Kekerasan Seksual pada Anak

Kekerasan Seksual pada Anak

a. Pengertian Menanggulangan dan Konsepsi dalam Menanggulangi Kriminalitas

1) Pengertian Menanggulangi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 1138)

(seperti banjir, narkoba, kenakalan remaja dan sebagainya), dan ganguan (

Jadi dapat disimpulkan bahwa menanggulangi adalah tindakan atau perbuatan yang dilakukan untuk mengatasi, mengahadapi suatu gangguan, permasalahan dan keadaan bahaya. Dalam hal ini yaitu menanggulangi kejahatan kekerasan seksual pada anak.

2) Konsepsi dalam Menanggulangi Kriminalitas

Secara konsepsional, usaha pembinaan terhadap pelaku kejahatan yaitu memadukan unsur-unsur yang berhubungan dengan mekanisme peradilan pidana serta partisipasi masyarakat. Adapun konsepsi dalam menanggulangi kriminalitas antara lain sebagai berikut :

1) Peningkatan dan pemantapan aparat penengak hukum, yaitu meliputi pemantapan organisasinya, personel, sarana dan prasarana untuk mempertuntaskan perkara-perkara pidana.

2) Perundang-undangan berfungsi untuk menganalisis dan menekan kejahatan dengan mempertimbangkan masa depan bangsa.

3) Mekanisme peradilan pidana yang efektif dan efisien (cepat, tepat, mudah,dan sederhana).

4) Koordinasi antara penegak hukum dan aparatur pemerintahan lainnya yang saling berhubungan (saling mengisi) dan saling bekerjasama untuk meningkatkan daya guna penanggulangan kriminalitas.

5) Partisipasi masyarakat untuk membantu kelancaran pelaksanaan penanggulangan kriminalitas yang terjadi di masyarakat itu sendiri (Walter C. Reckless dalam Abdulsyani, 1987: 28-29).

Dari uraian tentang konsepsi dalam menanggulangi kriminalitas di atas dapat disimpulkan bahwa penanggulangan kejahatan tidak hanya Dari uraian tentang konsepsi dalam menanggulangi kriminalitas di atas dapat disimpulkan bahwa penanggulangan kejahatan tidak hanya

b. Upaya Menanggulangi Kejahatan Kekerasan Seksual pada Anak

Kejahatan merupakan salah satu bentuk dari perilaku menyimpang yang selalu ada dan melekat pada tiap bentuk masyarakat. Perilaku menyimpang itu merupakan suatu ancaman yang nyata atau ancaman terhadap norma-norma sosial dan merupakan ancaman real atau potensial bagi berlangsungnya ketertiban sosial, dan merupakan masalah kemanusiaan. (Muladi dan Nawawi dalam Lukman Hakim, 2008: 79).

Oleh sebab itu para praktisi hukum maupun pemerintah setiap negara selalu melakukan berbagai usaha untuk menanggulangi kejahatan dalam arti mencegah sebelum terjadi dan menindak pelaku kejahatan yang telah melakukan perbuatan atau pelanggaran atau melawan hukum. Usaha-usaha yang rasional untuk mengendalikan atau menanggulangi kejahatan (politik kriminal) sudah barang tentu tidak hanya dengan menggunakan sarana penal (hukum pidana), tetapi dapat juga menggunakan sarana yang non penal.

1) Upaya Represif dengan Menggunakan Sarana Penal/Sanksi Pidana

Menurut Lukman Hakim Nainggolan dalam Jurnal Equality yang berjudul Bentuk-Bentuk Kekerasan Seksual Pada Anak di Bawah Umur (2008: 79) mengemukakan bahwa :

Penanggulangan secara penal yaitu penanggulangan setelah terjadinya kejahatan atau menjelang terjadinya kejahatan, dengan tujuan agar kejahatan itu tidak terulang kembali. Penanggulangan secara penal dalam suatu kebijakan kriminal merupakan penanggulangan kejahatan dengan memberikan sanksi pidana bagi para pelakunya sehingga menjadi contoh agar orang lain tidak melakukan kejahatan. Dengan diberikannya sanksi hukum pada pelaku, maka memberikan perlindungan secara tidak langsung kepada korban perkosaan anak di bawah umur ataupun perlindungan terhadap calon korban. Ini berarti Penanggulangan secara penal yaitu penanggulangan setelah terjadinya kejahatan atau menjelang terjadinya kejahatan, dengan tujuan agar kejahatan itu tidak terulang kembali. Penanggulangan secara penal dalam suatu kebijakan kriminal merupakan penanggulangan kejahatan dengan memberikan sanksi pidana bagi para pelakunya sehingga menjadi contoh agar orang lain tidak melakukan kejahatan. Dengan diberikannya sanksi hukum pada pelaku, maka memberikan perlindungan secara tidak langsung kepada korban perkosaan anak di bawah umur ataupun perlindungan terhadap calon korban. Ini berarti

Menanggulangi kejahatan kekerasan seksual pada anak melalui upaya penal dilakukan secara represif yaitu dengan memberikan tekanan dan tindakan tegas bagi pelaku kejahatan. Upaya penal ini dimulai dengan adanya delik aduan kemudian dilanjutkan dengan usaha penangkapan, pengusutan di peradilan, dan penghukuman bagi pelaku. Penanggulangan yang bersifat represif ini yaitu berupa tindakan penanggulangan yang dilakukan setelah terjadi kejahatan dengan memberikan sanksi hukum yang setimpal dengan perbuatan/kesalahan yang dilakukan oleh pelaku untuk mempertanggungjawabankan perbuatannya, hal tersebut untuk menimbulkan efek jera bagi pelaku dan mencegah orang yang memiliki mental jahat yang memiliki niat melakukan perbuatan yang sama. Dengan pemberian sanksi pidana ini diharapkan kejahatan serupa tidak akan terjadi lagi di kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu dalam tindakan penanggulangan kejahatan secara penal ini peranan aparat penegak hukum polisi, jaksa, dan hakim sangatlah penting (Lukman Hakim, 2008: 79).

Pihak kepolisian perlu mengembangkan sistem responnya yang cepat dan tepat apabila mendapat laporan tentang terjadinya peristiwa kejahatan. Setelah itu mengadakan penyelidikan dan juga penyidikan, tentunya dengan bantuan dan kerjasama dari anggota masyarakat sekitar tempat kejadian sehingga dapat mengajukan ke pengadilan untuk mendapatkan pembuktian, yang obyektif demi terciptanya keadilan bagi masyarakat. Masyarakat yang mengetahui langsung kejadian tersebut juga diharapkan mau memberikan keterangan melalui kesaksian demi kelancaran pengusutan kasus. Upaya penanggulangan secara penal ini dalam kejahatan kekerasan seksual anak diharapkan kepada pelaku dihukum semaksimal mungkin agar pelaku akan jera dan menyesali perbuatannya.

Menurut Berda Nawawi Arief (2010: 34) menyatakan bahwa : Konsepsi penanggulangan kejahatan yang integral mengandung

konsekuensi bahwa segala usaha yang rasional untuk menanggulangi kejahatan harus merupakan satu kesatuan terpadu. Ini berarti kebijakan untuk menanggulangi kejahatan dengan menggunakan sanksi pidana, harus pula dipadukan dengan usaha-usaha yang bersifat non-penal.

-usaha non-penal ini dapat meliputi bidang yang sangat luas sekali di seluruh

Kemudian menurut Lukman Hakim (2008: 80) menyebutkan bahwa: Usaha-usaha non penal bisa berupa penyantunan dan pendidikan

sosial dalam rangka mengembangkan tanggung jawab sosial warga masyarakat, penggarapan kesehatan jiwa masyarakat melalui pendidikan moral, agama, dan sebagainya, peningkatan usaha dan kesejahteraan anak remaja, kegiatan patroli dan pengawasan lainnya secara kontinyu oleh polisi dan aparat keamanan lainnya dan sebagainya.

Berda Nawawi j

- usaha non penal ini adalah memperbaiki kondisi-kondisi sosial tertentu

keseluruhan kegiatan preventif yang non penal itu sebenarnya mempunyai kedudukan yang sangat strategis. Ia memegang posisi kunci yang harus

3) Upaya Preventif Penanggulangan kejahatan kejahatan kekerasan seksual pada anak dapat dilakukan dengan cara yang bersifat preventif maksudnya adalah upaya penanggulangan yang lebih dititikberatkan pada pencegahan kejahatan yang bertujuan agar kejahatan itu tidak sampai terjadi (Lukman Hakim Nainggolan, 2008: 80).

adalah lebih baik daripada tindakan represif (penanganan) atau

Usaha pencegahan tidak selalu memerlukan suatu organisasi dan birokrasi, yang dapat menjurus kearah birokratisme yang merugikan penyalahgunaan kekuasaan/wewenang. Usaha pencegahan akan lebih ekonomis dan tidak terlalu banyak memakan tenaga bila dibandingkan dengan usaha represif dan rehabilitasi. Usaha pencegahan juga dapat dilakukan oleh perorangan dan tidak selalu memerlukan keahlian seperti pada usaha represif dan rehabilitasi. Usaha pencegahan tidak perlu menimbulkan akibat yang negatif seperti stigmatisasi (pemberian cap pada yang dihukum/dibina), pengasingan, penderitaan bagi pelaku dan korban. Selain itu upaya pencegahan dapat pula mempererat persatuan, kerukunan dan meningkatkan rasa tanggungjawab terhadap sesama anggota masyarakat.

Dalam usaha pencegahan kriminalitas, kata pencegahan dapat berarti antara lain mengadakan usaha perubahan yang positif, dalam hal kejahatan khususnya yaitu pencegahan terjadinya kejahatan kekerasan seksual pada anak. Misalnya seperti memberikan perlindungan terhadap anak karena anak paling mudah dibujuk dan belum dapat memberontak seperti yang dilakukan oleh orang-orang dewasa. Penanggulangan secara non penal kejahatan kekerasan seksual pada anak di bawah umur adalah dengan meningkatkan kesadaran hukum bagi anggota keluarga untuk lebih memahami kepentingan anak di masa depan. (Lukman Hakim Nainggolan, 2008: 80).

Jadi dapat disimpulkan bahwa upaya pencegahan sangat penting dilakukan untuk menanggulangi bentuk kejahatan apapun, termasuk kejahatan kekerasan seksual pada anak, selain lebih ekonomis daripada upaya represif, upaya pencegahan juga dapat meningkatkan rasa tanggungjawab terhadap sesama anggota masyarakat untuk ikut menjaga keamanaan demi kepentingan bersama. Apalagi kejahatan kekerasan seksual yang menimpa anak tentu akan sangat berpengaruh bagi masa depan anak sehingga sebelum terjadi perlu adanya pencegahan agar Jadi dapat disimpulkan bahwa upaya pencegahan sangat penting dilakukan untuk menanggulangi bentuk kejahatan apapun, termasuk kejahatan kekerasan seksual pada anak, selain lebih ekonomis daripada upaya represif, upaya pencegahan juga dapat meningkatkan rasa tanggungjawab terhadap sesama anggota masyarakat untuk ikut menjaga keamanaan demi kepentingan bersama. Apalagi kejahatan kekerasan seksual yang menimpa anak tentu akan sangat berpengaruh bagi masa depan anak sehingga sebelum terjadi perlu adanya pencegahan agar

Dalam hal ini upaya menanggulangi kejahatan kekerasan seksual pada anak yang dilakukan oleh masyarakat yaitu upaya preventif dan upaya represif dengan kegiatan/usaha yang bersifat non penal/tidak menggunakan sanksi pidana.

c. Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Menaggulangi Kejahatan Kekerasan Seksual pada Anak

Pasal 69 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, yang dimaksud perlindungan khusus bagi anak korban kekerasan meliputi :

(3) Perlindungan khusus bagi anak korban kekerasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 meliputi kekerasan fisik, psikis, dan seksual dilakukan melalui upaya :

c. Penyebarluasan dan sosialisasi peraturan perundang-undangan yang melindungi anak korban tindak kekerasan; dan

d. Pemantauan, pelaporan, dan pemberian sanksi. (4) Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, atau turut serta melakukan kekerasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

Selain bentuk perlindungan khusus di atas ada juga bantuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam menanggulangi kejahatan kekerasan seksual pada anak yang meliputi tindakan-tindakan di bawah ini :

a) Pertama yang harus dilakukan jika terjadi kekerasan seksual seperti perkosaan dan lainnya adalah membantu korban. Keselamatan anak merupakan prioritas utama, berikan layanan dan bantuan medis secara layak. Segala bentuk bantuan dilakukan harus didasarkan pada kepentingan terbaik anak dan harus mempertimbangkan keinginan dan perasaan anak tersebut.

b) Setelah terjadi kekerasan seksual seperti perkosaan dan lainnya umumnya korban mengalami guncangan jiwa yang hebat dan korban membutuhkan dukungan serta rasa simpati dari masyarakat. Jangan sampai korban justru dicemooh dan disisihkan. Rangkul mereka dan beri pengertian bahwa semua kejadian yang mereka alami bukan kesalahan mereka tetapi kesalahan pelaku.

si anak takut maka hubungi keluarga untuk mendampingi anak ke kantor polisi.

d) Kalau perlu, korban dibantu untuk menghubungi salah satu LSM yang biasanya menaungi dan mendampingi korban kekerasan seksual seperti perkosaan dan lainnya. Karena LSM merupakan lembaga terlatih dan sudah tahu hal-hal apa yang harus dilakukan dan sudah biasa menangani masalah serupa bahkan sampai tahap proses peradilan jika memang korban menghendaki.

e) Berikan keterangan sebagai saksi kejadian apabila mengetahui langsung peristiwa tersebut kepada polisi apabila memang diminta/diperlukan.

(Anonim,

2010:

1 diakses dalam

http://www.smallcrab.com ).