Pengamatan Struktur Hifa Abnormal

4.4. Pengamatan Struktur Hifa Abnormal

G. boninense

Setelah Uji antagonis In Vitro Pengamatan mikroskopis untuk melihat hifa abnormal

G. boninense

., dilakukan pada hari kesepuluh. Mekanisme antagonis yang terjadi antara bakteri kitinolitik dan

G. boninense

hampir sama untuk semua isolat Tabel 4.4.1 memiliki aktivitas antagonis seperti menghambat pertumbuhan miselium dan penipisan dinding hifa

G. boninense

. Akibat aktivitas antagonis bakteri kitinolitik juga menyebabkan hifa

G. boninense

mengalami pertumbuhan yang abnormal Gambar 4.4.1. Tabel 4.4.1 Deskripsi Gejala Antagonis Yang Terjadi Antara Isolat Bakteri Kitinolitik Dan

G. boninense

Isolat Gejala Antagonis BK17 Pertumbuhan hifa terhambat, hifa menggulung, hifa kerdil, hifa menggembung BK15 Pertumbuhan miselium Ganoderma terhambat, hifa menggulung, hifa bengkok BK13 Pertumbuhan miselium terhambat, hifa lisis, hifa menggulung KR05 Pertumbuhan miselium Ganoderma terhambat, hifa kerdil, hifa menggulung LK 08 Pertumbuhan miselium Ganoderma terhambat, hifa menggulung, hifa kerdil, hifa bengkok Beberapa isolat bakteri kitinolitik berpotensi telah dikembangkan sebagai agen pengendali hayati fungi patogen tanaman. Uji pendahuluan yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri kitinolitik menunjukkan bahwa terdapat isolat bakteri kitinolitik yang mampu menghambat pertumbuhan fungi uji. Meski demikian, kemampuan menghambat pertumbuhan fungi uji bervariasi Suryanto et al. 2009. Hal ini menunjukkan bahwa spesifisitas masing-masing bakteri berbeda. Menurut Irawati 2008 bahwa bakteri kitinolitik BK08, LK08, KR05, BK07 dan BK09, memiliki kemampuan dalam menghambat G. boninense, Fusarium oxysforum, dan Penicillium citrinum. Perbedaan tersebut dapat berasal dari kemampuan yang berbeda dalam menghasilkan enzim-enzim yang mampu mendegradasi dinding sel fungi Suryanto et al. 2009. Universitas Sumatera Utara Abnormalitas pertumbuhan miselium G . boninense berupa pembengkokan ujung miselium, miselium lisis dan miselium tumbuh kerdil Lorito et al . 1992 dapat dilihat pada Gambar. 4.4.1 A B C D E F Gambar 4.4.1 Bentuk Hifa Abnormal Ganoderma boninense, A Hifa Bengkok, B Hifa Menggulung, C Hifa Bengkok, D Hifa Lisis, F Hifa Kerdil, F Hifa Normal

G. boninense

Berdasarkan pada aktivitas hidrolitik dari β-1,3-glukanase dan hubungannya dengan infeksi patogen, β-1,3-glukanase dinyatakan sebagai komponen penting dalam mekanisme Universitas Sumatera Utara pertahanan melawan patogen. Glukanase terlibat dalam mobilisasi β-glukan saat sumber karbon dan energi telah habis, berperan sebagai enzim autolitik De la Cruz et al. 1995. Keanekaragaman, spesifitas organ dan perkembangan dan pola ekspresi yang berbeda menunjukkan bahwa β-1,3-glukanase memiliki fungsi biologis dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam mekanisme pertahanan pada tanaman Jin et al. 1999. Pada tumbuhan enzim kitinase ini digunakan sebagai pertahanan melawan serangan organisme patogen yang mengandung kitin Fujii Miyashita 1993. Aktivitas kitinase yang rendah pada jaringan tanaman sehat dapat diinduksi dengan adanya kitin pada jaringan tersebut, sehingga aktivitas kitinase meningkat tajam oleh pelukaan atau infeksi cendawan Graham Sticlen 1994. Mekanisme antagonisme pada kelima isolat tersebut kemungkinan menunjukkan sebagai mikoparasit yang sangat aktif. Menurut Susanto et al. 2002, proses mikoparasitik terdiri atas empat tahapan yaitu 1 Pertumbuhan kemotropis. Kemotropis yang dimaksud adalah kemotropis positif yaitu pertumbuhan yang menuju stimulus kimia, 2 Pengenalan rekognisi. Rekognisi antara isolat bakteri kitinolitik dengan patogen tanaman inang bersifat spesifik. 3 Perlekatan dan pelilitan. Setelah terjadi proses rekognisi, selanjutnya bakteri akan melakukan proses perlekatan hifa patogen sasaran. 4. Lisis. Proses yang terakhir adalah degradasi dinding sel patogen. Untuk keperluan ini bakteri mengeluarkan enzim kitinase dan glukanase. Hal ini disebabkan komponen utama dinding sel patogen khususnya fungi yang terdiri atas kitin dan glukan. Menurut Elad 1993, peran enzim kitinase dalam mekanisme antagonisme adalah pada saat terjadi mikoparasitik. Universitas Sumatera Utara

4.5. Reisolasi