Permasalahan Tujuan Hipotesis Manfaat Kelapa Sawit

1.2 Permasalahan

Pengendalian hayati dengan menggunakan berbagai jasad mikroorganisme seperti bakteri kitinolitik sudah banyak digunakan Duffy 1995. Namun pengetahuan tentang bakteri kitinolitik khususnya pada kelapa sawit masih sangat sedikit, baik dari jenis maupun kegunaannya. Peran bakteri kitinolitik yang banyak memberikan manfaat bagi manusia dan lingkungan diantaranya sebagai pengendali hama dan penyakit tanaman, karena memiliki kitinase untuk mendegradasi jamur diperkirakan dapat mengendalikan pertumbuhan G . boninense yang dapat menyebabkan penyakit busuk pangkal batang basal stem rot pada tanaman ini. Keanekaragaman bakteri kitinolitik pada kelapa sawit perlu digali terutama juga untuk membantu meningkatkan produktivitas kelapa sawit dan dalam hal mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh G . boninense .

1.3 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengukur kemampuan antagonistik zona hambat isolat bakteri kitinolitik dari tanah berbagai daerah seperti: Bangka BK15 dan BK08 dan Langkat LK08 serta Karo KR05 sebagai pengendali hayati terhadap infeksi jamur

G. boninense

secara in vitro. 2. Mengukur kemampuan isolat bakteri kitinolitik terhadap pengendalian penyakit yang disebabkan infeksi jamur

G. boninense

pada kelapa sawit secara in vivo. Universitas Sumatera Utara

1.4 Hipotesis

1. Isolat bakteri kitinolitik yang diisolasi dari tanah berbagai daerah memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan jamur

G. boninense

yang menyerang tanaman kelapa sawit secara in vitro dan in vivo. 2. Isolat bakteri kitinolitik dapat menurunkan serangan

G. boninense

pada bibit tanaman kelapa sawit.

1.5 Manfaat

1. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pada perkembangan iptek terutama bidang perkebunan. 2. Bahan informasi untuk penelitian yang lebih lanjut dan instansi terkait. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelapa Sawit

Berdasarkan bukti-bukti yang ada, kelapa sawit diperkirakan berasal dari Nigeria, Afrika barat. Namun ada pula yang menyatakan tanaman tersebut berasal dari Amerika, yakni Brazilia. Tanaman kelapa sawit berasal dari tanaman tersier, yang merupakan daratan penghubung yang terletak di antara Afrika dan Amerika. Kedua daratan itu kemudian terpisah oleh lautan menjadi dua benua Afrika dan Amerika sehingga tempat asal komoditas kelapa sawit tidak lagi dipermasalahkan orang Risza 1994. Kelapa sawit saat ini telah berkembang pesat di Asia Tenggara, khususnya Indonesia dan Malaysia, dan justru bukan di Afrika barat atau Amerika yang dianggap sebagai daerah asalnya. Masuknya bibit kelapa sawit ke Indonesia pada tahun 1948 hanya sebanyak empat batang yang berasal dari Bourbon Mauritus dan Amsterdam. Keempat batang bibit kelapa sawit tersebut ditanam di Kebun Raya Bogor dan selanjutnya disebarkan di Deli Sumatera Utara Risza 1994. Kelapa sawit di Indonesia dewasa ini merupakan komoditas primadona. Luasnya perkebunan kelapa sawit terus berkembang dan tidak hanya merupakan monopoli perkebunan besar negara atau perkebunan besar swasta. Perkebunan kelapa sawit yang semula hanya di Sumatera Utara dan Daerah Istimewa Aceh saat ini sudah berkembang di beberapa provinsi antara lain Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Riau, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Irian Jaya, Sulawesi selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara dan Jawa Barat. Permintaan minyak kelapa sawit disamping digunakan sebagai industri pangan juga digunakan sebagai bahan Universitas Sumatera Utara mentah industri non pangan. Jika dilihat dari biaya produksinya, komoditas kelapa sawit jauh lebih rendah dari pada minyak nabati yang lainnya Risza 1994. Di Sumatera, sebagai sentral perkebunan kelapa sawit, banyak daerah baru tumbuh akibat langsung dari perkebunan sawit. Hal yang cukup fantastis terjadi di provinsi Riau yang meliputi lima kabupaten, Siak, Pelelawan, Rokan Hulu, Indragiri, Hulu dan Kampar. Sepanjang jalur lintas timur, lintas tengah, dan lintas barat Sumatera antara Medan- Palembang, di kanan kiri jalan yang terlihat hanyalah hamparan perkebunan sawit dan karet. Tak heran jika total luas areal tanaman kelapa sawit di seluruh Indonesia dalam 20 tahun terakhir berkembang cukup pesat Budiyanto et al. 2005. Sebagai negara penghasil kelapa sawit terbesar, Indonesia telah menjadikan komoditas ini sebagai penggerak utama, pemicu dan pemacu ekonomi Indonesia. Kelapa sawit mengakumulasi hampir seluruh kegiatan penelitian pengembangan dan rekayasa. Produksi minyak sawit mentah CPO diperkirakan melewati 13 juta ton pada 2005, sedikit lebih rendah dari produksi Malaysia sebagai produsen CPO terbesar didunia Lukman 2005.

2.2 Botani Kelapa Sawit