II.6 Upaya Peningkatan Keselamatan Lalu Lintas
Pada dasarnya seluruh proses terjadinya kecelakaan lalu lintas dapat dibagi menjadi 3 tahapan besar, yaitu :
1. Tahap Pra-Kecelakaan, yaitu keadaan sebelum sesuatu kecelakaan lalu lintas terjadi.
2. Tahap Kecelakaan, yaitu keadaan pada saat kecelakaan lalu lintas terjadi.
3. Tahap Purna-Kecelakaan, yaitu keadaan setelah terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Berdasarkan ketiga macam tahapan dalam proses terjadinya kecelakaan tersebut, dikembangkanlah konsep peningkatan keselamatan lalu lintas jalan yang bersifat
komprehensip yang harus mencakup setiap tahapan dalam proses terjadinya kecelakaan tersebut. Pada dasarnya konsep yang bersifat komprehensip ini harus mengandung 3 prinsip,
yaitu : a.
Prinsip pencegahan terjadinya kecelakaan lalu lintas terkait dengan tahapan pra- kecelakaan
b. Prinsip pengurangan resiko kecelakaan lalu lintas terkait dengan tahapan saat
terjadinya kecelakaan c.
Prinsip penolongan korban kecelakaan lalu lintas terkait dengan tahapan purna- kecelakaan
Prinsip dasar penangangan lokasi rawan kecelakaan antara lain : a.
Penangangan lokasi rawan kecelakaan sangat tergantung pada akurasi data kecelakaan, karenanya data yang dipergunakan untuk upaya ini harus bersumber pada instansi resmi.
b. Penangangan harus dapat mengurangi angka dan korban kecelakaan semaksimal mungkin
pada lokasi kecelakaan. c.
Solusi penanganan kecelakaan dipilih berdasarkan perkembangan tingkat pengurangan kecelakaan dan pertimbangan ekonomis.
Universitas Sumatera Utara
d. Upaya penanganan yang ditujukan meningkatkan kondisi keselamatan pada lokasi
kecelakaan dilakukan melalui rekayasa jalan, rekayasa lalu lintas dan manajemen lalu lintas.
Secara garis besar usaha peningkatan keselamatan lalu lintas dapat dikelompokkan dalam 4 aspek, yaitu :
a. Aspek Rekayasa b. Aspek Pendidikan
c. Aspek Penegakan Hukum d. Aspek Pengelolaan
Aspek rekayasa lalu lintas untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas dapat ditekankan pada:
a. Perbaikan atau penyempurnaan perubahan perlengkapan jalan pada lokasilokasi yang rawan terhadap kecelakaan, seperti marka jalan, rambu-rambu, alat pengatur lalu lintas,
serta papan peringatan lalu lintas. b. Perbaikan terhadap peraturan lalu lintas yang diberlakukan pada ruas-ruas jalan tertentu
yang rawan terhadap kecelakaan lalu lintas, seperti batas kecepatan dan dilarang menyiap. c. Memberi arahan dan bimbingan penyuluhan kepada masyarakat. Keselamatan para
pengguna jalan dapat diperbaiki dengan cara memperbaiki pendidikan dan pengendalian. Pengguna jalan harus dididik, bagaiman bertingkah laku di jalan yang dapat memberikan
kenyamanan bagi pengguna jalan yang lain yang tidak berbahaya baik kepada orang lain maupun diri sendiri. Untuk memperoleh Surat Izin Mengemudi SIM yang bersangkutan
diwajibkan untuk mengetahui seluruh peraturan dan keterampilan mengemudi yang memadai. Pendidikan dapat juga diberikan pada sekolah mengemudi untuk memberikan
kesadaran berlalu lintas yang baik, dan informasi-informasi pada sekolah serta dari media
Universitas Sumatera Utara
cetak dan elektronik. Aspek penegakan hukum harus dijalankan dan dilakukan secara ketat. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa penerapan, antara lain sebagai berikut:
a. Pembatasan kecepatan. b. Penggunaan sabuk pengaman.
c. Pemeriksaan kelaikan kendaraan yang dilakukan secara periodik. d. Penindakan dengan sanksi hukum bagi pelanggar lalu lintas yang menyangkut
keamanan dan keselamatan, sebagai pengguna jalan wajib mematuhi peraturan dan undang-undang lalu lintas. Salah satu tugas kepolisian adalah untuk mengelola dan
menangani masalah kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Kepolisian akan berusaha untuk mengetahui semua kecelakaan lalu lintas yang terjadi setiap harinya, dengan
melakukan patroli lalu lintas.
II.7 Jalan