa tipe sangat ringan yaitu korban kecelakaan tidak mengalami luka apapun, ringan dimana korban mengalami luka ringan, berat korban kecelakaan mengalami luka berat dan fatal jika korban kecelakaan meninggal dunia. 1 2 = 34 50-- × + ×, - .× ...............2.5

II.5 Daerah Rawan Kecelakaan