Partisipasi Masyarakat dalam Menanggulangi Kejahatan Kekerasan

1. Partisipasi Masyarakat dalam Menanggulangi Kejahatan Kekerasan

Seksual Pada Anak di Kota Surakarta

b. Partisipasi Yayasan KAKAK

1) Pencegahan

a) Mengembangkan Sistem Perlindungan Anak di sekolah dan di wilayah (1) Di wilayah Wilayah yang dimaksud adalah Kelurahan Semanggi dan Jebres, dan alasan dari pemilihan wilayah tersebut yaitu karena kedua wilayah tersebut dianggap rentan terjadi kasus kekerasan seksual pada anak. Kemudian untuk kegiatan yang dilakukan oleh Yayasan KAKAK untuk mencegah kekerasan seksual di wilayah yaitu meliputi : (a) Memberikan sosialisasi di wilayah (b) Mendorong terbentuknya PPT PA (Program Pelayanan Terpadu

Perempuan dan Anak) di tingkat kelurahan sebagai salah satu pengembangan sistem perlindungan anak di kelurahan

(2) Di sekolah Upaya pencegahan kekerasan seksual di sekolah yang dilakukan oleh Yayasan KAKAK dibeberapa sekolah di Kota

Surakarta. (a) Mengadakan sosialisasi dan roadshow di beberapa sekolah untuk

memberikan pendidikan seksual pada anak sebagai upaya pencegahan kekerasan seksual pada anak usia remaja.

(b) Mendorong dimasukkannya kurikulum tentang pendidilan seksual

dan kesehatan reproduksi di sekolah (c) Memberikan beasiswa untuk anak-anak korban kekerasan seksual

2) Penanganan

a) Melakukan penjangkauan (outreach), pendekatan dan pendampingan korban

b) Memberikan pelayanan bagi korban kekerasan seksual (medis, psikologis, hukum dan pendidikan)

3) Rehabilitasi Rehabilitasi merupakan upaya pemulihan korban kekerasan seksual oleh sebab itu Yayasan KAKAK membantu korban dengan mencarikan dukungan dari lembaga dan dinas yang dapat ikut memberikan pelayanan secara gratis bagi korban, karena rehabilitaasi juga merupakan tanggung jawab Negara sehingga Yayasan KAKAK ikut melakukan advokasi kebijakan pada dinas-dinas terkait dan juga advokasi agar dinas mau ikut mendukung penyembuhan korban.

a) Rehabilitasi Medis

b) Rehabilitasi Psikologis

c) Rehabilitasi Pendidikan

d) Rehabilitasi Ekonomi dengan pemberdayaan ekonomi dan mengusahakan anak korban kekerasan seksual dapat meningkatkan ketrampilan life skill

4) Advokasi Advokasi yang dilakukan oleh Yayasan KAKAK disini yaitu untuk mempengaruhi kebijakan dan juga pelayanan bagi korban, kegiatan advokasi ini dilakukan dengan berkoordinasi dengan dinas atau lembaga lain untuk membantu korban kekerasan seksual. Selain itu Yayasan KAKAK juga ikut 4) Advokasi Advokasi yang dilakukan oleh Yayasan KAKAK disini yaitu untuk mempengaruhi kebijakan dan juga pelayanan bagi korban, kegiatan advokasi ini dilakukan dengan berkoordinasi dengan dinas atau lembaga lain untuk membantu korban kekerasan seksual. Selain itu Yayasan KAKAK juga ikut

a. Partisipasi Masyarakat Perorangan (Tokoh Masyarakat)

1) Pencegahan

a) Melakukan sosialisasi,

b) Mengkampanyekan hak-hak dan permasalahan yang menimpa anak,

c) Membentuk forum anak dan memfasilitasi anak untuk mengembangkan minat dan bakat, dan

d) Mendirikan sekolah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini),TPA (Taman

agam Kristen

2) Penanganan Secara Non Penal

a) Menerima laporan dan mendampingi korban dan keluarga untuk melaporkan kejadian kepada pihak berwajib atau menghubungi LSM,

b) Menjangkau korban, memberikan pendampingan dan membantu proses rehabilitasi korban, dan

c) Membentuk PPT PA (Program Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak) di tingkat kelurahan.

b. Partisipasi Masyarakat Perorangan (Tokoh Agama)

1) Pencegahan a)

dan

b) Melakukan sosialisasi melalui ceramah agama.

2) Penanganan Secara Non Penal

a) Memberikan pendampingan secara psikologis/spiritual, dan

b) Menerima laporan dan mendampingi korban dan keluarga melaporkan kejadian kepada polisi dan membantu menghubungi LSM yang bergerak dibidang perlindungan korban kekerasan seksual.

d. Partisipasi Masyarakat Perorangan (Masyarakat Biasa)

1) Pencegahan

a) Melakukan sosialisasi, dan a) Melakukan sosialisasi, dan

2) Penanganan Secara Non Penal

a) Melaporkan kejadian kepada pihak yang berwajib (pejabat lingkungan setempat, polisi dan LSM), dan

b) Memberikan kesaksian saat persidangan.

Diknas (Departemen Pendidikan Nasional) menyebutkan bahwa : Ketrampilan berpartisipasi meliputi ketrampilan berpartisipasi dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara, berperan serta aktif mewujudkan masyarakat madani (civil society), ketrampilan mempengaruhi dan memonitoring jalannya pemerintahan dan proses pengambilan keputusan politik, ketrampilan memecahkan masalah sosial, ketrampilan mengadakan koalisi, kerjasama dan mengelola konflik (Winarno dan Wijianto, 2010 : 55).

Pasal 69 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang dimaksud perlindungan khusus bagi anak korban kekerasan meliputi :

(5) Perlindungan khusus bagi anak korban kekerasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 meliputi kekerasan fisik, psikis, dan seksual dilakukan melalui upaya :

e. Penyebarluasan dan sosialisasi peraturan perundang-undangan yang melindungi anak korban tindak kekerasan; dan

f. Pemantauan, pelaporan, dan pemberian sanksi. (6) Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

Selain bentuk perlindungan khusus di atas ada juga bantuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam menanggulangi kejahatan kekerasan seksual pada anak yang meliputi tindakan-tindakan di bawah ini :

f) Pertama yang harus dilakukan jika terjadi kekerasan seksual seperti perkosaan dan lainnya adalah membantu korban. Keselamatan anak merupakan prioritas utama, berikan layanan dan bantuan medis secara layak. Segala bentuk bantuan dilakukan harus didasarkan pada kepentingan terbaik anak dan harus mempertimbangkan keinginan dan perasaan anak tersebut.

g) Setelah terjadi kekerasan seksual seperti perkosaan dan lainnya umumnya korban mengalami guncangan jiwa yang hebat dan korban membutuhkan dukungan serta rasa simpati dari masyarakat. Jangan sampai korban justru dicemooh dan disisihkan. Rangkul mereka dan g) Setelah terjadi kekerasan seksual seperti perkosaan dan lainnya umumnya korban mengalami guncangan jiwa yang hebat dan korban membutuhkan dukungan serta rasa simpati dari masyarakat. Jangan sampai korban justru dicemooh dan disisihkan. Rangkul mereka dan

h) Lapor kepada pihak yang berwajib supaya dapat dilakukan visum, jika si anak takut maka hubungi keluarga untuk mendampingi anak ke kantor polisi.

i) Kalau perlu, korban dibantu untuk menghubungi salah satu LSM yang biasanya menaungi dan mendampingi korban kekerasan seksual seperti perkosaan dan lainnya. Karena LSM merupakan lembaga terlatih dan sudah tahu hal-hal apa yang harus dilakukan dan sudah biasa menangani masalah serupa bahkan sampai tahap proses peradilan jika memang korban menghendaki.

j) Berikan keterangan sebagai saksi kejadian apabila mengetahui langsung peristiwa tersebut kepada polisi apabila memang diminta/diperlukan

(Anonim,

1 diakses dalam

http://www.smallcrab.com ). Apabila dikaitkan dengan teori tentang ketrampilan partisipasi dan

bentuk-bentuk partisipasi masyarakat di atas hal tersebut relevan dari hasil penelitian ini hampir dari semua ketrampilan dan bentuk-bentuk partisipasi masyarakat yang ada diberikan dan dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat dan beberapa masyarakat Kota Surakarta yang dijadikan informan dalam penelitian ini.