3.5 Uji Antagonisme In Vitro Bakteri Kitinolitik
Bakteri kitinolitik diremajakan di media koloidal kitin selama 72 jam pada suhu 32
o
C Suryanto 2006. Kemampuan bakteri kitinolitik dalam menghambat pertumbuhan fungi diuji dengan uji antagonisme
in vitro
dalam cawan Petri. Biakan fungi ditumbuhkan di media koloidal kitin dengan jarak 3,5 cm dari cakram tempat inokulum bakteri dan
dibuat 2 titik pengulangan. Biakan tersebut diinkubasi selama 72 jam pada suhu ruang. Selanjutnya suspensi bakteri kitinolitik yang telah dibuat dengan konsentrasi ≈ 10
8
selml standart McFarland diinokulasikan pada cakram dengan diameter 0,5 cm di bagian tengah
media kitin sebanyak 0,01 ml. Biakan diinokulasi pada suhu 30
o
C. Akitivitas penghambatan ditentukan berdasarkan zona hambat yang terbentuk di sekitar koloni.
Pengamatan dimulai dari hari ke-5 sampai hari ke-10 Irawati, 2008.
Gambar 3.5.1 Metode pengukuran zona hambat bakteri kitinolitik terhadap koloni jamur; A. Koloni jamur; B. Zona hambat bakteri kitinolitik terhadap koloni jamur;
C. Titik tengah jamur diletakkan; D. Koloni bakteri kitinolitik; x. Diameter koloni jamur yang terhambat pertumbuhannya; y. Diameter koloni jamur
normal.
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran jari-jari zona hambat bakteri dilakukan dengan menggunakan jangka sorong. Jari-jari zona hambat bakteri kitinolitik = Y - X
2
Ket : Y = Diameter fungi yang tidak terhambat X = Diameter yang terhambat
3.6 Pengamatan Abnormalitas Miselium
G
.
boninense
Setelah Uji Antagonis
Pengamatan dilakukan dengan 2 cara yaitu secara visual dan mikroskopis. Pengamatan secara visual dilakukan dengan cara melihat zonaluas pertumbuhan miselium
G
.
boninense
. Pengamatan secara mikroskopis dilakukan dengan cara mengamati ujung miselium pada daerahzona hambat
G. boninense
. Ujung miselium
G
.
boninense
yang tumbuh pada permukaan media PDA dipotong berbentuk
block square
. Kemudian diletakkan pada objek gelas. Selanjutnya diamati adanya abnormalitas pertumbuhan
miselium
G
.
boninense
. berupa pembengkokan ujung miselium, miselium pecah, miselium berbelah, miselium bercabang, miselium lisis dan miselium tumbuh kerdil Lorito
et al.
1992.
3.7 Penyediaan Media Tanam