Teknik Pengumpulan Data

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara-cara operasional yang ditempuh oleh penulis untuk memperoleh data yang diperlukan. Berhasil tidaknya suatu penelitian tergantung pada data yang obyektif. Oleh karena itu sangat perlu diperhatikan teknik pengumpulan data yang dipergunakan sebagai alat pengambil data. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang diperlukan adalah :

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Menurut Lexy J. Moleong (2009: 186) mengatakan bahwa pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan

Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2010: 317) wawancara adalah Pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu Peneliti dalam hal ini menggunakan teknik wawancara mendalam (in- depth interviewing ) secara terbuka dengan para informan yang terkait dengan permasalahan. Sehingga dengan wawancara mendalam ini akan mendapatkan data dari para informan dengan lebih tepat, akurat dan tajam, dan dapat mengungkapkan permasalahan yang diteliti.

Menurut Sugiyono (2010: 194-199) mengatakan bahwa penelitian kualitatif terdapat dua teknik pengumpulan data melalui wawancara yaitu wawancara terstuktur dan wawancara tidak terstuktur

Berikut ini penjelasan mengenai wawancara terstuktur dan wawancara tidak terstuktur.

a. Wawancara terstruktur adalah teknik pengumpulan data, bila peneliti telah mengetahui pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam melakukan wawancara, pewawancara menggunakan pedoman wawancara.

b. Wawancara tidak terstuktur merupakan wawancara yang bebas dimana peneliti hanya menggunakan pedoman wawancara yang tidak tersusun secara sistematis dan lengkap namun hanya berupa garis-garis besarnya permasalahan yang akan ditanyakan. Teknik wawancara ini sering digunakan dalam penelitian pendahuluan atau malahan untuk penelitian yang lebih mendalam. Peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan responden. Berdasarkan analisis terhadap setiap jawaban dari responden tersebut, maka peneliti dapat mengajukan pertanyaan berikutnya yang lebih terarah pada suatu tujuan.

Wawancara dalam penelitian ini menggunakan cara antara lain:

1) Menggunakan metode diskusi yaitu antara informan dengan peneliti.

permasalahan.

3) Informan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti

4) Peneliti memberikan feedback atas jawaban dari informan mengenai permasalahan yang belum jelas.

5) Informan kembali menjelaskan feedback dari peneliti.

6) Sebelum mengakhiri wawancara, peneliti kembali menegaskan jawaban yang diberikan oleh informan serta peneliti menanyakan kembali jawaban yang peneliti belum pahami.

7) Wawancara diakhiri setelah peneliti benar-benar mendapatkan data yang dianggap peneliti dapat mendukung penelitiannya.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam (in depth interviewing) karena peneliti ingin menggali informasi lebih dalam dan mendapatkan data yang diperlukan secara lengkap. Selain wawancara mendalam peneliti juga menggunakan teknik wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara terstruktur dilakukan kepada anggota Kepolisian Unit PPA Sat Reskrim Polresta Surakarta, pengurus Yayasan KAKAK Surakarta, tokoh agama, tokoh masyarakat dan juga masyarakat (orang/perorangan) Kota Surakarta yang diambil beberapa sampel dari beberapa kecamatan yang ada di Kota Surakarta. Peneliti telah membuat pedoman wawancara sebelum melaksanakan wawancara. Hal ini dilakukan untuk mengetahui informasi terkait dengan rumusan masalah yang sudah dibahas di bab pendahuluan.

Selain wawancara terstruktur peneliti juga melakukan wawancara tidak terstruktur. Teknik wawancara tidak terstruktur dilakukan kepada masyarakat Kota Surakarta untuk menggali informan lebih dalam, peneliti biasanya harus memancing informan dengan pertanyaan yang sedikit ringan terkesan santai, serta tidak terpancang pada pedoman wawancara. Dengan teknik wawancara ini diharapkan peneliti dapat medapatkan informasi tambahan yang lebih mendalam dan lebih lengkap dari jawaban yang didapat selain dari wawancara terstruktur.

Menurut Susan Sainback dalam Sugiyono (2010: 310) membagi observasi berpartisipasi menjadi empat yang meliputi, Passive participation, moderate participation, active participation, dan complete participation

Hal tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut:

a. Partisipasi pasif (passive participation), peneliti datang sendiri di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat.

b. Partisipasi moderat (moderate participation), peneliti dalam mengumpulkan data ikut observasi partisipasif dalam beberapa kegiatan, tetapi tidak semuanya.

c. Partisipasi aktif (active participation), peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh narasumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap.

d. Partisipasi lengkap (complete participation), peneliti sudah terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan narasumber data.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi partisipasi moderat (moderate participation) yaitu peneliti dalam mengumpulkan data melakukan pengamatan dan juga ikut dalam beberapa kegiatan partisipasi kader Yayasan KAKAK yang terdiri dari masyarakat dalam mengikuti kegiatan capacity building /peningkatan ketrampilan pengurus PPT PA (Program Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak) Kelurahan Jebres dengan mencatat berbagai hal yang dianggap perlu mendukung penelitian ini, tetapi tidak semuanya. Observasi yang dilakukan peneliti dengan cara mengamati antusiasme serta komitmen masyarakat dalam mengikuti kegiatan tersebut untuk meningkatkan ketrampilan mereka dalam menangani kasus kejahatan kekerasan seksual pada perempuan dan anak. Mengenai hasil observasi, peneliti melampirkan foto dan juga materi yang diberikan oleh Yayasan KAKAK dalam kegiatan capcity building tersebut.

3. Analisis Dokumen

yang sangat penting artinya dalam penelitian kualitatif terutama bila sasaran kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau yang sangat berkaitan dengan kondisi atau peristiwa masa kini Data-data yang sangat penting artinya dalam penelitian kualitatif terutama bila sasaran kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi di masa lampau yang sangat berkaitan dengan kondisi atau peristiwa masa kini Data-data

Dalam teknik dokumentasi peneliti melakukan telaah kepustakaan dan content analysis dokumen disebut juga content analysis dan yang dimaksud bahwa peneliti bukan hanya sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip tetapi juga t

Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah data situasi dan jumlah kasus kekerasan seksual pada anak dari bulan Januari 2009-Juni 2011 yang terjangkau oleh Yayasan KAKAK Surakarta yang meliputi kasus yang terjadi di Eks Karisidenan Surakarta dan data kasus kekerasan seksual yang terjadi pada anak di kota Surakarta selama tahun 2010-2011 dari Unit PPA (Unit Pelayanan Perempuan dan Anak) Sat Reskrim Polresta Surakarta.