Identifikasi Black Spot Berdasarkan Metode Frekuensi

Tabel 4.13 Perhitungan Black Spot Sementara Tiap Jalur Pada Tahun 2006-2010 Black Spot Sementara Jumlah Jalur A Stationing 08+00-09+00 Stationing 14+00-15+00 2 tahun 1 tahun Jalur B Stationing 07+00-08+00 Stationing 10+00-11+00 Stationing 16+00-17+00 2 tahun 1 tahun 2 tahun Ket : Black spot sementara ⇨ melewati garis UCL Black spot ⇨ Black spot sementara ≥ 3 tahun Dengan melihat tabel 4.13 hasil black spot di atas ≤ 3 tahun, maka segmen tersebut tidak dapat dinyatakan sebagai lokasi rawan kecelakaan black spot. Maka dengan metode UCL diperoleh hasil tidak ada lokasi rawan kecelakaan pada jalur A dan B.

IV.3.2 Identifikasi Black Spot Berdasarkan Metode Frekuensi

Dalam analisa dengan metode frekuensi dilakukan identifikasi titik rawan berdasarkan jumlah kecelakaan per kilometer setiap tahun selama 5 tahun. Analisa ini dilakukan di tahun dan jalur yang sama. Untuk masing – masing jalur yaitu, jalur A ruas Belawan menuju Tanjung Morawa dan jalur B ruas Tanjung Morawa menuju Belawan. Suatu segmen diidentifikasi sebagai titik rawan apabila terjadi kecelakaan dalam frekuensi yang lebih tinggi dari nilai kritis yang telah ditetapkan, yaitu 10 kejadian kecelakaan per tahun. Selanjutnya dari hasil identifikasi masing – masing jalur untuk setiap tahunnya akan dianalisa lebih lanjut lokasi mana yang benar – benar merupakan titik rawan blackspot. Dalam hal ini, angka kritis 10 ditetapkan untuk menunjukkan lokasi titik rawan kecelakaan dengan skala prioritas tertinggi. Universitas Sumatera Utara

IV.3.2.1 Jalur A Belawan Menuju Tanjung Morawa

Tabel 4.14 Data Kecelakaan per Km Tahun 2006 No. Lokasi Km Jumlah Kecelakaan Keterangan 1 00 s.d 01 Bukan Black Spot 2 01 s.d 02 Bukan Black Spot 3 02 s.d 03 Bukan Black Spot 4 03 s.d 04 Bukan Black Spot 5 04 s.d 05 Bukan Black Spot 6 05 s.d 06 1 Bukan Black Spot 7 06 s.d 07 Bukan Black Spot 8 07 s.d 08 Bukan Black Spot 9 08 s.d 09 1 Bukan Black Spot 10 09 s.d 10 Bukan Black Spot 11 10 s.d 11 Bukan Black Spot 12 11 s.d 12 Bukan Black Spot 13 12 s.d 13 Bukan Black Spot 14 13 s.d 14 1 Bukan Black Spot 15 14 s.d 15 3 Bukan Black Spot 16 15 s.d 16 Bukan Black Spot 17 16 s.d 17 1 Bukan Black Spot 18 17 s.d 18 1 Bukan Black Spot 19 18 s.d 19 1 Bukan Black Spot 20 19 s.d 20 Bukan Black Spot 21 20 s.d 21 Bukan Black Spot 22 21 s.d 22 1 Bukan Black Spot 23 22 s.d 23 Bukan Black Spot 24 23 s.d 24 Bukan Black Spot 25 24 s.d 25 Bukan Black Spot 26 25 s.d 26 Bukan Black Spot 27 26 s.d 27 Bukan Black Spot 28 27 s.d 28 2 Bukan Black Spot 29 28 s.d 29 Bukan Black Spot 30 29 s.d 30 Bukan Black Spot 31 30 s.d 31 Bukan Black Spot 32 31 s.d 32 Bukan Black Spot 33 32 s.d 33 2 Bukan Black Spot 34 33 s.d 34 1 Bukan Black Spot Jumlah 15 Ket : Blackspot → Kecelakaan ≥ 10 Dari tabel 4.14 diperoleh hasil bahwa pada jalur A tahun 2006 tidak terdapat titiksegmen yang teridentifikasi sebagai lokasi rawan kecelakaan black spot. Prosedur yang sama dilakukan terhadap data kecelakaan pada tahun selanjutnya, mulai tahun 2008 sampai dengan Universitas Sumatera Utara tahun 2010 dapat dilihat pada lampiran H. Dari pengolahan data kecelakaan selama 5 tahun tersebut, diperoleh hasil tidak ada lokasi rawan kecelakaan di jalur A seperti yang terlihat pada tabel 4.15. Tabel 4.15 Hasil Identifikasi Black Spot Jalur A dengan Metode Frekuensi Lokasi Km Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 00 s.d 01 01 s.d 02 1 02 s.d 03 03 s.d 04 1 1 04 s.d 05 1 1 05 s.d 06 1 06 s.d 07 1 07 s.d 08 1 08 s.d 09 1 1 2 2 09 s.d 10 10 s.d 11 1 11 s.d 12 12 s.d 13 1 1 13 s.d 14 1 3 2 14 s.d 15 3 1 1 15 s.d 16 16 s.d 17 1 1 17 s.d 18 1 1 18 s.d 19 1 1 1 19 s.d 20 20 s.d 21 2 1 2 21 s.d 22 1 1 22 s.d 23 23 s.d 24 1 1 24 s.d 25 3 25 s.d 26 1 2 26 s.d 27 1 1 1 27 s.d 28 2 1 3 28 s.d 29 1 29 s.d 30 1 1 30 s.d 31 1 2 1 31 s.d 32 1 1 1 32 s.d 33 2 1 1 33 s.d 34 1 1 Jumlah 15 13 17 14 16 Ket : Blackspot → Kecelakaan ≥ 10 Universitas Sumatera Utara

IV.3.2.2 Jalur B Tanjung Morawa Menuju Belawan

Tabel 4.16 Data Kecelakaan per Km Tahun 2006 No. Lokasi Km Jumlah Kecelakaan Keterangan 1 00 s.d 01 Bukan Black Spot 2 01 s.d 02 Bukan Black Spot 3 02 s.d 03 Bukan Black Spot 4 03 s.d 04 Bukan Black Spot 5 04 s.d 05 1 Bukan Black Spot 6 05 s.d 06 1 Bukan Black Spot 7 06 s.d 07 1 Bukan Black Spot 8 07 s.d 08 3 Bukan Black Spot 9 08 s.d 09 1 Bukan Black Spot 10 09 s.d 10 1 Bukan Black Spot 11 10 s.d 11 Bukan Black Spot 12 11 s.d 12 Bukan Black Spot 13 12 s.d 13 Bukan Black Spot 14 13 s.d 14 Bukan Black Spot 15 14 s.d 15 Bukan Black Spot 16 15 s.d 16 Bukan Black Spot 17 16 s.d 17 3 Bukan Black Spot 18 17 s.d 18 1 Bukan Black Spot 19 18 s.d 19 Bukan Black Spot 20 19 s.d 20 Bukan Black Spot 21 20 s.d 21 Bukan Black Spot 22 21 s.d 22 1 Bukan Black Spot 23 22 s.d 23 1 Bukan Black Spot 24 23 s.d 24 Bukan Black Spot 25 24 s.d 25 Bukan Black Spot 26 25 s.d 26 Bukan Black Spot 27 26 s.d 27 1 Bukan Black Spot 28 27 s.d 28 Bukan Black Spot 29 28 s.d 29 Bukan Black Spot 30 29 s.d 30 Bukan Black Spot 31 30 s.d 31 Bukan Black Spot 32 31 s.d 32 Bukan Black Spot 33 32 s.d 33 Bukan Black Spot 34 33 s.d 34 Bukan Black Spot Jumlah 15 Ket : Blackspot → Kecelakaan ≥ 10 Pada jalur B tahun 2006 juga ditemukan tidak adanya black spot pada jalur tersebut. Dapat kita lihat data kecelakaan yang ada pada tabel 4.16, kecelakaan yang terjadi di jalur Universitas Sumatera Utara tersebut hampir secara merata jarang terjadi. Prosedur yang sama dilakukan untuk tahun 2007-2010 yang terdapat di lampiran I. Tabel 4.17 Hasil Identifikasi Black Spot Jalur B dengan Metode Frekuensi Lokasi Km Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 00 s.d 01 01 s.d 02 02 s.d 03 03 s.d 04 04 s.d 05 1 1 05 s.d 06 1 1 06 s.d 07 1 1 07 s.d 08 3 1 4 08 s.d 09 1 1 09 s.d 10 1 1 10 s.d 11 1 2 11 s.d 12 3 1 1 12 s.d 13 1 2 13 s.d 14 1 1 14 s.d 15 1 1 15 s.d 16 1 1 16 s.d 17 3 1 3 17 s.d 18 1 2 18 s.d 19 2 1 1 19 s.d 20 1 20 s.d 21 1 1 21 s.d 22 1 1 22 s.d 23 1 1 1 23 s.d 24 1 2 24 s.d 25 1 1 25 s.d 26 1 1 26 s.d 27 1 1 27 s.d 28 1 2 28 s.d 29 1 1 29 s.d 30 1 30 s.d 31 31 s.d 32 32 s.d 33 1 33 s.d 34 Jumlah 15 13 14 16 15 Ket : Blackspot → Kecelakaan ≥ 10 Universitas Sumatera Utara Dari tabel 4.17 terlihat bahwa hasil identifikasi titik rawan di jalur B tidak menemukan adanya segmenlokasi rawan kecelakaan. Sama halnya dengan jalur A, pada jalur B tidak ditemukan black spot dengan metode ini. Setelah dilakukan pengolahan data untuk data kecelakaan pada tahun-tahun selanjutnya ternyata lokasi yang dihasilkan sama dengan metode sebelumnya. Pada metode UCL, tidak ditemukan lokasi rawan kecelakaan, dan pada metode frekuensi juga tidak terdapat segmenlokasi rawan kecelakaan black spot. Setelah melakukan identifikasi black spot dengan 2 metode dan memperoleh hasil yang sama, maka untuk memperoleh hasil yang lebih baik dan akurat, dalam penelitian ini kemudian dicoba melakukan identifikasi black spot dengan metode tingkat kecelakaan. Diharapkan dengan melakukan minimal 2 untuk mengidentifikasi black spot diperoleh hasil yang lebih baik.

IV.3.3 Identifikasi Black Spot Berdasarkan Metode Tingkat Kecelakaan