METODOLOGI PENELITIAN Analisis Kecelakaan Lalu Lintas Di Jalan Tol Belmera

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Umum Untuk mencapai suatu penelitian yang sistematis, terorganisir dan dapat berjalan secara efektif, efisien serta tepat sasaran, diperlukan suatu metode penelitian yang didalamnya memuat proses rencana dan pelaksanaan penelitian. Pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian dan termasuk tata cara penyelesaian sehingga tiap-tiap bagian memiliki keterkaitan satu dengan yang lain secara berurutan dengan demikian diharapkan hasil akhir yang baik sehingga mendapatkan nilai yang maksimal. III.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil pada penelitian ini adalah ruas jalan Tol Belmera Belawan-Medan-Tanjung Morawa. Jalan tol digunakan untuk lalu lintas antarkota dan jalan Tol Belmera dibangun di kota Medan pada tahun 1986 oleh PT. Jasa Marga selaku penyelenggara jalan tol yang ada di Indonesia. Jalan Tol Belmera merupakan satu-satunya jalan tol yang ada di provinsi Sumatera Utara. Jalan ini memiliki panjang 34,068 km dengan kecepatan rencana yang diizinkan adalah 80 kmjam dan didesain mampu menahan muatan sumbu terberat MST paling rendah 8 delapan ton. Data geometrik jalan Tol Belmera pada tabel 3.1 dapat memberi gambaran mengenai situasi dan kondisi jalan tol tersebut secara umum. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1 Data Geometrik Jalan Tol Belmera Geometrik Jalan Dimensi Panjang jalan utama 34 km Lebar jalur 3,6 m Jumlah lajur 4 lajur Lebar rata-rata bahu luar : 2,5 m Dalam : 0,75 m Lebar rata-rata median 1 m Sumber : PT. Jasa Marga Cabang Belmera Pada jalan Tol Belmera terdapat pembagian jalur atau dengan kata lain terdapat pembagian arah kendaraan yaitu jalur A atau arah A dan jalur B atau arah B. jalur A arah A adalah arah pergerakan kendaraan dari arah Belawan menuju arah Tanjung Morawa. Sedangkan jalur B arah B adalah arah pergerakan kendaraan dari arah Tanjung Morawa menuju arah Belawan. Pembagian ruas jalan Tol Belmera dapat dilihat pada tabel 3.2. Di sepanjang jalan Tol Belmera terdapat 6 pintu gerbang tol yang berfungsi sebagai jalan masuk tempat pengambilan tiket dan jalan keluar tempat pembayaran tarif tol lalu lintas kendaraan. Gerbang-gerbang tol tersebut secara berurutan dari gerbang tol pertama sampai gerbang tol akhir adalah sebagai berikut : a. Gerbang Tol Belawan b. Gerbang Tol Mabar c. Gerbang Tol Tanjung Mulia d. Gerbang Tol Bandar Selamat e. Gerbang Tol Amplas f. Gerbang Tol Tanjung Morawa Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2 Pembagian Ruas di Jalan Tol Belmera No. Nama Ruas Panjang Ruas Sta. Awal Sta. Akhir 1. Belawan - Mabar 11,50 00+00 11+50 2. Mabar - Tanjung Mulia 2,50 11+50 14+00 3. Tanjung Mulia - Bandar Selamat 8,00 14+00 22+00 4. Bandar Selamat - Amplas 6,00 22+00 28+00 5. Amplas - Tanjung Morawa 6,50 28+00 34+50 Sumber : PT. Jasa Marga Cabang Belmera III.3 Langkah Kerja Penelitian Garis besar langkah kerja penelitian ini meliputi : 1. Pengumpulan data Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah hanya data sekunder, yakni sebagai berikut : a. Data laporan kecelakaan lalu lintas, meliputi data jumlah kecelakaan perbulan selama 5 tahun, mulai tahun 2006-2010. b. Data geometrik, meliputi data kondisi jalan tol antara lain panjang jalan, jumlah jalur, lebar lajur, lebar median, dan lebar bahu jalan. c. Data volume lalu lintas, meliputi data lalu lintas harian rata-rata LHRT tiap ruas. 2. Pengolahan data a. ekstraksi data menurut kebutuhan yang diperlukan. b. pengelompokan data. 3. Analisa dan pembahasan. 4. Kesimpulan dan saran. Universitas Sumatera Utara Tahapan penelitian ini secara ringkas diperlihatkan pada gambar 3.1. Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian Penentuan Tujuan : 1. Mengetahui karakteristik kecelakaan 2. Mengetahui faktor penyebab kecelakaan 3. Menganalisa daerah rawan kecelakaan Tinjauan Literatur Penentuan Lokasi Penelitian Pengumpulan Data Data Sekunder : 1. Data Kecelakaan Lalu Lintas 5 tahun • jumlah kecelakaan perbulan • jumlah kecelakaan berdasarkan faktor penyebab kecelakaan 2. Data Volume Lalu Lintas 5 tahun • lalu lintas harian rata-rata Analisa Metode Frekuensi Kesimpulan Dan Saran Analisa Faktor Penyebab Kecelakaan Pengolahan Data Metode UCL Metode Tingkat Kecelakaan Analisa Daerah Rawan Kecelakaan Uji Signifikansi Universitas Sumatera Utara III.4 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang diperoleh dari PT. Jasa Marga Cabang Belmera. Data sekunder yang akan dianalisa adalah data dengan time series 5 tahun yaitu pada tahun 2006 s.d 2010. Data ini antara lain : 1. Data kecelakaan lalu lintas Data kecelakaan lalu lintas merupakan data yang berisi catatan kejadian-kejadian kecelakaan dan laporan bulanan kecelakaan yang dikumpulkan setiap tahunnya. Jenis data kecelakaan lalu lintas yang diperoleh dari kantor Jasa Marga ini berisi catatan mengenai : a. Jumlah kecelakaan berdasarkan faktor penyebab kecelakaan b. Jumlah kecelakaan berdasarkan lokasi kejadian c. Jumlah kecelakaan berdasarkan tipe kecelakaantipe tabrakan d. Jumlah kecelakaan berdasarkan kondisi cuaca e. Jumlah kecelakaan berdasarkan waktu terjadinya kecelakaan, dan sebagainya yang dapat dilihat pada analisa data pada bab berikutnya. 2. Data geometrik jalan Data geometrik jalan merupakan data kondisi jalan tol. Data ini meliputi jumlah lajur, lebar jalur, lebar median, lebar bahu, dan panjang jalan tol. 3. Data volume lalu lintas harian rata-rata tiap tahun. III.5 Metode Analisa Data Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat dekriptif persentase yang merupakan proses penggambaran lokasi penelitian, yaitu pada lokasi kecelakaan di jalan Tol Belmera. Dalam penelitian ini akan diperoleh gambaran tentang : Faktor penyebab Waktu kejadian Universitas Sumatera Utara Jenis kendaraan yang terlibat Jenis kecelakaan Posisi tabrakan Cuaca Dalam identifikasi terhadap lokasi titik rawan kecelakaan ini dilakukan analisa terhadap kedua jalur, baik jalur Belawan menuju Tanjung Morawa selanjutnya disebut Jalur A maupun di jalur sebaliknya, Tanjung Morawa menuju Belawan Jalur B. Untuk melakukan analisa titik rawan kecelakaan black spot diperlukan data historis kecelakaan, minimal selama 5 tahun kebelakang. Kecelakaan yang terjadi akan diklasifikasikan per kilometer. Selanjutnya lokasi per kilometer tersebut yang akan menjadi segmenarea dalam identifikasi keberadaan black spot. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi lokasi titik rawan black spot. Dalam penelitian ini akan dilakukan dua metode yaitu metode frekuensi dan metode UCL Upper Control Limit. Suatu ruas diidentifikasi sebagai lokasi titik rawan apabila pada ruas tersebut terjadi kecelakaan dalam frekuensi yang lebih tinggi dari nilai kritis yang telah ditentukan dan melewati garis UCL. III.5.1 Metode Frekuensi Metode Frekuensi ini dapat dihitung berdasarkan jumlah kecelakaan atau tingkat kecelakaan. Dalam perhitungan berdasarkan jumlah kecelakaan hanya mencari segmen stasiun yang memiliki jumlah kecelakaan lebih besar dari nilai kritis. Untuk perhitungan berdasarkan tingkat kecelakaan, suatu segmen dinyatakan sebagai black spot apabila tingkat kecelakaan di segmen tersebut lebih tinggi dari indeks tingkat kecelakaan. Dalam metode ini, daerah rawan kecelakaan ditentukan dengan suatu angka, dimana angka tersebut dianggap mewakili sebuah nilai kritis. Seluruh kecelakaan yang terjadi Universitas Sumatera Utara dianggap merupakan suatu hal yang sangat serius dan harus diperhatikan, tanpa melihat jumlah dan kondisi korban. Tingkat kecelakaan adalah suatu besaran yang menunjukkan jumlah kecelakaan per 100 juta kendaraan km perjalanan. Tingkat kecelakaan dirumuskan sebagai berikut: = × + ×, - .× ....................3.1 Sedangkan indeks tingkat kecelakaan merupakan besarnya tingkat kecelakaan dengan jumlah kecelakaan 10 kejadian. Pada dasarnya akan diperoleh hasil yang sama antara perhitungan berdasarkan jumlah ataupun tingkat kecelakaan Uri,2008. Tahap – tahap yang dilakukan dalam metode frekuensi antara lain: 1. Menentukan nilai kritis kecelakaan Tidak ada standar yang baku dalam menentukan nilai kritis untuk mengidentifikasi titik rawan kecelakaan. Pada dasarnya, penentuan nilai ini lebih berdasarkan visi dan sudut pandang masing – masing negara dalam menanggapi masalah keselamatan lalu lintas. Dalam penelitian ini, angka yang diambil untuk menyatakan daerah rawan yaitu 10 kecelakaan Khisty,2003. 2. Membuat tabulasi data kecelakaan per kilometer Tabulasi data kecelakaan dibuat untuk setiap tahun. Tabulasi juga dibedakan untuk kecelakaan yang terjadi di jalur A dan jalur B. Pada akhirnya akan diperoleh lokasi black spot yang berbeda untuk jalur A dan jalur B. 3. Penentuan lokasi titik rawan Suatu segmen jalan diidentifikasi sebagai lokasi titik rawan black spot apabila kecelakaan yang terjadi di segmen tersebut melebihi nilai kritis. Dalam penelitian ini, dilakukan identifikasi terhadap data kecelakaan selama 5 tahun. Suatu segmen dalam hal ini Universitas Sumatera Utara ruas per kilometer akan diidentifikasi sebagai lokasi titik rawan apabila paling sedikit dalam 3 tahun lokasi itu teridentifikasi sebagai black spot kecelakaan yang terjadi melebihi nilai kritis. III.5.2 Metode UCL Dalam metode ini, lokasi berbahaya black spot ditentukan dengan cara statistical quality control atau metode statistik kontrol kualitas. Suatu segmenwilayah dalam suatu ruas jalan dinyatakan sebagai lokasi berbahaya apabila tingkat kecelakaan di segmen tersebut telah melampaui batas normal atau nilai kritis. Batas tersebut dikenal dengan Upper Control Limit UCL. Batas normal tersebut dihitung dengan menggunakan rumus pendekatan poisson. Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung nilai kritis atau batas normal tersebut. Salah satu yang cukup populer adalah rumus yang dikembangkan oleh Norden Orlansky. Rumusnya adalah : = = ? + A B + C .................................................................................3.2 dimana : λ = tingkat kecelakaan rata – rata kecelakaan exposure m = satuan exposure, 100 juta kilometer perjalanan kendaraan 100 jkk ψ = faktor probabilitas → 2,576 untuk tingkat probabilitas 99 Dalam metode ini dihitung nilai yang menggambarkan tingkat kecelakaan kritis. Kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan tingkat kecelakaan masing-masing segmen yang digambarkan dalam bentuk grafik. Dengan kata lain, pola kecelakaan pada setiap segmen ditampilkan dengan diagram batang berdasarkan tingkat kecelakaan yang terjadi. Apabila diagram batang dari tingkat kecelakaan suatu segmen melampaui garis Upper Control Limit UCL, maka lokasisegmen tersebut dianggap merupakan daerah black spot. Tahap – tahap yang dilakukan dalam metode UCL adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Membuat tabulasi data kecelakaan perkilometer untuk setiap tahunnya. Seperti pada metode frekuensi, tabulasi data dibuat per tahun dan dibedakan untuk kecelakaan pada jalur A dan jalur B. Pada akhirnya akan diperoleh 10 grafik UCL, yaitu grafik UCL untuk jalur A dan B selama 5 tahun. 2. Menghitung tingkat kecelakaan segmen per kilometer. 3. Menghitung tingkat kecelakaan jalurruas yang ditinjau. 4. Menghitung nilai UCL untuk masing – masing jalur. 5. Membuat grafik UCL. Grafik UCL merupakan grafik kombinasi antara grafik yang menunjukkan tingkat kecelakaan perkilometer dan grafik nilai UCL. Nilai UCL yang diperoleh dari perhitungan diplot dalam sebuah grafik dan akan menjadi garis batas dalam identifikasi lokasi black spot . 6. Penentuan lokasi black spot. Dari grafik UCL yang telah dibuat, dapat ditentukan lokasi rawan kecelakaan. Suatu segmen disebut sebagai lokasi black spot apabila tingkat kecelakaan di segmen tersebut bersinggunganmelewati garis UCL. Dalam penelitian ini, lokasi yang akhirnya dikatakan sebagai titik rawan apabila tingkat kecelakaan di segmen tersebut melebihi garis UCL paling sedikit dalam 3 tahun. III.5.3 Metode Tingkat Kecelakaan Dalam metode ini, analisa untuk identifikasi daerah rawan kecelakaan dilakukan dengan menggunakan tingkat kecelakaan dan digabungkan dengan metode statistika. Dalam menentukan black spot, biasanya hanya batas atas yang dipakai dan angka ini disebut Indeks Kecelakaan Kritis Cr. Rumus yang digunakan untuk menentukan lokasi rawan kecelakaan : Universitas Sumatera Utara =D = ? + 2,575A B + ,ICJ + C ..........................................................3.3 K = × ............................................................................................. 3.4 di mana : Cr = Indeks kecelakaan Kritis Kecelakaan per 100JKKP ? = Angka kecelakaan rata-rata Kecelakaan per 100JKKP m = Satuan exposure, km V = Jumlah kendaraan per ruas dalam satu tahun kendaraan L = Panjang ruas jalan km Pada metode ini, dalam proses identifikasi black spot diperlukan data yang meliputi jumlah kecelakaan lalu lintas yang digunakan dikonversikan menjadi angka kecelakaan rata-rata dan volume kendaraan per ruas jalan. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS